Oberst Oskar Bauer (13 Maret 1900 - 20 Januari 1975) menjadi kadet di Infanterie-Regiment Landgraf Friedrich I von Hessen-Kassel Nr. 81 tanggal 15 Desember 1917 dan ikut bertempur dalam Perang Dunia Pertama sebelum berhenti di akhir perang setelah Kekaisaran Jerman kalah. Pada tanggal 16 Oktober 1934 dia masuk lagi ke militer yang sedang dikembangkan dengan pesat oleh Hitler. Bauer mengambil spesialisasi senjata anti pesawat udara (Flak) dan ditempatkan di Flak-Regiment 13 (2 Januari 1935). Sempat menjadi pengajar di Flakartillerie-Schule, dia kembali ke tugas lapangan saat Jerman menginvasi Prancis pada tahun 1940 dan mengalami luka-luka disana. Atas keberaniannya dia direkomendasikan untuk mendapatkan Ritterkreuz tapi ditolak dan hanya mendapatkan Ehrenpokal sebagai gantinya (penghargaan yang biasanya diberikan untuk awak udara ini diraih oleh Bauer atas jasanya dalam perang udara sebagai komandan unit anti pesawat yang mobil. Dia merupakan salah satu orang pertama dari Flak yang dianugerahi Ehrenpokal!). Pada bulan Maret 1941 Bauer ditunjuk sebagai Bataillonskommandeur di Flak-Regiment 4. Dia memimpin unitnya secara brilian dalam pertempuran darat Bialystok (23-26 Juni 1941) ketika merubah meriam-meriam artileri udaranya untuk digunakan melawan tank-tank Soviet. Pada tanggal 1 Juli 1941 unit Bauer tercatat sudah menghancurkan 57 tank dan 5 pesawat dan berperan besar atas kehancuran dua divisi Rusia di wilayah mereka! Atas prestasinya Bauer dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 22 Oktober 1941 sebagai Major dan Kommandeur II.Abteilung / Flak-Regiment 4 (motorisiert) / Kommandeur der Luftwaffe Armee-Oberkommando 9 / Heeresgruppe Mitte. Dia kemudian meneruskan sisa karirnya sebagai perwira staff dan menyerah pada Inggris tanggal 9 Mei 1945 (di tahanan pun dia dipercaya untuk mengepalai pemprosesan para tawanan perang wanita Jerman!). Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (10 Oktober 1939); Verwundetenabzeichen in Schwarz (20 Mei 1940); 1939 Eisernes Kreuz I.Klasse (4 Juni 1940); Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (23 Oktober 1940); Allgemeines-Sturmabzeichen (30 Januari 1941); Kriegsverdienstkreuz II.Klasse mit Schwertern; Flakkampfabzeichen der Luftwaffe (20 Februari 1942); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV.Klasse 4 Jahre; Erdkampfabzeichen der Luftwaffe (16 Agustus 1942); Bulgarisches Ehrenkreuz (17 Desember 1943); serta Medalia Cruciada Impotriua Comunismului Rumania (27 Desember 1943)
Oberleutnant der Reserve Dr.jur. Adolf Baum (28 Oktober 1916 - 4 Desember 1942) adalah anak dari petugas jawatan kereta api Austria yang pertama kali bergabung dengan militer negaranya sebelum pindah ke Wehrmacht tahun 1938. Meskipun pada awalnya bertugas sebagai prajurit infanterie, setelah "Anschluß" (bersatunya Austria dengan Jerman) dia memilih untuk meneruskan karir di unit Flak-Artillerie (Flak-Regiment 13, Flak-Regiment 61, dan Flak-Regiment 37). Baum ikut berpartisipasi dalam penyerbuan Jerman ke Polandia (1939), Barat (1940) dan Balkan (1941). Menariknya, di sela-sela tugas militer dia masih menyempatkan diri untuk meneruskan pendidikan ke yang lebih tinggi dan lulus dari Universitas Wina dengan gelar Dr.jur. (Doctor Juris) pada bulan Maret 1942. Tak lama kemudian Baum ditempatkan di wilayah Mius (Ukraina), dan berlanjut terus sampai ke Stalingrad. Dalam Pertempuran Novo-Belenkaya di bulan September 1942 Baum membuktikan kehandalannya sebagai komandan baterai artileri udara dalam menghadapi Tentara Merah di utara Stalingrad. Dia memfungsikan meriam-meriamnya sebagai senjata anti-tank dan berhasil menghancurkan 13 buah tank T-34 (dari 17 tank) yang menyerang posisi pertahanannya! Hancurnya pasukan tank Rusia membuat sayap utara 6. Armee yang bertempur di dalam kota menjadi aman (untuk sementara waktu). Tak lama kemudian, tanggal 15 Oktober 1942, Baum terluka di bagian paha dan lengan sehingga harus ditarik dari front untuk mendapatkan perawatan di Heeres-Lazarett Krakow (Polandia). Di rumah sakit dia menderita komplikasi penyakit kuning sehingga kondisinya tambah memburuk dan meninggal tak lama kemudian di bulan Desember 1942. Untuk menghargai jasa-jasanya, Baum dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes secara anumerta tanggal 21 Desember 1942 sebagai Oberleutnant der Reserve dan Führer 5.Batterie / Flak-Regiment 37 (motorisiert) / 9.Flak-Division / I.Flakkorps / Luftflotte 4. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (18 Juli 1940); Eisernes Kreuz I.Klasse (19 April 1941); Flak-Kampfabzeichen der Luftwaffe (1941); Verwundetenabzeichen in Schwarz (1942); serta Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (9 September 1942)
Oberst Michael Bauer (24 November 1895 - 15 Februari 1943) menjadi seorang prajurit militer pada tahun 1914 ketika bergabung dengan 6. Infanterie-Regiment "Kaiser Wilhelm, König von Preußen". Setelah ikut bertempur dalam Perang Dunia Pertama, dia menjadi salah satu dari 100.000 anggota baru Reichswehr dan bertugas di unit Gebirgsjäger (Pasukan Gunung). Pada tahun 1939 Bauer dipindahkan ke Infanterie-Regiment 399, dilanjutkan dengan Infanterie-Regiment 488 dan Infanterie-Regiment 499. Sebagai penghargaan atas kepemimpinan serta sikap pantang menyerahnya dalam pengepungan Rusia di Baschmakova, dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 2 Februari 1942 sebagai Major dan Kommandeur I.Bataillon / Infanterie-Regiment 499 / 268.Infanterie-Division / XIII.Armeekorps / 4.Armee / Heeresgruppe Mitte. Setelahnya dia diserahi tanggungjawab sebagai Komandan Infanterie-Regiment 468 dan ikut serta dalam Regimentsführer-Lehrgang di Döberitz. Oberstleutnant Bauer terkena serangan stroke pada tanggal 3 Februari 1943 dan meninggal 12 hari kemudian di Feldlazarett (Rumah Sakit Lapangan) 268 di Sclobodka, Rusia. Di hari yang sama dia dipromosikan menjadi Oberst. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Militärverdienstorden IV.Klasse mit Schwertern (15 November 1915); 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz (4 Juli 1918); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (24 Oktober 1935); Dienstauszeichnung IV.Klasse (2 Oktober 1936); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (1940) und I.Klasse (1940); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; serta Deutsches Kreuz in Gold (26 Desember 1941)
Bagian bodi dari schwere Panzerjäger Tiger(P) "Ferdinand" digunakan sebagai basis bagi produksi beberapa Bergepanzer Tiger (P) pertama. Kendaraan satu ini bukanlah mesin perang melainkan berfungsi sebagai "bengkel berjalan" untuk memperbaiki setiap Tiger yang mengalami kerusakan atau mogok. Bilamana diperlukan, dia juga bisa menjadi mobil derek bagi tank-tank berat Jerman, sebuah pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh kendaraan yang lebih ringan
"Otto Carius - Doromamire no tora" adalah Manga produksi 1998-1999 hasil karya sutradara animasi terkenal Jepang Hayao Miyazaki (Studio Ghibli) yang didasarkan atas pengalaman hidup jagoan panzer Jerman Otto Carius (dalam memoarnya, "Tiger im Schlamm"), ditambah dengan pendalaman oleh Miyazaki sendiri melalui wawancara dengan sang tokoh langsung serta eksplorasi ke bekas medan pertempuran di Estonia yang menjadi tema cerita.
Manga ini semuanya diwarnai menggunakan cat air sehingga menambah keindahannya, sementara semua pemerannya dipersonifikasikan sebagai babi dan bukannya manusia (trade mark Miyazaki). Ceritanya difokuskan pada pertempuran yang dilakukan oleh Carius di Narva (Estonia) melawan pasukan Soviet, pertempuran yang membuat namanya melambung ke seantero dunia dan membantunya mendapatkan dua medali paling bergengsi Wehrmacht: Ritterkreuz dan Eichenlaub
Manga ini terdiri dari enam seri singkat yang masing-masingnya terdiri dari 6-7 halaman. Seperti standar semua komik Jepang, maka anda harus membacanya dari kanan ke kiri dan bukannya kiri ke kanan!
Selama ini kita hanya mendapatkan informasi sepihak mengenai Perang Dunia II, yaitu informasi dari pihak pemenang, yaitu sekutu Amerika-Inggris-Perancis-Uni Sovyet dan negara-negara ZOG (zionist occupied goverments) lainnya. Kita jarang sekali, kalau tidak bisa dikatakan tidak pernah, mengetahui dari sudut pandang lawan sekutu, yaitu Jerman-Italia-Jepang. Kita misalnya tidak pernah mengetahui motif Hitler membiarkan ratusan ribu Tentara Ekspedisi Inggris yang terkepung di Dunkirk, Perancis, melarikan diri kembali ke Inggris. Kita tentu saja juga jarang, kalau tidak dikatakan tidak pernah, mendengar tentang peristiwa Pemboman Dresden meski itu adalah sebuah peristiwa paling memilukan dalam Perang Dunia II!
Dresden pada tahun 1945 adalah kota yang indah dengan 650.000 penduduknya yang ramah tamah. Pada tgl 13 Februari 1945 kota ini dipenuh sesaki oleh sekitar 750.000 pengungsi Jerman yang melarikan diri dari kekejaman tentara komunis-yahudi Uni Sovyet. Mereka berkemah di taman-taman dan tanah lapang yang ada, bahkan di trotoar dan jalan-jalan. Mereka merasa aman di sana karena Dresden bukan kota yang memiliki fasilitas militer target serangan musuh. Sebaliknya Dresden adalah "kota rumah sakit" yang memiliki 25 rumah sakit dan fasilitas medis besar. Mereka juga sadar bahwa menurut hukum internasional, kota mereka tidak mungkin menjadi sasaran serangan militer sebagaimana Jerman juga tidak pernah menyentuh "kota-kota pendidikan" Inggris seperti Oxford dan Cambridge.
Namun anggapan mereka keliru. Pada jam 10.15 malam sebanyak 800 pesawat bomber dan pesawat-pesawat tempur pengawal Inggris memenuhi langit Dresden dan menumpahkan berton-ton bom penghancur. Ribuan orang tewas maupun luka-luka dalam satu serangan tersebut. Saat pesawat-pesawat itu menghilang dari langit, penduduk dan pengungsi yang selamat keluar dari persembunyian untuk memberikan pertolongan para korban. Demikian juga ribuan penolong dari kota-kota dan desa-desa sekitar bergegas menuju Dresden. Mereka tidak pernah membayangkan peristiwa tragis yang baru saja terjadi. Tentu saja mereka juga tidak pernah menyangka bahwa berhentinya serangan hanya tipuan belaka. Karena saat jalan-jalan dipenuhi para penolong dan korbannya, gelombang kedua serangan udara Inggris kembali datang.
Serangan kedua memberikan dampak kehancuran yang lebih besar dari kota yang masih dipenuhi bara api oleh serangan pertama itu. Api berkobar lebih hebat lagi membakar. Demikian hebat kebakaran tersebut dan panas yang ditimbulkannya hingga para penolong dari luar kota kesulitan untuk memasuki kota. Sementara ribuan penduduk Dresden dan pengungsi terbakar hidup-hidup hingga ke tulang.
Cerita tentang kengerian peristiwa itu tidak terkatakan. Saat anak-anak kecil yang terpisah dari orang tuanya terjebak di dalam genangan aspal yang meleleh karena panas. Atau saat anak-anak kecil terinjang-injak oleh orang-orang yang berebut jalan menyelamatkan diri. Hal seperti ini tentunya tidak pernah dialami rakyat Inggris, Amerika dan sekutu-sekutunya.
Bencana kemanusiaan ini belum berhenti karena keesokan harinya giliran Amerika unjuk gigi. Sebanyak 400 pesawat pembom menumpahkan muatannya dan pesawat-pesawat tempur menembaki orang-orang di jalanan termasuk para tenaga medis yang tengah merawat pasiennnya di sepanjang tepi Sungai Elbe.
Namun itu semua masih belum berakhir karena tiga serangan lanjutan telah direncanakan tentara sekutu: 15 Februari, 3 Maret, dan 17 April 1945 dengan total pesawat pengebom mencapai 1.172 unit. Korban tewas diperkirakan mencapai 400.000 jiwa, atau bahkan lebih. Dan karena Jerman tidak memiliki cukup orang untuk melakukan evakuasi, mayat-mayat hanya disemprot dengan disinfektan atau api kemudian dikubur bersama reruntuhan bangunan.
Sebagaimana ditulis oleh Jendral Patton, kamandan pasukan sekutu yang berhasil mengalahkan dan menduduki Jerman, dalam buku hariannya, pemerintahan sipil sekutu, terutama Amerika dan Inggris, secara sistematis berupaya melakukan pembersihan etnis terhadap warga kulit putih Jerman, semata-mata dengan motif balas dendam orang-orang yahudi kepada mereka. Antara 800.000 sampai 1,1 juta tawanan perang Jerman dibiarkan tinggal di kamp tawanan tanpa atap dan alas selama berbulan-bulan menahan kelaparan, kepanasan dan kedinginan. Warga sipil Jerman diusir dari rumah-rumah mereka untuk diisi oleh orang-orang yahudi yang didatangkan dari Uni Sovyet dan Eropa Timur. Sekitar 500.000 tawanan perang lainnya, sipil maupun militer, dikirim ke Siberia untuk menjalani kerja paksa. Bagi para wanita Jerman, masa-masa terakhir regim Nazi adalah neraka sesungguhnya. Mereka hanya mempunyai dua pilihan: diperkosa oleh tentara Uni Sovyet atau dibom oleh pesawat pembom Amerika dan Inggris.
Diperkirakan sekitar 5 juta warga Jerman secara sistematis dibiarkan mati kelaparan selama 5 tahun setelah perang oleh tentara sekutu yang menduduki Jerman.
Dan karena yahudi mengontrol pemerintahan dan media massa barat, bahkan warga Jerman sendiri tidak banyak mengetahui tentang tragedi Dresden. Yahudi menginginkan hak eksklusif sebagai korban perang, hingga meski korban perang justru bukan orang yahudi, mereka terus saja mengkampanyekan "holocoust". Tujuannya tentu agar mereka bisa tetap terus "memeras" seluruh masyarakat di dunia. Hingga kini misalnya, negara-negara barat terus memberikan bantuan "kompensasi korban perang" kepada Israel. Pada dekade 90-an, ketika memori rakyat Eropa tentang "holocoust" meredup, orang-orang yahudi dibawah koodinasi World Jewish Association mengkampanyekan "holocoust" yang oleh pengkritiknya disebut sebagai "holocoust industry". Mereka memeras perbankan Jerman dan Swiss dengan dalih mendapatkan keuntungan ilegal dari dana-dana masyarakat yahudi yang hangus selama perang, hingga dalam sekali tepuk berhasil meraup miliaran dolar. Namun, seperti biasa, dana kompensasi itu sebagian besar justru masuk ke kantong pribadi tokoh-tokoh yahudi, bukan para korban perang sebenarnya.
"Holocoust industry" adalah upaya-upaya sistematis orang-orang yahudi untuk melanggengkan kenangan palsu "holocoust" sembari mendapatkan keuntungan melimpah darinya. "Holocoust industry" termasuk museum-museum holocoust di beberapa negara barat, pendidikan "holocoust", LSM-LSM, buku-buku, film-film dan sebagainya. Film-film Hollywood tentang Perang Dunia II hampir pasti juga bagian dari "holocoust industry".
Ketika rakyat Ukraina ingin memperingati peristiwa "Holomador", lobi internasional yahudi menolaknya dengan keras. "Holomador" adalah "etnis cleansing" terhadap rakyat Ukraina oleh regim komunis Uni Sovyet yang didirikan dan dijalankan secara eksklusif oleh orang-orang yahudi. Ukraina yang adalah lumbung gandum mengalami bencana kelaparan massal yang menewaskan sekitar 7 juta penduduknya karena hasil panen dirampas oleh regim komunis sebelum terjadinya Perang Dunia II. Mereka juga menentang peringatan pembantaian etnis Armenia oleh Kemal Attaturk, seorang yahudi "domne" Turki.
Tujuan lainnya agar hak eksklusif korban perang hanya menjadi milik yahudi adalah untuk memberi alasan mereka melakukan terorisme terhadap rakyat Palestina. Mereka berharap masyarakat dunia memaklumi pendudukan yahudi atas Palestina karena "yahudi membutuhkan negeri sendiri" setelah mengalami "holocoust".
Feldwebel Ludwig Bauer (24 Juli 1912 - 26 Oktober 1944) adalah anak seorang pembuat roda di Bavaria yang bergabung dengan Fahr-Ersatz-Abteilung 7 tanggal 22 April 1940. Tak lama setelahnya dia dipindahkan ke Grenadier-Ersatz-Bataillon 61, berlanjut ke Veterinär-Ersatz-Abteilung 7 (23 Agustus 1941), Veterinär-Kompanie 387 (5 Februari 1942), dan Grenadier-Regiment 541 (11 September 1942). Setelah terluka dalam pertempuran, pada tanggal 14 Juni 1943 dia dipindahkan lagi ke Grenadier-Ersatz-Bataillons 61, lalu ke Grenadier-Regiment 117 (1 Oktober 1943) yang beroperasi di medan perang Italia. Bauer ikut serta dalam pertempuran defensif di wilayah Adriatik. Pada tanggal 7 September 1944 dia dan anakbuahnya berhasil merebut sebuah desa bernama Il palazzo dari tangan musuh sehingga dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 23 Oktober 1944 sebagai Unteroffizier der Reserve dan Gruppenführer di 5.Kompanie / II.Bataillon / Grenadier-Regiment 117 / 98.Infanterie-Division / LLVI.Armeekorps / 10.Armee / Heeresgruppe C. Hanya berselang beberapa hari kemudian sang bintara Ritterkreuzträger terluka parah dalam pertempuran dan meninggal karenanya tanggal 26 Oktober 1944 di Hauptverbandsplatz St. Lamzo, Morciano (selatan Rimini). Secara anumerta pangkatnya dinaikkan satu tingkat menjadi Feldwebel der Reserve. Keluarga Bauer sangat terpukul mendengar berita gugurnya sang pahlawan karena sebelumnya dua orang adiknya telah mendahului berpulang ke Rahmatullah: Oberfeldwebel Gottfried Bauer (14 Oktober 1914 - 26 Juli 1943) yang gugur di Kursk, dan Gefreiter Richard Bauer (13 November 1924 - 8 Agustus 1943) yang gugur di Smolensk. Saving Private Ryan dalam kehidupan nyata! Medali dan penghargaan lain yang diraih oleh Ludwig Bauer: Eisernes Kreuz II.Klasse (4 Januari 1942); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Eisernes Kreuz I.Klasse (1 September 1943); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; Verwundetenabzeichen in Silber; serta Nahkampfspange in Bronze (1944). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht edisi 10 September 1944
Feldwebel Konrad "Pitt" Bauer (Flugzeugführer di 5.Staffel / II.Gruppe / Jagdgeschwader 300 "Wilde Sau") berpose di atas kokpit pesawat pemburu Focke-Wulf Fw 190 A-8 (Werknummer 171641) "Rote 3" yang diberi grafiti "Kornjark". Ketika ditanya apakah itu adalah nama akek, tuak, anggur orangtua atau sebangsanya (karena pilot satu ini memang pemabok berat!), Bauer menjawab bahwa sebenarnyalah itu adalah nama Nordik. Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Doelfs dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 18 September 1944. Teks aslinya berbunyi: "Er vernichtete vierzehn 'Viermotorige'. Der Luftkrieg der letzten Wochen wird vor allem durch die mit sämtlichen Mitteln gesteigerte Offensive des Feindes vom Westen und Süden gegen das Reichsgebiet gekennzeichnet. Sie Stellen an unsere Abwehr, insbesondere an unsere Jäger, die höchsten Anforderungen. Hier einer unserer erfolgreichen Jäger, Feldwebel Konrad Bauer. Er bezwang bisher 36 feindliche Flugzeuge, unter ihnen 14 'Viermotorige'" (Dia menghancurkan 14 "Pesawat Mesin Empat". Peperangan udara di minggu-minggu ini ditandai dengan semakin meningkatnya sumber daya ofensif musuh melawan Reich dari Barat dan Selatan. Kondisi ini menuntut para pemburu kita untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Ini adalah salah satu pemburu yang paling sukses, Sersan Konrad Bauer. Dia telah menembak jatuh 36 pesawat musuh dengan 14 diantaranya adalah "Mesin Empat")
Oberleutnant Konrad "Pitt" Bauer (9 Februari 1919 - 17 Juni 1990) bertugas bersama Jagdgeschwader 51 di Front Timur pada bulan Maret 1943. Dia mencatat kemenangan pertamanya saat menembak jatuh sebuah pesawat pembom Pe-2 bermesin ganda Rusia pada tanggal 20 Maret 1943. Pada tanggal 15 Desember 1943 Bauer mengklaim enam kemenangan dalam satu hari, dengan lima diantaranya dia hancurkan hanya dalam waktu lima menit! Setelah mencatat total 18 kemenangan di Front Timur, pada bulan Maret 1944 dia dipindahkan ke JG 3 "Udet" untuk melakukan tugas "Reichsverteidigung" (Pertahanan Reich). Dia mencatat kemenangan udara pertamanya melawan Sekutu Barat tanggal 18 April 1944 setelah menembak jatuh sebuah pembom B-17 bermesin empat dari USAAF. Pada bulan Juni 1944 Bauer dipindahkan lagi ke II./JG 300, sebuah unit khusus yang dilengkapi dengan pesawat-pesawat Focke-Wulf Fw 190 dengan dua kanon 30mm dan dua kanon 20mm demi mengantisipasi semakin bertambahnya jumlah bomber bermesin empat Sekutu yang merongrong Jerman. Dengan unit inilah Bauer menjelma menjadi salah satu "Viermottöters" (pembunuh bomber bermesin empat) terbaik dengan menembak jatuh 29 buah pesawat pembom dari jenis tersebut! Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 31 Oktober 1944 sebagai Feldwebel dan Flugzeugführer di 5.Staffel / II.(Sturm)Gruppe / Jagdgeschwader 300 (JG 300) "Wilde Sau" / 3.Jagd-Division / I.Jagdkorps / Luftflotte Reich setelah berhasil mencatatkan kemenangan udara ke-34 (termasuk 14 pembom bermesin empat). Di bulan-bulan terakhir perang Bauer direkomendasikan untuk menerima Eichenlaub tapi tidak pernah kesampaian. "Pitt" Bauer tercatat terbang dalam 416 misi tempur dan menembak jatuh 57 pesawat. 18 dari kemenangannya diraih di Front Timur, sementara dari 39 kemenangan di Front Barat, 32 diantaranya diraih dari pesawat pembom bermesin empat (termasuk juga beberapa Herausschüsse dan setidaknya lima pemburu P-51). Di lain pihak, Bauer juga merasakan ditembak jatuh sebanyak tujuh kali. Seusai perang dia bergabung dengan Bundesluftwaffe dan pensiun pada tanggal 31 Desember 1960 dengan pangkat Hauptmann. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (31 Maret 1944); serta Deutsches Kreuz in Gold (10 Juli 1944)
Upacara penganugerahan Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #535 oleh Reichsführer-SS Heinrich Himmler (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Oberrhein) untuk Oberleutnant der Reserve Otto Carius yang diselenggarakan pada tanggal 2 Januari 1945 di pinggiran Salzburg (Austria). Upacara ini terbilang LUAR BIASA karena Carius telah menerima berita penganugerahannya dari tanggal 27 Juli 1944, tapi seremoninya secara resmi baru dilakukan lima bulan kemudian! Ini karena sang pahlawan panzer keburu terluka parah terkena tembakan di tujuh bagian tubuhnya (termasuk leher!) beberapa hari sebelum dia menerima Eichenlaub sehingga harus dirawat intensif selama berbulan-bulan di Feldlazarett (Rumah Sakit Lapangan). Carius menerima berita penganugerahannya melalui surat kabar saat tergolek lemah di ranjang dan baru bisa berjalan dengan kakinya di bulan September. Pada saat foto ini diambil, dia tidak lagi bertugas di schwere Panzer-Abteilung 502 melainkan sudah ditransfer ke Panzer-Ersatz- und Ausbildungs-Abteilung 500. Hal menarik lainnya adalah upacara penganugerahannya yang dilakukan oleh Himmler, padahal upacara medali ukuran Eichenlaub ke atas biasanya dihadiri oleh Hitler langsung. Ini karena dari sejak akhir tahun 1944 sang Führer mulai membatasi kegiatan publiknya seiring dengan memburuknya situasi peperangan sehingga kegiatan semacam ini lalu diwakilkan kepada orang kepercayaannya seperti Himmler dan Göring
Oberleutnant der Reserve Otto Carius (27 Mei 1922 - 24 Januari 2015) merupakan salah seorang jagoan panzer Jerman dalam Perang Dunia II yang selama karirnya tercatat menghancurkan 150+ buah (100-110 buah dalam beberapa sumber), dengan jumlah yang tidak berbeda jauh untuk senjata anti-tank! Mayoritas jumlah kemenangannya diraih di Front Timur saat melawan pasukan Soviet. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #3066 pada tanggal 4 Mei 1944 sebagai Leutnant der Reserve dan Zugführer di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502 / 61.Infanterie-Division / XXXXIII.Armeekorps / Armeegruppe Narwa / Heeresgruppe Nord (direkomendasikan tanggal 26 April 1944. Dokumen pendahulu dan medalinya sampai di Heeresgruppe Nord tanggal 10 Mei 1944). Carius mendapatkan medali tersebut setelah peleton Tiger yang dipimpinnya berhasil menghancurkan 38 tank, artileri gerak dan 17 senjata anti-tank dalam Pertempuran Narva bulan Maret 1944. Dia juga mendapatkan Eichenlaub #535 tanggal 27 Juli 1944 sebagai Leutnant der Reserve dan Führer 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502 / II.Armeekorps / 16.Armee / Heeresgruppe Nord, setelah berhasil menghancurkan 28 tank dan sejumlah truk Rusia sehingga berhasil melindungi penarikan mundur 290. Infanterie-Division dalam pertempuran di Daugavpils tanggal 21 Juli 1944. Hanya beberapa hari sebelumnya (24 Juli 1944) sang pahlawan perang terluka parah dalam penyergapan oleh musuh saat melakukan operasi pengintaian menggunakan sepeda motor di depan tanknya sehingga harus ditarik dari front depan menggunakan pesawat terbang untuk mendapatkan perawatan di tanah air. Carius tertembus empat peluru di punggung dan masing-masing satu di lengan, kaki dan leher. Setelah perang usai dia membuka toko farmasi yang dinamakannya sebagai "Tiger Apotheke". Dia juga menulis buku "Tiger im Schlamm" yang berisikan pengalamannya di masa Perang Dunia II. Edisi bahasa Inggris buku ini berjudul "Tigers in the mud: the combat career of German Panzer Commander Otto Carius". Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI
Otto Carius sebagai seorang kadet pasukan panzer di tahun 1940. Carius begitu bangga dengan kenyataan bahwa dia dan unitnya selalu bertarung dengan "bersih" di Front Timur. Dalam Pertempuran Malinovo di musim semi 1944, dua orang "Hero of the Soviet Union" (setingkat dengan Ritterkreuzträger dalam Wehrmacht) kehilangan nyawanya dan mayat mereka (beserta medali di seragamnya) tergeletak di wilayah yang dikuasai oleh Jerman. Sampai dengan saat penguburannya, rekan-rekan Carius tidak menyentuh tubuh mereka, apalagi mengambil medali dan benda berharga yang menempel di dalamnya. Carius mengingat bahwa hal ini berbeda jauh dengan tindakan pasukan Amerika saat Jerman menyerah pada tahun 1945. Mereka begitu bernafsu untuk mendapatkan "suvenir" dari tentara Jerman yang tertangkap atau telah tewas. Selain itu, sang jagoan panzer juga dilatih untuk bertindak ksatria di medan pertempuran dengan tidak menembaki awak tank musuh yang keluar dari kendaraan mereka yang rusak atau terbakar. Sekali lagi, hal ini bertolak belakang dengan tindakan tentara musuh yang biasa menembaki awak panzer Jerman yang keluar dari tanknya. Tindakan yang sama kemudian ditiru oleh pasukan panzer Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Jerman Barat) yang mendapatkan pelatihan dari Sekutu Barat dimana - dalam salah satu latihan yang dilihat oleh Carius - mereka diajarkan untuk menembak awak tank musuh yang keluar dari kendaraannya!
Obergefreiter Otto Carius duduk di atas turet Panzer 38(t) model awal buatan Cekoslowakia tunggangannya sementara sang komandan tank, Unteroffizier August Dehler, berdiri sambil bersender di sebelah kiri. Dehler (27 Mei 1916 - 17 Januari 1943) nantinya tewas dalam kecelakaan ketika tanknya, yang diposisikan di wilayah yang licin, menggilas dia. Foto ini sendiri diambil pada awal Unternehmen Barbarossa saat Carius dan Dehler bertugas bersama di 1.Kompanie / I.Abteilung / Panzer-Regiment 21 / 20.Panzer-Division. Carius berperan aebagai loader/ladeschütze bagi Dehler
Efek dari tembakan pasukan Rusia terlihat jelas di Panzer 38(t) yang digunakan oleh Obergefreiter Otto Carius (1.Kompanie / I.Abteilung / Panzer-Regiment 21 / 20.Panzer-Division) yang merasakan pengalaman tempur pertamanya dalam Unternehmen Barbarossa tahun 1941. Penetrasi dari peluru berdaya ledak tinggi membuat awak funker (operator radio) kehilangan salah satu lengannya, sementara Carius sendiri menderita luka terbuka dan kehilangan beberapa giginya
Kandidat perwira Feldwebel Otto Carius mengawasi gerak maju konvoy kendaraan-kendaraan suplai divisinya agar bisa cepat sampai ke front terdepan dimana keberadaan mereka sangat dibutuhkan. Foto diambil musim semi 1942 saat Carius menjadi Führer Erkundungs-Pionierzug Stabskompanie III./Panzer-Regiment 21 / 20.Panzer-Division. Mobil truk yang berada di depannya berasal dari jenis GMC ACK 353 buatan Prancis
Feldwebel Otto Carius (Zugführer di 10.Kompanie / III.Abteilung / Panzer-Regiment 21 / 20.Panzer-Division) duduk di atas tanknya, sebuah Panzerkampfwagen 38(t), saat berlangsungnya kunjungan dari Hauptmann Jung (Adjutant Panzer-Artillerie-Regiment 92 / 20.Panzer-Division) ke Panzer-Regiment 21. Carius dan Jung merupakan teman semasa sekolah. Hanya berselang empat minggu setelah foto ini diambil (musim semi 1942), Jung terbunuh dalam pertempuran. Tak ada keterangan mengenai nama pertama sang Hauptmann, sementara dari data Volksbund, satu-satunya perwira Jerman dengan pangkat tersebut yang gugur di musim semi 1942 adalah Hauptmann Ernst Jung (8 Maret 1914 - 28 Mei 1942) yang kehilangan nyawanya di palagan Rzhev. Keterangan tempatnya cocok dengan lokasi keberadaan 20. Panzer-Division pada saat ini, dan Ernst Jung juga tercatat lahir di Hamm, Nordrhein-Westfalen, yang tidak berbeda jauh dengan Carius yang lahir di Zweibrücken, Rheinland-Pfalz (meskipun mereka berselang usia delapan tahun). Sebagai keterangan tambahan, Panzer 38(t) yang digunakan oleh Carius dalam foto ini berasal dari tipe (Ausführung) E-F yang terlihat dari pola rivet di plat bodi depan meskipun, uniknya, tidak dilengkapi dengan antena frame
Obergefreiter Schimmel berpose di atas Panzerkampfwagen 38(t) dengan seekor babi yang sebentar lagi akan disembelih untuk dijadikan hidangan makan malam seluruh kompi di musim semi 1942. Dia merupakan satu-satunya bintara di kompi tempat Otto carius bertugas (10.Kompanie / III.Abteilung / Panzer-Regiment 21 / 20.Panzer-Division) yang dianugerahi Eisernes Kreuz I.Klasse. Schimmel nantinya terbunuh setelah terluka parah terkena pecahan peluru artileri musuh yang tembus ke bagian jantungnya
Otto Carius dipromosikan menjadi Leutnant der Reserve tanggal 1 Oktober 1942 saat dia menjadi Zugführer di 1.Kompanie / I.Abteilung / Panzer-Regiment 21 / 20.Panzer-Division. Sebagai bonus, dia mendapat izin untuk cuti pulang ke kampung halamannya, untuk pertama kalinya selama dia bertugas di Front Timur! Disini kita bisa melihat medali-medali yang telah diraih oleh sang komandan panzer: pita Eisernes Kreuz II.Klasse (19 Juli 1942), pita Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (20 Agustus 1942) dan Panzerkampfabzeichen in Silber (18 Agustus 1941). Sebenarnya ada satu medali lagi yang telah didapatnya yang tidak nongtot dalam foto ini: Verwundetenabzeichen in Schwarz (8 Juli 1941)
Setelah mengikuti pelatihan operasi Tiger bersama dengan Panzer-Ersatz-Abteilung 500 di Ploermel (Bretagne, Prancis Selatan) selama tiga bulan, pada bulan Mei 1943 Leutnant der Reserve Otto Carius ditugaskan sebagai Zugführer (Kepala Peleton) di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502. Panzerkampfwagen VI Tiger pertama yang dikomandaninya masih belum mendapatkan "turmnummer" (nomor turet), meskipun tak lama kemudian diberi jatah nomor "213" yang menunjukkan bahwa tank tersebut merupakan kendaraan ketiga dari peleton pertama kompi kedua. Perhatikan bahwa Tiger-nya masih memakai cat polos bawaan pabrik dan belum dibaluri kamuflase sesuai dengan kebutuhan, apalagi zimmerit (pasta anti-magnetik). Palka komandannya juga masih mempunyai siluet tinggi
Panzerkampfwagen VI Tiger "213" adalah tank berat pertama yang dikomandani oleh Leutnant der Reserve Otto Carius (Zugführer di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502). Bagian kupola komandan versi awal terlihat jelas, yang disambungkan dengan cara dilas ke turet tank sementara palka-nya tegak berdiri saat terbuka sehingga jelas terlihat dari kejauhan! Versi selanjutnya mempunyai kupola yang sejajar dengan badan tank dan kupola-nya mempunyai dua daun pintu yang membuka ke samping, semuanya demi meminimalisir efek "terlihat" dari kejauhan
Panzerkampfwagen VI Tiger "213" milik Leutnant der Reserve Otto Carius (Zugführer di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502) di wilayah Chernovo, Rusia. Tanknya sendiri masih memakai cat bawaan pabrik dan belum dibalur dengan kamuflase sesuai dengan musimnya. Selain itu, bagian roda luar pertamanya juga hilang
Otto Carius berfoto di depan Panzerkampfwagen VI Tiger milik Oberfeldwebel Rudolf Zwetti, akhir tahun 1943. Menghadap kamera, dari kiri ke kanan: Gefreiter Lippmann (funker/operator radio), Unteroffizier Spallek (gunner/richtschütze), Gefreiter Schochart (loader/ladeschütze), Leutnant der Reserve Otto carius (Zugführer di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502), dan Oberfeldwebel Rudolf Zwetti. Yang menyembul di palka supir adalah Gefreiter Monses (driver/fahrer)
Leutnant der Reserve Otto Carius (Zugführer di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502) nongkrong di atas kubah Panzerkampfwagen VI Tiger "213" sambil memakai kopfhörer (headphone) dan Kehlkopfmikrofon (mikrofon tenggorokan). Menurut Carius sendiri, inilah posisi utama saat menyerang musuh di front pertempuran: menongolkan sedikit muka - sejelek apapun - daripada harus ngumpet di dalam dan mengandalkan lubang intip yang terbatas cakupan penglihatannya (perhatikan lubang horizontal di bawah!). Meskipun begitu, "diving" pada saat yang tepat juga benar-benar penting demi menghindari pecahan peluru atau sasaran tembakan sniper musuh. Palka turet Tiger ini berasal dari model pertama yang lebih jangkung dari model-model selanjutnya. Siluetnya yang tinggi - ditambah dengan pola lasannya - memberikan kerugian yang tidak sedikit bagi para komandan tank yang bertugas di front. Segera bermunculan keluhan dan saran perbaikan, yang langsung ditampung dan diterapkan pada produksi keluaran selanjutnya
Leutnant der Reserve Otto Carius (kedua dri kanan, Zugführer di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502) dalam acara kunjungan ke pangkalan kapal penyapu ranjau Kriegsmarine di Teluk Reval, Estonia. Dia dikirim kesana bersama dengan Leutnant Karl Ruppel (Zugführer di 3.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502) untuk beristirahat tak lama setelah kesuksesan operasi "Judennase" (Hidung Yahudi) tanggal 17-21 Maret 1944. Sialnya, hanya sehari setelah kedatangannya, Carius menerima telegram yang berbunyi: "Segera kembali ke unitmu!"
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Leutnant der Reserve Otto Carius dari schwere Panzer-Abteilung 502 yang diselenggarakan pada tanggal 10 Mei 1944. Rekomendasinya sendiri sudah dikirim dari tanggal 26 April 1944, dan secara resmi disetujui tanggal 4 Mei 1944. Vorläufiges Besitzzeugnis (Dokumen Pendahulu) serta medalinya kemudian sampai di Heeresgruppe Nord tanggal 10 Mei 1944 dan saat itu pula Verleihung (upacara penganugerahan) langsung digelar. Carius mendapatkan medali tersebut setelah peleton Tiger yang dipimpinnya berhasil menghancurkan 38 tank, artileri gerak dan 17 senjata anti-tank Rusia dalam Pertempuran Narva bulan Maret 1944. Dalam foto ini kita bisa melihat para perwira dari sPz.Abt.502, dari kiri ke kanan: Leutnant Johannes Bölter (Zugführer di 1.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502), Major Hans-Joachim Schwaner (Kommandeur schwere Panzer-Abteilung 502), Leutnant der Reserve Otto Carius (Zugführer di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502), Leutnant der Reserve Karl Eichhorn (Zugführer di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502), dan Oberleutnant der Reserve Rolf Schütze (Adjutant schwere Panzer-Abteilung 502)
Setelah dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes bulan Mei 1944, Leutnant der Reserve Otto Carius (Zugführer di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502) diberi izin cuti selama tiga minggu untuk pulang ke kampung halaman. Meskipun dua minggu diantaranya dihabiskan hanya untuk perjalanan pulang-pergi, Carius masih mempunyai waktu berharga selama satu minggu bersama dengan keluarga tercintanya di Zweibrücken-Bubenhausen, Wattweiler Straße 20 (Zweibrücken). Ayahnya - yang juga bernama Otto Carius - adalah seorang Major der Pioniere (Mayor Zeni) yang mengakhiri perang sebagai Komandan Batalyon, sementara adiknya adalah kandidat perwira yang mengakhiri perang dengan pangkat Leutnant dan Kepala Peleton di Italia
Leutnant der Reserve Otto Carius dengan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang didapatkannya tanggal 4 Mei 1944 sebagai Zugführer di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502. Ketika ditanya mana yang lebih dia takuti: tank atau senjata anti-tank musuh, Carius menjawab bahwa dia lebih "respek" ke senjata anti-tank karena mereka biasanya tersembunyi dengan baik sehingga baru diketahui manakala telah menembakkan pelurunya, sementara tank rata-rata lebih terbuka sehingga bisa lebih cepat diantisipasi. Carius mengklaim bahwa pasukan panzer Jerman lebih unggul dari pasukan tank Rusia dalam hal teknologi komunikasi, pelatihan awaknya serta inisiatif pribadi komandan panzer, sementara musuh unggul dalam hal kuantitas dan - seiring waktu - strategi pertempuran
Leutnant der Reserve Otto Carius (Führer 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502) berperan sebagai supir dari VW-Kübelwagen ini, sementara rekan-rekannya menjadi penumpang. Di sebelah Carius duduk Leutnant der Reserve Bernhard Nienstedt (Führer Aufklärungszug schwere Panzer-Abteilung 502), sementara di belakang adalah Leutnant der Reserve Karl Eichhorn (Zugführer di 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502). Foto kemungkinan besar diambil awal musim panas 1944
Foto yang diambil dari klip "Die Deutsche Wochenschau" ini memperlihatkan Leutnant der Reserve Otto Carius sedang mendiskusikan operasi terbaru tanknya bersama dengan para awaknya di selatan Dünaburg (Daugavpils, Latvia) bulan Juli 1944. Uniknya, mereka nongkrong di atas Panzerkampfwagen VI Tiger "217" dengan menjadikan bagian kubah turet sebagai alas! Setidaknya tiga orang diantaranya (termasuk Carius) mengenakan Panzerkombi Mausgrau (overall tank mouse grey) yang berwarna cerah. Paling kanan adalah Unteroffizier Heinz Kramer (6 Februari 1921 - 27 Januari 1945), Richtschütze (penembak meriam) Tiger yang dikomandani oleh Carius yang nantinya dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 6 Oktober 1944. Dia merupakan salah satu dari sangat sedikit orang di seantero dunia yang tercatat pernah menembak pesawat terbang musuh dengan laras meriamnya! Kramer sendiri mempunyai catatan kemenangan pribadi 50+ buah. Dari kiri ke kanan: Gefreiter Wagner (ladeschütze/loader), Gefreiter Lönneker (Funker/operator radio), Leutnant d.R. Otto Carius (Führer 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502), Stabsgefreiter Hennig, Feldwebel Albert Kerscher (Kommandant Tiger "213"), dan Unteroffizier Heinz Kramer (richtschütze/gunner)
Gambar yang diambil dari buku terbitan Osprey ini merupakan ilustrasi dari foto Wochenschau di atas. Disini sang jagoan panzer mengenakan Panzerkombi Mausgrau (overall tank mouse grey) yang berwarna cerah. Selain itu, dia juga mengenakan panzerschiffchen (side cap panzer) khusus buatan ibunya tercinta yang selalu dia pakai kemana-mana. Carius mengenang bagaimana sewaktu pengambilan gambar untuk kepentingan publikasi Wehrmacht, bildberichter dari Propaganda-Kompanie kurang berkenan ketika melihat Carius lebih memilih untuk mengenakan topi buatan sendiri tanpa kokade tersebut sehingga memintanya untuk mengganti dengan yang lebih "formal", tapi Carius menolak!
Leutnant der Reserve Otto Carius memimpin delapan Panzerkampfwagen VI Tiger I dari 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502 bergerak maju melintasi desa Malinava (batas terluar di utara Dunaburg) dengan tujuan menghentikan pergerakan pasukan lapis baja Rusia. Setelah melakukan pengintaian, Leutnant Carius menerangkan rencananya untuk menduduki Malinava. Dia memutuskan untuk mengirimkan hanya dua Tiger karena sempitnya jalan yang mengarah ke desa. Jadinya, enam Tiger menunggu sebagai cadangan saat Leutnant Carius dan Oberfeldwebel Albert Kerscher (jagoan panzer lain dari S.Pz.Abt.502 sama seperti Carius) bergerak menuju Malinava. Kecepatan dan pendadakan merupakan elemen penting dari pertempuran yang kemudian terjadi, sehingga nantinya Otto Carius bersaksi bahwa lamanya pertempuran tidak lebih dari 20 menit... tapi apa yang telah diraih dalam kurun waktu yang sedikit itu? Ketika pertempuran usai, 17 tank berat keluaran terbaru IS-1 serta 5 T-34 teronggok hancur! Kepahlawanan Carius yang mengerikan tidak cukup sampai disitu, karena setelahnya dia mengorganisasi keenam Tiger lain untuk melakukan sergapan terhadap sisa batalyon tank musuh yang bergerak ke arah mereka, tanpa menyadari bahwa elemen terdepannya sudah luluh lantak gara-gara perbuatan dua komandan panzer Jerman. Sergapan yang kedua benar-benar berhasil, dan malah lebih sukses dari sebelumnya: 28 tank hancur bersama dengan kendaraan dan truk pendukungnya! Jadinya, SELURUH batalyon tank musuh MUSNAH sementara pihak Jerman TIDAK menderita kerugian satu tank pun! Tentu saja tindakan heroik seperti ini tidak bisa "dibiarkan" begitu saja, dan Hitler langsung mengganjar Carius dan Kerscher satu gelas es cendol!
Upacara penganugerahan Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #535 oleh Reichsführer-SS Heinrich Himmler (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Oberrhein) untuk Oberleutnant der Reserve Otto Carius yang diselenggarakan pada tanggal 2 Januari 1945 di pinggiran Salzburg (Austria). Upacara ini terbilang LUAR BIASA karena Carius telah menerima berita penganugerahannya dari tanggal 27 Juli 1944, tapi seremoninya secara resmi baru dilakukan lima bulan kemudian! Ini karena sang pahlawan panzer keburu terluka parah terkena tembakan di tujuh bagian tubuhnya (termasuk leher!) beberapa hari sebelum dia menerima Eichenlaub sehingga harus dirawat intensif selama berbulan-bulan di Feldlazarett (Rumah Sakit Lapangan). Carius menerima berita penganugerahannya melalui surat kabar saat tergolek lemah di ranjang dan baru bisa berjalan dengan kakinya di bulan September. Pada saat foto ini diambil, dia tidak lagi bertugas di schwere Panzer-Abteilung 502 melainkan sudah ditransfer ke Panzer-Ersatz- und Ausbildungs-Abteilung 500. Hal menarik lainnya adalah upacara penganugerahannya yang dilakukan oleh Himmler, padahal upacara medali ukuran Eichenlaub ke atas biasanya dihadiri oleh Hitler langsung. Ini karena dari sejak akhir tahun 1944 sang Führer mulai membatasi kegiatan publiknya seiring dengan memburuknya situasi peperangan sehingga kegiatan semacam ini lalu diwakilkan kepada orang kepercayaannya seperti Himmler dan Göring
Oberleutnant der Reserve Otto Carius berpose dalam sebuah foto studio sambil mengenakan Weißer Dienstrock (seragam putih musim panas). Selain dari medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #535 - yang tercantol di leher - yang didapatkannya tanggal 27 Juli 1944 sebagai Führer 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502, di seragamnya Carius juga mengenakan medali Eisernes Kreuz I.Klasse (23 November 1943), Panzerkampfabzeichen in Silber II.Stufe "25" (15 Juli 1944), serta Verwundetenabzeichen in Gold (11 September 1944). Meskipun keterangan resmi dari Bundesarchiv menyebutkan bahwa foto ini diambil di bulan Juli 1944, tapi sebenarnya dia dibuat setidaknya setelah bulan Januari 1945 (upacara penganugerahan secara resmi oleh Himmler). Selain itu, pada bulan Juli 1944 Carius masih berpangkat Leutnant d.R. dan baru naik pangkat menjadi Oberleutnant d.R. bulan Agustus 1944. Dia juga terluka parah dalam pertempuran sehingga harus dirawat secara intensif selama berbulan-bulan!
Oberleutnant der Reserve Otto Carius mengenakan Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang didapatkannya tanggal 27 Juli 1944 sebagai Führer 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502. Carius mengenang bagaimana dalam Pertempuran Narva (yang membuatnya dianugerahi medali tersebut) pasukan infanteri Rusia dengan gagah berani - sekaligus ceroboh - menyerang posisi pertahanan pasukan Jerman secara frontal dengan metode "human wave" (gelombang manusia). Setiap harinya 500-600 nyawa tentara musuh melayang, tapi seakan mereka mempunyai persediaan pasukan cadangan yang tidak terbatas sehingga pada akhirnya pihak Jerman dipaksa untuk mundur juga setelah kehabisan amunisi dan kekurangan pasukan pengganti. Wehrmacht tidak "dianugerahi" SDM yang melimpah seperti musuhnya sehingga mereka benar-benar cermat menempatkan pasukan demi meminimalisir korban yang jatuh. Walaupun begitu, kondisi "Perang Habis-Habisan" (War of Attrition) yang super brutal di Front Timur seringkali membuat unit-unit Jerman menyusut dengan cepat. Bukan hal yang aneh bila kita menjumpai hanya 10-15 orang prajurit yang tersisa dari asalnya satu batalyon penuh!
Seusai Perang Dunia II Otto Carius belajar farmasi di Zweibrücken dan Freiburg/Breisgau. Setelah magang di beberapa apotik, pada tanggal 1 Juli 1956 dia mendirikan apotiknya sendiri di Herschweiler-Pettersheim yang dinamakan sebagai "Tiger-Apotheke" (merunut pada nama tunggangan utamanya dalam perang). Carius mengelola tempat ini sampai dengan saat kematiannya pada tanggal 24 Januari 2015 di usia 93 tahun, meskipun dari sejak 31 Januari 2011 dia mulai mengurangi kegiatannya karena masalah kesehatan. Di waktu senggangnya dia biasa meluangkan waktu untuk membalas surat-surat dari para fansnya yang berdatangan dari berbagai penjuru dunia. Carius juga dengan tangan terbuka selalu menerima setiap tamu yang datang berkunjung. Dalam foto ini sang veteran memegang medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub yang dia terima dari tangan Reichsführer-SS Heinrich Himmler tanggal 2 Januari 1945. Ketika ditanya apa prestasi terbesar yang telah diperbuatnya, Carius menjawab: "Prestasi terbesarku adalah saat membubarkan kompi ku pada tanggal 18 April 1945 sehingga mereka bisa pulang ke keluarganya masing-masing dengan selamat tanpa tertangkap oleh musuh.."
"Retaking Tirtsu" karya David Pentland. Dua buah tank Tiger milik Albert Kerscher dan Otto Carius dari 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502 dengan dibantu oleh hanya 16 orang Grenadier dari 11. SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Division Nordland melakukan serangan ke garis pertahanan Rusia di Tirtsu di subuh buta tanggal 18 Maret 1944. Serangan kecil tapi efektif ini berhasil menstabilkan front depan untuk sementara waktu
"Kampfgruppe Carius" karya David Pentland. Danau Ricu, Dunaburg (Latvia), tanggal 12-16 Juli 1944. Panzerkampfwagen VI Tiger I milik Otto Carius dan Albert Kerscher dari 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 502 ditugaskan untuk membantu unit infanteri Jerman di wilayah Karasino dan Marruga dalam membentuk garis pertahanan yang kokoh dari serangan bergelombang Tentara Merah
Medali dan penghargaan yang diperoleh Otto Carius di sepanjang karir militernya yang gemilang: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (4 Mei 1944); Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (27 Juli 1944); Verwundetenabzeichen in Schwarz (8 Juli 1941); Eisernes Kreuz II.Klasse (19 Juli 1942); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (20 Agustus 1942); Eisernes Kreuz I.Klasse (23 November 1943); Verwundetenabzeichen in Silber (15 Desember 1943) Panzerkampfabzeichen II.Stufe "25" (15 Juli 1944); Panzerkampfabzeichen III.Stufe "50" (1 September 1944); Verwundetenabzeichen in Gold (11 September 1944); serta Panzerkampfabzeichen IV.Stufe "75" (21 April 1945)