Minggu, 31 Agustus 2014

Foto 3. Panzer-Division

Antena berpanji dari Panzerkampfwagen IV Ausf.A ini telah didirikan di atas palung penyimpan kayu. Sebuah kotak penyimpan besar - yang kemungkinan merupakan hasil modifikasi - ditempelkan di fender depan. Tank satu ini juga telah dilengkapi dengan deflektor antena yang dipasang di bawah laras meriam. Persis di samping Balkenkreuz-nya terpasang marking dari 3. Panzer-Division
 
-------------------------------------------------------------------------


Gerhard Holzweiß (lahir 23 Agustus 1920 di Bad Freienwalde/Oder, Königsberg) adalah prajurit Panzertruppen anggota Aufklärungs-Abteilung 1 (motorisiert) / Kradschützen-Bataillon 3 / Panzer-Aufklärungs-Abteilung 3 yang merupakan unit pendahulu dari 3. Panzer-Division, dan karenanya berhak untuk mengenakan Schwedter Adler di topinya. Di antara medali-medali yang terlihat dikenakannya adalah DRL Sportabzeichen; Panzerkampfabzeichen in Bronze; serta Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille)


Sumber :
Buku "Panzer IV: The Panzerkampfwagen IV Medium Tank 1939-1945" oleh Kevin Hjermstad
www.battlebornbooks.com

Foto Studio Panzertruppen Koleksi Jim Haley

Jim Haley adalah ekspatriat asal Amerika Serikat yang tinggal di Jerman. Dia juga merupakan seorang kolektor Panzertruppen yang sangat berdedikasi dan selalu memburu foto, dokumen, buku, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan minatnya tersebut. Di bawah adalah sebagian kecil dari koleksinya yang didapatnya dari sebuah studio foto tua. Di antara ribuan foto yang sudah diambil disana, terdapat banyak foto yang memperlihatkan para anggota Panzertruppen berpose di depan kamera. Kualitasnya sungguh luar biasa dan penuh dengan detail karena foto-foto ini discan dari negatif asli dan bukannya dari foto lagi. Silakan buktikan saja sendiri!


























Sumber :
www.battlebornbooks.com

Foto 276. Infanterie-Division

KOMMANDEUR

Generalleutnant Curt Badinski (17 Mei 1890 - 27 Februari 1966) bergabung dengan Lauenburgischen Jäger-Bataillon Nr. 9 tanggal 15 Januari 1910 dan bertempur dalam Perang Dunia Pertama sebagai awak senapan mesin. Karirnya terus berlanjut baik di Reichswehr dan Wehrmacht, dan saat Perang Dunia II pecah dia sudah menjadi komandan resimen infanteri dengan pangkat Oberst (Kolonel). Badinski dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 11 Oktober 1941 sebagai Oberst dan Kommandeur Infanterie-Regiment 489 / 269.Infanterie-Division / L.Armeekorps / 4.Panzergruppe / Heeresgruppe Nord setelah berhasil merebut Krasnogwardeisk dari tangan pasukan Rusia (9 September 1941) sekaligus mempertahankannya dari berkali-kali serangan balasan sengit yang melibatkan tank berat walaupun wilayah samping kanannya terbuka! Penempatan selanjutnya adalah sebagai komandan 23. Infanterie-Division (17 Januari 1942 - 10 Juli 1942), komandan 269. Infanterie-Division (1 September 1942 - 16 November 1942), Territorialabschnittsbefehlshaber Bergen (16 November 1942 - 24 November 1943), dan komandan 276. Infanterie-Division (24 November 1943 - 21 Agustus 1944). Badinski ditawan oleh pasukan Amerika dalam Pertempuran Kantong Falaise bulan Agustus 1944. Dia baru dibebaskan tahun 1947. Dia meninggal tahun 1966 dan dikuburkan di Parkfriedhof di Oldenburg bersama dengan istri tercintanya Ilse. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (18 September 1914) dan I.Klasse (27 Januari 1917); königlicher bayerische Militär-Verdienstorden IV.Klasse mit Schwertern (17 Oktober 1914); Hamburgisches Hanseatenkreuz (10 Juli 1916); Sachsen-Meiningisches Ehrenkreuz für Verdienst im Kriege (8 Juni 1917); Türkischer Eiserner Halbmond (4 Juli 1917); Königlich Bulgarische Tapferkeitsorden IV.Klasse 2.Stufe mit Schwertern (10 Agustus 1917); Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz (5 April 1918); kaiserlich und königlich Österreichische Militär-Verdienstkreuz III.Klasse mit Kriegsdekoration (15 Juli 1918); Ritterkreuz von Hohenzollern mit Schwertern (22 November 1918); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (26 Januari 1935); Dienstauszeichnung Heer 1. Klasse (2 Oktober 1936); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (25 Mei 1940) dan I.Klasse (29 Juni 1940); serta Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (14 Agustus 1942)


Sumber :
www.historic.de
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de

Foto 23. Infanterie-Division

KOMMANDEUR

Generalleutnant Curt Badinski (17 Mei 1890 - 27 Februari 1966) bergabung dengan Lauenburgischen Jäger-Bataillon Nr. 9 tanggal 15 Januari 1910 dan bertempur dalam Perang Dunia Pertama sebagai awak senapan mesin. Karirnya terus berlanjut baik di Reichswehr dan Wehrmacht, dan saat Perang Dunia II pecah dia sudah menjadi komandan resimen infanteri dengan pangkat Oberst (Kolonel). Badinski dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 11 Oktober 1941 sebagai Oberst dan Kommandeur Infanterie-Regiment 489 / 269.Infanterie-Division / L.Armeekorps / 4.Panzergruppe / Heeresgruppe Nord setelah berhasil merebut Krasnogwardeisk dari tangan pasukan Rusia (9 September 1941) sekaligus mempertahankannya dari berkali-kali serangan balasan sengit yang melibatkan tank berat walaupun wilayah samping kanannya terbuka! Penempatan selanjutnya adalah sebagai komandan 23. Infanterie-Division (17 Januari 1942 - 10 Juli 1942), komandan 269. Infanterie-Division (1 September 1942 - 16 November 1942), Territorialabschnittsbefehlshaber Bergen (16 November 1942 - 24 November 1943), dan komandan 276. Infanterie-Division (24 November 1943 - 21 Agustus 1944). Badinski ditawan oleh pasukan Amerika dalam Pertempuran Kantong Falaise bulan Agustus 1944. Dia baru dibebaskan tahun 1947. Dia meninggal tahun 1966 dan dikuburkan di Parkfriedhof di Oldenburg bersama dengan istri tercintanya Ilse. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (18 September 1914) dan I.Klasse (27 Januari 1917); königlicher bayerische Militär-Verdienstorden IV.Klasse mit Schwertern (17 Oktober 1914); Hamburgisches Hanseatenkreuz (10 Juli 1916); Sachsen-Meiningisches Ehrenkreuz für Verdienst im Kriege (8 Juni 1917); Türkischer Eiserner Halbmond (4 Juli 1917); Königlich Bulgarische Tapferkeitsorden IV.Klasse 2.Stufe mit Schwertern (10 Agustus 1917); Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz (5 April 1918); kaiserlich und königlich Österreichische Militär-Verdienstkreuz III.Klasse mit Kriegsdekoration (15 Juli 1918); Ritterkreuz von Hohenzollern mit Schwertern (22 November 1918); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (26 Januari 1935); Dienstauszeichnung Heer 1. Klasse (2 Oktober 1936); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (25 Mei 1940) dan I.Klasse (29 Juni 1940); serta Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (14 Agustus 1942)


Sumber :
www.historic.de
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de

Foto 269. Infanterie-Division

Para perwira dari Infanterie-Regiment 489 / 269.Infanterie-Division menginspeksi Dataran Tinggi 108 di Luga (Leningrad) bulan Agustus 1941. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Wilhelm Riedel (Kommandeur II.Bataillon / Infanterie-Regiment 489), Oberst Curt Badinski (Kommandeur Infanterie-Regiment 489), Leutnant Stelloh (Adjutant Infanterie-Regiment 489), dan Major Hermann-Heinrich Behrend (Kommandeur I.Bataillon / Infanterie-Regiment 489)

 -----------------------------------------------------------------------

KOMMANDEUR

Generalleutnant Curt Badinski (17 Mei 1890 - 27 Februari 1966) bergabung dengan Lauenburgischen Jäger-Bataillon Nr. 9 tanggal 15 Januari 1910 dan bertempur dalam Perang Dunia Pertama sebagai awak senapan mesin. Karirnya terus berlanjut baik di Reichswehr dan Wehrmacht, dan saat Perang Dunia II pecah dia sudah menjadi komandan resimen infanteri dengan pangkat Oberst (Kolonel). Badinski dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 11 Oktober 1941 sebagai Oberst dan Kommandeur Infanterie-Regiment 489 / 269.Infanterie-Division / L.Armeekorps / 4.Panzergruppe / Heeresgruppe Nord setelah berhasil merebut Krasnogwardeisk dari tangan pasukan Rusia (9 September 1941) sekaligus mempertahankannya dari berkali-kali serangan balasan sengit yang melibatkan tank berat walaupun wilayah samping kanannya terbuka! Penempatan selanjutnya adalah sebagai komandan 23. Infanterie-Division (17 Januari 1942 - 10 Juli 1942), komandan 269. Infanterie-Division (1 September 1942 - 16 November 1942), Territorialabschnittsbefehlshaber Bergen (16 November 1942 - 24 November 1943), dan komandan 276. Infanterie-Division (24 November 1943 - 21 Agustus 1944). Badinski ditawan oleh pasukan Amerika dalam Pertempuran Kantong Falaise bulan Agustus 1944. Dia baru dibebaskan tahun 1947. Dia meninggal tahun 1966 dan dikuburkan di Parkfriedhof di Oldenburg bersama dengan istri tercintanya Ilse. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (18 September 1914) dan I.Klasse (27 Januari 1917); königlicher bayerische Militär-Verdienstorden IV.Klasse mit Schwertern (17 Oktober 1914); Hamburgisches Hanseatenkreuz (10 Juli 1916); Sachsen-Meiningisches Ehrenkreuz für Verdienst im Kriege (8 Juni 1917); Türkischer Eiserner Halbmond (4 Juli 1917); Königlich Bulgarische Tapferkeitsorden IV.Klasse 2.Stufe mit Schwertern (10 Agustus 1917); Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz (5 April 1918); kaiserlich und königlich Österreichische Militär-Verdienstkreuz III.Klasse mit Kriegsdekoration (15 Juli 1918); Ritterkreuz von Hohenzollern mit Schwertern (22 November 1918); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (26 Januari 1935); Dienstauszeichnung Heer 1. Klasse (2 Oktober 1936); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (25 Mei 1940) dan I.Klasse (29 Juni 1940); serta Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (14 Agustus 1942)


Sumber :
www.historic.de
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de

Sabtu, 30 Agustus 2014

Foto 17. Infanterie-Division

PERAIH RITTERKREUZ

Major Josef Bader (21 Februari 1911 - 2 Juli 1970) bergabung dengan 13. (Württ.) Infanterie-Regiment tanggal 3 Januari 1930. Pada tanggal 1 Oktober 1935 dia pindah unit ke Infanterie-Regiment 55, dilanjutkan ke Infanterie-Regiment 170 tanggal 27 Agustus 1939. Setelahnya Bader ikut serta dalam invasi ke Polandia, Prancis dan Rusia. Pada tanggal 1 Februari 1943 dia diangkat sebagai komandan batalyon di 17. Infanterie-Division. Dengan batalyonnya tersebut dia ditugaskan ke Mius awal Agustus 1943 untuk merebut sebuah bukit yang dipertahankan dengan sengitnya oleh pasukan Rusia. Dengan bermodalkan empat perwira dan 92 prajurit, Bader menyerbu posisi pertahanan musuh meskipun mendapat hujan tembakan gencar. Ketika akhirnya posisi tersebut dikuasai, gantian dia yang mempertahankannya dari serangan balik Rusia yang datang dari tiga arah, dan ketiga-tiganya berhasil dihalau! Atas prestasinya tersebut dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 23 Agustus 1943 sebagai Hauptmann dan Kommandeur II.Bataillon / Grenadier-Regiment 95 / 17.Infanterie-Division / XXIX.Armeekorps / 6.Armee / Heeresgruppe Süd, dan medalinya diserahkan langsung oleh General der Infanterie Karl Hollidt. Pada tanggal 10 Juni 1944 Bader dipindahkan ke 73. Infanterie-Division, dan dengan divisinya ini dia ikut berjibaku dalam pertempuran di Festung Thorn yang penghabisan. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Dienstauszeichnung IV. Klasse (2 Juni 1936); Eisernes Kreuz II.Klasse (8 Juni 1940) dan I.Klasse (29 Juli 1943); Verwundetenabzeichen in Schwarz (9 Juni 1940) dan in Silber (24 Agustus 1943); serta Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (18 Agustus 1943)



Hauptmann Heinz Bäumler (30 Oktober 1920 - 12 Januari 1945) lahir di Fürth dan menjadi perwira di 17. Infanterie-Division. Sayangnya, tak ada informasi lain yang tersedia tentangnya. Yang jelas, dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 11 Juni 1944 sebagai Oberleutnant dan Führer 6.Batterie / II.Abteilung / Artillerie-Regiment 17 / 17.Infanterie-Division / LII.Armeekorps / 6.Armee / Heeresgruppe Südukraine. Nantinya dia dipromosikan menjadi Hauptmann dan meninggal tanggal 12 Januari 1945 di Kriegs-Lazarett 1/531 Litzmannstadt akibat dari luka-lukanya. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; serta Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS (15 September 1944)



Sumber :
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
www.ww2awards.com

Heeresbergführer (Lencana Komandan Gunung Angkatan darat)

Heeresbergführer adalah lencana Gebirgsjäger (pasukan Gunung) yang diberikan bagi yang telah memenuhi lima kriteria: rencana dan pelaksanaan operasi gunung bagi perwira dan komandan unit, berpartisipasi dalam pelatihan selama empat bulan di medan operasi gunung, memimpin pelaksanaan operasi di kondisi pegunungan yang sulit (terbagi dalam empat tahap), sekaligus melakukan penyelamatan bagi prajurit yang terluka

 Oberstleutnant Friedrich "Fritz" Bader (21 Juni 1908 - 16 Mei 1997) merupakan seorang intelektual yang mempelajari bahasa Inggris dan Prancis serta Geografi sebelum perang. Pada tanggal 1 April 1930 dia bergabung dengan 11. (Sächs.) Infanterie-Regiment. Lima tahun kemudian Bader mulai bertugas di unit pasukan gunung (Gebirgsjäger) dan terpilih menjadi salah satu anggota tim ski Jerman dalam Olimpiade Musim Dingin di Garmisch-Partenkirchen tahun 1936. Pengalaman militer Bader semakin bertambah dari waktu ke waktu setelah dia mengikuti banyak kampanye militer Wehrmacht seperti Anschluss Austria, Invasi Polandia, invasi Yugoslavia, Pertempuran Kaukasus, Operasi Edelweiss, kampanye Italia dan Pertempuran Monte Cassino. Dia selalu turut serta di hampir seluruh operasi pasukan Jerman di gunung-gunung tertinggi di Eropa, termasuk di Mont Blanc. Bader dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 12 Agustus 1944 sebagai Major dan Kommandeur Hochgebirgsjäger-Bataillon 3  / LXXV.Armeekorps / Armee Ligurien / Heeresgruppe C atas kepahlawanannya dalam pertempuran di Monte Cassino dan Monte LaPezzo, dimana batalyonnya melindungi gerak mundur pasukan utama Jerman dari kedua kota tersebut sekaligus bertempur di kelebatan hutan Italia melawan gabungan pasukan Inggris dan Maroko yang berhasil dia porak porandakan. Pada tanggal 1 September 1944 Bader mengambil alih komando Gebirgsjäger-Regiment 85 yang dia pimpin sampai berakhirnya perang. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Medaille zur Erinnerung an den 13. März 1938 (8 November 1938); Eisernes Kreuzes II klasse (30 Juni 1941) dan I klasse (3 November 1941); Infanterie-Sturmabzeichen (12 Agustus 1941); Verwundetenabzeichen in Schwarz (19 November 1942) dan Silber (13 Februari 1944); Ostmedaille (1 Agustus 1942); Deutsches Kreuz in Gold (9 Juni 1943); Red Krune Kralya Zvonimira II.Stupnja Cross with Oakleaves (22 September 1943); serta Ehrenblattspange des Heeres (17 Juli 1944)


 
General der Gebirgstruppe Eduard Dietl (Kommandierender General Gebirgskorps Norwegen) dalam sebuah foto resmi yang dibuat oleh Adolf Waschel tanggal 23 Oktober 1941 (berdasarkan tulisan di foto). Dalam foto ini Dietl mengenakan bergmütze (topi gunung) di kepalanya dan mengalungkan fernglas (teropong) di lehernya, sementara di sakunya tercantol Heeresbergführer (Lencana Komandan Gunung Angkatan Darat)


Sumber :
www.de.wikipedia.org
www.wehrmacht-awards.com

Leichter Ladungsträger Goliath (Sd.Kfz.302/303a/303b)




Oleh : Waffen Armee

Saat perang dunia ke II ada satu tank milik jerman yang cukup ditakuti oleh sekutu. Tank ini memiliki ukuran mini,bahkan mungkin tank terrkecil yang pernah dibuat militer,namun tank ini dapat meledakan diri dengan daya ledak yang cukup besar

Tank Goliath, yang memiliki nama jerman Leichter Ladungsträger Goliat (Sd.Kfz 302/303a/303b), adalah remote control tank Jerman yang juga dikenal sebagai tank "kumbang" untuk Sekutu. dibuat oleh Wehrmacht selama Perang Dunia II, ukuran tank "kumbang" adalah sekitar panjang 4 kaki (1,2 m), lebar 2 kaki (0,61 m), dan tinggi 1 kaki (0,30 m) dengan berat 75-100 kilogram (170-220 lb), mengandung bahan peledak tinggi yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai tujuan ganda, seperti menghancurkan tank, mengganggu formasi infanteri padat, dan pembongkaran bangunan dan jembatan.

Pada tahun 1940 akhir, diawali dengan rancangan desainer kendaraan bersenjata Perancis Adolphe Kégresse, kantor persenjataan Wehrmacht mengarahkan perusahaan otomotif Borgward Carl FW Bremen untuk mengembangkan sebuah kendaraan yang membawa minimal 50 kg bahan peledak. Hasilnya adalah SdKfz. 302, yang disebut Ladungsträger Leichter ('pembawa muatan ringan'), atau Goliath, yang membawa 60 kg bahan peledak. Kendaraan itu dikemudikan dari jarak jauh melalui kotak kontrol joystick,yang melekat pada Goliat dengan kabel telepon triple-untai terhubung ke bagian belakang kendaraan. Dua dari untaian digunakan untuk memindahkan dan mengarahkan Goliath, sementara yang ketiga digunakan untuk peledakan.

Goliath memiliki 650 m kabel. Setiap Goliath digunakan hanya untuk sekali pakai,yang dimaksudkan untuk diledakkan dengan target. Goliath model awal menggunakan sebuah motor listrik, tetapi karena ini mahal untuk membuat (3000 Reichsmarks) dan sulit untuk memperbaiki di lingkungan pertempuran, kemudian model (dikenal sebagai SdKfz 303.) menggunakan mesin bensin, sederhana namun lebih handal

Goliath digunakan di semua lini dimana Wehrmacht berjuang, dimulai pada musim semi 1942. Mereka digunakan terutama oleh Panzer elite dan unit-unit tempur insinyur. Goliath digunakan paling terkenal dalam Pemberontakan Warsawa tahun 1944 sebagai unit Wehrmacht dan SS yang dikerahkan untuk menghancurkan perlawanan sengit oleh Angkatan Darat Polandia (Armia Krajowa). Sedangkan Polandia hanya mempunyai sejumlah kecil senjata anti-tank, relawan Polandia sering dikirim untuk memotong kabel perintah dari Goliat sebelum mencapai target. Beberapa Goliath juga terlihat di pantai Normandia pada saat "D-Day",meskipun sebagian besar tidak sukses diledakan karena tembaka artileri memutuskan kabel perintah Goliath sehingga tidak dapat menerima perintah dari komando pusat



Jagdpanzer 38(t) Hetzer (Sd.Kfz.138/2)




Oleh : Waffen Armee

Tank destroyer Hetzer dikembangkan dari sasis tank PzKpfw 38(t) sebagai alternatif tank destroyer yang murah dan mudah dibuat. Sasis tank PzKpfw 38(t) sendiri merupakan sasis tank yang awalnya di buat oleh Czechoslovakia, namun ketika negara ini takluk oleh serbuan Nazi Jerman maka tank ini diadopsi oleh Jerman sebagai salah satu elemen tanknya. Seiring berjalannya waktu, Jerman mulai mengkonversi tank-tank PzKpfw 38(t) menjadi tank destroyer seperti Marder III. Sadar bahwa awak tank destroyer dengan model terbuka seperti Marder III (walaupun daya pandang sangat baik) mudah menjadi mangsa infantri musuh maupun pecahan peluru maupun hal-hal lainnya yang membahayakan awaknya, kemudian Jerman mendesain ulang tank destroyer dengan armor di sekujur tubuh. Hasilnya lahirlah Hetzer yang berukuran kecil namun memiliki kemampuan menghancurkan heavy tank musuh.
 
Hetzer memiliki ketebalan armor jauh dibawah tank destroyer umumnya, dengan hanya ketebalan maksimal 60 mm.Tank-tank destroyer kelas berat memiliki armor yang tebal, seperti Jagpanther (max armor 120 mm) ataupun Jagdtiger (max armor 250 mm), membuatnya dapat bertahan saat menerima hantaman peluru 76 mm tank sekutu. Namun tank-tank sekelas Jagdpanther memerlukan waktu produksi yang lebih lama dan lebih kompleks, selain itu nilai per unitnya jauh diatas Hetzer (Hingga akhir perang tercatat hanya 382 unit yang sempat di produksi, Jagdtiger jauh lebih mengenaskan,hanya sekitar 88 unit yang di produksi). Hetzer jauh lebih cepat di produksi massal, dan bentuknya yang kecil menyulitkan tank musuh membidiknya.Dengan meriam utamanya, Herzer hampir dapat menghancurkan semua tank musuh.Sedangkan untuk menghalau infantri musuh, Hetzer dilengkapi sepucuk MG34 dengan remote.
 
Dibalik semua keunggulan,Hetzer menyimpan beberapa kelemahan. Bentuknya yang kecil sangat tak nyaman untuk keempat awaknya, terutama karena armor Hetzer berbentuk slope. Pandangan keluar amat terbatas, komandan tank kadang kala harus membuka hatch untuk bisa mendapatkan pandangan yang lebih baik. Sistem pengisian breechnya dari sebelah kanan, sedangkan senjatanya juga di tempatkan di sebelah kanan dekat dengan dinding slope tank, membuat pengisian peluru menjadi sulit.
 
Paska berakhirnya perang dunia kedua, pabrikan Hetzer diambil alih Czechoslovakia. Tentara Swiss masih menggunakan Hetzer hingga tahun 1970an!


SPESIFIKASI

Berat : 14.500 kg
Panjang : 6,2 m
Lebar : 2,5 m
Tinggi :  2,1 m
Jumlah kru : 4 orang
Ketebalan Armor : 10-60 mm

Primary armament : 1× 7,5 cm Pak 39 L/48 (41 peluru)
Secondary armament : 1× 7.92 mm Maschinengewehr 34 (1.200 peluru)
Engine : Praga AC/2800 petrol engine
Power/weight : 10 hp/tonne
Fuel Capacity : 320 litres
Suspension : torsion bar
Operational range : 250 km
Speed : 39 km/h


Schwerer Panzerjäger Tiger (P) Ferdinand-Elefant (Sd.Kfz.184)




Oleh : Waffen Armee

Pertama kali di desain antara tahun 1941-42.Tank ini menggunakan sasis Porsche Tiger I yang gagal bersaing dengan desain Henschel. Saat itu Henschel menyodorkan varian Tiger I dengan posisi turret ada di tengah sasis, sedangkan Porsche memilih menempatkan turret agak ke depan sasis (keduanya sama-sama menggunakan turret desain Krupp). Henschel dinyatakan sebagai pemenang dan Tiger I diproduksi berdasarkan rancang bangun Hencshel, sedangkan Porsche yang kalah masih mendapat kesempatan bahwa sasisnya akan digunakan sebagai sasis tank destroyer yang baru dan dilengkapi dengan meriam anti-tank Krupp yang baru, 88 mm Pak 43/2. Senjata baru ini dapat menghancurkan tank musuh dari jarak jauh, sebelum tank musuh dapat menembak.

 Ruang pengemudi dan operator radio terletak di depan, masing-masing terpisah. Ruang mesin berada di tengah sasis sedangkan kubah meriam dan kru meriam terletak di bagian belakang tank. Meriam 88 mm Panzerabwehrkanone (PaK) 43/2 L/71 adalah meriam baru yang dikembangkan dari basis 88 mm (Flak 18/36), sebuah meriam anti pesawat yang terkenal karena selain dapat digunakan untuk menembak jatuh pesawat, meriam ini ternyata juga dapat digunakan untuk menghancurkan tank-tank sekutu di Afrika. L/71 memiliki laras lebih panjang daripada L/56 Flak 18 & Flak 36,sehingga kecepatan pelurunya jauh lebih tinggi. Meriam ini dapat digerakan dengan sudut 25° baik secara vertikal maupun horizontal. Pada saat tank bergerak biasanya laras meriam ini dikunci dengan pengait yang ada di depan sasis.
Sebanyak 91 unit dikerahkan di Battle of Kursk,yang merupakan salah satu pertempuran tank terbesar saat itu. Ferdinand berhasil menghancurkan banyak tank Soviet, sedangkan armor tebal yang dimiliki Ferdinand sulit ditembus oleh meriam dan senjata anti-tank Soviet saat itu. Walaupun sukses di medan tempur melawan tank-tank Soviet, tank ini justru mendapat masalah saat berhadapan dengan infantri lawan. Ferdinand sama sekali tak dibekali senjata MG layaknya tank-tank Jerman lainnya sehingga rentan dari serangan infantri lawan. Kebanyakan Ferdinand yang mengalami kerusakan terpaksa ditinggalkan karena tank ini terlalu berat untuk ditarik (bobot Ferdinand 65.000 kg bandingkan tank Tiger I yang berbobot 55.000 kg saja jika diderek harus menggunakan setidaknya 3 unit Sd.Kfz.9)!

Ferdinand yang masih tersisa kemudian dikirim ke Austria untuk di-upgrade dan diberi nama Elefant, perbedaan yang paling terlihat adalah penambahan MG 34 sebagai machinegun anti infantri. Tahun 1944 tank-tank ini dikirim ke front Italia untuk menghadapi kemajuan sekutu disana, namun bobotnya yang terlalu berat ternyata tak cocok digunakan di medan Italia, kebanyakan jalan dan jembatan yang ada di Italia tak sanggup menahan bobot tank ini sehingga amat menyulitkan mobilitasnya. Masalah lain datang dari kurangnya spare-part yang tersedia,sehingga kebanyakan Elefant dihancurkan oleh krunya sendiri agar tak digunakan oleh musuh. Elefant terakhir terlihat beraksi dalam pertempuran terakhir, Battle of Berlin.
Dibalik sejumlah kelemahan fatal yang melekat pada Ferdinand/Elefant, tank ini juga menorehkan reputasi yang baik dengan kill ratio 10:1. Pada Battle of Kursk, sPzJagAbt 653 yang dilengkapi tank ini mengklaim berhasil menghancurkan 320 tank Soviet dari berbagai jenis dengan hanya kehilangan 13 Ferdinand! Rekor yang luar biasa ini disebabkan oleh kekuatan dari meriam baru 8.8cm yang digunakannya dan tebalnya lapisan armor (200 mm) yang dipakainya.
Saat ini hanya ada dua Elefant/Ferdinand yang tersisa: Ferdinand yang berhasil diambil alih Soviet sewaktu Battle of Kursk dan Elefant yang berhasil diperoleh sekutu di Anzio, Italia. Masing-masing berada di museum Kubinka di luar Moskow dan Museum United States Army Ordnance di Maryland.

Spesifikasi
Bobot : 65.000 kg
Panjang : 8,1 m
Lebar : 3,4 m
Tinggi : 2,9 m
Jumlah kru : 6 orang
Ketebalan Armor : 50-200 mm

Primary armament :1× 8,8 cm Pak 43/2 L/70
Secondary armament : 1× 7.92 mm Maschinengewehr 34 (versi Late)
Engine : 2×Maybach HL 120 petrol
Power/weight : 9 hp/tonne
Suspension : longitudinal torsion-bar
Operational range : 150 km
Speed : 30 km/h


Jumat, 29 Agustus 2014

Foto Boneka



"Cosselbär" (Beruang Cossel) adalah nama boneka Teddy Bear yang merupakan maskot/trademark (markenzeichen) dari I.Abteilung / Panzer-Regiment 35 / 4.Panzer-Division pimpinan Major Hans-Detloff von Cossel (1 Juli 1916 - 22 Juli 1943). Batalyon tersebut memang dijuluki sebagai "Bären Abteilung" (Batalyon Beruang) dan mempunyai logo beruang di setiap panzer milik mereka. Foto di atas diambil di Lgov (Rusia) musim dingin tahun 1943 dan memperlihatkan sang boneka kesayangan ditempatkan di atas turet Panzerkampfwagen IV sambil dipasangi Panzerfeldmütze für Offizier M38, Ritterkreuz serta Kopfhörer (headphone) dan Kehlkopfmikrofon (mikrofon tenggorokan) milik sang pahlawan perang yang juga merupakan seorang Eichenlaubträger (peraih Eichenlaub)


Hans Dammers (jagoan Luftwaffe dengan 113 kemenangan udara) mempunyai kebiasaan unik: dia biasa memasangkan medali-medali yang telah diraihnya di boneka beruang Steiff saat sedang cuti! Di foto kiri adalah saat dia dianugerahi Ritterkreuz pada tanggal 23 Agustus 1942 sebagai Feldwebel dan Flugzeugführer 9.Staffel/Jagdgeschwader 52. Perwira yang memasangkannya adalah Oberleutnant Hermann Graf, jagoan Luftwaffe dengan 212 fliegerabschüsse


Sumber :
Foto koleksi pribadi Hans-Jürgen Zeis
www.panzerregiment35.blogspot.com