KOMMANDEUR
Oberst Andreas von Aulock (23 Maret 1893 – 23 Juni 1968) lahir dari keluarga bangsawan Silesia yang mempunyai sejarah militer panjang. Seperti banyak dari anggota keluarganya, dia memilih karir di kemiliteran dengan menjadi anggota 6. Thüringischen Infanterie-Regiment Nr. 95 tanggal 22 Maret 1912. Seperti sebagian besar perwira "tua" Wehrmacht lainnya, Aulock ikut bertempur dalam Perang Dunia Pertama dan cukup berprestasi dengan meraih dua kelas Eisernes Kreuzes. Dalam Perang Dunia II dia menjadi komandan resimen dari 79. Infanterie-Division dan memimpin pasukannya dalam Pertempuran Stalingrad yang super brutal. Unitnya hancur lebur di neraka Rusia tersebut, tapi untunglah Aulock ditarik keluar sebelum pasukan 6. Armee benar-benar menyerah. Setelah sempat menjadi Führerreserve, Aulock dipanggil bertugas kembali di unit lamanya yang dibentuk ulang setelah musnah di Stalingrad. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #2294 tanggal 6 November 1943 sebagai Oberst dan Komandeur Grenadier-Regiment 226 / 79.Infanterie-Division / XXXXIV.Armee-Korps / 17.Armee / Heeresgruppe A setelah mematahkan serangan Rusia ke jembatan Kuban. Dia juga sempat menjadi pengganti sementara sebagai komandan 79. Infanterie-Division dari tanggal 19 s/d 22 Oktober 1943. Setelah mengikuti pelatihan lanjutan di Artillerieschule, Aulock ditransfer ke Front Barat untuk menjadi komandan Festung (Benteng) St. Malo yang dikepung oleh pasukan Amerika. Disini dia mengeluarkan ikrarnya yang terkenal: "Aku akan bertempur sampai orang terakhir, bahkan bila orang terakhir itu adalah aku sendiri!" dan ini dibuktikannya sendiri. Selama tiga minggu penuh pasukan Amerika membombardir benteng kuno di St. Malo yang telah dirubah menjadi perangkap mematikan oleh 12.000 orang pasukan Jerman yang bertahan. Berkali-kali serangan dilancarkan dan berkali-kali pula serangan tersebut gagal. Meskipun sedikit demi sedikit wilayah yang diduduki Jerman berpindah ke tangan musuh, Aulock tetap tidak menyerah. Meskipun warga lokal dan pendeta yang dihormati disana memohonnya untuk menyerah, Aulock tetap teguh dengan pendiriannya. Ketika akhirnya hubungan dengan markas besar Wehrmacht benar-benar terputus dan Amerika melancarkan serangan bom-bakar yang keji, barulah dia memutuskan untuk menyerahkan diri bersama dengan 400 orang dari anakbuahnya yang masih tersisa. Hitler tidak tutup mata, dan pada tanggal 16 Agustus 1944 (dua hari sebelum Aulock menyerah) dia dianugerahi Eichenlaub #551 sebagai Oberst dan Festungskommandant St. Malo / Oberbefehlshaber West. BTW, Aulock dipromosikan menjadi Oberst tanggal 16 Maret 1942 dan tiga tahun kemudian dia masih berpangkat sama, hal yang tidak biasa bagi perwira berprestasi dengan segambreng medali seperti dirinya! Ternyata ada kejadian menarik mengenai hal ini: dia mempunyai kakak bernama Hubertus von Aulock yang sama-sama berpangkat Oberst tapi kalah mentereng prestasinya dibandingkan dengan sang adik. Saat Aulock muda menerima Eichenlaub, dia sebenarnya sekaligus dipromosikan menjadi Generalmajor der Reserve, tapi karena sebuah kesalahan administrasi oleh Oberkommando der Wehrmacht, malah kakaknya yang mendapatkannya! Konyolnya lagi, kesalahan ini tetap berlanjut dan Andreas von Aulock harus pasrah menerima kenyataan bahwa dirinya tidak jadi naik pangkat! Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (9 September 1914) dan I.Klasse (23 Februari 1915); Preußische Ehrenkreuz III. Klasse mit Schwertern (28 Maret 1917); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (27 November 1939) dan I.Klasse (21 Juni 1940); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Kubanschild; serta Deutsches Kreuz in Gold #4/3 (27 Oktober 1941). Namanya juga disebutkan dalam berita Wehrmachtbericht edisi 18 Agustus 1944
Sumber :
www.atlantikwall.superforum.fr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar