Sesi foto terkenal yang memperlihatkan para Gebirgsjäger (sebagian besar memakai anorak bolak-balik) dari 3. Gebirgs-Division di sebuah parit di medan tempur Nikopol, Ukraina, bulan Desember 1943. Terlihat ekspresi "kucel" di wajah-wajah mereka, dengan semuanya memanjangkan jenggot dan cambang yang biasa disebut dengan penuh kebanggaan sebagai "Jägerbart" (janggut pemburu). Jenggot semacam ini memang identik dengan Gebirgsjäger (ingat Julius Ringel!), dan ada satu kalimat terkenal saat itu yang pas untuk menggambarkannya: "Bärtig und rauhbeinig, naturnah und gefühlvoll, aufsässig und treu - das ist der typische Gebirgsjäger; immer bereit, für seine Bergkameraden den letzten Einsatz zu wagen" (Berjanggut, kasar dan siap-sedia, berpembawaan baik dan ekspresif, pemberontak dan setia - inilah tipikal Gebirgsjäger. Selalu siap sedia mengorbankan nyawanya demi rekan gunung seperjuangannya)
----------------------------------------------------------------------------
Obergefreiter Josef "Sepp" Allerberger (26 Desember 1924 - 1 Maret 2010) adalah sniper Jerman terkenal yang berasal dari II.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 144 / 3.Gebirgs-Division yang mempunyai 257 korban terkonfirmasi. Dia lahir di Austria dan merupakan anak dari seorang tukang kayu biasa. Pada bulan Juni 1943 dia dikirim ke Front Timur sebagai penembak senapan mesin. Setelah terluka ringan dalam Pertempuran Stavropol, Allerberger belajar menggunakan senapan Mosin Nagant 91/30 dengan teleskop 3.5x PU saat dalam masa perawatan. Ketika dikirim untuk mengikuti pelatihan scharfschütze di Seetaleralpe, dia sudah membukukan 27 korban dengan senapan tersebut! Dia kemudian menggunakan senjata yang lebih "resmi" sebagai andalannya, yaitu Karabiner 98k varian sniper dengan teleskop 4x pembesaran serta Gewehr 43 dengan teleskop ZF4 4x dan MP40 untuk pertempuran jarak dekat. Pada saat beraksi, Allerberger biasa menggunakan teknik "payung" sesuai dengan didikan yang diterimanya. Teknik ini mengharuskan si sniper untuk memasang perisai di depannya yang berbentuk dedaunan untuk menyamarkan posisinya. Rangka kamuflasenya sendiri mudah dibongkar pasang serta ringan sehingga bisa dibawa kemana-mana. Allerberger mengaku bahwa tentara Rusia biasa mengkanibalisasi rekannya yang telah tewas dan mempunyai metode super brutal dalam hal penyiksaan sniper Jerman yang tertangkap. Berdasarkan memoar yang diterbitkannya setelah perang, Allerberger mengklaim bahwa dia telah dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes oleh Generalfeldmarschall Ferdinand Schörner (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Mitte) pada tanggal 20 April 1945, tapi tidak ada bukti tertulis dari pernyataannya tersebut. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; Verwundetenabzeichen in Silber; serta Scharfschützenabzeichen in Gold
----------------------------------------------------------------------------
Obergefreiter Josef "Sepp" Allerberger (26 Desember 1924 - 1 Maret 2010) adalah sniper Jerman terkenal yang berasal dari II.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 144 / 3.Gebirgs-Division yang mempunyai 257 korban terkonfirmasi. Dia lahir di Austria dan merupakan anak dari seorang tukang kayu biasa. Pada bulan Juni 1943 dia dikirim ke Front Timur sebagai penembak senapan mesin. Setelah terluka ringan dalam Pertempuran Stavropol, Allerberger belajar menggunakan senapan Mosin Nagant 91/30 dengan teleskop 3.5x PU saat dalam masa perawatan. Ketika dikirim untuk mengikuti pelatihan scharfschütze di Seetaleralpe, dia sudah membukukan 27 korban dengan senapan tersebut! Dia kemudian menggunakan senjata yang lebih "resmi" sebagai andalannya, yaitu Karabiner 98k varian sniper dengan teleskop 4x pembesaran serta Gewehr 43 dengan teleskop ZF4 4x dan MP40 untuk pertempuran jarak dekat. Pada saat beraksi, Allerberger biasa menggunakan teknik "payung" sesuai dengan didikan yang diterimanya. Teknik ini mengharuskan si sniper untuk memasang perisai di depannya yang berbentuk dedaunan untuk menyamarkan posisinya. Rangka kamuflasenya sendiri mudah dibongkar pasang serta ringan sehingga bisa dibawa kemana-mana. Allerberger mengaku bahwa tentara Rusia biasa mengkanibalisasi rekannya yang telah tewas dan mempunyai metode super brutal dalam hal penyiksaan sniper Jerman yang tertangkap. Berdasarkan memoar yang diterbitkannya setelah perang, Allerberger mengklaim bahwa dia telah dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes oleh Generalfeldmarschall Ferdinand Schörner (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Mitte) pada tanggal 20 April 1945, tapi tidak ada bukti tertulis dari pernyataannya tersebut. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; Verwundetenabzeichen in Silber; serta Scharfschützenabzeichen in Gold
Sumber :
www.forum.axishistory.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar