"Sonnenrad rune" (Roda Matahari) adalah simbol kuno Jermanik Jerman untuk menggambarkan matahari yang dipakai sebagai lambang Divisi Wiking. Ini harus dibedakan dengan Hakenkreuz, alias Swastika, yang juga merupakan simbol kuno yang menggambarkan keberuntungan serta kesejahteraan. Kata "Wiking" (Viking) sendiri, tentu saja, diambil dari nama suku bangsa pemberani yang berdiam di Eropa Utara (Skandinavia) yang menjarah Eropa Barat pada abad pertengahan. Ini sebagai penghargaan terhadap para anggota divisi yang banyak diambil dari sukarelawan Nordik yang berdiam di Norwegia, Swedia, Finlandia, serta Denmark
Acara perekrutan sukarelawan untuk SS-Regiment "Nordland" yang diselenggarakan di Hippodromen Vinderen, Oslo (Norwegia), tanggal 30 Januari 1941. Foto atas, duduk dari kiri ke kanan:Vidkun Abraham Lauritz Jonssøn Quisling (Ketua Partai Nasjonal Samling Norwegia); Reichsführer-SS Heinrich Himmler (Chef der SS und Deutschen Polizei); Gauleiter Josef Antonius Heinrich Terboven (Reichskommissar fur die besetzten Norwegischen Gebiete); Generaloberst Paul Nikolaus von Falkenhorst (Oberbefehlshaber der Armee Norwegen), SS-Gruppenführer Wilhelm Rediess (HSSPF/Führer SS-Oberabschnitt "Nord"); dan General der Flieger Karl Kitzinger (Kommandierender General Luftgau Norwegen). Terboven nantinya naik ke podium untuk ngahuntu sampai bucat (foto bawah)
Tiga orang anggota Fernsprechkompanie "Wiking" di Satanov (Uni Soviet), bulan Juli 1941. Dari kiri ke kanan: Günther Schnick (Zugführer), Reinhard Wörner (Kompaniechef) dan Herbert Schmeißer (Zugführer). Schnick nantinya terbunuh oleh tembakan sniper tepat di kepala di Berlin bulan April 1945 sebagai SS-Hauptsturmführer dan Kommandeur Stab / SS-Nachrichten-Abteilung 11 "Nordland"; Wörner menjadi O1 (Ordonnanzoffizier) Stab / 5.SS-Panzer-Division "Wiking" dan Ia Erster Generalstabsoffizier (Führung und Ausbildung) 23.SS-Freiwilligen Panzergrenadier Division "Niederlande"; sementara Schmeißer menjadi Kommandeur SS-Panzer-Nachrichten-Abteilung 5 "Wiking"
SS-Obersturmführer Herbert Schmeißer (kanan) dari SS-Nachrichten-Abteilung 5 / SS-Division "Wiking" (motorisiert) dianugerahi Eisernes Kreuz II.Klasse dari tangan komandan batalyonnya, SS-Sturmbannführer Ernst Kemper, bulan Juli 1941. Schmeißer- dan kemungkinan juga Kemper - tidak mengenakan kragenspiegel di kerahnya karena menjaga dari incaran para sniper Rusia yang favorit menjadikan perwira Wehrmacht sebagai target mereka!
Agustus 1941: pengenalan peta para perwira SS-Division "Wiking" (motorisiert) bersama dengan komandan divisi, SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Felix Steiner (kiri). Orang yang memegang peta adalah SS-Hauptsturmführer Christian Frederik von Schalburg, Asisten Operasi Divisi asal Denmark, sementara kedua dari kanan adalah SS-Obersturmführer Herbert Schmeißer dari SS-Nachrichten-Abteilung 5 / SS-Division "Wiking"
Upacara penganugerahan Eisernes Kreuz II.Klasse untuk SS-Obersturmführer Wim Heubel dari Regiment "Westland" / SS-Division "Wiking" yang diselenggarakan di Den Haag, Belanda, tanggal 11 Juni 1942, sekaligus sebagai pelepasan sukarelawan Belanda ke medan perang di Rusia. Dari kiri ke kanan: Wim Heubel (yang mengenakan seragam hitam NSB), Anton Mussert (pimpinan NSB, Nationaal-Socialistische Beweging), dan SS-Gruppenführer Hanns Albin Rauter (Höherer SS- und Polizeiführer [HSSPF] der Niederlande). Heubel adalah seorang nasional-sosialis fanatik asal Belanda mantan anggota Mussert-Garde yang kemudian menjadi salah satu sukarelawan pertama Waffen-SS
SS-Sturmbannführer Johannes-Rudolf Mühlenkamp (Kommandeur SS-Panzer-Abteilung / SS-Division "Wiking") berdiri di atas kupola Befehlspanzerwagen IV bersama dengan SS-Sturmbannführer August Dieckmann (Kommandeur I.Bataillon / SS-Infanterie-Regiment “Germania” / SS-Division “Wiking”) yang berdiri di kanan. Perhatikan bahwa tank Mühlenkamp mempunyai nomor romawi "I" meskipun saat foto ini diambil (bulan Juli 1942 oleh SS-Kriegsberichter Willi Altstadt), II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking" masih belum dibentuk!
SS-Sturmbannführer August Dieckmann (Kommandeur I.Bataillon / SS-Infanterie-Regiment “Germania” / SS-Division “Wiking”) dalam acara penganugerahan Eiserne Kreuz II.Klasse untuk para anggota yang berprestasi di bawah komandonya. Ikut mendampingi dia (dengan Ritterkreuz di leher) adalah SS-Obersturmführer Helmut Pförtner (Führer 2.Kompanie / I.Bataillon / SS-Infanterie-Regiment "Germania"). Foto di atas diambil bulan Agustus 1942 oleh SS-Kriegsberichter Willi Altstadt
SS-Sturmbannführer August Dieckmann (Kommandeur I.Bataillon / SS-Infanterie-Regiment “Germania” / SS-Division “Wiking”) dan SS-Obersturmführer Helmut Pförtner (Führer 2.Kompanie / I.Bataillon / SS-Infanterie-Regiment "Germania"). Foto semuanya diambil oleh SS-Untersturmfürher Willi Altstadt dari 5.Zug / Kriegsberichter-Abteilung yang merupakan seorang peraih Eiserne Kreuz I.Klasse. Dia runtang-runtung bersama dengan I.Bataillon / SS-Infanterie-Regiment "Germania" (Kampfgruppe Dieckmann) dari sejak penyerbuan Rostov sampai dengan gerak maju di Kaukasus. Dia kemudian mulai mengabadikan batalyon Finlandia yang bertempur di dataran tinggi di barat Kaukasus
Hans-Albin Freiherr von Reitzenstein menganugerahi Eisernes Kreuz II klasse di Rusia kepada para prajurit dari SS-Aufklärungs-Abteilung 5 yang berada di bawah komandonya. Foto ini berasal dari foto album Walter Scheu, dan kita bisa melihat dengan jelas betapa para prajurit SS ini (termasuk von Reitzenstein sendiri) tidak memakai tanda pangkat dan emblem SS di kerahnya! Kenapa? Karena situasi pertempuran di medan perang Rusia yang brutal, membuat terjadinya pembunuhan terhadap tawanan perang merupakan hal yang lumrah, terutama untuk para prajurit Waffen-SS yang sangat dibenci musuhnya Tentara Merah. Untuk menghindari hal ini, maka sudah biasa untuk para pasukan SS yang bertempur di garis depan (terutama pasukan pelopor atau pengintai) untuk tidak memakai ciri-ciri ke-SS-annya!
Acara jamuan makan para anggota 1.Kompanie / I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzergrenadier "Wiking" di dekat Izyum, Ukraina, bulan April 1943. Yang sedang berdiri adalah SS-Hauptscharführer Paul Senghas (31 Januari 1916 - 6 November 1996) yang nantinya meraih Deutsches Kreuz in Gold (9 Juni 1943 sebagai SS-Hauptscharführer) dan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (11 Desember 1944 sebagai SS-Obersturmführer der Reserve)
Acara jamuan makan para anggota 1.Kompanie / I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzergrenadier "Wiking" di dekat Izyum, Ukraina, bulan April 1943. Yang sedang melihat kamera adalah Kompaniechef (komandan kompi) SS-Hauptsturmführer Wolf Schneider yang nantinya meraih Deutsches Kreuz in Gold tanggal 28 April 1944, sementara yang nyengeh di sebelah kanan adalah SS-Untersturmführer Kurt Schumacher yang nantinya meraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 4 Mei 1944 sebagai Führer 3.Kompanie/SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking" tapi kemudian gugur tanggal 20 Maret 1945 di Stuhlweißenburg (Hungaria)
Upacara pernikahan SS-Obersturmführer Herbert Schmeißer (SS-Nachrichten-Abteilung 5 / 5.SS-Panzergrenadier-Division "Wiking") yang diselenggarakan di Stuttgart bulan September 1943. Disini Herr dan Frau Schmeißer berfoto bersama dengan SS-Standartenführer Ernst Kemper yang merupakan komandan batalyon pertama Schmeißer di Divisi "Wiking". Pertemanan Schmeißer dan Kemper sendiri begitu dekat (terlihat dari Kemper yang menjadi pengiring pengantin pria dalam pernikahan Schmeißer di atas!), dan berlanjut sampai sesudah perang
SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Herbert Otto Gille (Kommandeur 5. SS-Panzer-Division "Wiking") menjenguk SS-Obersturmführer Hans Drexel (stellvertreter Führer II.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment "Westland" / 5.SS-Panzer-Division "Wiking") yang terluka di Feldlazarett (Rumah Sakit Lapangan) sekaligus menganugerahkannya dengan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, 14 Oktober 1943. Dia mendapatkannya setelah, sebagai komandan batalyon sementara, berhasil menggagalkan serangan Rusia di Boiki tanggal 28 September 1943
Panzerkampfwagen V Panther Ausf.G "R02" milik SS-Standartenführer Johannes Mühlenkamp (Kommandeur SS-Panzer-Regiment 5/5. SS-Panzer-Division "Wiking") bersama dengan para Grenadier dari 131. Infanterie-Division sedang bersiap-siap untuk bertempur habis-habisan dalam usaha untuk menerobos kepungan Tentara Merah di sekitar Kovel, Ukraina, 6 April 1944. Bila anda perhatikan setidaknya salah satu di antara mereka membawa senapan mesin Sturmgewehr 44 (StG 44). 131. Infanterie-Division merupakan salah satu unit pertama Wehrmacht yang mendapat jatah senjata jenis ini. Yang lainnya di antaranya adalah: 5. Jäger-Division, 1. Skijäger-Brigade, 5. Panzer-Division, 4. Panzer-Division, dan 253. Infanterie-Division
Sebuah Panzerkampfwagen V Panther Ausf.A dari II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment "Wiking" bergerak melewati sebuah desa Rusia di musim semi 1944. Tank medium ini dibuat sebagai jawaban langsung atas ancaman T-34 Soviet dan mematahkan banyak tradisi pembuatan panzer di tipe-tipe sebelumnya. Cepat dan lincah, Panther menggabungkan perlindungan lapis baja yang tebal dengan meriam 7,5 cm KwK 42 L/70 yang mumpuni. Dengan bobot 46 ton, dia lebih berat dibandingkan dengan T-34 yang mempunyai bobot sekitar 27 ton
Setelah berhasil lolos dari bencana Kantong Cherkassy, 5. SS-Panzer-Division "Wiking" ditarik ke Polandia untuk menjalani pemulihan sekaligus upgrade mesin perangnya dengan setidaknya delapan kompi Panzerkampfwagen V Panther Ausf.A. Kemudian infiltrasi pasukan Soviet di Kovel bulan Maret 1944 memaksa Wiking untuk terjun kembali ke medan pertempuran. Disini sebuah Panther "823" melindungi pergerakan para Panzergrenadier di musim semi 1944. Tank satu ini dibalur dengan Zimmerit dan telah mendapat polesan salah satu dari pola kamuflase tiga warna yang digunakan oleh Divisi Wiking
Setelah berhasil lolos dari bencana Kantong Cherkassy, 5. SS-Panzer-Division "Wiking" ditarik ke Polandia untuk menjalani pemulihan sekaligus upgrade mesin perangnya dengan setidaknya delapan kompi Panzerkampfwagen V Panther Ausf.A. Kemudian infiltrasi pasukan Soviet di Kovel bulan Maret 1944 memaksa Wiking untuk terjun kembali ke medan pertempuran. Disini sebuah Panther "823" melindungi pergerakan para Panzergrenadier di musim semi 1944. Tank satu ini dibalur dengan Zimmerit dan telah mendapat polesan salah satu dari pola kamuflase tiga warna yang digunakan oleh Divisi Wiking
Foto ini memperlihatkan para anggota dari 1.Zug / 6.Kompanie / SS-Panzer-regiment 5 "Wiking" beserta tunggangan utama mereka, yang diambil di SS-Truppenübungsplatz Heidelager (terletak antara Dębica dan Sandomierz di Polandia), awal Mei 1944. Kapan foto ini diambil bisa diketahui karena beberapa foto lain yang diambil di waktu yang sama memperlihatkan kartu Muttertag (Hari Ibu) sedang dibagikan kepada para prajurit. Mereka sedang berlatih cara mengendalikan Panzerkampfwagen V Panther, dimana dua-duanya merupakan Ausf.A dan dilaburi cat kamuflase yang asal-asalan (hal yang tampaknya umum di kompi tersebut!). Panther di latar depan mempunyai turmnummer 611 sementara di belakangnya 615, yang menunjukkan bahwa peleton tersebut setidaknya berkekuatan lengkap pada saat foto ini diambil
SS-Hauptsturmführer Herbert Schmeißer (SS-Panzer-Nachrichten-Abteilung 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking") berbincang-bincang dengan SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Herbert-Otto Gille (Kommandeur 5. SS-Panzer-Division "Wiking") di Lublin bulan April 1944 mengenai masalah komunikasi selama berlangsungnya Pertempuran Kovel
SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Herbert-Otto Gille (Kommandeur 5. SS-Panzer-Division "Wiking") meninjau front depan di Kovel yang terkepung. Pada akhir bulan Februari 1944, Divisi "Wiking" mendapati diri mereka berada di wilayah antara Chelm dan Lublin di Polandia tak lama setelah selamat dari pengepungan di Cherkassy. Belum lagi beristirahat, pada tanggal 12 Maret 1944 datang kawat dari Führer yang memerintahkan Wiking untuk membantu pertahanan Jerman di wilayah Kovel (timur Polandia) yang saat itu mendapat tekanan berat dari kekuatan besar Soviet. Di waktu yang sama, di Chelm terjadi saling bantai antara etnis Ukraina dan Polandia akibat dendam lama yang meletup kembali. Pada pagi tanggal 16 Maret 1944, SS-Panzergrenadier-Regiment "Germania" dan "Westland" diangkut menuju Kovel menggunakan kereta api, sementara komandan divisi Herbert Otto Gille memilih untuk berangkat duluan dari Lublin menggunakan pesawat ringan Fieseler Fi 156 "Storch". Dia datang kesana sesuai rencana dan langsung mendirikan pos komando sekaligus menyusun pertahanan berlapis demi mempersiapkan diri dalam menghadapi serangan musuh. Usahanya seakan berpacu dengan waktu yang terus mendesak. Terdapat dua ribu orang yang luka-luka yang dirawat seadanya, sementara Gille sendiri ragu-ragu apakah sisa pasukannya yang berangkat menggunakan kereta api akan datang tepat pada waktunya. Unit pertama yang tiba adalah 16 Panther dari 8.Kompanie / SS-Panzer-regiment 5 "Wiking" di bawah pimpinan SS-Obersturmführer Karl Nicolussi-Leck yang pemberani, veteran dari pertempuran di Kaukasus. Tak lama datang pula III.[schwere] Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania" di bawah komando SS-Sturmbannführer Franz Hack untuk membantu penyerangan. Pada tanggal 10 April 1944 kepungan Soviet di Kovel akhirnya berhasil dipatahkan dan Divisi "Wiking" ditarik keluar untuk melakukan penyegaran
SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Herbert-Otto Gille (Kommandeur 5. SS-Panzer-Division "Wiking") meninjau front depan di Kovel yang terkepung, Maret/April 1944. Fernglas (teropong) yang digunakannya bisa dibilang tidak biasa karena nampaknya buatan Prancis punya dan berasal dari peninggalan Perang Dunia Pertama (kemungkinan produksi Chevalier, Verdi, Huet, atau Jumelle), sementara SS-Obersturmführer di sebelah kanannya juga memakai teropong 10x50 yang tidak standar (seperti Carl Zeiss) meskipun buatannya lebih modern
SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Herbert-Otto Gille (Kommandeur 5. SS-Panzer-Division "Wiking") bersama dengan SS-Sturmbannführer Franz Hack (memakai jaket kamuflase, Kommandeur III.[schwere] Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania" / 5.SS-Panzer Division "Wiking") di front depan pertempuran Kovel, Maret/April 1944. Hack adalah peraih medali-medali sebagai berikut: Eisernes Kreuz II.Klasse (20 Juni 1940) dan I.Klasse (10 Juli 1941); Deutsches Kreuz in Gold #266/11 (8 Januari 1943); Verwundetenabzeichen in Gold (5 Mei 1944); Nahkampfspange in Gold (1 Mei 1945); dan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #3129 (14 Mei 1944) mit Eichenlaub #844 (20 April 1945). Foto oleh SS-Kriegsberichter Alois Jarolim
Panzerkampfwagen V Panther '613' (perhatikan angka 3 tercetak di tutup pintu belakang kubahnya!) dari 6.Kompanie / SS-Panzer-regiment 5 "Wiking" terjebak di kedalaman lumpur sehingga dibutuhkan Panther lain (612) untuk menarik dan mengeluarkannya. Foto di atas memberi gambaran pada kita akan sistem pelepasan (alias knalpot) serta bentuk dongkrak yang biasa dibawa oleh Panther. Perhatikan pula ketiadaan pegangan hasil modifikasi lapangan yang digunakan untuk menahan balok kayu tetap pada tempatnya (yang menjadi ciri khas dari tank-tank milik Divisi Wiking), yang belum nongol dalam foto ini meskipun balok kayunya sendiri tampak dengan jelas terikat bersama dengan roda rantai cadangan. Kemungkinan besar kurungan/pegangan yang terbuat dari bahan metal tersebut mulai ditambahkan tak lama sebelum Wiking meninggalkan tempat latihannya di Heidelager, meskipun beberapa tank dari 8. Kompanie telah dilengkapi dengan alat semacam itu dari sejak bulan April 1944. Wilayah yang datar serta berawa-rawa dengan dibatasi oleh hutan lebat merupakan tipikal lokasi di timur Polandia (yang kini menjadi Ukraina Barat serta Belarusia)
Tank yang sama dengan foto sebelumnya - Panther 613 dari 6.Kompanie / SS-Panzer-regiment 5 "Wiking" - dalam keadaan yang lebih "enak untuk dilihat". Perhatikan bahwa nomor 3-nya telah dicat ulang tak lama sebelumnya, yang terlihat dari warnanya yang lebih terang daripada dua angka yang mendahuluinya. Kendaraan lapis baja memang cepat sekali kena kotor dan karat - bahkan pada saat pelatihan - sehingga seringkali angka dan marking, yang sebenarnya dicat putih, disangka sebagai cat kuning! Seperti tank dari Divisi Wiking lainnya, Panther di atas pun dilengkapi dengan roda 24 baut keluaran terbaru yang lebih diperkuat daripada versi sebelumnya
Panther 613 dari 6.Kompanie / SS-Panzer-regiment 5 "Wiking" sedang menjalani perawatan setelah sebelumnya disembunyikan dari mata pesawat musuh di tengah kelebatan hutan. Sekali lagi nomor 3 terlihat di bagian belakang pintu keluar kubah. Di cetakan aslinya foto ini memperlihatkan bahwa drum berukuran 200 liter (44 galon) tersebut sesungguhnya penuh berisi pelumas dengan tulisan "Schmierstoff - 200L - Feuergefährlich" tertera di atasnya
SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Herbert Otto Gille (Kommandeur 5. SS-Panzer-Division "Wiking") menganugerahkan Eisernes Kreuz II.Klasse kepada Waffen-Untersturmführer der SS Hando "Tou" Ruus (16 Mei 1917 - 31 Maret 1945) dari Bataillon "Narwa". Dilahirkan dengan nama Harald-Ferdinand Ruhs, dia adalah mantan anggota militer Estonia yang lebih memilih untuk kabur ke hutan daripada menjadi Tentara Merah tak lama setelah negaranya dicaplok oleh Uni Soviet. Invasi Jerman ke negara penjajahnya dijadikan kesempatan buat Ruus untuk bergabung dengan SS-Freiwilligen Panzergrenadier Bataillon Narwa. Dia bertempur dalam gagah berani dalam setiap medan laga yang dijalani oleh unitnya, termasuk ketika menjadi komandan Batalyon "Narwa" setelah semua perwira di atasnya tewas atau luka-luka! Bulan September 1944 dia tertangkap oleh musuhnya setelah batalyonnya terkepung. Nantinya dia dikirim ke Leningrad dan diberitakan dieksekusi disana pada tanggal 31 Maret 1945. Dengan pangkat terakhir Waffen-Hauptsturmführer der SS (Agustus 1944), Ruus tercatat sebagai satu-satunya sukarelawan Wehrmacht asal Estonia yang dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold (30 Desember 1944)!
SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Herbert-Otto Gille (Kommandeur 5. SS-Panzer-Division "Wiking") memakai ledermantel sambil bertumpu menggunakan Wolchowstock dengan tangannya. Di sebelah kiri adalah SS-Obersturmbannführer Manfred Schönfelder, Ia Erster Generalstabsoffizier (Führung und Ausbildung) alias Kepala Staff 5. SS-Panzer-Division "Wiking" yang dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 23 Februari 1944. Schönfelder juga merupakan peraih Deutsches Kreuz in Gold (11 Juni 1942) yang didapatkannya saat masih menjadi SS-Hauptsturmführer di III.Bataillon / SS-Regiment "Germania"
Upacara penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold untuk SS-Untersturmführer Gerhard Mahn (kiri) pada tanggal 4 Juni 1944. Para perwira Wiking berkumpul dalam acara ini, dari kiri ke kanan: SS-Untersturmführer Gerhard Mahn (11./SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania"); SS-Obersturmbannführer Franz Hackl (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment 10 "Westland"); SS-Obersturmführer Johann Velde (3./SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania"); SS-Sturmbannführer Hans Dorr (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania"); SS-Sturmbannführer Paul Kümmel (Kommandeur I.Abteilung/SS-Panzer-Regiment 5); dan seorang SS-Hauptsturmführer yang tidak diketahui namanya
Panther-Panther dari SS-Panzer-Regiment 5 bersiap untuk beraksi di dekat Kovel, sebuah kota strategis yang terletak di barat-laut Ukraina, tanggal 6 April 1944. Panther #R02 (kanan) adalah milik dari SS-Standartenführer Johannes Mühlenkamp, Kommandeur SS-Panzer-Regiment 5/5. SS-Panzerdivision "Wiking". Meskipun masih dalam proses pembentukan kembali setelah lolosnya mereka dari Kantong Cherkassy, unit Panther dan Panzergrenadier dari 5. SS-Panzer-Division "Wiking" merupakan bagian dari pasukan pembebas yang secara buru-buru dibentuk demi membebaskan kota Kovel di rawa-rawa Pripet. Pada tanggal 10 April 1944 kepungan pihak Soviet atas kota tersebut berhasil dipatahkan dan "Wiking" cepat-cepat ditarik mundur demi memenuhi jadwal pembentukan kembalinya
Tartakow/Sokol di Sungai Bug (Rusia), bulan Juli 1944. SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Herbert-Otto Gille (Kommandeur 5. SS-Panzer-Division "Wiking") berfoto bersama dengan SS-Hauptsturmführer Herbert Schmeißer (SS-Panzer-Nachrichten-Abteilung 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking") dan istrinya. Istri Schmeißer telah memenangkan sebuah kontes di majalah. Hadiahnya? sang pemenang diizinkan untuk mengunjungi suaminya di front depan!
SS-Standartenführer Johannes-Rudolf Mühlenkamp, Kommandeur SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking", berdiri di depan Befehlspanzer (tank komando) Panther Ausf.A setelah pertempuran di sekitar Kovel tanggal 22 Juli 1944. Beberapa hari kemudian dia sudah mendapatkan tugas baru untuk menahan serbuan pasukan Rusia di sekitar Warsawa. Dalam pertempuran sengit yang kemudian terjadi (4 Agustus - 3 September 1944), Divisi Wiking "menggila" dengan berhasil menghancurkan atau merampas 151 tank, 19 tank-destroyer, 13 artileri-gerak dan ranpur, 176 meriam artileri, 94 senapan mesin dan senjata anti-tank, serta lima pesawat terbang! Dalam proses ini Mühlenkamp diangkat sebagai komandan tetap divisi tanggal 12 Agustus 1944 (setelah sebelumnya menjadi komandan pengganti dari tanggal 22 Juli 1944) dan berperan penting dalam kejayaan unit yang dipimpinnya. Atas prestasinya dalam pertempuran di sekitar Warsawa dia dianugerahi Eichenlaub sebagai tambahan untuk Ritterkreuz-nya tanggal 21 September 1944. Dia tetap menjadi Divisionskommandeur s/d tanggal 9 Oktober 1944 ketika dia digantikan oleh SS-Oberführer Karl Ullrich
Kommandierender General IV. SS-Panzerkorps yang juga mantan Kommandeur 5. SS-Panzer-Division "Wiking", SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Herbert-Otto Gille (peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, Schwerter und Brillanten) memberikan perintah upaya penyelamatan terhadap sebuah batalyon Wehrmacht yang terkepung musuh. Dari kiri ke kanan: Asisten Ajudan tak dikenal, SS-Sturmbannführer Paul Kümmel (Kommandeur I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking"), SS-Obersturmbannführer Hans Bünning (mengenakan tropenanzug SS M43 Sahariana, Kommander SS-Panzer-Artillerie-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking"); SS-Gruppenführer Gille, SS-Obersturmbannführer Hans Dorr (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment "Germania" / 5.SS-Panzer-Division "Wiking"), dan SS-Sturmbannführer Günther Sitter (Kommandeur II.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment "Westland" / 5.SS-Panzer-Division "Wiking")
Dari kiri ke kanan: SS-Obersturmbannführer Hans Dorr (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment "Germania" / 5.SS-Panzer-Division "Wiking"), SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Herbert-Otto Gille (membelakangi kamera, Kommandierender General IV. SS-Panzerkorps), perwira tak dikenal, SS-Standartenführer Johannes Mühlenkamp (Kommandeur SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking"); dan SS-Sturmbannführer Paul Kümmel (Kommandeur I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking"). Sedikit menarik ketika melihat bahwa Gille bertumpu dengan tangan kanannya menggunakan Wolchowstock, sementara Dorr mengenakan tropenanzug SS M43 Sahariana!
Tank-tank Panther Ausf.A dari SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking" bergerak menuju front dalam operasi defensif di sekitar Warsawa bulan Agustus 1944. Bersama dengan Fallschirm-Panzer-Division 1. Hermann Göring, Wiking mampu menghancurkan Korps Tank ke-3 Soviet yang berusaha menyerbu Warsawa
Panzerkampfwagen V Panther Ausf.A "501" milik SS-Untersturmführer Norbert Neven du Mont (Zugführer di 5.Kompanie / II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking") di tengah pertempuran di musim panas 1944. Tank satu ini telah kehilangan beberapa plat Schürze-nya (pelindung roda rantai) yang kemungkinan disebabkan oleh tembakan musuh
Tank-tank Panther Ausf.A dari SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking" bergerak menuju front dalam operasi defensif di sekitar Warsawa bulan Agustus 1944. Bersama dengan Fallschirm-Panzer-Division 1. Hermann Göring, Wiking mampu menghancurkan Korps Tank ke-3 Soviet yang berusaha menyerbu Warsawa
Panzerkampfwagen V Panther Ausf.A "501" milik SS-Untersturmführer Norbert Neven du Mont (Zugführer di 5.Kompanie / II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking") di tengah pertempuran di musim panas 1944. Tank satu ini telah kehilangan beberapa plat Schürze-nya (pelindung roda rantai) yang kemungkinan disebabkan oleh tembakan musuh
Foto yang diambil di bulan Agustus 1944 selama berlangsungnya pertempuran di timur Warsawa ini memperlihatkan sebuah Panzerkampfwagen V Panther Ausf.A dari 8.Kompanie / II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division “Wiking” dan sebuah kendaraan halftrack Sd.Kfz.251/3 Ausf.D dari III.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 9 “Germania” / 5.SS-Panzer-Division "Wiking". Komandan 8. Kompanie, SS-Obersturmführer Karl Nicolussi-Leck, terlihat berdiri nomor dua dari kiri. Antara tanggal 18-22 Agustus 1944, IV. SS-Panzerkorps (yang terdiri dari Divisi SS Wiking dan Divisi SS Totenkopf) berhasil menghancurkan 98 tank Soviet dalam pertempuran sengit di sekitar Warsawa. Perhatikan pelk cadangan yang digantung di depan Sd.Kfz.251/3!
Salah satu dari Panzerkampfwagen V Panther milik 5. SS-Panzer-Division "Wiking" yang membawa serta prajurit infanteri diatasnya (kemungkinan dari 5. Jäger-Division) selama berlangsungnya operasi defensif di sekitar Warsawa bulan Agustus 1944. Prajurit di latar depan dipersenjatai dengan senapan serbu Sturmgewehr 44 (StG 44), sementara rekannya di belakang menggunakan senapan berteleskop yang biasa dipakai oleh sniper
Demonstrasi cara melumpuhkan laras meriam tank musuh menggunakan Stielhandgranate M24. Dari kiri ke kanan: SS-Untersturmführer Gerhard Mahn (Chef 11.Kompanie/SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania"/5.SS-Panzer-Division "Wiking") dan SS-Obersturmführer Friedrich Hannes (Chef 12.Kompanie/SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania"/5.SS-Panzer-Division "Wiking"). Tank peraga yang digunakan adalah SU-76 (Samokhodnaya Ustanovka 76) assault gun yang mempunyai laras kaliber 76,2cm. Mahn dan Hannes adalah sama-sama peraih Deutsches Kreuz in Gold. Mahn meraihnya pada tanggal 4 Juni 1944 sementara Hannes 9 Oktober 1944. Dalam foto di atas Mahn sudah mengenakan DKiG-nya sementara Hannes belum, karena diambil pada musim panas tahun 1944 saat berlangsungnya pertempuran di timur Warsawa
SS-Untersturmführer Gerhard Mahn (Chef 11.Kompanie / SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania" / 5.SS-Panzer-Division "Wiking") duduk di sebelah kanan sambil memberi tanda kepada para Panzergrenadier anakbuahnya untuk turun dari halftrack lapis baja Sd.Kfz.251 mereka dan mulai menyerang posisi pertahanan musuh selama berlangsungnya pertempuran melawan Tentara Merah di timur Warsawa musim panas 1944
Foto yang diambil di tengah kecamuk pertempuran di Polandia bulan Juli 1944 ini memperlihatkan para Panzergrenadier dari 5. SS-Panzer-Division "Wiking" sedang menyerbu sebuah desa tidak dikenal yang terletak diantara Bialystok dan Brest-Litovsk dengan menggunakan ranpur pengangkut pasukan Sd.Kfz.251. Serangan tersebut dipimpin oleh SS-Standartenführer Johannes Mühlenkamp (Kommandeur SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking") yang berdiri di tengah sambil memberi komando
Para prajurit dari 5. SS-Panzer-Division "Wiking" memasuki sebuah desa yang baru saja direbut dari tangan pasukan Soviet di timur Polandia, bulan Juli 1944. Desa yang tak diketahui namanya tersebut sebelumnya telah dibumihanguskan oleh tentara musuh yang mundur. Dalam pertempuran ini nama divisi Wiking disebut berkali-kali dalam Wehrmachtbericht (siaran radio propaganda Wehrmacht) sebagai contoh keteguhan dan semangat bertempur tinggi dalam berkali-kali serangan balik brilian yang mereka lakukan
Dua buah Panzerkampfwagen V Panther Ausf.A dari SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking" dilihat melalui lensa "teropong gunting" Scherenfernrohr SF14Z dari Panther lainnya, musim panas 1944. Pada saat itu Divisi SS Wiking bertempur mati-matian demi menjaga front yang runtuh dimana-mana sekaligus menahan serangan bertubi-tubi Tentara Merah yang datang tak henti-hentinya. Di musim panas itu Uni Soviet melancarkan ofensif massalnya yang diberi nama sebagai "Operasi Bagration"
Dua orang Ritterkreuzträger dari SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking" difoto selama berlangsungnya pelatihan di Debica (Polandia Timur) sekaligus pengorganisasian kembali Divisi Wiking setelah hampir musnah di Kantong Cherkassy. Dari kiri ke kanan: SS-Obersturmführer Willi Hein dan SS-Obersturmführer Kurt Schumacher. Keduanya sama-sama mendapatkan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes sebagai penghargaan atas aksi kepahlawanan mereka dalam menghadang kepungan Rusia di Kantong Cherkassy. Hein selamat sampai perang usai dan meninggal tahun 2000, sementara Schumacher gugur dalam pertempuran di Stuhlweisenburg (Hungaria) tanggal 20 Maret 1945
Salah satu dari Panzerkampfwagen V Panther milik 5. SS-Panzer-Division "Wiking" yang membawa serta prajurit infanteri diatasnya (kemungkinan dari 5. Jäger-Division) selama berlangsungnya operasi defensif di sekitar Warsawa bulan Agustus 1944. Prajurit di latar depan dipersenjatai dengan senapan serbu Sturmgewehr 44 (StG 44), sementara rekannya di belakang menggunakan senapan berteleskop yang biasa dipakai oleh sniper
Demonstrasi cara melumpuhkan laras meriam tank musuh menggunakan Stielhandgranate M24. Dari kiri ke kanan: SS-Untersturmführer Gerhard Mahn (Chef 11.Kompanie/SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania"/5.SS-Panzer-Division "Wiking") dan SS-Obersturmführer Friedrich Hannes (Chef 12.Kompanie/SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania"/5.SS-Panzer-Division "Wiking"). Tank peraga yang digunakan adalah SU-76 (Samokhodnaya Ustanovka 76) assault gun yang mempunyai laras kaliber 76,2cm. Mahn dan Hannes adalah sama-sama peraih Deutsches Kreuz in Gold. Mahn meraihnya pada tanggal 4 Juni 1944 sementara Hannes 9 Oktober 1944. Dalam foto di atas Mahn sudah mengenakan DKiG-nya sementara Hannes belum, karena diambil pada musim panas tahun 1944 saat berlangsungnya pertempuran di timur Warsawa
SS-Untersturmführer Gerhard Mahn (Chef 11.Kompanie / SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania" / 5.SS-Panzer-Division "Wiking") duduk di sebelah kanan sambil memberi tanda kepada para Panzergrenadier anakbuahnya untuk turun dari halftrack lapis baja Sd.Kfz.251 mereka dan mulai menyerang posisi pertahanan musuh selama berlangsungnya pertempuran melawan Tentara Merah di timur Warsawa musim panas 1944
Foto yang diambil di tengah kecamuk pertempuran di Polandia bulan Juli 1944 ini memperlihatkan para Panzergrenadier dari 5. SS-Panzer-Division "Wiking" sedang menyerbu sebuah desa tidak dikenal yang terletak diantara Bialystok dan Brest-Litovsk dengan menggunakan ranpur pengangkut pasukan Sd.Kfz.251. Serangan tersebut dipimpin oleh SS-Standartenführer Johannes Mühlenkamp (Kommandeur SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking") yang berdiri di tengah sambil memberi komando
Para prajurit dari 5. SS-Panzer-Division "Wiking" memasuki sebuah desa yang baru saja direbut dari tangan pasukan Soviet di timur Polandia, bulan Juli 1944. Desa yang tak diketahui namanya tersebut sebelumnya telah dibumihanguskan oleh tentara musuh yang mundur. Dalam pertempuran ini nama divisi Wiking disebut berkali-kali dalam Wehrmachtbericht (siaran radio propaganda Wehrmacht) sebagai contoh keteguhan dan semangat bertempur tinggi dalam berkali-kali serangan balik brilian yang mereka lakukan
Dua buah Panzerkampfwagen V Panther Ausf.A dari SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking" dilihat melalui lensa "teropong gunting" Scherenfernrohr SF14Z dari Panther lainnya, musim panas 1944. Pada saat itu Divisi SS Wiking bertempur mati-matian demi menjaga front yang runtuh dimana-mana sekaligus menahan serangan bertubi-tubi Tentara Merah yang datang tak henti-hentinya. Di musim panas itu Uni Soviet melancarkan ofensif massalnya yang diberi nama sebagai "Operasi Bagration"
Dua orang Ritterkreuzträger dari SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking" difoto selama berlangsungnya pelatihan di Debica (Polandia Timur) sekaligus pengorganisasian kembali Divisi Wiking setelah hampir musnah di Kantong Cherkassy. Dari kiri ke kanan: SS-Obersturmführer Willi Hein dan SS-Obersturmführer Kurt Schumacher. Keduanya sama-sama mendapatkan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes sebagai penghargaan atas aksi kepahlawanan mereka dalam menghadang kepungan Rusia di Kantong Cherkassy. Hein selamat sampai perang usai dan meninggal tahun 2000, sementara Schumacher gugur dalam pertempuran di Stuhlweisenburg (Hungaria) tanggal 20 Maret 1945
Foto yang diambil tanggal 26 Oktober 1944 ini merupakan koleksi Hans Fischer dan berasal dari buku "SS-Standartenführer Johannes Mühlenkamp und seine Männer" karya Paul Oosterling, Hans Fischer dan Ron Erlings (halaman 372 volume 2). Dari kiri ke kanan: SS-Untersturmführer Kurt Jabs (Abteilungs-Adjutant der I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking"), SS-Oberscharführer Erich Bock (Zugführer di 3. Kompanie / I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking"), SS-Oberscharführer Hans Fischer (Zugführer di 3. Kompanie / I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking"), dan SS-Obersturmführer Kurt Schumacher (Kompaniechef der 3. Kompanie / I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking")
Foto yang diambil oleh Ernst Baumann bulan periode 7-12 Januari 1945 ini memperlihatkan para perwira dari I.Abteilung/SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking" dan I.Bataillon/SS-Panzergrenadier-Regiment 23 "Norge" berpose bersama di depan pintu Kastil Hegykastely yang berlokasi di sebuah bukit, pinggir jalan antara wilayah Many dan Bicske, Hungaria. Baris depan, dari kiri ke kanan: SS-Untersturmführer Werner Liebald (Chef Maschinengewehr-Kompanie/I.Bataillon/SS-Panzergrenadier-Regiment 23 "Norge") dan SS-Sturmbannführer Fritz Vogt (Kommandeur I.Bataillon/SS-Panzergrenadier-Regiment 23 "Norge"/11.SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Division Nordland). Baris belakang, dari kiri ke kanan: SS-Obersturmführer Ernst Kiefer (Chef 4.Kompanie/SS-Panzergrenadier-Regiment 23 "Norge"); SS-Obersturmführer Helmut Bauer (Chef 3.Kompanie/SS-Panzer-regiment 5); SS-Obersturmführer der Reserve Willi Hein (Kommandeur I.Abteilung/SS-Panzer-Regiment 5); SS-Obersturmbannführer Fritz Darges ("raksasa" yang berdiri di tengah, Kommandeur SS-Panzer-Regiment 5/5.SS-Panzer-Division "Wiking"); Panzerkommandant tak dikenal dari II.Abteilung/SS-Panzer-Regiment 5; SS-Obersturmführer Karl-Heinz Lichte (dengan rokok terselip di bibir, Chef 5.Kompanie/SS-Panzer-Regiment 5); dan SS-Obersturmführer Hans Weerts (Chef 4.Kompanie/SS-Panzer-Regiment 5)
---------------------------------------------------------------------------------
SS-Rottenführer Léo Arthur Avermaete dari SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking" adalah sukarelawan Flemish yang lahir di Antwerpen tanggal 19 Juni 1923. Uniknya, meskipun notabene dia adalah seorang prajurit Panzertruppen, tapi dalam foto ini dia mengenakan medali Infanterie-Sturmabzeichen in Silber! Perlu diingat bahwa sampai dengan musim semi 1942 pada dasarnya tidak ada yang namanya unit panzer Waffen-SS (kecuali sebagian kecil anggota SS-Totenkopf-Panzer-Abwehr-Abteilung). Banyak para rekrutan Panzertruppen SS yang diambil dari unit infanteri, dan beberapa diantara mereka telah mendapatkan medali sebelumnya sehingga tidak heran kalau medali infanteri tersebut "terbawa" saat telah menjadi prajurit panzer. Bahkan faktanya, para Panzermann veteran pasukan pejalan kaki ini lebih bangga atas tertempelnya Infanterie-Sturmabzeichen di seragam mereka daripada Panzerkampfabzeichen karena cara mendapatkannya yang lebih sulit! Di foto ini kita juga bisa melihat strip di schulterklappen-nya yang menjelaskan bahwa dia adalah seorang "Führeranwärter" (Kandidat Komandan/Bintara). Avermaete selamat sampai perang usai dan meninggal pada tanggal 26 Maret 2012
---------------------------------------------------------------------------------
SS-Rottenführer Léo Arthur Avermaete dari SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking" adalah sukarelawan Flemish yang lahir di Antwerpen tanggal 19 Juni 1923. Uniknya, meskipun notabene dia adalah seorang prajurit Panzertruppen, tapi dalam foto ini dia mengenakan medali Infanterie-Sturmabzeichen in Silber! Perlu diingat bahwa sampai dengan musim semi 1942 pada dasarnya tidak ada yang namanya unit panzer Waffen-SS (kecuali sebagian kecil anggota SS-Totenkopf-Panzer-Abwehr-Abteilung). Banyak para rekrutan Panzertruppen SS yang diambil dari unit infanteri, dan beberapa diantara mereka telah mendapatkan medali sebelumnya sehingga tidak heran kalau medali infanteri tersebut "terbawa" saat telah menjadi prajurit panzer. Bahkan faktanya, para Panzermann veteran pasukan pejalan kaki ini lebih bangga atas tertempelnya Infanterie-Sturmabzeichen di seragam mereka daripada Panzerkampfabzeichen karena cara mendapatkannya yang lebih sulit! Di foto ini kita juga bisa melihat strip di schulterklappen-nya yang menjelaskan bahwa dia adalah seorang "Führeranwärter" (Kandidat Komandan/Bintara). Avermaete selamat sampai perang usai dan meninggal pada tanggal 26 Maret 2012
SS-Rottenführer Henk Kistemaker (4 Oktober 1922 - 2003) adalah seorang sukarelawan Belanda yang menjadi prajurit infanteri di SS-Regiment "Germania" / SS-Division "Wiking" sebelum menjadi awak Panzerkampfwagen V Panther di SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking". Dia terluka tiga kali di medan pertempuran dan mendapatkan berbagai medali sebagai penghargaan atas keberaniannya: Infanterie-Sturmabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse (1944); Verwundetenabzeichen in Schwarz (1942); Verwundetenabzeichen in Silber (1943); Medaille Winterschlacht im Osten (1942); serta Panzerkampfabzeichen III.Stufe "50" (1945). Dia selamat sampai perang usai dan kemudian menuliskan memoarnya yang berjudul "Wiking - Een Nederlandse SS-er aan het Oostfront"
SS-Obersturmbannführer Paul Kümmel (13 April 1911 - 27 Desember 1982) adalah Kommandeur I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking" yang tidak mendapat satupun medali perang bergengsi Wehrmacht, meskipun dia notabene menjadi komandan salah satu unit yang paling sering terjun ke dalam kancah pertempuran! Dia bukanlah peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, Deutsches Kreuz in Gold/Silber, bahkan Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS!
SS-Obersturmbannführer Ernst Christian Hartvig Viffert (10 November 1893 - 1950/51) adalah perwira zeni SS yang merupakan sukarelawan dari Denmark. Dia bergabung di unit Pionier Wiking setelah dilancarkannya Unternehmen Barbarossa (penyerbuan Jerman ke Uni Soviet) tahun 1941. Seusai perang, Viffert dijatuhi hukuman kerja paksa selama 25 tahun oleh pengadilan penjahat perang Soviet, dan dia meninggal karena sakit dalam kamp tawanan Stalino
---------------------------------------------------------------------------------
PROFIL MESIN PERANG
Befehlspanzerwagen V Panther Ausf. A Stab, SS-Panzer-Regiment 5/5.SS-Panzer-Division “Wiking”. Hampir semua foto yang menampakkan tank satu ini memperlihatkan komandan SS-Panzer-Regiment 5, SS-Obersturmbannführer Johannes Mühlenkamp, yang sedang nongkrong di atas cupola seperti tampak dalam gambar di atas. Menariknya, Befehlspanzerwagen (tank komando) dengan turmnummer (nomor turret) R01 diketahui nyata keberadaannya dan ada setidaknya satu foto yang memperlihatkan Panther R02 dengan komandan yang berbeda di atas cupola (yang sayangnya masih belum teridentifikasi sampai saat ini). Penjelasannya adalah begini: dalam upaya meloloskan diri dari kepungan pasukan Rusia di Kovel pada musim semi 1944, Panther yang dikendarai oleh Mühlenkamp menghantam ranjau yang ditanam di luar Kovel di pagi tanggal 5 April 1944. Selama dua hari Panthernya teronggok tidak bisa diperbaiki karena ganasnya pertempuran. Kemungkinan besar Panther naas tersebut adalah R01 dan, sampai dia bisa diperbaiki, Mühlenkamp mau tidak mau menggunakan Panther R02 milik ajudannya (yang ternyata keterusan, beibeh!)
Sd.Kfz.251/7 Ausf. D, SS-Panzer-Regiment 5/5.SS-Panzer-Division “Wiking”. Meskipun kendaraan tersebut umumnya digunakan oleh batalyon zeni Divisi “Wiking”, tapi Resimen Panzer ke-5 juga mempunyai beberapa kendaraan dari jenis ini pada saat foto di atas diambil, yaitu di antara pertempuran di Kovel dan Chelm di Bug bulan Juli 1944. Perhatikan bahwa dalam foto di kanan, Panther yang kelihatan di bagian kiri yang dilengkapi dengan tambahan pijakan kayu yang dipasang menopang bagian lambung adalah Panther R02 milik komandan SS-Panzer-Regiment 5, SS-Obersturmbannführer Johannes Mühlenkamp. Plat nomor kendaraan SS yang terpasang di Sd.Kfz.251/7 seperti yang ditampilkan di atas sebenarnya hanyalah sekedar ilustrasi saja karena di foto aslinya tidak kelihatan!
Bergepanther, SS-Panzer-Regiment 5/5.SS-Panzer-Division “Wiking”. Dalam catatannya tentang pertempuran di sekitar Kovel akhir Maret 1944, SS-Hauptsturmführer Karl Nicolussi-Leck (Chef 8.Kompanie/II.Abteilung/SS-Panzer-Regiment 5) menyebutkan bahwa dia mempunyai tiga buah kendaraan jenis ini yang fungsinya sebagai “bengkel berjalan” bagi Panther-Panther di kompinya yang mengalami kerusakan. Bergepanther di atas berasal dari model paling awal dan tidak dilengkapi sekop besar yang biasanya terpasang di lambung belakang. Ilustrasi di atas dibuat berdasarkan sebuah foto yang diambil di musim panas tahun 1944
Panzerbefehlswagen IV Ausf. J, 1.Kompanie/I.Abteilung/SS-Panzer-Regiment 5/5.SS-Panzer-Division “Wiking”. Meskipun dibuat berdasarkan foto yang berasal dari awal tahun 1945, sedikit kemungkinan bahwa marking dan kamuflase panzer ini berubah banyak dari pertempuran bulan Agustus dan September 1944 sebelumnya. Foto yang menampilkan Panther IV milik Divisi “Wiking” terbilang cukup langka sehingga tidak banyak yang diketahui mengenainya. Meskipun begitu, dipastikan bahwa tank-tank milik kompi ke-1, 2 dan 3 dilengkapi dengan sistem marking tiga digit seperti yang tampak dalam gambar. Bagian belakang dari panzer 111 memperlihatkan lokasi penempatan antena berjenis Sternantenne untuk set radio jarak jauh Fu 8 serta lapisan baja pelindung di lambung belakang
Buku "SS-Standartenführer Johannes Mühlenkamp und seine Männer" karya Paul Oosterling, Hans Fischer dan Ron Erlings
Buku "Tiger" karya Thomas Anderson
Buku "Viking Summer; 5.SS-Panzer-Division in Poland 1944" karya Dennis Oliver
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi Riksarkivet (Arsip Nasional Norwegia)
Foto koleksi pribadi "EKman" McGee
Foto koleksi pribadi Hans Fischer
Foto koleksi pribadi John P. Moore
Foto koleksi pribadi Morio Ishimura
Tidak ada komentar:
Posting Komentar