Para perwira dari Infanterie-Regiment 426 / 126.Infanterie-Division berbincang bersama di tengah masa tenang dari pertempuran saat invasi Jerman ke Rusia tahun 1941 (Unternehmen Barbarossa). Mereka semuanya adalah Ritterkreuzträger meskipun pada saat foto ini diambil baru perwira di kanan yang sudah mendapatkannya. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Walter Wienke (Ritterkreuz tanggal 20 Agustus 1942 sebagai Führer II.Bataillon / Infanterie-Regiment 426), Fahnenjunker-Oberfeldwebel Karl Glätzer (Ritterkreuz tanggal 9 April 1944 sebagai Führer I.Bataillon / Grenadier-Regiment 426), dan Oberstleutnant Alfred Hemmann (Kommandeur Infanterie-Regiment 426)
Generalleutnant Gotthard Fischer (Kommandeur 126.Infanterie-Division) menyematkan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada upacara penganugerahan yang diadakan bulan April 1944. Dalam foto ini semua penerimanya mengenakan Stahlhelm, dan mereka dari kiri ke kanan adalah: Hauptmann der Reserve Günther Marreck (Führer II.Bataillon / Grenadier-Regiment 422; RK 15 April 1944), Hauptmann der Reserve Alfred Rutkowksi (Kommandeur Füsilier-Bataillon (A.A.) 126; RK 15 April 1944), dan Oberfeldwebel Kurt Klein (Zugführer 12.Kompanie(MG) / Grenadier-Regiment 424; RK 16 April 1944, sedang disematkan RK)
--------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
--------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
Leutnant Paul Baumann (4 Juli 1914 - 6 Februari 1944) bergabung dengan Infanterie-Regiment 2 tahun 1934 dan bersama dengan unitnya tersebut ikut serta dalam invasi Jerman ke Polandia (1939) dan Prancis (1940). Tak lama setelahnya Baumann pindah ke Infanterie-Regiment 422 dan turut berpartisipasi dalam invasi Jerman ke Uni Soviet (1941). Di tahun yang sama dia dipromosikan menjadi Oberfeldwebel dan menjadi komandan peleton kompi sepeda di resimennya. Dalam pertempuran Danau Ladoga ketiga, resimennya berposisi di barat dataran tinggi Sinyavino. Pada tanggal 9 Agustus 1943 Tentara Merah berhasil menerobos sayap kanan resimen sekaligus menguasai wilayah yang sebelumnya diduduki oleh pasukan Jerman. Melihat kondisi kritis ini, Baumann dan peletonnya langsung melakukan serangan balasan yang brilian sehingga mampu mengambil alih kendali posisi sayap kanan yang diperebutkan oleh kedua belah pihak. Tidak hanya itu, serangan baliknya berhasil membinasakan dua kompi musuh dan sekaligus menstabilkan keadaan. Atas prestasinya tersebut dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 1 September 1943 sebagai Oberfeldwebel dan Zugführer di 15.(Radfahr)Kompanie / III.Bataillon / Grenadier-Regiment 422 / 126.Infanterie-Division / XXVI.Armeekorps / 18.Armee / Heeresgruppe Nord. Pada tanggal 26 Januari 1944 Baumann terluka parah dalam pertempuran di Kainelaisi dan meninggal akibat luka-lukanya beberapa hari kemudian di HVP Luga. Pada tanggal 31 Maret 1944 dia direkomendasikan untuk mendapatkan Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS secara anumerta, tapi rekomendasinya ditolak. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (6 Oktober 1939); Dienstauszeichnung III.Klasse (1940); Eisernes Kreuz I.Klasse (4 November 1941); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; Verwundetenabzeichen in Schwarz; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); serta Deutsches Kreuz in Gold (22 Mei 1943)
Sumber :
www.balsi.de
www.histomil.com
www.lexikon-der-wehrmacht.de
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
www.ww2awards.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar