Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Wolfgang Falck (Geschwaderkommodore Nachtjagdgeschwader 1) yang diselenggarakan pada tanggal 1 Oktober 1940. Sedikit menarik karena yang mengalungkannya bukanlah perwira dengan pangkat yang lebih tinggi dibandingkan si penerima (seperti yang biasanya berlaku), tapi justru seorang Leutnant! Si Leutnant bernama Bernd von Brauchitsch dan merupakan ajudan dari Panglima Luftwaffe Reichsmarschall Hermann Göring, sehingga dalam acara ini dia secara resmi mewakili atasannya tersebut. Falck sendiri dianugerahi medali militer tertinggi Jerman bukan karena prestasinya dalam menembak jatuh berpuluh-puluh pesawat musuh, melainkan semata karena kapasitasnya sebagai pimpinan para pilot. Skor pribadinya adalah tujuh kemenangan udara, dengan yang terakhir dicetaknya bulan April 1940
Para perwira dari Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) di Venlo, Belanda, musim semi tahun 1941. Dari kiri ke kanan: Nachtflugleiter (pemimpin penerbang malam) Hauptmann G. Hitgen (Fluglotse alias air traffic controller), Hauptmann Werner Streib (Staffelkapitän 2./NJG 1), dan Leutnant Hans-Dieter Frank (Flugzeugführer di 2./NJG 1). Karena efek musim dingin masih terasa, mereka semua mengenakan ledermantel (mantel kulit) M36. Streib adalah peraih Ritterkreuz (6 Oktober 1940) yang nantinya meraih Eichenlaub #197 (26 Februari 1943) serta Schwerter #54 (11 Maret 1944). Dia adalah jagoan udara dengan 66 kemenangan (65 diraih di malam hari). Sementara Frank nantinya meraih Ritterkreuz (20 Juni 1943) serta Eichenlaub #417 (anumerta, 2 Maret 1944). Jumlah kemenangannya adalah 55
Para pilot dari Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1), difoto di musim dingin 1940-1941 di depan sebuah mobil Ford 1939 Mercury Eight keluaran Amerika. Dari kiri ke kanan: Leutnant Reinhold Knacke (Flugzeugführer di 2./NJG 1. Ritterkreuz 1 Juli 1942 dan Eichenlaub 7 Februari 1943. 44 kemenangan udara), Leutnant Kurt Loos (Flugzeugführer di 2./NJG 1. Deutsches Kreuz in Gold 21 Agustus 1942. 10 kemenangan udara), Leutnant Wolfgang "Ameise" Thimmig (Flugzeugführer di 2./NJG 1. Deutsches Kreuz in Gold 12 Juli 1943. 23 kemenangan udara), Leutnant Hermann Reese (Flugzeugführer di 2./NJG 1. Ehrenpokal. 5 kemenangan udara), dan Leutnant Hans-Dieter Frank (Flugzeugführer di 2./NJG 1. Ritterkreuz 20 Juni 1943 dan Eichenlaub 2 Maret 1944. 55 kemenangan udara)
Dari kiri ke kanan: Major Wolfgang Falck (Geschwaderkommodore Nachtjagdgeschwader 1) dan Hauptmann Werner Streib (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1). Falck mendapat julukan kehormatan sebagai "Vater der Nachtjagdwaffe" (Bapak Pemburu Malam) karena peranannya yang sangat besar dalam mengembangkan pasukan tempur malam Luftwaffe menjadi kekuatan yang sangat efektif - bersama dengan General der Flieger Josef Kammhuber. Falck juga menjadi komandan skuadron pemburu malam pertama Jerman, Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1), yang dipimpinnya dari tanggal 19 Juli 1940 s/d 27 Juli 1943. Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi yang jelas berada dalam periode Oktober 1940 (penganugerahan Ritterkreuz untuk Falck) s/d Februari 1942 (penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold untuk Streib)
Foto diambil tanggal 26 Juli 1943 dan memperlihatkan dua orang perwira dari Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1). Dari kiri ke kanan: Major Werner Streib (Geschwaderkommodore Nachtjagdgeschwader 1) dan Major Helmut Lent (Gruppenkommandeur IV.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1). Selain sebagai Komodor Skuadron Pemburu Malam Luftwaffe (Lent nantinya menjadi Komodor NJG 3), mereka berdua juga sama-sama adalah jagoan udara dan nantinya mendapatkan medali Schwerter sebagai tambahan atas Eichenlaub-nya. Streib tercatat mengantongi 66 kemenangan udara (65 diantaranya diraih di malam hari), sementara Lent 110 buah (103 diantaranya malam hari)
PERAIH EICHENLAUB
-----------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
Para perwira dari Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) di Venlo, Belanda, musim semi tahun 1941. Dari kiri ke kanan: Nachtflugleiter (pemimpin penerbang malam) Hauptmann G. Hitgen (Fluglotse alias air traffic controller), Hauptmann Werner Streib (Staffelkapitän 2./NJG 1), dan Leutnant Hans-Dieter Frank (Flugzeugführer di 2./NJG 1). Karena efek musim dingin masih terasa, mereka semua mengenakan ledermantel (mantel kulit) M36. Streib adalah peraih Ritterkreuz (6 Oktober 1940) yang nantinya meraih Eichenlaub #197 (26 Februari 1943) serta Schwerter #54 (11 Maret 1944). Dia adalah jagoan udara dengan 66 kemenangan (65 diraih di malam hari). Sementara Frank nantinya meraih Ritterkreuz (20 Juni 1943) serta Eichenlaub #417 (anumerta, 2 Maret 1944). Jumlah kemenangannya adalah 55
Para pilot dari Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1), difoto di musim dingin 1940-1941 di depan sebuah mobil Ford 1939 Mercury Eight keluaran Amerika. Dari kiri ke kanan: Leutnant Reinhold Knacke (Flugzeugführer di 2./NJG 1. Ritterkreuz 1 Juli 1942 dan Eichenlaub 7 Februari 1943. 44 kemenangan udara), Leutnant Kurt Loos (Flugzeugführer di 2./NJG 1. Deutsches Kreuz in Gold 21 Agustus 1942. 10 kemenangan udara), Leutnant Wolfgang "Ameise" Thimmig (Flugzeugführer di 2./NJG 1. Deutsches Kreuz in Gold 12 Juli 1943. 23 kemenangan udara), Leutnant Hermann Reese (Flugzeugführer di 2./NJG 1. Ehrenpokal. 5 kemenangan udara), dan Leutnant Hans-Dieter Frank (Flugzeugführer di 2./NJG 1. Ritterkreuz 20 Juni 1943 dan Eichenlaub 2 Maret 1944. 55 kemenangan udara)
Dari kiri ke kanan: Major Wolfgang Falck (Geschwaderkommodore Nachtjagdgeschwader 1) dan Hauptmann Werner Streib (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1). Falck mendapat julukan kehormatan sebagai "Vater der Nachtjagdwaffe" (Bapak Pemburu Malam) karena peranannya yang sangat besar dalam mengembangkan pasukan tempur malam Luftwaffe menjadi kekuatan yang sangat efektif - bersama dengan General der Flieger Josef Kammhuber. Falck juga menjadi komandan skuadron pemburu malam pertama Jerman, Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1), yang dipimpinnya dari tanggal 19 Juli 1940 s/d 27 Juli 1943. Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi yang jelas berada dalam periode Oktober 1940 (penganugerahan Ritterkreuz untuk Falck) s/d Februari 1942 (penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold untuk Streib)
Foto diambil tanggal 26 Juli 1943 dan memperlihatkan dua orang perwira dari Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1). Dari kiri ke kanan: Major Werner Streib (Geschwaderkommodore Nachtjagdgeschwader 1) dan Major Helmut Lent (Gruppenkommandeur IV.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1). Selain sebagai Komodor Skuadron Pemburu Malam Luftwaffe (Lent nantinya menjadi Komodor NJG 3), mereka berdua juga sama-sama adalah jagoan udara dan nantinya mendapatkan medali Schwerter sebagai tambahan atas Eichenlaub-nya. Streib tercatat mengantongi 66 kemenangan udara (65 diantaranya diraih di malam hari), sementara Lent 110 buah (103 diantaranya malam hari)
General der Flieger Josef Kammhuber (Kommandierender General XII. Fliegerkorps) menyematkan medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #264 kepada pilot tempur malam Hauptmann Manfred Meurer (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1) di lapangan udara Venlo (Belanda). Meurer mendapatkan medali bergengsi tersebut pada tanggal 2 Agustus 1943 setelah berhasil menembak jatuh 50 pesawat musuh (yang terakhir diraihnya di malam tanggal 27-28 Juli 1943 saat dia mengancurkan sebuah pembom ringan Mosquito RAF)
Acara kunjungan Reichsmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe) ke markas Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) di lapangan udara Venlo (Belanda) tanggal 24 Oktober 1943. Disini dia sedang berbicara dengan tiga orang perwira dari unit pemburu malam tersebut, termasuk diantaranya adalah Hauptmann Manfred Meurer (Gruppenkommandeur I./NJG 1) yang berdiri ketiga dari kanan. Orang yang nyengir di tengah menghadap kamera adalah General der Flieger Josef Kammhuber (Kommandierender General der Nachtjagd), sementara Ritterkreuzträger yang tersenyum di belakang Göring adalah Generaloberst Bruno Loerzer (Chef des Luftwaffenpersonalamt und Chef der personellen Rüstung und der NS-Führung der Luftwaffe)
-----------------------------------------------------------------------Acara kunjungan Reichsmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe) ke markas Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) di lapangan udara Venlo (Belanda) tanggal 24 Oktober 1943. Disini dia sedang berbicara dengan tiga orang perwira dari unit pemburu malam tersebut, termasuk diantaranya adalah Hauptmann Manfred Meurer (Gruppenkommandeur I./NJG 1) yang berdiri ketiga dari kanan. Orang yang nyengir di tengah menghadap kamera adalah General der Flieger Josef Kammhuber (Kommandierender General der Nachtjagd), sementara Ritterkreuzträger yang tersenyum di belakang Göring adalah Generaloberst Bruno Loerzer (Chef des Luftwaffenpersonalamt und Chef der personellen Rüstung und der NS-Führung der Luftwaffe)
PERAIH EICHENLAUB
Hauptmann Manfred Meurer (8 September 1919 - 22 Januari 1944) adalah seorang pilot pemburu malam Luftwaffe yang berhasil menjatuhkan 65 pesawat musuh (semuanya di malam hari) yang diraihnya dalam 130 misi tempur. Termasuk diantara korbannya adalah 40 buah pesawat pembom bermesin empat serta dua buah Mosquito. Dia mengklaim kemenangan udara pertamanya dalam MISI PERTAMANYA di malam tanggal 26-27 Maret 1942, tapi ditakdirkan harus mati muda ketika pesawat Heinkel He 219 A-0 (G9+BB) yang dipilotinya bertabrakan dengan sebuah Avro Lancaster RAF yang sedang menyerang Berlin di atas wilayah Magdeburg di malam tanggal 22-23 Januari 1944. Meurer dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 16 April 1943 sebagai Oberleutnant dan Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) / 1.Jagd-Division / XII.Fliegerkorps / Luftwaffen-Befehlshaber Mitte, serta Eichenlaub #264 tanggal 2 Agustus 1943 sebagai Hauptmann dan Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) / 1.Jagd-Division / XII.Fliegerkorps / Luftwaffen-Befehlshaber Mitte. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse (17 April 1942); Eisernes Kreuz I.Klasse (19 Desember 1942); Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (15 Maret 1943); Deutsches Kreuz in Gold (31 Maret 1943); serta Frontflugspange für Jäger in Gold (1943). Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI
-----------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
Hauptmann Hans-Heinz "Hänschen" Augenstein (11 Juli 1921 - 7 Desember 1944) bertugas bersama Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) mulai bulan Juli 1942. Dia mengklaim kemenangan pertamanya di malam tanggal 31 Juli/1 Agustus 1942 saat menembak jatuh sebuah pembom Wellington bermesin ganda RAF di dekat Ahlhorn. Dari sana skor kemenangannya secara tetap bertambah. Dia menembak jatuh 4 pesawat musuh di malam tanggal 27/28 Mei 1943, dan pada tahun 1944 tercatat 42 pesawat yang menjadi korbannya. Atas prestasinya tersebut sang penerbang malam Luftwaffe dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 9 Juni 1944 sebagai Oberleutnant dan Staffelführer 7.Staffel / III.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) / 1. Nachtjagd-Division / Luftflotte 2. Dia mengklaim tiga kemenangan terakhirnya di malam tanggal 4/5 November 1944. Pada malam tanggal 7 Desember 1944 pesawat Messerschmitt Bf 110 G-4 (W.Nr. 140 078) “G9 + HZ” yang dipilotinya gantian ditembak jatuh di dekat Münster-Handorf oleh pesawat Mosquito dari RAF Fighter Interception yang dipiloti jagoan udara Inggris, F/L Edward R. Hedgecoe DFC. Augenstein dan Bordfunker-nya Feldwebel Günther Steins terbunuh tapi Bordschütze-nya Unteroffizier Kurt Schmidt berhasil keluar dari pesawat tanpa terluka sedikitpun! Pada saat itu jumlah kemenangannya mencapai 46 dimana semuanya diraih di malam hari dan 45 di antaranya adalah pesawat pembom bermesin empat. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Fliegerführer-Abzeichen; Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (17 Januari 1944); Frontflugspange für Jäger in Gold; serta Deutsches Kreuz in Gold (16 Januari 1944)
Hauptmann Werner Baake (1 November 1918 – 15 Juli 1964) ditempatkan di I./NJG 1 yang berpangkalan di Gilze-Rijen (Belanda) tanggal 21 November 1942 untuk tugas Reichsverteidigung (Pertahanan Reich). Pada malam tanggal 11/12 Juni 1943 dia mengklaim kemenangan pertamanya. Tak lama dia meraih tiga kemenangan sekaligus di malam tanggal 22/23 Juni 1943. Di akhir tahun jumlah kemenangannya sudah mencapai 23 buah. Baake dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 27 Juli 1944 sebagai Oberleutnant dan Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) / 3.Jagd-Division / I.Jagdkorps / Luftflotte Reich setelah mencatatkan 33 kemenangan udara. Dia kemudian dipercaya sebagai Gruppenkommandeur I./NJG 1 tanggal 2 Oktober 1944 menggantikan Major Paul Förster (8 kemenangan) yang gugur sehari sebelumnya. Jabatan barunya tidak menghentikan sang pilot untuk terus mengudara menyongsong musuh. Di malam tanggal 5/6 Januari 1945 dia mengklaim sekaligus tiga kemenangan, dan ketika perang berakhir Baake telah mencetak 41 fliegerabschuß dari 195 feindflug. Semua kemenangannya diraih di malam hari dan termasuk 37 buah pesawat pembom bermesin empat serta satu Mosquito RAF. Setidaknya 9 kemenangan diraihnya saat mempiloti Heinkel He 219 A-2, sementara sisanya dengan menggunakan Messerschmitt Bf 110 F dan G-4. Seusai perang dia menjadi kapten penerbang di Lufthansa. Dia tewas dalam kecelakaan udara di atas Heilsbronn tanggal 15 Juli 1964 saat melakukan uji-terbang menggunakan pesawat Boeing B-720-030 "D-ABOP". Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen (20 Maret 1940) Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse (dua-duanya tahun 1942); Verwundetenabzeichen in Schwarz; Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (6 September 1943); Frontflugspange für Nachtjäger in Gold; serta Deutsches Kreuz in Gold (16 Januari 1944)
Hauptmann Werner Baake (1 November 1918 – 15 Juli 1964) ditempatkan di I./NJG 1 yang berpangkalan di Gilze-Rijen (Belanda) tanggal 21 November 1942 untuk tugas Reichsverteidigung (Pertahanan Reich). Pada malam tanggal 11/12 Juni 1943 dia mengklaim kemenangan pertamanya. Tak lama dia meraih tiga kemenangan sekaligus di malam tanggal 22/23 Juni 1943. Di akhir tahun jumlah kemenangannya sudah mencapai 23 buah. Baake dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 27 Juli 1944 sebagai Oberleutnant dan Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) / 3.Jagd-Division / I.Jagdkorps / Luftflotte Reich setelah mencatatkan 33 kemenangan udara. Dia kemudian dipercaya sebagai Gruppenkommandeur I./NJG 1 tanggal 2 Oktober 1944 menggantikan Major Paul Förster (8 kemenangan) yang gugur sehari sebelumnya. Jabatan barunya tidak menghentikan sang pilot untuk terus mengudara menyongsong musuh. Di malam tanggal 5/6 Januari 1945 dia mengklaim sekaligus tiga kemenangan, dan ketika perang berakhir Baake telah mencetak 41 fliegerabschuß dari 195 feindflug. Semua kemenangannya diraih di malam hari dan termasuk 37 buah pesawat pembom bermesin empat serta satu Mosquito RAF. Setidaknya 9 kemenangan diraihnya saat mempiloti Heinkel He 219 A-2, sementara sisanya dengan menggunakan Messerschmitt Bf 110 F dan G-4. Seusai perang dia menjadi kapten penerbang di Lufthansa. Dia tewas dalam kecelakaan udara di atas Heilsbronn tanggal 15 Juli 1964 saat melakukan uji-terbang menggunakan pesawat Boeing B-720-030 "D-ABOP". Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen (20 Maret 1940) Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse (dua-duanya tahun 1942); Verwundetenabzeichen in Schwarz; Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (6 September 1943); Frontflugspange für Nachtjäger in Gold; serta Deutsches Kreuz in Gold (16 Januari 1944)
Sumber :
Foto koleksi pribadi Eric JB
www.623squadron.wordpress.com
www.historicalwarmilitariaforum.com
www.lewisheatonbooks.com
www.luftwaffe.cz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar