Karena sekarang saya sedang demen segala sesuatu berbau WC eh Samurai (gara-gara baca novel TAIKO karya Eiji Yoshikawa!), maka boleh dah blog ini kena selingan mengenai topik tersebut. Ingat bahwa di bawah ini adalah FOTO dan bukan LUKISAN ataupun SKETSA!
Tiga orang pemanah Jepang dalam foto dari tahun 1860-an (era Meiji) oleh fotografer yang tak dikenal. Pada saat itu, seni memanah Jepang (Kyudo alias jalan busur) telah berevolusi dari bentuk latihan bersenjata khusus kaum Samurai menjadi salah satu bagian seni bela diri yang bisa dilakukan oleh siapa saja dan berfungsi untuk pengembangan fisik dan moral diri. Foto ini menjadi koleksi dari Henry dan Nancy Rosin yang khusus mengumpulkan foto-foto Jepang dan penduduknya dari tahun 1860 s/d 1900
Samurai Jepang, pejuang aristokrat yang mengabdi pada tuannya sampai mati. Foto dari tahun 1865 oleh Felice Beato (1832-1909). Beato merupakan fotografer keturunan Italia-Inggris yang merupakan salah satu tukang potret pertama yang memfoto Asia Timur sekaligus fotografer perang pertama dalam sejarah! Sebelum menginjak Jepang, dia melanglang buana ke tempat-tempat eksotis di Eropa, Mediterania, Amerika Utara, India dan Cina. Pengaruhnya begitu terasa di Jepang karena banyak fotografer ternama yang berguru kepadanya
Pejuang Samurai sedang membunyikan sangkakala kerang. Foto dari tahun 1867 (sumber lain 1875) oleh Felice Beato dan kini tersimpan di Hulton Archive. Terompet dari kerang ini biasa dinamai sebagai "horagai" (khusus penggunaan militer dinamakan "jinkai") dan merupakan salah satu alat sandi khas zaman Samurai. Dengan menggunakan alat penyambung mulut yang terbuat dari kayu atau besi, maka horagai atau jinkai ini bisa menghasilkan sampai tiga nada yang berbeda dan biasanya digunakan untuk menggerakkan pasukan menyerang, mundur, merubah formasi, atau hanya sekedar penambah semangat saat bertempur
Seorang Samurai memakai baju besi dalam foto hasil pewarnaan asli dari tahun 1875. Foto oleh Raimund Freiherr Stillfried von Rathenitz (1839-1911). Bentuk potongan rambutnya yang aneh telah lama menjadi perhatian para sejarawan barat. Tengah-tengah kepala dibiarkan plontos sementara pinggiran dan belakang memanjang untuk kemudian diikat dalam simpul khusus yang dinamakan sebagai "bun". Jenis potongan rambut seperti ini (dikenal dengan nama "chonmage") mempunyai fungsi utama untuk menahan helm Samurai tetap ditempatnya saat sedang dipakai
Lima orang berpakaian besi. Foto dari tahun 1870-an oleh Kusakabe Kimbei (1841-1934). Dia merupakan salah satu fotografer pertama Jepang yang pernah bekerjasama dengan Raimund Freiherr Stillfried von Rathenitz serta Felice Beato. Setelah mengembangkan gaya pemotretannya sendiri, Kimbei membuka studio foto di Yokohama yang beroperasi dari tahun 1880-an sampai 1913. Ketika Stillfried meninggalkan Jepang tahun 1885, dia mewariskan plat-plat fotonya yang kemudian diwarnai dengan tangan oleh Kimbei. Obyek-obyek fotonya tampak lebih santai dibandingkan dengan obyek milik Stillfried ataupun Beato. Ini kemungkinan besar karena Kimbei adalah sesama orang Jepang
Tiga orang samurai berpakaian siap tempur, difoto sekitar tahun 1880-an oleh Kusakabe Kimbei. Dua orang di kiri-kanan memegang yari (tombak), sementara orang yang di tengah memegang yumi (busur panah). Mereka semuanya dilengkapi oleh nihonto (pedang samurai) yang selalu terdiri dari dua macam: katana (pedang panjang) dan wakizashi (pedang pendek). Sepasang pedang ini dinamakan sebagai daisho
Seorang jenderal Jepang zaman Tokugawa sekitar tahun 1865. Foto oleh Kusakabe Kimbei. Jenderal samurai biasanya merupakan pimpinan tempur kepercayaan para Daimyo (tuan tanah sekaligus penguasai provinsi). Mereka mengontrol dan mengkomando pasukan tuannya serta memberikan saran serta nasihat kemiliteran manakala diperlukan. Karena rata-rata merupakan veteran samurai, maka para jenderal ini mempunyai kemampuan tempur individu yang mumpuni dan selalu berada di garis depan dalam pertempuran. Kemampuannya seringkali di atas prajurit biasa, dan bahkan mereka bisa menghancurkan 10 prajurit lawan atau ninja tanpa harus dibantu! Seorang Daimyo minimal mempunyai dua orang jenderal, meskipun para Daimyo besar semacam Takeda Shingen, Uesugi Kenshin, Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi atau Tokugawa Ieyasu bisa mempunyai sampai puluhan jenderal bawahan!
Seorang jenderal Jepang zaman Tokugawa sekitar tahun 1865. Foto oleh Kusakabe Kimbei. Jenderal samurai biasanya merupakan pimpinan tempur kepercayaan para Daimyo (tuan tanah sekaligus penguasai provinsi). Mereka mengontrol dan mengkomando pasukan tuannya serta memberikan saran serta nasihat kemiliteran manakala diperlukan. Karena rata-rata merupakan veteran samurai, maka para jenderal ini mempunyai kemampuan tempur individu yang mumpuni dan selalu berada di garis depan dalam pertempuran. Kemampuannya seringkali di atas prajurit biasa, dan bahkan mereka bisa menghancurkan 10 prajurit lawan atau ninja tanpa harus dibantu! Seorang Daimyo minimal mempunyai dua orang jenderal, meskipun para Daimyo besar semacam Takeda Shingen, Uesugi Kenshin, Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi atau Tokugawa Ieyasu bisa mempunyai sampai puluhan jenderal bawahan!
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar