
Para perwira Wehrmacht dan SS berkumpul di depan aula kota di Charleroi, Belgia, dalam acara parade "Kembalinya ke Kampung Halaman" Sturmbrigade Wallonien dari pengepungan Kantong Cherkassy yang digelar pada tanggal 1 April 1944. Di acara ini pula dilakukan upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub untuk perwira Sturmbrigade Wallonien yang paling cemerlang, Léon Degrelle, oleh SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandierender General I. SS Panzerkorps "Leibstandarte"). Baris depan, dari kiri ke kanan: SS-Oberführer Fritz Witt (Kommandeur 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"); Militärverwaltungschef Eggert Reeder (Verwaltungschef für Belgien und Nordfrankreich); dan Generalleutnant Emil Zellner (Oberfeldkommandantur 520 Mons). Baris kedua: perwira Heer yang tidak diketahui namanya; SS-Obersturmbannführer Max Wünsche (Kommandeur SS-Panzer-regiment 12/12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"); dan SS-Standartenführer Kurt Meyer (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment 25/12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"). Paling belakang adalah seorang perwira Gebirgsjäger (perhatikan Edelweiss di schirmmütze!) yang tidak diketahui namanya. Para dedengkot divisi Hitlerjugend ikut hadir dalam acara ini karena lokasinya berdekatan dengan tempat pelatihan mereka di Beverloo (Belgia)
Para perwira Wehrmacht dan SS berkumpul di depan aula kota di Charleroi, Belgia, dalam acara parade "Kembalinya ke Kampung Halaman" Sturmbrigade Wallonien dari pengepungan Kantong Cherkassy yang digelar pada tanggal 1 April 1944. Dari kiri ke kanan: SS-Oberführer Fritz Witt (Kommandeur 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"); Militärverwaltungschef Eggert Reeder (Verwaltungschef für Belgien und Nordfrankreich); dan Generalleutnant Emil Zellner (Oberfeldkommandantur 520 Mons). Baris belakang: SS-Sturmbannführer Heinrich "Hein" Springer (Divisionsadjutant 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"); SS-Obersturmbannführer Max Wünsche (Kommandeur SS-Panzer-regiment 12/12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"); SS-Standartenführer Kurt Meyer (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment 25/12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend"); SS-Sturmbannführer León Degrelle (Kommandeur SS-Freiwilligen-Brigade "Wallonie"); SS-Oberführer Fritz Kraemer (Ia Erster Generalstabsoffizier I. SS-Panzer-Korps "Leibstandarte"); SS-Hauptsturmführer tak dikenal; SS-Hauptsturmführer Hermann "Bibl" Weiser (Adjutant Kommandierender-General I. SS-Panzer-Korps "Leibstandarte" Dietrich); SS-Standartenführer tak dikenal; dan SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Polizei Richard Jungclaus (Bevollmächtigter des Reichsführer-SS in Belgien und Nordfrankreich)
SS-Panzergrenadiers dari 5. SS-Freiwilligen-Sturmbrigade "Wallonien" di antara rongsokan tank T-34/85 dan IS-2 Soviet dari 5th Guard Tank Army. Para Grenadier ini sedang memeriksa kondisi sekitar medan pertempuran demi mencari target baru tak lama setelah baku tembak kecil-kecilan di dekat Riga, Latvia, bulan Agustus 1944





Orang dengan kemeja hitam adalah anggota Formations de Combat atau milisi Rexist. Foto ini diambil di Pieske saat para anggota sukarelawan Wallonie tiba untuk memulai peralihan unit mereka dari Heer ke Waffen-SS sekaligus pembentukan 5. SS-Sturmbrigade Wallonien. Para anggota Formations de Combat ikut datang untuk bergabung dengan Sturmbrigade, dan mereka disambut dengan hangat oleh para veteran perang di Front Timur. Para veteran ini sendiri telah menerima insignia SS tapi belum dilengkapi dengan kragenspiegel (tanda pangkat di kerah)



Pasukan gunung Wallonie dengan senapan MP40 dan kantung magasin seluruhnya-kulit Schmeisser yang langka. Medali yang dipasang di saku dadanya adalah Croix de Bourgogne (Blood Order), sementara medali kecil berbentuk bujur sangkar persis di atasnya adalah Rex "Badge of Honor" yang diberikan kepada anggota Partai Rexis yang dipenjarakan oleh pemerintah Belgia selama berlangsungnya invasi Jerman tahun 1940 (seluruhnya hanya berjumlah 300 buah!). Perhatikan bahwa dia tidak memakai tanda pangkat (Kragenspiegel) di kerahnya. Kemungkinan besar foto ini diambil pada saat sukarelawan Wallonie baru saja ditransfer dari Heer ke Waffen-SS, dan mereka tidak diperkenankan memakai Kragenspiegel sebelum diambil sumpahnya!








Para anggota dari 28. SS-Freiwilligen-Grenadier-Division "Wallonien" menyempatkan diri untuk berpose di depan kamera saat berlangsungnya pertempuran berat di Pomerania bulan Februari-Maret 1945. Dari kiri ke kanan: SS-Untersturmführer Georges Suain (Chef 4.Kompanie / SS-Freiwilligen-Grenadier-Regiment 70 [wallonische nr.2]), SS-Untersturmführer Léon Gillis (Chef Panzerjäger-Kompanie / SS-Freiwilligen-Panzerjäger-Abteilung 28), SS-Untersturmführer Désiré Lecocq (Chef 7.Kompanie / SS-Freiwilligen-Grenadier-Regiment 69 [wallonische nr.1]. KIA 6 Maret 1945), SS-Oberscharführer Van Isschott, dan SS-Sturmmann Collard
--------------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
SS-Untersturmführer Léon Gillis (11 Februari 1913 - 24 Maret 1977) dari 28. SS-Freiwilligen-Grenadier-Division "Wallonien" mengawasi wilayah sekitarnya dari keberadaan musuh di Pomerania, musim semi tahun 1945. Dia mempersenjatai diri dengan sebuah senapan serbu StG 44. Gillis merupakan salah satu dari hanya tiga orang sukarelawan asal Wallonie yang dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (dua lainnya adalah León Degrelle dan Jacques Leroy). Gillis meraihnya pada tanggal 30 September 1944 sebagai Zugführer Panzerjäger di 5. SS-Freiwilligen-Sturmbrigade "Wallonien", setelah berhasil menghancurkan antara 14 s/d 19 tank T-34 Rusia dengan senjatanya dalam sebuah pertempuran yang berlangsung di bulan Agustus 1944 di Tartu, timur Estonia. Pada saat itu peletonnya harus menghadapi serangan pasukan tank Soviet berkekuatan besar yang berusaha menghancurkan pasukan Jerman yang masih bercokol di Estonia. Satu-satunya yang menjadi penghalang gerak maju mereka adalah tiga buah senjata anti-tank dari Divisi Wallonien. Gillis memposisikan senjatanya langsung ke arah jalan tempat datangnya musuh dan berhasil memukul mundur serangan demi serangan yang bergantian datang. Dalam pertempuran sengit yang berlangsung sepanjang hari, ketiga senjata anti-tank andalan pihak yang bertahan akhirnya dibungkam musuh dan sebagian besar awaknya terluka. Seantero front kini bergantung pada tindakan Gillis selanjutnya. Dia memilih untuk menyerang. Serangan yang hanya bermodalkan granat tangan tersebut berhasil menghancurkan tiga tank tambahan sehingga membuat sisa pasukan musuh mundur. Sampai dengan berakhirnya pertempuran, pasukan Soviet yang berkekuatan jauh lebih besar tetap tak mampu untuk menghalau sang komandan peleton yang gigih luar biasa tersebut dari posisi pertahanannya!
Sumber :
Foto koleksi pribadi Remy Spezzano
www.5sswiking.tumblr.com
www.flickr.com
www.gutenberg-e.org
www.home.arcor.de
www.wehrmacht-awards.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar