Leutnant Kurt Student bermain bersama anjingnya di Ortelsburg tahun 1912. Dia pertama kali menjadi anggota militer dengan bergabung ke Jäger-Bataillon Graf Yorck von Wartenburg (Ostpreußisches) Nr.1 di Ortelsburg tanggal 3 Maret 1910 sebagai Fähnrich. Tanggal 1 Mei 1910 dia mengikuti pelatihan terbang tambahan di Militär-Flug-Schule Berlin-Johannisthal dan mendapat lisensi pilotnya tanggal 8 Agustus 1913. Student diangkat sebagai Leutnant tanggal 20 Maret 1911
Oberleutnant Kurt Student dengan medali Eisernes Kreuz I.Klasse di seragamnya yang dia dapatkan tanggal 29 Agustus 1915 sebagai pilot di Feldflieger-Abteilung (Field Flying Detachment) 17. Dia bertugas di unit ini dari tanggal 2 Agustus 1914 s/d 9 Februari 1916 dan mendapatkan kedua versi Eisernes Kreuz-nya. Penempatan selanjutnya dalam kancah Perang Dunia Pertama adalah di Kampfstaffel 19 / Kampfgeschwader 4 (10 Februari 1916 - 16 Mei 1916), Armee-Fokkerstaffel / 3.Armee (17 Mei 1916 - 15 Oktober 1916), Jagdstaffel 9 (7 Oktober 1916 - 2 Mei 1917), Jagdgruppe / 3.Armee (12 Juli 1917 - 24 Februari 1918); Fliegerersatz-Abteilung 3 (25 Februari 1918 - 13 Juni 1918), dan Flieger-Abteilung A (14 Juni 1918 - 30 September 1919)
Oberleutnant Kurt Student (kiri) berfoto bersama dengan para awak darat dan pesawat Fokker E.III (kemungkinan werknummer 391 = 409-15) yang diterbangkannya saat menjadi pilot Feldflieger-Abteilung 17 awal tahun 1916. Pesawat ini hanya dipakainya sebentar saja sebelum berganti dengan Fokker E.IV mulai bulan Juni 1916 yang nantinya dipakainya saat mencetak enam kemenangan udara dalam Perang Dunia Pertama
Oberleutnant Kurt Student (kiri) bersama dengan pesawatnya dalam foto tertanggal 6 Juli 1916. Saat itu dia menjadi pilot di Armee-Fokkerstaffel yang menjadi bagian dari 3.Armee dan dilengkapi oleh pesawat-pesawat Fokker "eindecker" untuk tujuan pengintaian. Uniknya, pesawat di atas bukanlah pesawat Fokker atau bahkan pesawat Jerman meskipun markingnya jelas-jelas menunjukkan begitu! Ini adalah Nieuport 11 No.1324 dari Escadrille No.35 Prancis yang menjadi korban tembakan Oberleutnant Student di atas Peronne tanggal 6 Juli 1916, tanggal foto diambil. Itu adalah kemenangan udara pertama yang dicetak oleh orang yang nantinya memimpin Fallschirmjäger. Karena pesawat tersebut hanya mendarat darurat di wilayah yang diduduki Jerman dan tidak mengalami kerusakan berarti, maka di hari yang sama dia pun langsung di cat ulang dan diberi tambahan senapan mesin tersinkronisasi LMG 08. Siapa lagi yang memakainya selain Student, dan dia sendiri nantinya mengaku lebih menyukai menerbangkan pesawat rampasan ini daripada pesawat buatan Jerman sendiri!
Kurt Student baru saja kembali dari misi penerbangan di Front Timur dengan menggunakan pesawat Fokker E.IV. Dalam Perang Dunia Pertama dia menjadi salah satu jagoan udara Jerman dengan mencatat enam kemenangan resmi: sebuah Nieuport 11 di atas Peronne saat menjadi pilot Armee-Fokkerstaffel (6 Juli 1916), sebuah Caudron di atas Vaux saat menjadi pilot Armee-Fokkerstaffel (1 Agustus 1916), sebuah Nieuport di utara St. Souplet saat menjadi pilot Armee-Fokkerstaffel (8 Agustus 1916), sebuah Nieuport saat menjadi komandan Jagdstaffel 9 (16 Maret 1917), sebuah Nieuport di atas Bukit 304 saat menjadi komandan Jagdgruppe 3.Armee (22 Agustus 1917), dan sebuah Nieuport di selatan Ripont saat menjadi komandan Jagdgruppe 3.Armee (1 November 1917). Selain itu ada juga dua kemenangan tidak resminya: sebuah Moraine di atas Galicia saat menjadi pilot di Feldflieger-Abteilung 17 (30 September 1915), dan sebuah pesawat Rusia di Front Timur. Semua kemenangan terkonfirmasi Student terjadi di Front Barat. Dia juga sempat terluka satu kali dalam pertempuran udara yang terjadi tanggal 2 Mei 1917 sehingga mengharuskannya dirawat di rumah sakit sampai tanggal 11 Juli 1917
Kurt Student sebagai Oberstleutnant (1 Januari 1934 - 30 September 1935) dan Kommandeur Technischen Schule der Luftwaffe di Jüterbog (1 Oktober 1933 - 31 Juli 1935). Dalam masa antar-perang dia berusaha keras agar teknologi penerbangan Jerman tidak menjadi kuno karena, berdasarkan Perjanjian versailles, Jerman dilarang untuk memiliki Angkatan Udara. Dia terlibat dalam penelitian dan pengembangan militer, utamanya pesawat glider (karena jenis pesawat satu ini tidak termasuk yang dilarang oleh Versailles). Dia juga sering diundang untuk menghadiri peragaan militer Tentara Merah, dimana untuk pertama kalinya Student bersentuhan dengan pasukan terjun payung yang sedang dikembangkan oleh negara tersebut
Generalleutnant Kurt Student (Kommandeur 7. Flieger-Division) bersama dengan Major im Generalstab Heinrich Trettner (Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Flieger-Division) dalam sebuah perjamuan makan di tahun 1940. Yang saya tidak mengerti dalam foto ini adalah, Trettner mengenakan Ritterkreuz di lehernya sementara Student tidak, padahal Student mendapatkannya lebih dulu (12 Mei 1940) dibandingkan Trettner (24 Mei 1940)! Bisa jadi Ritterkreuz di leher Trettner merupakan hasil manipulasi foto, sebuah praktek yang sudah sering dilakukan dari masa perang untuk menunjukkan bahwa orang dalam foto tersebut adalah Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz). Tapi kalaupun begitu, mengapa pula cuma Trettner saja yang "dipoles" sementara Student tidak? Au ah gelap!
Foto ini mulai dipublikasikan ke masyarakat Jerman bulan Mei 1940, tak lama setelah kesuksesan penyerbuan Eben-Emael dan penganugerahan Ritterkreuz untuk Generalleutnant Kurt Student (Kommandeur 7. Flieger-Division) tanggal 12 Mei 1940. Anehnya, dalam foto ini Student masih berpangkat Generalmajor dan kelihatan Ritterkreuz-nya juga hasil tempelan! Lah? Penyebabnya adalah karena berselang hanya dua hari setelah dia mendapatkannya, Student terluka parah di bagian kepala sehingga mengharuskannya dirawat di rumah sakit sampai lima bulan! Ada cerita menarik di balik lukanya: Saat itu pukul 20:30 malam. Generalleutnant Student ditemani oleh Oberstleutnant Dietrich von Choltitz (Kommandeur III.Bataillon / Infanterie-Regiment 16) dan Hauptmann Hümner (Staff XXXIX. Armeekorps) sedang menegosiasikan penyerahan kota Rotterdam dengan Kapitein J.D. Backer, perwakilan Kolonel P.W. Scharroo yang sedang absen, di markas besar pasukan Belanda di Statenweg 149a. Di waktu yang sama datang elemen dari 15. SS-Kradschützensturm Kompanie pimpinan SS-Hauptsturmführer Kurt "Schnell" Meyer yang rencananya akan bertemu dengan pasukan Student. Di persimpangan Statenweg di jalan yang menuju ke Den Haag terjadilah tragedi: Pasukan SS, yang dalam perjalanan telah beberapa kali berhenti gara-garus harus mengeliminasi kantong perlawanan Belanda, dari kejauhan melihat pasukan Belanda bersenjata lengkap di dekat sebuah taman kecil. Sesuai textbook mereka turun dari motor masing-masing, berlindung dan mulai menembaki pasukan Belanda, yang langsung kocar-kacir kaget. Mereka sama sekali tidak tahu bahwa tentara-tentara Belanda itu sedang menunggu hasil negosiasi antara Backer dengan Student yang dilangsungkan di dekat taman. Di dalam markas yang terletak di loteng, Student sedang mempelajari sebuah peta besar kota Rotterdam saat tiba-tiba senapan mesin mulai menyalak dan sebuah peluru menghantam kaca jendela diikuti dengan teriakan Kapten Backer, "Berlindung!" Student yang merasa terkejut dan terganggu beranjak ke jendela untuk melihat apa yang terjadi, ketika kepalanya dihantam oleh peluru di atas kening kanan. Yang lainnya langsung tiarap ke lantai. Choltitz berteriak pada Backer, "Stellen Sie das ein, bitte!" (buat mereka berhenti). Sang Kapten menjawab bahwa tembakan itu pastilah dari pihak Jerman. "Lalu ikuti saya keluar," kata Choltitz di tengah desingan peluru. "Setelah anda, Herr Oberst," jawab Backer. Choltitz secara perlahan menuruni tangga dan berjalan ke arah pintu, membawa bendera putih dan kemudian sekuat tenaga berteriak sambil melambai-lambaikan benderanya, "Nicht schiessen, nicht schiessen!" Tak lama kemudian tembakan berhenti dan para prajurit Kradschützen berjalan kaki dengan waspada ke arah Choltitz. Seakan melihat film horor, mereka luar biasa terkejut ketika mendapati para anggota Luftlandetruppen Jerman di antara tentara Belanda. Beberapa di antaranya telah terkena peluru. Langsung saja tentara Belanda yang ada diperintahkan untuk menghadap ke tembok, siap untuk dieksekusi. Untunglah Choltitz buru-buru datang ditemani oleh Backer untuk menenangkan situasi. Ketika para Kradschützen melihat darah di seragam Jenderal Student yang berasal dari luka-luka di kepalanya mereka langsung murka karena menyangka pihak Belanda lah yang telah melakukannya! "Mereka telah membunuh jenderal Student" langsung menyebar, dan senapan mesin segera diarahkan ke dinding dimana tentara Belanda berjajar, tapi ketika Choltitz berdiri merentangkan tangan di antara senapan dan tentara Belanda, pasukan SS dari Leibstandarte tersebut langsung tenang kembali. Choltitz menerangkan apa yang sebenarnya telah terjadi, dan orang-orang Meyer tersebut langsung ngeri melihat apa yang telah mereka lakukan. Choltitz memerintahkan agar para prajurit Belanda ditempatkan di bawah penjagaan di dalam sebuah gereja, sementara 15. SS-Kradschützensturm Kompanie meneruskan perjalanan mereka guna membebaskan 22. Infanterie-Division (Generalleutnant Hans Graf von Sponeck) yang masih terkepung. Generalleutnant Student sendiri segera dibawa ke rumah sakit terdekat dimana seorang dokter bedah Belanda mengoperasi dan menyelamatkan nyawanya
Foto berwarna Kurt Student sebagai General der Flieger dengan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tergantung di lehernya. Medali tersebut didapatkannya tanggal 12 Mei 1940 sebagai Generalleutnant dan Kommandeur 7. Flieger-Division. Dalam penyerbuan ke Barat tanggal 10 Mei 1940, aksi pertama divisinya berujung dengan kegagalan dalam Pertempuran Hague ketika mereka merebut tiga buah lapangan terbang hanya untuk jatuh kembali ke tangan pasukan Belanda di hari yang sama! Student sendiri hampir tertangkap disana. Untungnya aksi lain yang dilakukan oleh pasukannya, terutama penyerbuan Eben-Emael (dimana Fallschirmjäger yang berkekuatan kurang dari 100 orang mengalahkan 1200 orang pasukan yang bertahan), mendatangkan hasil yang luar biasa sehingga sang jenderal kena imbasnya dan diganjar dengan Ritterkreuz
General der Flieger Kurt Student (Kommandierender General XI. Fliegerkorps) menginspeksi para anggota batalyon pertama dari Luftlande-Sturm-Regiment yang baru dibentuk, ditemani oleh komandan batalyon Major Walter Koch, 26 Oktober 1940. Ini adalah kesempatan pertama bagi Student untuk bergabung kembali bersama dengan anakbuahnya setelah luka parah yang memaksanya menghabiskan waktu selama berbulan-bulan di rumah sakit. Foto oleh Oberleutnant Bruno von Kayser yang merupakan Kriegsberichter paling terkenal yang ditugaskan di unit Fallschirmtruppe. Beberapa hasil karyanya bisa dilihat DISINI
General der Flieger Kurt Student (Kommandierender General XI. Fliegerkorps) menginspeksi para mantan anggota Sturmgruppe "Stahl" / Sturm-Abteilung "Koch" yang masih hidup setelah penyerbuan Eben-Emael sekaligus memberi selamat pada mereka yang telah mendapatkan medali, tanggal 27 Oktober 1940. Dari kiri ke kanan: Major Walter Koch (sedikit tertutup oleh Student), General der Flieger Kurt Student, Hauptmann Gustav Altmann, Oberleutnant Helmut Ringler, Leutnant Rudolf Toschka, Leutnant Hans Jungwirt dan Feldwebel Helmut Arpke. Sisa dua lagi yang paling kanan saya ora gelem wadon bae ble'e-ble'e
General der Flieger Kurt Student (Kommandierender General XI. Fliegerkorps) menginspeksi para anggota Luftlande-Sturm-Regiment yang baru dibentuk, bulan Oktober 1940. Ikut mengiringinya Hauptmann Rudolf Witzig (kiri, Chef 9.Kompanie / Luftlande-Sturm-Regiment) dan Major Walter Koch (kedua dari kiri, Kommandeur I.Bataillon / Luftlande-Sturm-Regiment)
General der Flieger Kurt Student (Kommandierender General XI. Fliegerkorps) bersama dengan para perwira terpilihnya tak lama setelah sembuh dari cedera berbulan-bulan dan sebelum penyerbuan Jerman ke Rusia awal tahun 1941. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Walter Kiess (Ritterkreuz 12 Mei 1940 sebagai Chef Lastenseglerkommando di Fallschirmjäger-Sturm-Abteilung "Koch". Pangkat terakhir Major), Oberst Gustav Wilke (Ritterkreuz 24 Mei 1940 sebagai Gruppenkommandeur Kampfgruppe z.b.V. 11. Pangkat terakhir Generalleutnant), Oberst Eugen Meindl (Ritterkreuz 14 Juni 1941 sebagai Kommandeur Fallschirmjäger-Sturm-Regiment; Eichenlaub #564 31 Agustus 1944 sebagai Kommandierender General II.Fallschirmkorps; Schwerter #155 8 Mei 1945 sebagai Kommandierender General II.Fallschirmkorps. Pangkat terakhir General der Fallschirmtruppe), General der Flieger Kurt Student (Ritterkreuz 12 Mei 1940 sebagai Kommandeur 7. Flieger-Division; Eichenlaub #305 27 September 1943 sebagai Kommandierender General XI. Fliegerkorps. Pangkat terakhir Generaloberst), Major Walter Koch (Ritterkreuz 10 Mei 1940 sebagai Kommandeur Fallschirmjäger-Sturm-Abteilung "Koch". Pangkat terakhir Oberstleutnant), dan Major Edgar Stentzler (Ritterkreuz 9 Juli 1941 sebagai Kommandeur II.Bataillon / Fallschirmjäger-Sturm-Regiment. Pangkat terakhir Major). Satu lagi yang ujung kanan adalah Hauptmann Otto Scherber yang mempunyai Blutorden di sakunya. Dia bukanlah seorang Ritterkreuzträger dan nantinya terbunuh (sumber lain mengatakan bunuh diri) dalam pertempuran di Kreta sebagai seorang Major dan Kommandeur III.Bataillon / Fallschirmjäger-Sturm-Regiment setelah unitnya digempur habis-habisan tak lama setelah mendarat
General der Flieger Kurt Student (Kommandierender General XI. Fliegerkorps) berdiskusi dengan Generalmajor Julius Ringel (Kommandeur 5. Gebirgs-Division) tak lama sebelum dimulainya Unternehmen Merkur (Operasi Merkuri). Dalam operasi penyerbuan terhadap Pulau Kreta ini memang Fallschirmjäger (Pasukan Terjun Payung) berjuang bahu membahu bersama Gebirgsjäger (Pasukan Gunung) dalam mematahkan perlawanan yang digalang oleh gabungan pasukan Yunani, Inggris dan Persemakmuran
General der Flieger Kurt Student (Kommandierender General XI. Fliegerkorps) di atas pesawat transport Junkers Ju 52 "Tante" dalam perjalanan menuju Kreta selama berlangsungnya invasi udara Jerman atas pulau tersebut (20 Mei 1941 - 1 Juni 1941). Medali yang tampak dikenakannya dalam foto ini: Verwundetenabzeichen in Silber, Flugzeugführer-Abzeichen dan Königlichen Preußischen Flugzeugführerabzeichen. Verwundetenabzeichen in Silber yang dia kenakan adalah versi 1939 yang dia dapatkan setelah terluka parah di kepala oleh tembakan peluru tanggal 14 Mei 1940 saat sedang menegosiasikan penyerahan pasukan Belanda di Rotterdam, sementara yang in Schwarz-nya dia dapatkan dalam Perang Dunia Pertama, tepatnya tanggal 2 Mei 1917 setelah terluka dalam pertempuran udara sebagai komandan Jagdstaffel 9
General der Flieger Kurt Student (kiri, Kommandierender General XI. Fliegerkorps) bersama pasukan bermotor Fallschirmjäger di Chania, Kreta, bulan Mei 1941. Di sebelah kanannya adalah Oberleutnant Gerhard Schacht yang mendapat julukan "Eule" (Burung Hantu). Schacht adalah seorang Ritterkreuzträger dan medalinya dia raih tanggal 12 Mei 1940 sebagai Leutnant dan Führer Sturmgruppe "Beton" / Fallschirmjäger-Sturm-Abteilung "Koch". Bendera swastika di atas sespan motor berguna sebagai penanda identifikasi bagi pesawat-pesawat Luftwaffe agar jangan sampai terjadi salah tembak
Para Fallschirmjäger bermuka butek dari Gruppe Mitte (Generalmajor Wilhelm Süssman) beraudiensi dengan panglima mereka, General der Flieger Kurt Student (Kommandierender General XI. Fliegerkorps) yang membelakangi kamera, tak lama setelah pertempuran di Rethymno (Kreta) usai. Saya kutip deskripsi asli fotonya: "Setelah dikepung selama 10 hari di Rethymno, beberapa pasukan payung yang kelelahan ditemui oleh panglima mereka, Jenderal Kurt Student. Dari 1.500 orang anggota Gruppe Mitte, 1.300 di antaranya tewas, terluka atau ditangkap". Meskipun secara keseluruhan pasukan Jerman berhasil dengan tujuannya menduduki pulau Kreta, tapi mereka harus membayarnya melalui "Pyrrhic Victory" alias kemenangan yang dibayar mahal!
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk para perwira Fallschirmjäger yang diselenggarakan pada tanggal 21 Agustus 1941 dan diserahkan langsung oleh Panglima Luftwaffe Hermann Göring. Dari kiri ke kanan: General der Flieger Gustav Kastner-Kirdorf (Chef des Luftwaffen-Personalamts/RLM); Reichsmarschall Hermann Göring (Reichsminister der Luftfahrt und Oberbefehlshaber der Luftwaffe); General der Flieger bzw. später der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General des XI. Flieger-Korps); Generalmajor Hermann-Bernhard Ramcke (Kommandeur Fallschirmjäger-Sturm-Regiment); Oberstabsarzt Dr.med. Heinrich Neumann (Truppenarzt Fallschirmjäger-Sturm-Regiment); dan Major Hans Kroh (Kommandeur I.Bataillon/Fallschirmjäger-Regiment 2). Disini Student hanya menemani saja karena dia sudah mendapatkan medali bergengsi tersebut dari tanggal 12 Mei 1940 sebagai Kommandeur 7. Flieger-Division
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk para perwira Fallschirmjäger yang diselenggarakan pada tanggal 21 Agustus 1941 dan diserahkan langsung oleh Reichsmarschall Hermann Göring (Reichsminister der Luftfahrt und Oberbefehlshaber der Luftwaffe), bertempat di dekat kereta api pribadinya (Sonderzug) yang dinamai "ASIEN". Di belakang Göring berdiri memperkenalkan General der Flieger bzw. später der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General XI. Fliegerkorps), sementara yang memunggungi kamera adalah dua dari tiga penerima Ritterkreuz di hari itu, dan mereka adalah (dari kiri ke kanan): Major Hans Kroh (Kommandeur I.Bataillon/Fallschirmjäger-Regiment 2) dan Oberstabsarzt Dr.med. Heinrich Neumann (Truppenarzt Fallschirmjäger-Sturm-Regiment)
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk para perwira Fallschirmjäger yang diselenggarakan pada tanggal 21 Agustus 1941 dan diserahkan langsung oleh Panglima Luftwaffe Hermann Göring. Empat orang penerima Ritterkreuz terkemuka dari Fallschirmjäger, dari kiri ke kanan : Generalmajor Hermann Bernhard Ramcke (Kommandeur Fallschirmjäger-Sturm-Regiment), General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General des XI. Flieger-Korps), Oberstabsarzt Dr.med. Heinrich Neumann (Truppenarzt Fallschirmjäger-Sturm-Regiment), dan Major Hans Kroh (Kommandeur I.Bataillon/Fallschirmjäger-Regiment 2)
Kurt Student sebagai General der Fallschirmtruppe dan Kommandierender General Fallschirmjäger / XI. Fliegerkorps. Di seragamnya kita bisa melihat medali Gemeinsames Flugzeugführer- und Beobachterabzeichen in Gold mit Brillanten (Luftwaffe Pilot-Observer Badge with Diamonds) yang dia dapatkan tanggal 2 September 1941. Medali ini bukanlah medali prestasi melainkan medali kehormatan yang diberikan pada siapa saja: dari pilot Luftwaffe sampai jenderal SS, dari perwira militer negara sahabat sampai industrialis asing!
Kurt Student sebagai General der Fallschirmtruppe dan Kommandierender General Fallschirmjäger / XI. Fliegerkorps. Medali dan penghargaan yang diraihnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (26 September 1914) dan I.Klasse (29 Agustus 1915); Ritterkreuz des königlichen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern (5 Juni 1917); Königlichen Preußischen Flugzeugführerabzeichen (27 Februari 1914); Ritterkreuz II Klasse des königlichen sächsischen Albrechts-Ordens mit Schwertern (21 Juni 1915); “Ehrenbecher für dem Sieger im Luftkampf”; Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz; Flieger-Erinnerungs abzeichen (10 September 1919); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (30 Januari 1935); Flugzeugführer-Abzeichen (21 Mei 1935); Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV bis I Klasse (2 Oktober 1936); Medaille zur Erinnerung an den 01.10.1938 mit Spange “Prager Burg” (5 Juni 1939); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (20 September 1939) dan I.Klasse (20 September 1939); Verwundetenabzeichen 1939 in Silber; Gemeinsames Flugzeugführer- und Beobachterabzeichen in Gold mit Brillanten (2 September 1941); Ärmelband “Kreta”; serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #18 (12 Mei 1940) mit Eichenlaub #305 (27 September 1943)
General der Fallschirmtruppe Kurt Student dalam kesehariannya sebagai seorang Panglima Fallschirmjäger (Pasukan Parasut Jerman). Correlli Barnett berkomentar tentangnya: "Kurt Student adalah seorang prajurit profesional Jerman dari tipe yang terbaik di kelasnya. Dia sangat berdedikasi pada negara serta tugas yang dibebankan kepadanya, meskipun bukan berarti dia mempunyai simpati pada kepemimpinan Nazi." Ernle Dusgate Selby Bradford menambahkan: "Jenderal Kurt Student adalah seorang Jerman yang luar biasa teliti dan penuh perhitungan. Dia akan memastikan bahwa setiap unit yang terlibat dalam operasi yang akan datang benar-benar mengerti akan tugas yang menjadi tanggungjawab mereka."
General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General Fallschirmjäger / XI. Fliegerkorps) menginspeksi pasukan kehormatan Fallschirmjäger dalam acara verleihung (penganugerahan medali) Deutsches Kreuz in Gold #25/83 untuk Major Erich Pietzonka (Kommandeur II.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 2 / 7.Flieger-Division / XI.Fliegerkorps / Luftflotte 4) tanggal 4 Agustus 1942. Pietzonka nantinya meraih dua medali yang lebih bergengsi: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #1345 (5 September 1944) mit Eichenlaub #584 (16 September 1944). BTW, dalam foto di atas dia adalah orang yang mengenakan FJ-helm yang mengiringi Student dalam inspeksinya
Dari kiri ke kanan: General der Fallschirmtruppe Kurt Student (sedikit terhalang oleh Meindl, Kommandierender General Fallschirmjäger / XI. Fliegerkorps), Generalleutnant Eugen Meindl (Kommandierender General XIII. Fliegerkorps), Oberst Heinrich Trettner (Chef des Generalstabes XI. Fliegerkorps), dan seorang Major staff tak dikenal. Foto ini kemungkinan besar diambil pada akhir musim semi / awal musim panas 1943 di Grossborn, Polandia ketika Meindl ditarik dari Heeresgruppe Nord bulan Oktober 1942 dan didapuk menjadi Inspektur Unit Darat Luftwaffe sekaligus Komandan-Jenderal XIII. Fliegerkorps
General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General Fallschirmjäger) menginspeksi pasukan Fallschirmjäger yang ditempatkan di wilayah Mediterania. Mereka memakai jaket penerjun pola kedua dengan pola kamuflase Luftwaffen-splittermuster (splinter pattern atau pola serpih Angkatan Udara) yang dipadukan dengan tropenhose (celana tropis)
General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General Fallschirmjäger) memberi hormat pada seorang perwira Luftwaffe dari unit pembom Junkers Ju 88 dalam acara inspeksinya di Mediterania tahun 1943. Ditahbiskan banyak orang sebagai "Bapak Pasukan Terjun Payung" - baik oleh pihak Poros maupun Sekutu - Student memulai karir militernya di infanteri sebelum dipindahkan ke pasukan terbang dan menjadi jagoan udara Jerman dalam Perang Dunia Pertama. Setelah dipaksa untuk berhenti menerbangkan pesawat tempur akibat dari Perjanjian Versailles di tahun 1919 yang menghapus pasukan udara Jerman, Student menghabiskan masa antar-perang memikirkan kemungkinan melakukan operasi lintas udara secara besar-besaran
Sebelum operasi penyelamatan terhadap Mussolini di Gran Sasso dimulai (12 September 1943), SS-Hauptsturmführer der Reserve Otto Skorzeny (pimpinan operasi) menggembleng timnya dengan sepenuh hati agar menjamin hasil yang diraih tidak mengecewakan. Disini dia sedang melapor kepada panglima Fallschirmjäger, General der Fallschirmtruppe Kurt Student. Sebagian besar anggota operasi ini memang diambil dari Fallschirmjäger-nya Luftwaffe, sementara Skorzeny sendiri berasal dari SS!
Upacara pemberian medali untuk para anggota Fallschirmjäger yang sukses dalam operasi pembebasan Mussolini di Gran Sasso (Unternehmen Eiche) tanggal 28 September 1943. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Heinrich Gerlach (Flugzeugführer Kommandierender General der XI.Fliegerkorps) yang mendapat Ritterkreuz tanggal 19 September 1943, Leutnant Elimar Meyer-Wehner (Lastenseglerpilot 12.Staffel / Luftlandegeschwader 1) yang mendapat Ritterkreuz tanggal 17 September 1943, Major Otto-Harald Mors (Kommandeur Fallschirmjäger-Lehr-Bataillon) yang mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 26 September 1943, Hauptmann Gerhard Langguth (Ic Dritter Generalstabsoffizier IX. Fliegerkorps) yang mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 26 September 1943, Feldwebel Heiner Lohrmann (Flugzeugführer di 12.Staffel / III.Gruppe / Luftlandegeschwader 1) yang mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 26 September 1943, Oberfeldwebel Hans-Gustav Neelmeyer (Flugzeugführer di 12.Staffel / III.Gruppe / Luftlandegeschwader 1) yang mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 26 September 1943, Unteroffizier Gustav Thielmann (Flugzeugführer di 12.Staffel / III.Gruppe / Luftlandegeschwader 1) yang mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 26 September 1943, dan General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General Fallschirmjäger / IX. Fliegerkorps) yang mendapat Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #305 tanggal 27 September 1943
Upacara pemberian medali untuk para anggota Fallschirmjäger yang sukses dalam operasi pembebasan Mussolini di Gran Sasso (Unternehmen Eiche) tanggal 28 September 1943. Dari kiri ke kanan: Feldwebel Heiner Lohrmann (Flugzeugführer di 12.Staffel / III.Gruppe / Luftlandegeschwader 1) yang mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 26 September 1943, Oberfeldwebel Hans-Gustav Neelmeyer (Flugzeugführer di 12.Staffel / III.Gruppe / Luftlandegeschwader 1) yang mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 26 September 1943, Unteroffizier Gustav Thielmann (Flugzeugführer di 12.Staffel / III.Gruppe / Luftlandegeschwader 1) yang mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 26 September 1943, dan General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General Fallschirmjäger / IX. Fliegerkorps) yang mendapat Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #305 tanggal 27 September 1943
General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General Fallschirmjäger) dalam foto bersama General der Flieger Erich Petersen (Inspekteur der Luftwaffen-Feldverbände im Reichsluftfahrtministerium), Generalleutnant Bruno Bräuer (Festungkommandant Kreta und Befehlshaber Luftgaustab Kreta), dan Hauptmann Gerhard Schacht (Ritterkreuzträger). Foto ini kemungkinan besar diambil saat inspeksi Student dan Petersen ke pertahanan pulau Kreta yang diduduki Jerman
General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General Fallschirmjäger) memeriksa sebuah senapan mesin dari jenis FG 42 (Fallschirmjägergewehr 42) di Monte Circeo/San Felice (Italia) dalam rangka tur inspeksi ke Front Selatan, tanggal 26 Desember 1943. Ritterkreuzträger yang mengenakan monokel (kacamata tunggal) di sebelah kanan adalah Major Harry Herrmann (Kommandeur Fallschirmjäger-Lehr-Bataillon) yang nantinya menjadi komandan terakhir 9. Fallschirmjäger-Division (19 April 1945). Foto oleh Toni Schneiders (1920–2006), Kriegsberichter Fallschirmjäger yang seusai perang menjadi jurnalis foto terkenal Jerman
General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General Fallschirmjäger) meminta seorang prajurit Fallschirmjäger untuk menunjukkan luka di kepala yang baru didapatnya di medan pertempuran, dan lalu membelainya sambil menyemangatinya. Hal yang menunjukkan keakraban yang tidak biasa antara seorang prajurit rendah dengan perwira tinggi yang jarang terdapat di kesatuan-kesatuan lainnya!
Generaloberst Kurt Student (Oberbefehlshaber 1. Fallschirm-Armee) dalam sebuah foto yang diambil tanggal 11 Agustus 1944. 1. Fallschirm-Armee dibentuk pada awalnya sebagai sebuah staff pelatihan bulan Maret 1944 dari staff XI. Fliegerkorps. Unit ini ditempatkan di Niederrhein bulan September 1944 sebagai markas besar taktis Fallschirmjäger. Dia juga dikenal dengan nama Armeegruppe Student saat membawahi 15. Armee dan Wehrmachtbefehlshaber Niederlande antara tanggal 30 Oktober 1944 s/d 10 November 1944. Student sendiri menjadi panglima pertamanya periode 1 Maret 1944 - 4 November 1944, dilanjutkan oleh General der Fallschirmtruppe Alfred Schlemm (4 November 1944 - 28 Maret 1945), General der Infanterie Günther Blumentritt (28 Maret 1945 - 10 April 1945), Student lagi (10 April 1945 - 28 April 1945), dan General der Infanterie Erich Straube (28 April 1945 - 8 Mei 1945)
Para komandan pasukan Jerman di Barat sedang merundingkan strategi untuk menghadapi serangan unit parasut Sekutu di Arnhem, 28 September 1944. Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Walter Model (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B), Generaloberst Kurt Student (Oberbefehlshaber 1. Fallschrimarmee), SS-Obergruppenführer Wilhelm Bittrich (Kommandierender-General II. SS-Panzerkorps), Major Hans-Peter Knaust (Kommandeur Kampfgruppe "Sonnenstuhl" / II.SS-Panzerkorps), dan SS-Brigadeführer Heinz Harmel (Kommandeur 10. SS-Panzer-Division "Frundsberg"). Sebelumnya telah diadakan upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Major Knaust, yang terlihat dari pita medalinya yang masih menggantung!
Januari 1945: Generaloberst Kurt Student (Oberbefehlshaber der Fallschirmjäger) menyambut Leutnant Georg le Coutre (Führer 10.Kompanie / III.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 6 / 2.Fallschirmjäger-Division) sekembalinya Coutre dari operasi penerjunan di Ofensif Ardennes di bulan Desember 1944. Coutre (13 September 1921 - 8 Januari 2009) adalah seorang DKiGträger (14 Juni 1944) yang nantinya meraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 7 Februari 1945
Generaloberst Kurt Student dalam sebuah foto mugshot tak lama setelah ditangkap oleh Sekutu di Meyn bein Flensburg tanggal 28 Mei 1945. Pada tanggal 29 April 1945 Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (Chef des Oberkommandos der Wehrmacht) memberhentikan Generaloberst Gotthard Heinrici sebagai Oberbefehlshaber Heeresgruppe Weichsel setelah melakukan penarikan mundur pasukan tanpa seizin Hitler. Sebagai penggantinya ditunjuk Generaloberst Kurt Student. Tapi kemudian Student tidak datang dari Belanda untuk menempati posisi barunya sampai tanggal 1 Mei 1945 karena kondisi di front yang kacau balau diambang kehancuran. Untuk mengisi kekosongan rantai komando ditunjuk General der Infanterie Kurt von Tippelskirch sebagai pengganti sampai Student datang. Pada tanggal 2 Mei 1945, satu hari setelah Student memegang tampuk komando, akhir dari peperangan sudah nampak karena tank-tank Amerika menyeruduk masuk markas logistik Heeresgruppe Weichsel di Schwerin, dan Student sendiri hampir saja tertangkap. Pada tanggal 28 Mei barulah dia menyerahkan diri bersama seluruh aparat pemerintahan Dönitz di Flensburg. Dia menghabiskan waktu selama 3 tahun sebagai tawanan Inggris (dengan nomor tawanan A938988) sebelum akhirnya dibebaskan tahun 1948
Kurt Student dalam sebuah wawancara yang dilakukan setelah perang. Di atas kepalanya tergantung sebuah foto berfigura yang menunjukkan seorang prajurit Luftwaffe. Dia adalah putra sang jenderal, Leutnant Hans-Dietrich Student (lahir 28 April 1924), yang gugur dalam usia 20 tahun sebagai flugzeugführer (pilot) di 2.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 77 dalam tugas Reichsverteidigung (Pertahanan Reich) tanggal 28 September 1944. Pesawat Messerschmitt Bf 109 G-14 Werknummer 413900 "Rotte 7" yang dipilotinya ditembak jatuh oleh musuh di atas Brünnen/Wesel. Student juga mempunyai istri yang bernama Gertrud Beer (4 April 1892 - 21 Mei 1978). Hanya berselang 1,5 bulan setelah kematian istrinya, Generaloberst a.D. Kurt Student meninggal dunia tanggal 1 Juli 1978 dalam usia 88 tahun
Kurt Student (kiri), mantan Generaloberst dan Panglima Fallschirmjäger, dalam sebuah acara ramah tamah bersama dengan Eric Louis Bols (tengah), mantan Major-General, Senator Georg Borttscheller, serta Dekan pensiunan Lonicer, 29 Mei 1971. Eric Louis Bols (8 Juni 1904 – 14 Juni 1985) adalah jenderal Inggris yang terutama terkenal karena menjadi komandan 6th Airborne Division dalam Operation Varsity di Jerman tahun 1945. Setelah Perang Dunia II usai dia tetap memangku jabatannya dalam tugas penjaga perdamaian di Timur Tengah sampai pensiun tahun 1948
Lukisan Kurt Student sebagai General der Flieger / Fallschirmjäger karya pelukis perang terkenal Jerman Wolfgang Willrich. Karyanya terutama bertema para tokoh Wehrmacht yang meraih Ritterkreuz dan banyak dimuat dalam kartu pos yang diterbitkan di masa Perang Dunia II. Setidaknya harga kartu pos jenderal ini yang masih belum terpakai berkisar di angka 19 dolar (lihat contohnya DISINI)
---------------------------------------------------------------------
Sumber :
Buku "German Airborne Troops 1939-45" karya Bruce Quarrie
Buku "Kurt Student" karya A.H. Farrar-Hockley
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi Docarchiv
Foto koleksi pribadi Gareth Collins
Foto koleksi pribadi Humberto Corado
Foto koleksi pribadi John Garcia
Foto koleksi pribadi Martin "Totenhead"
Foto koleksi pribadi Shaun Winkler
Foto koleksi pribadi Todd Gylsen
Foto koleksi pribadi William "Bill" Petz
www.audiovis.nac.gov.pl
www.bridgend-powcamp.fsnet.co.uk
www.bundesarchiv.de
www.commons.wikimedia.com
www.das-ritterkreuz.de
www.elektra.bsb-muenchen.de
www.flickr.com
Buku "German Airborne Troops 1939-45" karya Bruce Quarrie
Buku "Kurt Student" karya A.H. Farrar-Hockley
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi Docarchiv
Foto koleksi pribadi Gareth Collins
Foto koleksi pribadi Humberto Corado
Foto koleksi pribadi John Garcia
Foto koleksi pribadi Martin "Totenhead"
Foto koleksi pribadi Shaun Winkler
Foto koleksi pribadi Todd Gylsen
Foto koleksi pribadi William "Bill" Petz
www.audiovis.nac.gov.pl
www.bridgend-powcamp.fsnet.co.uk
www.bundesarchiv.de
www.commons.wikimedia.com
www.das-ritterkreuz.de
www.elektra.bsb-muenchen.de
www.flickr.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar