Pemeliharaan Maschinengewehr 42 (MG 42) oleh prajurit Heer dengan cara membongkarnya, membersihkannya lalu memasangkannya kembali. Ritterkreuzträger yang berdiri di sebelah kanan sambil mengawasi proses tersebut adalah Hauptmann der Reserve Helmuth Ott (5 Desember 1915 - 24 April 1945) yang mendapatkan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 16 November 1943 sebagai Oberleutnant der Reserve dan Chef 3.Kompanie / I.Bataillon / Grenadier-Regiment 97 / 46.Infanterie-Division. Di lengannya terpasang dua buah Panzervernichtungsabzeichen in Silber, yang masing-masingnya mewakili satu buah tank musuh yang dihancurkan secara pribadi oleh Ott menggunakan senjata genggam-tangan
------------------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
Stabsgefreiter Franz-Xaver Attenberger (19 Juli 1915 – 9 Agustus 1991) adalah anak dari pasangan petani di Neuhofen/Passau. Pada awalnya dia belajar ilmu pertanian, tapi kemudian setelah menyelesaikan wajib militer malah keterusan berkarir sebagai tentara. Sebagai bagian dari Artillerie-Regiment 7 dia ikut serta dalam Anschluss (penyatuan) Austria serta aneksasi Sudetenland dan Cekoslowakia. Setelahnya Attenberger dipindahkan ke Artillerie-Regiment 114 yang menjadi bagian dari 46. Infanterie-Division. Di semua unit tersebut sang anak petani sederhana bertugas bukan sebagai tentara di front depan tapi "hanya" sebagai supir atau kusir penarik kereta. Meskipun begitu resiko kematian tetap membayanginya layaknya prajurit tempur biasa. Contohnya adalah tanggal 30 Oktober 1941 ketika kereta amunisi yang ditariknya dihantam bom sehingga meledak. Empat kuda penarik mati sementara Attenberger sendiri menderita luka parah terkena 29 pecahan peluru di leher, kepala dan paha! Karena lukanya dia menghabiskan waktu selama berbulan-bulan di rumah sakit, tapi nyawanya terselamatkan. Pada bulan Maret 1943 dia menjadi supir Raupenschlepper OST (RSO/01), dan dengan kendaraan yang "tidak biasa" inilah Attenberger mendapatkan Ritterkreuz, medali keberanian tertinggi Jerman! Penasaran? Mari kita ikuti ceritanya: Pada akhir tahun 1944 resimennya terkepung dalam sebuah kantong pertahanan di timurlaut Budapest. Di waktu malam Attenberger berusaha menerobos blokade musuh menggunakan truk beroda rantainya. Sialnya, akibat tembakan gencar pasukan Rusia mesin traksi kendaraannya rusak sementara dia sendiri terluka di kaki. Tak gentar, dia tetap maju menerobos portal yang menutup persimpangan jalan di depannya. Terpaksa menepikan truknya, Attenberger memerintahkan prajurit yang ikut bersamanya untuk menahan musuh sementara dia memperbaiki kendaraannya di tengah hujan peluru dan hanya diterangi cahaya lilin! Setelah jalan kembali dia meneruskan perjalanannya menerobos sebuah desa lain yang diduduki musuh di tengah desingan peluru. Mesin traksi kedua ikut rusak, dan Attenberger secara sukarela menawarkan diri untuk balik lagi ke bengkel kompinya melewati musuh yang kini semakin bertambah demi memperbaiki dan mengganti perangkat yang rusak! Di tengah hujan peluru, ledakan dan sebagian kendaraannya yang terbakar, supir bermental baja ini menerobos untuk kedua kalinya desa dan persimpangan yang sama! Tak tahu lah pasukan Rusia mikir apa demi melihat orang ini bolak-balik uji nyali demi memperbaiki truk yang sudah carut-marut! Ketika akhirnya dia sampai dengan selamat, rekan-rekannya kaget ketika mendapati tiga peluru telah bersarang di paha Attenberger ditambah darah yang mengucur deras dari mukanya yang terkena pecahan bom, sementara di pangkuannya masih tersimpan senapan mesin serta granat yang dia gunakan untuk membela diri saat menerobos musuh! Dan bila anda menganggap ceritanya sudah berakhir, maka salah besar: Dengan kondisi luka parah dan mesin kendaraannya rusak, Attenberger menolak untuk keluar dari kendaraannya demi mendapat perawatan sebelum misi penerobosannya terlaksana. Dan anda tahu apa yang dilakukannya kemudian? Balik lagi ke persimpangan yang sama dan desa musuh yang sama demi sampai ke garis pertahanan Jerman di luar kepungan! Pasukan Rusia yang sudah muak dengan truk biang kerok dan supir tidak tahu diuntung tersebut kali ini menyiapkan senjata pelempar granat yang tepat mengenai Raupenschlepper punya Attenberger. Dengan kondisi kendaraan terbakar dan luka di sekujur tubuh dia masih sempat membawa kendaraannya ke jalan yang aman, menyelamatkan rekan seperjalanannya yang menderita luka bakar, memperbaiki sedikit mesinnya, menyiapkan peledak di bak belakang untuk siap-siap menghancurkan diri kalau ketemu musuh berikutnya, lalu tancap gas lagi. Dan itu semua dilakukan dengan tangan yang menderita luka bakar! Ketika akhirnya sampai di wilayah yang masih dalam genggaman Jerman di keesokan harinya, Attenberger masih sempat untuk memperbaiki (lagi) kendaraan kesayangannya selama lima jam sebelum dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan! Untuk keberanian di luar batas kewajaran serta semangat pantang menyerah yang menakjubkan ini sang supir dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 21 Januari 1945 sebagai Stabsgefreiter dan Kraftfahrer di 3. / Artillerie-Regiment 114 / 46.Infanterie-Division / IV.Armeekorps / 8.Armee / Heeresgruppe Süd. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Medaille zur Erinnerung an den 13. März 1938; Medaille zur Erinnerung an den 1. Oktober 1938; Eisernes Kreuz II.Klasse (14 Agustus 1942) dan I.Klasse (5 Maret 1944); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Verwundetenabzeichen in Silber (1942); serta Krimschild (1943)
Sumber :
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
Tidak ada komentar:
Posting Komentar