Senin, 23 Maret 2009

Tenggelamnya Kapal Bismarck

Kapal perang Bismarck dalam foto berwarna yang langka


Battleship Bismarck

Bismarck tampak bagian depan. Raksasa!


Bismarck sedang di cat oleh para pekerja di galangan kapal Kiel tahun 1941


Bismarck tampak dari foto udara bersama Prinz Eugen di Grimstadfjord


Cahaya sinyal lampu dari Bismarck memberikan arah petunjuk jalan bagi Prinz Eugen yang berlayar di belakangnya


Peta Operasi Rheinübung dan rute pelayaran Bismarck dari mulai berangkat sampai menemui ajalnya


Peta lokasi tenggelamnya Bismarck dalam pertempuran heroik melawan kapal-kapal Inggris yang pengecut


Foto langka yang memperlihatkan Bismarck sedang menembakkan salvo ke arah kapal Prince Of Wales, tak lama setelah kapal Hood tenggelam


Model kapal Bismarck. Berniat membuat?


Jerman yang kalah dalam Perang Dunia II, berdasarkan pakta Versailles, mendapat pembatasan dalam membangun angkatan perangnya. Ia hanya diperbolehkan mempunyai angkatan laut model lama, model zaman pre-Dreadnaught tanpa kapal induk, battle cruiser (kapal penggempur) dan cruiser (penjelajah berat). Yang diperbolehkan hanyalah enam dari delapan kapal perang pre-Dreadnaught, enam dari delapan penjelajah tua yang ringan, 12 dari 32 destroyer (kapal penghancur) dan kapal torpedo.

 

Tetapi apabila umur kapal perang itu sudah 20 tahun, ia dapat diganti, namun tetap tidak melebihi 10.000 ton dan persenjataannya paling besar 11 inci. Penjelajah juga dapat diganti, namun tidak melebihi 6.000 ton dengan persenjataan tidak melebihi 6 inci. Untuk penghancur, 800 ton dan kapal torpedo 200 ton.

 

Pada tahun 1933, Hitler menjadi Reichskanzler. Pada tahun 1935, ia menyatakan secara sepihak bahwa Jerman bebas dari ikatan pakta Versailles, dan dengan Inggris diadakan perjanjian bahwa besarnya Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) adalah sepertiga dari AL Inggris. Tetapi diam-diam Jerman membangun angkatan perangnya menurut kemampuannya sendiri. Kapal perang Bismarck dan Tirpitz dibangun dengan tonase 41.700 ton dan 42.900 ton, tetapi kepada dunia diberitahukan bahwa berat masing-masing hanya 35.000 ton!

 

Großadmiral Erich Raeder, panglima Kriegsmarine, merencanakan pembangunan AL untuk jangka waktu enam tahun. Rencana yang terkenal dengan nama Z-Plan disahkan Hitler pada bulan Januari 1939, dengan perhitungan perang dengan Inggris akan pecah pada tahun 1945.

 

Rencana-Z itu terdiri atas pembangunan kapal perang 56.000 ton, dua kapal perang 42.000 ton (Bismarck dan Tirpitz), tiga kapal perang 31.000 ton, tiga kapal perang pocket (Deutschland, Admiral Scheer dan Graf Spee), dua kapal induk (salah satunya adalah Graf Zeppelin), lima penjelajah berat (Hipper, Blücher, Prinz Eugen, Seydlitz dan Lützow), 44 penjelajah ringan, 68 destroyer, 90 kapal torpedo dan 249 kapal selam (u-boat), coastal, sea going, dan ocean going (untuk perairan, laut lepas dan samudera). Rencana itu juga bermaksud untuk menyamai kekuatan angkatan laut Inggris dalam waktu yang tidak terlalu lama.

 

Hitler berjanji kepada Raeder bahwa dia tidak akan berperang dengan Inggris dalam waktu singkat, dan itu dipercayai oleh laksamana veteran tersebut. Tetapi kemudian beberapa negara dicaplok tanpa pertempuran dan Inggris tetap tinggal diam. Barulah ketika Polandia diserang oleh Jerman, Inggris seketika mengeluarkan ultimatum akan menyatakan perang terhadap Jerman bila tidak mundur dari Polandia. Ultimatum tanggal 3 September 1939 tersebut dianggap sepi saja oleh Hitler.

 

Großadmiral Raeder gigit jari karena AL Jerman belumlah siap untuk berperang, dan tak akan mampu melawan AL Inggris. Perbedaan kekuatan antara kedua angkatan laut besar sekali. Rencana-Z belum selesai, sementara Hitler lebih menyukai landsinnig, ‘melihat pertahanan hanya dari darat’. Untung bagi Jerman, Bismarck dan Tirpitz sudah selesai dibangun.

 

Jerman terpaksa menghantam konvoi Inggris dimana saja, suatu taktik yang terbukti berhasil dalam Perang Dunia I. Pada permulaan Perang Dunia II, kapal-kapal perang Jerman Scharnhorst dan Gneisenau berhasil menghancurkan 115.622 ton kapal-kapal komersial Inggris. Großadmiral Raeder bermaksud untuk menyempurnakannya dengan suatu rencana, yang diberi nama Rhein-übung (Operasi Rhine).

 

Semula, menurut rencana, empat kapal perang akan dikerahkan, yaitu Bismarck dan Prinz Eugen di utara Atlantik dan Scharnhorst dan Gneisenau beroperasi di selatan Atlantik. Tetapi karena Scharnhorst dan Gneisenau harus masuk dok, maka operasi itu hanya dilakukan oleh Bismarck dan Prinz Eugen di bawah komando Admiral Günther Lütjenz. Sebelumnya, laksamana itu telah berhasil memimpin Scharnhorst dan Gneisenau.

 

Admiral Lütjens berangkat dari Baltik tanggal 18 Mei 1941. Ia beruntung karena saat itu cuaca buruk sehingga membantunya berlayar dengan cepat dan aman ke Atlantik utara. Tetapi pihak Inggris sudah mengawasi dan mengikuti jejaknya.

 

Walaupun dengan susah payah, beberapa pesawat AU Inggris dapat melihat Bismarck yang sedang berlayar menuju Atlantik utara lewat Islandia dan selat Denmark, antara Islandia dan Greenland. Perkembangan itu segera dilaporkan ke laksamana Tovey, dan Inggris yakin akan berhasil menghadang konvoi-konvoi mereka di laut Atlantik Utara itu.

 

Tovey segera memerintahkan kapal penggempur (battle-cruiser) Hood dan kapal perang Prince Of Wales meninggalkan Scapa Flow menuju Hvalfyord di pantai barat Islandia. Tugas kedua kapal itu adalah mencegah Bismarck mencapai Atlantik.

 

Dalam perbandingan, Hood dan Prince Of Wales mempunyai daya tembak yang lebih unggul daripada Bismarck dan Prinz Eugen. Tonase Hood juga (42.100 ton) lebih besar sedikit dari Bismarck (41.700 ton). Tetapi lapis baja sebagai perlindungan terhadap bom dan peluru yang dimiliki Bismarck lebih tebal daripada Hood. Hood pun lebih tua dan dari model yang sudah jadul pula, dibangun menurut ukuran Perang Dunia I!

 

Sedangkan kapal Prince Of Wales sudah modern tetapi belum siap tempur karena belum melewati latihan pertempuran yang cukup. Meriam-meriamnya belum digunakan secara memuaskan sehingga bahkan insinyur-insinyurnya ikut berlayar untuk melakukan pengawasan langsung!

 

Kemudian Tovey memerintahkan dua penjelajah Suffolk dan Norfolk secara terus-menerus mengintai Bismarck. Suffolk membantu Norfolk dalam patroli sekitar Islandia. Laksamana Tovey sendiri menunggu di atas kapal King George V dengan lima penjelajah dan lima destroyer.

 

Suatu berita yang menyenangkan tiba : kapal induk Repulse dan Victorious diperbantukan pada Tovey. Dengan demikian, ia merasa kuat sekali menghadapi Bismarck dan Prinz Eugen. Tinggal menunggu laporan dari pesawat RAF.

 

Tetapi sial bagi Tovey, udara semakin jelek. Sebaliknya, itu menguntungkan Lütjens. Ia segera berlayar menuju selat Denmark tanpa terlihat oleh kapal Inggris. Namun Lütjens menerima berita yang tidak benar dari Luftwaffe bahwa semua kapal Inggris ada di Scapa Flow, padahal Hood dan Prince Of Wales sudah dalam perjalanan menuju Islandia!

 

Setelah Tovey menerima laporan bahwa Bismarck dan Prinz Eugen sudah berada di Grimstadt Fjord, ia segera memerintahkan Hood, Prince Of Wales dan enam destroyer di bawah pimpinan laksamana Holland menuju Hvalfjord di pantai barat Islandia dengan maksud untuk menghalangi kapal Jerman itu memasuki Atlantik.

 

Pada tanggal 23 Mei 1941 pukul 22.56, Tovey mengirim berita : “Saya berharap Hood dapat mengejar Bismarck dan memaksanya berputar kembali atau balik ke selatan”. Hood memberikan perintah ‘siap bertempur’ kepada skuadronnya pada pukul 00.15 tanggal 24 Mei, pada tengah malam itu, salju turun dengan hebatnya, menyebabkan Norfolk dan Suffolk putus hubungan radar dengan Bismarck sehingga tidak mengetahui lagi di mana posisi musuhnya itu. Laksamana Holland segera bertindak dengan memerintahkan lima destroyer untuk bergerak ke utara.

 

Pada pukul 02.47, Norfolk dan Suffolk memperoleh kontak kembali, dapat melihat Bismarck dalam radar dengan jarak dari Hood sejauh 10 mil. Pada pukul 05.15 asap kapal Jerman itu kelihatan. Dua puluh menit kemudian, kedua kapal Jerman terlihat dari jarak 17 mil dari Hood. Pada pukul 05.46 Laksamana Holland mengarahkan kapal-kapalnya menuju kapal-kapal Jerman itu. Dengan cepat, jarak diperkecil untuk mengambil ancang-ancang penembakan.

 

Kesalahan yang dibuat Holland adalah cara kapal-kapalnya berlayar yang seperti satu unit, yaitu dengan kecepatan dan jarak antara Hood dan Prince Of Wales hanya 800 yard. Keadaan itu memudahkan kapal Jerman untuk menembaknya. Kesalahan lain adalah anggapan Holland bahwa kapal Jerman yang berada paling depan adalah Prinz Eugen, atau salah melihat dengan menyangka Prinz Eugen adalah Bismarck. Karena itu, Hood menembaki Bismarck yang sebenarnya adalah Prinz Eugen. Sedangkan Prince Of Wales melaksanakan perintah pertama dari Laksamana Holland, yaitu menembaki Bismarck yang posisinya pada urutan kedua dalam iring-iringan kapal Jerman itu. Padahal kedua kapal Jerman tersebut kompak menembaki Hood yang mudah dikenali . Akibatnya, pertempuran berakhir cepat sekali!

 

Di bawah ini, urutan peristiwa sejak penembakan pertama dilepaskan Hood :

 

05.49 – Hood memerintahkan melepaskan tembakan terkonsentrasi terhadap kapal Bismarck.

05.52 – Jarak tembak 25.000 yard. Hood dan Bismarck melepaskan tembakan awal, disusul tembakan dari Prince Of Wales. Hood memberikan perintah “shift target right” terhadap Bismarck. Tembakan salvo Bismarck mendekati Hood, sudah dekat sekali!

05.55 – Salvo ketiga Bismarck terhadap Hood mengakibatkan kebakaran di gudang peluru. Hood memberi perintah memutar supaya dapat memberikan tembakan dengan tepat. Salvo keempat mengenai Hood.

06.00 – Jarak 14.000 yard. Hood dan Prince Of Wales berputar. Salvo kelima Bismarck menembus lapisan lapis baja Hood, mengenai gudang dan meledakkan kapal. Tidak lama kemudian Hood tenggelam. Prince Of Wales menjauhi Hood supaya tidak tersedot. Sejumlah 1.419 orang tenggelam, kecuali tiga orang. Berat kapal yang mencapai 42.000 ton mempercepat tenggelamnya Hood.

06.02 – Bismarck dan Prinz Eugen melepaskan tembakan terkonsentrasi terhadap Prince Of Wales, mengenai ruangan kompas dan semua yang berada di sana tewas kecuali kapten Leach dan seorang dari bagian perhubungan.

06.06 – Prince Of Wales tertembak untuk keempat kalinya oleh Bismarck.

06.12 – Prince Of Wales kembali tertembak untuk ketiga kalinya oleh Prinz Eugen.

06.13 – Prince Of Wales mengundurkan diri, segera bergabung dengan Suffolk dan Norfolk.

 

Dengan demikian pertempuran selesai. Yang disesalkan adalah, Hood belum sempat membalas menembak Bismarck dengan tepat sebelum ia tenggelam. Sementara Prinz Eugen yang ditembaki Hood tidak mengalami kerusakan apa-apa!

 

Pihak Jerman menyangka bahwa ketiga tembakan yang mengenai Bismarck berasal dari Prince Of Wales. Yang pertama mengenai ruang mesin sehingga menyebabkan kapal itu hanya mampu berlayar dengan kecepatan 28 knot. Tembakan kedua mengenai tangki oli sehingga menyebabkan kebocoran oli. Walaupun demikian, Bismarck terus berlayar dan masih mampu bertempur, tetapi tidak mungkin lagi berlayar jarak jauh ke Atlantik karena seribu ton bahan bakarnya telah bocor.

 

Pada pukul 08.00, Admiral Lütjens memberitahukan bahwa ia akan ke Prancis, ke St. Nazaire, untuk masuk dok. Tetapi pada sore harinya dilakukan perubahan, yaitu Prinz Eugen tetap tinggal di Atlantik melaksanakan commerce raiding sesuai dengan Rhein übung, dan Bismarck akan bertindak sebagai umpan terhadap kapal-kapal Inggris yang mengejarnya. Ia telah meminta beberapa kapal selam untuk menghadang kapal-kapal Inggris itu, tetapi Lütjens tidak tahu bahwa laksamana Tovey demikian kuatnya karena telah dibantu oleh kapal induk. Lütjens adalah seorang master dalam menghadapi kapal perang, tetapi belum mahir menghadapi serangan pesawat tempur yang berasal dari kapal induk.

 

Norfolk dan Suffolk terus mengikuti Bismarck dengan radarnya. Pada saat Prince Of Wales mengundurkan diri, laksamana Tovey dan armada Holme berada pada jarak 330 mil dari kapal Jerman. Laksamana Sommerville, panglima Force H yang terdiri atas kapal induk Ark Royal, pada tanggal 23 Mei memerintahkan penjelajah tempur Sheffield untuk meninggalkan Gibraltar menuju Atlantik. Saat itu, pengejaran dan penghancuran Bismarck lebih penting dari pertempuran Kreta yang sedang berlangsung. Juga, dua kapal perang Ramilles dan Revenge diperintahkan untuk meninggalkan Halifax demi sama-sama mengejar Bismarck.

 

Bismarck sendiri masih mampu melaju dengan kecepatan 25 knot. Karena itu, laksamana Tovey harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

 

Pada tanggal 24 Mei pukul 12.00, sembilan pesawat Swordfish dengan senjata torpedo lepas landas dari kapal induk Victorious di bawah komando Lieutenant Commander Eugene Esmonde. Inilah untuk pertama kalinya pesawat lepas landas dari kapal induk untuk menyerang sebuah kapal perang, dengan kata lain, sejarah Brow! Karena udara yang jelek, penerbangan pesawat-pesawat itu harus dibantu oleh laporan radar dari kapal penjelajah yang mengikuti Bismarck.

 

Kesembilan pesawat Swordfish mulai menyerang, tetapi hanya satu yang berhasil menembakkan torpedonya menghantam bagian tengah Bismarck. Karena tebalnya baja kapal itu, Bismarck tidak mengalami kerusakan sedikitpun! Dua pesawat Swordfish yang hendak pulang ke kapal induk mereka mengalami kerusakan, jatuh ke laut dan tenggelam.

 

Bismarck melanjutkan pelayarannya dengan tetap dibuntuti oleh Norfolk, Suffolk, dan Prince Of Wales, dari jarak yang aman untuk ketiga kapal Inggris itu. Selama itu, Bismarck selalu terlihat di layar radar.

 

Pada pukul 03.06 keesokan harinya, Suffolk kehilangan kontak radar dengan Bismarck. Inggris mengira, kapal Jerman itu berlayar kembali ke Atlantik untuk menyerang konvoi Inggris. Tovey juga sudah gembira, menyangka akan dapat mengepung Bismarck dengan kekuatan yang besar. Tapi, dimana Bismarck sebenarnya?

 

Untung bagi Tovey, Lütjens membuat kesalahan BESAR. Dengan tidak mengetahui bahwa kapal-kapal Inggris itu telah kehilangan jejak radar, justru Lütjens secara tidak langsung memberitahukan posisinya! Kepada Berlin, Lütjens mengirimkan laporan panjang lebar mengenai pertempuran dengan dua kapal Inggris, dan menenggelamkan satu di antaranya, yang dikiranya adalah kapal King George V. Dengan pengiriman laporan itu, kapal Inggris mengetahui posisi Bismarck.

 

Pada tanggal 26 Mei 1941, sebuah pesawat Catalina yang sedang melakukan patroli melihat keberadaan kapal Jerman itu yang berlayar menuju tenggara pada jarak 690 mil (sekitar 1.110 km) dari Brest. Lalu dilancarkanlah serangan dari pesawat-pesawat Swordfish dari kapal induk Ark Royal. Serangan pertama gagal, sebab yang diserang justru kapal sendiri, Sheffield. Untung tidak mengena! Barulah pada serangan kedua, Bismarck terpukul, pertama mengenai badannya dan yang kedua mengenai kemudinya yang menyebabkannya hanya mampu berlayar dengan kecepatan 10 knot. Usaha-usaha perbaikan dilakukan, tapi tidak berhasil.

 

Lütjens kini telah tahu nasib yang akan menimpa di depannya. Ia mengirim berita ke Berlin : “Tidak mampu lagi menjalankan Bismarck. Kita akan bertempur sampai peluru terakhir. Heil Führer!”

 

Setelah berputar-putar, kapal Jerman itu bergerak ke arah King George V dan Rodney. Sebelum bertemu dengan kedua kapal Inggris itu, Bismarck harus berhadapan dengan lima destroyer di bawah pimpinan kapten Vian, yang bertindak sebagai perisai anti kapal selam bagi armada sir John Tovey. Begitu melihat Bismarck, Vian menyerang! Tapi kapal Jerman itu dapat menghindar dan berhasil mengusir mereka dengan tembakan-tembakannya yang akurat. Serangan destroyer itu seakan tidak berarti, bahkan bagi Bismarck yang sedang sempoyongan!

 

Esok paginya, King George V dan Rodney bertemu dengan Bismarck. Pertempuran pun pecah, mulai pukul 08.74. ternyata itu merupakan pertempuran terakhir bagi Bismarck. Dari segi perbandingan senjata, kedua kapal Inggris lebih unggul. Rodney mempunyai sembilan meriam 16 inci dan King George V dengan sepuluh meriam 14 inci, sementara Bismarck hanya memiliki delapan meriam 15 inci. Walaupun demikian, kapal Jerman itu tetap bertempur dengan gigih, khas bangsa Arya!

 

Pada pukul 10.00, Bismarck sudah lumpuh dan pada pukul 10.15 ia sudah merupakan barang mati. Tiang benderanya hancur, cerobong asapnya rusak, semua meriamnya mengarah ke semua jurusan, asap keluar dari bagian tengah kapal dan lobang-lobang terlihat di pinggir badannya. Tetapi Bismarck masih dapat bergerak. Kapal-kapal penjelajah Inggris menyelesaikan riwayatnya dengan tembakan torpedo.

 

Pada pukul 10.30, Bismarck tenggelam ke dasar laut dengan membawa 2.300 orang, termasuk laksamana pemberani Günther Lütjens, dan hanya 110 orang yang dapat diselamatkan!

 

Dengan tenggelamnya Bismarck, berakhirlah operasi Rhein übung.

 

Data kapal Bismarck sendiri adalah :

 

Berat : 41.700 ton

Panjang : 792 kaki

Lebar : 118 kaki

Draught : 26 kaki

Kecepatan : 30 knot

Radius : 8.100 mil pada kecepatan 19 knot

Tebal main belt : 12,5 inci

Rebal menara : 14 inci

Tebal dek : 8 inci

Persenjataan :

8 meriam 15,5 inci

12 meriam 5,9 inci

16 meriam anti-aircraft 237 mm

12 meriam anti-aircraft 20 mm

8 tabung torpedo 21 inci

6 pesawat terbang

 

 

Sumber :

Majalah TSM edisi Desember 1988

www.en.wikipedia.org

www.bismarck-class.dk

www.kbismarck.com


>

DOWNLOAD VIDEO (FLV & MP4)

Rabu, 18 Maret 2009

Sejarah Partai Nazi (NSDAP)

Pawai si seragam coklat Sturmabteilung (SA) pada tahun 1930



Para petinggi partai Nazi sedang menghadiri Reichsparteitag di Nürnberg tahun 1937. Dari kanan ke kiri : Amann, Himmler, Lutze, Buch, Rosenberg, Schwarz, Konstantin Hierl, dan Bormann. Sementara yang berdiri : Frick, komandan korps buruh yang tak diketahui namanya, dan, tentu saja, Adolf Hitler. Mereka sedang memperhatikan pawai korps buruh Jerman (RAD)


Pemandangan menakjubkan dari ribuan anggota SA, SS dan NSKK di Nürnberg, 9 November 1935


Tipikal rapat akbar Nazi dengan berbagai seremonialnya yang khas


Parade anggota partai Nazi yang membawa banner bergambar lambang Swastika plus tulisan "Deutschland Erwache" (Jerman bangkit)


Para anggota tinggi partai Nazi, yang kini menjadi pesakitan, sedang menjalani persidangan mereka di Nürnberg. Terlihat dari kiri ke kanan baris depan adalah Hermann Göring, Rudolf Hess dan Joachim von Ribbentrop. Sementara di baris belakang ada Karl Dönitz, Erich Raeder, Baldur von Schirach dan Wilhelm Frick


Adolf Hitler sedang memegang bendera 'suci' partai Nazi, Blutfahne (bendera darah), dalam suatu seremoni di masa-masa awal partai Nazi


Para pemegang bendera partai dalam suatu rapat akbar



'Lautan Rakyat' dalam rapat akbar untuk memperingati Buckeberge (hari thanksgiving ala Jerman) di tahun 1937


Para anggota Polizei kota Berlin sedang menahan seorang kakek Yahudi tua bangka



Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei atau NSDAP adalah sebuah partai politik yang pernah dimiliki oleh Jerman yang didirikan pada 1920 dan berbasis di München. Sebelum itu bernama Deutsche Arbeiterpartei (Partai Buruh Jerman), nama partai itu diubah atas desakan Adolf Hitler untuk memasukkan elemen nasional sosialisme. Lambang resmi NSDAP adalah Swastika.

NSDAP adalah kekuatan politik utama dalam Nazi Jerman sejak kejatuhan Republik Weimar pada tahun 1933 hingga akhir Perang Dunia II pada tahun 1945, ketika dideklarasikan ilegal dan para pemimpinnya ditangkap dan dikenai tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan melalui Pengadilan Nurenberg. Para penganut dan pelaksana Partai Nazi telah mengangkat sebuah ideologi politik baru, biasa dikenal sebagai "Naziisme".

Munculnya paham anti-Semit

Nazisme muncul sebagai akibat dari Perang Dunia I. Pada 11 November 1918 secara mengejutkan bagi pasukan garis depan Jerman, perang tiba-tiba berakhir. Pasukan garis depan tidak merasa dikalahkan dan mereka heran mengapa gencatan senjata terjadi begitu cepat sehingga mereka harus segera meninggalkan posisinya padahal mereka masih berada di wilayah musuh.Mitos yang berkembang di antara para prajurit Jerman yang menyerah ini adalah bahwa mereka telah "ditikam dari belakang." Bahwa pasukan garis depan dan 2 juta rakyat Jerman tewas selama perang telah dikhianati oleh kelompok Marxis dan Yahudi yang telah memunculkan perbedaan pendapat di negara mereka. Ketika pasukan selamat itu kembali ke Jerman baru yang demokratis, mereka membawa serta kekecewaan mereka. Seusai perang, negara-negara sekutu melanjutkan blokade terhadap Jerman. Pasukan yang kembali dan berbaris melewati München, ibukota Bayern, terkejut melihat keluarga mereka yang masih menderita. Jutaan rakyat Jerman kelaparan dan ribuan lainnya sekarat akibat penyakit TBC dan influenza.


Di Jerman, politik terbagi menjadi 2 kutub, Konservatif dan Sosialis.masing-masing kelompok menjadi radikal di masa krisis. Situasi semakin bertambah buruk dengan munculnya gerakan Republik Soviet München, sebuah upaya untuk menciptakan pemerintahan bergaya Soviet yang dikobarkan oleh kelompok sayap kiri Raterepublik di Munich. Tentara pemerintah diturunkan untuk menumpas pemberontakan tersebut dan pecahlah pertempuran terbuka di jalan-jalan Munich. Lebih dari 500 orang terbunuh. Tentara didukung oleh Freikorps, prajurit bayaran sayap kanan yang dibiayai oleh pemerintah. Freikorps benar-benar menjalankan tugasnya, mereka membantai orang-orang yang mereka anggap sebagai anggota Raterepublik dan berhasil menumpas pemberontakan itu.

Pransangka anti-Semit di kelompok kanan semakin diperkuat oleh kenyataan bahwa pimpinan Raterepublik sebagian besar adalah orang Yahudi, sehingga muncul kesan bahwa Bolshevisme (komunis) dan Yudaisme pada adalah dasarnya sama. Wajar ketika sikap anti Yahudi kemudian berkembang luas.

Freikorps dielu-elukan di München setelah penumpasan Raterepublik. Kelompok Yahudi adalah kambing hitam yang sempurna untuk disalahkan atas semua penyakit negara tersebut. Freikorps didukung pejabat-pejabat sayap kanan di militer seperti Kapten Ernst Roehm (yang nantinya akan menjadi komandan tertinggi SA, "Pasukan Badai"), seorang pria dengan filosofi sederhana:

"Aku masih muda dan liar. Karenanya, perang dan kerusuhan lebih menarik bagiku dibandingkan tatanan borjuis yang rapi. Brutalitas dihargai, rakyat butuh rasa takut; mereka ingin takut pada sesuatu; mereka ingin seseorang yang membuat mereka takut dan memaksa mereka menyerahkan dalam ketakutan". 


Kelahiran Nazi (1920)

Di awal tahun 1918, sebuah partai bernama Freier Ausschuss für Einen Deutschen Arbeiterfrieden (Komite Bebas untuk Kedamaian Buruh Jerman) didirikan di Bremen, Jerman. Anton Drexler, seorang tukang kunci dan penyair, mendirikan sebuah cabang dari perkumpulan ini pada 7 Maret 1918, di Munich. Pada tahun 1919, Drexler, dengan Gottfried Feder, Dietrich Eckart dan Karl Harrer, mengubah nama partai tersebut menjadi Deutsche Arbeiterparte (Partai Pekerja Jerman) atau biasa disingkat DAP

Tahun 1919, Rohm bergabung dengan partai tersebut. Di sana, dia bertemu dengan seorang veteran Perang Dunia I, berusia 30 tahun: Kopral Adolf Hitler yang sama seperti Rohm, membenci kelompok Komunis dan Yahudi. Hitler juga bergabung dengan partai pekerja Jerman pada tahun 1919. Di kartu anggotanya tertera dia anggota nomor 555 meskipun pada kenyataannnya dia anggota nomor 55; partai itu memberi nomor mulai dari 500 agar anggotanya terlihat banyak.

Hitler tak berbeda dengan ribuan mantan prajurit lainnya di München, dia luntang-lantung tanpa pekerjaan tetap. Tapi kini dia telah menyadari bakat alaminya untuk berorasi dan menarik orang untuk bergabung dengan partainya, sehingga ia memiliki peran dominan di sana. Dia salurkan kebencian, kemarahan atas berakhirnya perang dengan pidato yang berapi-api. Hitler selalu berbicara tentang apa yang disebutnya sebagai ketidakadilan perjanjian damai Versailes yang ditandatangani pada akhir Perang Dunia I. Berdasarkan perjanjian itu, Jerman kehilangan banyak wilayah negaranya. dan dipaksa membayar ganti rugi pada negara-negara pemenang. Pada awal 1920, inflasi merajalela tak terkendali, keuangan benar-benar hancur sehingga rakyat Jerman berpikir bahwa demokrasi tak menghasilkan apapun.

Di Bayern, pada tahun 1921 Hitler dinobatkan menjadi pimpinan partai pekerja Jerman yang kecil itu. Namanya di ubah menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei ("Partai Pekerja Nasionalis Sosialis Jerman"), disingkat Nazi atau NSDAP. Saat itu hanyalah salah satu dari banyak partai sayap kanan di Munich dan mereka semua mengatakan yang sama: Versailes adalah kejahatan dan kelompok Yahudi ada di belakangnya.

Dinamisme Hitler yang dibarengi dengan nada tanpa kompromi dalam pidato-pidatonya mulai menarik warga Bayern terkemuka lainnya untuk berpaling pada partai baru Nazi. Pada tahun 1922, seorang penerbang ulung pemegang penghargaan "Pour le Merite" sekaligus komandan skuadron Richthodenber dalam Perang Dunia I, Hermann Göring, bergabung dengan Nazi. Nazi pun menyebarkan pengaruhnya ke wilayah pedesaan Bayern. Di sana, seorang mahasiswa pertanian yang awalnya ingin menjadi peternak ayam, Heinrich Himmler, bergabung dengan Nazi (di kemudian hari, ia ditunjuk sebagai komandan tertinggi SS).


Percobaan revolusi (1923)

Bulan Januari 1923 di Ruhr, pasukan Perancis datang untuk meminta pembayaran ganti rugi perang, mengasingkan dan menghina rakyat Jerman. Perancis memerintah mereka dengan tangan besi. Rakyat Jerman menganggap hal ini sebagai upaya balas dendam. Hitler dan Nazi memanfaatkan ketidakpuasan rakyat Jerman.

Di München pada tahun 1923, dalam suasana krisis yang disebabkan oleh pendudukan Ruhr, Hitler dan Nazinya mulai bertindak. Hitler berdiri di atas panggung Burgerbrau Keller pada tanggal 8 November dan menghentikan rapat politik sayap kanan, ia menyerukan dilaksanakannya sebuah revolusi nasional untuk menggulingkan pemerintah sayap kiri di Berlin. Keesokan harinya, 9 November 1923, Nazi, bersama dengan partai sayap kanan lainnya berparade di Munich untuk mengumpulkan dukungan. Mereka dihentikan oleh polisi di monumen perang Feldherrenhalle. Awalnya, Nazi berharap militer dan polisi mendukung parade tersebut dan bergabung bersama mereka, tapi yang terjadi sebaliknya, polisi tidak mendukung mereka; tembakan dilepaskan dan peserta parade dibubarkan. Untung bagi Hitler, ia berhasil lolos dari penembakan itu. 4 perwira polisi dan 16 anggota Nazi kehilangan nyawa mereka. Selain membunuh polisi, beberapa pengikut Nazi juga melakukan perampokan bank dalam aksinya.

Hitler kemudian diadili bersama pimpinan parade lainnya pada awal 1924 dengan tuduhan melakukan penyerangan terhadap polisi dan perampokan bank. Dalam pengadilan tersebut, Hitler dengan sikapnya yang menantang berkata:

" Kau bisa menyatakan kami bersalah ribuan kali, tapi dewi yang memimpin pengadilan abadi sejarah akan, dengan senyuman, mencabik-cabik dakwaan penuntut umum dan keputusan pengadilan ini. Dan sang dewi akan membebaskan kami". 

Hitler menjadi terkenal karena pernyataan sikapnya yang berani. Hakim Georg Neithardt, hakim pengadilan yang mendengar pernyataannya itu pun jadi bersimpati padanya dan bahkan mengirim pesan ke Pengadilan Banding untuk mengurangi masa kurungan Hitler. Sebagai hasilnya, Hitler hanya perlu menjalani hukuman 9 bulan penjara di Penjara Landsberg; setelah menyulut revolusi, pembunuhan 4 perwira polisi, dan perampokan bank. Tahun 1924, nama Hitler dan Nazi sempat terbenam.


Kebangkitan NAZI

Gejolak perekonomian Jerman (1930)

Pada pertengahan 1920-an ekonomi Jerman pulih dan inflasi mulai berkurang. Pemerintahan Weimar yang berkuasa berhasil menyelesaikan masalah pergantian kerugian perang dengan meminjam uang dari Amerika Serikat. Namun, ada sejumlah rakyat Jerman yang tidak setuju dan menyebut peristiwa ini sebagai "kemerosotan Weimar." Mereka bergabung dengan kelompok nonpolitik seperti Wandervogel yang menyerukan untuk kembali ke cara hidup lama yang lebih sederhana. Nazi memanfaatkannya dan ikut mensosialisasikan gerakan untuk kembali ke nilai lama ini (gerakan ini tetap bertahan ketika Nazi berkuasa dalam sebuah kelompok yang dinamakan Hitler-Jugend, "Kelompok Muda Hitler").

Pada pertengahan tahun 1920-an, partai Nazi menjadi sebuah partai kecil yang radikal. Program partai mereka menjanjikan bahwa jika Nazi berkuasa, Yahudi Jerman, yang dianggap berada dibalik 'Perjanjian Versailes', akan dicabut kewarganegaraannya, atau bahkan diusir dari negara tersebut. Menurut Bruno Hahnel, pemimpin Kelompok Muda Hitler untuk tahun 1927—1945, mereka menganggap bahwa Golongan Yahudi Dunia (World Jewry) ingin meraih kekuasaan dan menguasai dunia sehingga Kelompok Muda Hitler harus menggagalkannya.

Isu konspirasi Yahudi sedunia itu disuarakan secara terbuka oleh Nazi; dan dipercaya. Dan bersamaan dengan munculnya paham anti-Semit itu, tumbuh keyakinan bahwa kekerasan adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses politik, sehingga kemudian, Nazi mendirikan sayap paramiliter yang disebut Sturm Abteilung (SA), "Pasukan Badai". Tugasnya adalah menjaga pertemuan-pertemuan Nazi, mengancam pengikut partai-partai lain dan menggalang dukungan.


Hitler menjadi Kanselir (1933)

Pada tahun 1928 atau 7 tahun setelah Hitler memimpin partai, Nazi gagal meraih kekuasaan dalam pemilu. Pada pemilu itu, Nazi hanya mendapatkan 2.6% suara. Tapi 4 tahun dan 18 bulan kemudian, Hitler menjadi Kanselir Jerman karena Nazi didukung oleh keadaan.

Pada tahun 1930-an, Jermah jatuh bangkrut. Harga produk pertanian dunia yang jatuh mengakibatkan kemiskinan, jatuhnya Wall Street mengakibatkan kemerosotan ekonomi di seluruh dunia, ditambah lagi dengan datangnya tagihan utang dari Amerika Serikat yang semakin menekan persediaan devisa Jerman. Tahun 1931 angka pengangguran di Jerman meningkat hingga 5 juta orang. Pengangguran hidup dengan susah payah di perkotaan ketika Jerman menjadi negara dengan perekonomian paling buruk di dunia. Keadaan semakin buruk ketika lima bank utama di Jerman hancur pada tahun 1931 menyebabkan lebih dari 20.000 perusahaan Jerman gulung tikar.

Tanpa diduga, dalam krisis ekonomi itu, suara untuk Nazi meningkat. orang-orang mulai tertarik dengan prinsip mereka: "Versailes adalah kejahatan dan Yahudi berada dibelakangnya. Marxisme harus dihancurkan dan Bangsa Jerman harus lahir kembali." Bahkan karena sedemikian bosannya dengan keadaan ekonomi, orang-orang pedesaan yang belum pernah mendengar tentang Hitler dan partainya ikut memilih Nazi. Seperti misalnya di kota terpencil di wilayah Prusia Timur, Neidenburg, terjadi peningkatan suara yang sangat drastis untuk Nazi. Pada tahun 1928, Nazi mendapat 2.3% suara di sini. Namun pada tahun 1930 dukungan yang mereka dapatkan melonjak ke angka 25.8%; padahal Hitler tak pernah berkunjung ke sana dan tak ada perwakilan partai Nazi di kota itu. Tapi bukan hanya Nazi yang mulai naik daun, komunis juga mulai mendapat dukungan sehingga demokrasi yang baru lahir di Jerman mulai terancam karena para pemilih terdorong ke titik ekstrim; antara Nazi dan Komunis. Pertikaian mulai terjadi, Nazi dan Pasukan Badainya (SA) dengan Komunis.

Meskipun pada pemilu itu, Hitler kalah dari pesaingnya Presiden Hidenburg, ia telah menetapkan dirinya sebagai pemimpin alternatif Jerman yang menawarkan keteraturan, kedisiplinan, dan kharisma. Pada pemilu tahun 1932 mayoritas mulai memilih dua partai yang secara terbuka bertujuan menggulingkan demokrasi Jerman: Nazi dan Komunis. Demokrasi yang datang di Jerman pada akhir PD I dianggap kurang cocok dan harus disingkirkan dari Jerman. Dalam pidato pemilihan umumnya (Juli 1932), Hitler tidak menyembunyikan fakta bahwa Nazi memiliki paham kediktatoran:

"Our opponents accuse us National Socialists, and me in particular, of being intolerant and quarrelsome. They say that we don't want to work with other parties. They say the National Socialists are not German at all, because they refuse to work with other political parties. So is it typically German to have thirty parties? I have to admit one thing - these gentleman are quite right. We are intolerant. I have given myself one goal - to sweep these thirty political parties out of Germany. They mistake us for one of them. We have one aim, and we will follow it fanatically and ruthlessly to the grave"

Terjemah: "Musuh kita menuduh kita golongan sosialis-nasional, dan aku pada khususnya, sebagai orang yang tidak toleran dan menyukai permusuhan. Mereka bilang kita tak mau bekerjasama dengan partai lain. Mereka bilang golongan Sosialis-Nasional bukanlah orang Jerman karena menolak bekerjasama dengan partai lain. Lalu, apakah memiliki 30 partai adalah ciri khas bangsa Jerman!? Aku harus mengakui satu hal - orang-orang itu tidak salah. Kita tidak toleran. Aku memiliki satu tujuan - untuk menyingkirkan 30 partai politik itu dari Jerman! Mereka salah mengira kita adalah salah satu dari mereka. kita punya satu tujuan, dan kita akan mewujudkannya dengan setia dan tanpa kompromi sampai ke liang kubur!"


Hasilnya pada pemilihan umum bulan Juli 1932 itu, Nazi menjadi partai terbesar di Jerman dengan meraih 37.4% suara. Kini hanya ada satu orang yang menjadi penghalang antara hitler dan posisi Kanselir: Presiden Hindenburg, orang yang pernah bersaing dengan Hitler untuk jabatan presiden dan mengalahkannya. Hindenburg bertemu Hitler pada tanggal 13 Agustus 1932 dan dalam pertemuan itu, Hitler menuntut untuk menjadi kanselir; Hindenburg menolak. Ia tidak setuju bila kekuasaan pemerintah diberikan ke satu partai yang tidak mewakili mayoritas pemilih dan -lebih jauh lagi- tidak toleran dengan disiplin yang rendah dan seringkali menggunakan kekerasan.

Kemudian, munculah sekelompok orang yang mulai menekan dan melobi Presiden Hindenburg, termasuk salah satu di antaranya seorang pengusaha mantan Direktur Reich Bank Hjalmar Schacht. Ia menulis surat kepada Hindenburg mendesak agar Hitler diberi mandat Kanselir demi kebaikan Jerman. Para pengusaha ketika itu lebih memilih agar perekonomian Jerman dikuasai oleh Nazi daripada Komunis yang jelas akan mematikan usaha mereka. Tekanan baru muncul sebagai akibat dari permainan perang militer: sebuah laporan menegaskan pada kabinet bahwa dalam kerusuhan sipil, militer tidak dapat mengendalikan baik Nazi maupun Komunis.

Tapi bukan hanya Hindenburg saja yang mendapat tekanan; Nazi juga mendapatkan hal yang sama. Partai Nazi terancam bangkrut dan kehabisan uang setelah salah satu tokoh utama partai, Gregor Strasser, mengundurkan diri. Sehingga dukungan suara mereka turun menjadi 33%; tampaknya dukungan untuk mereka sudah mencapai titik maksimal. Untungnya, Nazi mendapat dukungan dari kelompok tradisional Kanan yang ingin menggulingkan demokrasi dan komunis karena tanpa dukungan Hitler, mereka tidak akan mampu melakukannya. Salah satu di antara mereka. mantan Kanselir bangsawan Von Papen, menawarkan kesepakatan: Hitler bisa menjadi Kanselir jika ia, Von Papen, menjadi wakil Kanselir, dan hanya ada 2 anggota Nazi lainnya yang masuk kabinet yang mayoritas diisi oleh orang-orang konservatif tradisional. Dengan begitu, ia berharap pengaruh Hitler dapat "dijinakkan." Akhirnya, Hindenburg menawarkan posisi Kanselir kepada Adolf Hitler pada 30 Januari 1933. Dan segera setelah pengangkatan resmi itu, salah satu sahabat terdekat Hindenburg pada saat Perang Dunia I, Jenderal Ludendorff, mengirim telegram kepadanya:

"Ku ramalkan —dengan sungguh-sungguh— bahwa "orang terkutuk" ini akan membawa negara kita ke dalam jurang yang dalam. Generasi mendatang akan mengutukmu karena ini". 

Pada tanggal 30 Januari 1933 itu pula, Nazi mengadakan parade perayaan yang meriah di Berlin; revolusi telah dimulai.

Pembersihan perwira Pasukan Badai (1934)

Rakyat Jerman hanya perlu kurang dari 12 minggu dalam kekuasaan Hitler untuk melihat apa jadinya status Yahudi di Negara Nazi yang baru ini. Pada tanggal 1 April 1933, partai memboikot semua toko milik Yahudi selama sehari penuh. Nazi menjadikan golongan Yahudi sebagai kambing hitam atas kekalahan pada PD I dan banyak kegagalan lainnya. Kebanyakan rakyat Jerman membiarkan hal tersebut karena menganggapnya sebagai bagian dari revolusi.

Pada bulan-bulan awal kekuasaan Nazi, orang-orang Yahudi Jerman juga menjadi korban dari serangan dan kekerasan dari Pasukan Badai (SA). Pasukan itu juga mengambil langkah keras lain. Pada tahun 1933, bersama-sama dengan pelajar yang bersimpati, SA melakukan pembakaran massal buku-buku "terlarang", terutama yang dibuat oleh penulis Yahudi. Lebih jauh lagi, Ernst Julius Röhm, pemimpin tertinggi Pasukan Badai, juga menuntut agar pasukannya dimasukan ke dalam pasukan Militer Jerman reguler. Militer menolak keras ide tersebut. Penolakan terhadap Pasukan Badai itu dilatarbelakangi oleh ketidaksukaan kalangan militer akan tingkah laku dan penampilan mereka; Pasukan Badai dibenci sebagian besar prajurit Militer Jerman.Juga menjadi semakin jelas —bukan hanya bagi kalangan militer— bahwa Ernst Julius Rohm, komandan tertinggi Pasukan Badai, berusaha untuk mengambil alih Angkatan Bersenjata Jerman. Ia berusaha untuk menjadi Menteri Angkatan Bersenjata dan membentuk pasukannya sendiri.

Pada musim panas tahun 1934, Hitler mendapat sebuah kabar yang sangat mengejutkan. Heinrich Himmler, yang juga berambisi untuk berkuasa yang secara teknis masih bekerja untuk Ernst Julius Roehm dalam hierarki Nazi, melaporkan kepada Hitler bahwa Ernst Röhm, teman lama Hitler yang kini menjabat sebagai pemimpin tertinggi Pasukan Badai (SA), sedang mempersiapkan sebuah kudeta; dan Hitler mempercayainya. Pada tanggal 30 Juni 1934, ketika sedang berlibur di Bavaria, Ernst Rohm ditangkap dan dibawa ke penjara terdekat, dua hari kemudian ia ditembak mati. Tak hanya sampai di situ, pada bulan Juli 1934, Hitler juga "membersihkan" jajaran perwira SA yang dituduh sedang menyiapkan revolusi.

Angkatan bersenjata sangat berterima kasih; mereka senang Rohm tewas dan kekuasaan Pasukan Badai dikurangi. Sebagai ungkapan rasa terima kasih, mereka ajukan diri untuk ucapkan sumpah setia pada Hitler secara pribadi. Orang yang kini, setelah kematian Presiden Hindenburg, tak hanya menjabat sebagai Kanselir Jerman tapi juga pemimpin negara.

Setelah kematian Rohm, Hitler tampaknya telah mengembalikan ketertiban; militer telah bersumpah untuknya; revolusi di jalan mereda. Pada tahun-tahun berikutnya, rakyat Jerman mulai memandang Hitler sebagai seorang pemimpin yang kuat dan penuh percaya diri; yang orasinya menjanjikan negara Jerman baru yang dinamis dan kuat.


Kebangkitan Jerman (1930-an)

Pada pertengahan tahun 1930-an, Jerman kembali bangkit di bawah kepemimpinan Hitler. Saat itu, Nazi dengan menteri ekonominya, Hjalmar Schahct, berhasil menghapus pengangguran di Jerman dengan menciptakan berbagai proyek yang menyerap banyak tenaga kerja seperti proyek pembangunan Autobahn dan proyek persenjataan-kembali militer Jerman. Nazi juga menambah anggaran militer di tahun pertama kekuasaan mereka sampai-sampai militer tidak mampu menghabiskan seluruh biaya yang dianggarkan. Proyek-proyek tersebut membawa Jerman ke dalam keadaan tenaga kerja penuh (full employment). Rakyat mendapat pekerjaan dan penghasilan sehingga mereka dapat membeli makanan. Persenjataan-kembali juga menghapus rasa malu rakyat Jerman karena telah menyerah di Perang Dunia I.

Pada tahun 1935, Inggris, yang ketika itu merasa bersalah karena telah memaksakan Perjanjian Versailes yang memberatkan rakyat Jerman, membuat perjanjian baru dengan Hitler. Dalam perjanjian itu, Hitler diperbolehkan membangun angkatan lautnya melebihi batas yang diizinkan dalam Perjanjian Versailes. Hitler yang ingin memantapkan hubungannya dengan Inggris kemudian mengirim Joachim von Ribbentrop pada musim panas tahun 1936 untuk mengupayakan terciptanya aliansi antara Inggris dengan Jerman. Sayangnya, Joachim von Ribbentrop gagal membuat kesepakatan di Inggris; bukan karena Inggris tidak mau beraliansi dengan Jerman, melainkan karena orang Inggris menganggap Nazi mengirimkan orang yang terlalu sombong. Ribbentrop membuat kesalahan fatal dengan memberikan salut Nazi (dengan mengangkat tangan kanan) kepada Raja Inggris George VI.

Nazi memerintahkan orang Yahudi mengepel jalanan di Austria untuk mempermalukan mereka.Pada tahun 1936, rakyat Jerman menganggap negara mereka telah berubah menjadi negara yang lebih baik di tangan Hitler setelah ia memerintahkan pasukan Jerman untuk memasuki kembali wilayah Jerman yang sempat lepas akibat perjanjian Versailes, Rhineland. Selain Rhineland, Hitler juga memerintahkan pasukannya untuk memasuki wilayah dengan penduduk berbahasa jerman lainnya, Austria, pada tanggal 15 Maret 1938. Di kedua wilayah itu, pasukan Jerman disambut hangat dan meriah. Lebih jauh lagi, rakyat Jerman melihat tindakan pengambilan-kembali Rhineland dan Austria itu sebagai salah satu isyarat bahwa negara mereka mulai mendapatkan kembali kekuatan dan harga dirinya. Sepulangnya ke Jerman, Hitler disambut gegap gempita sebagai seorang pahlawan bangsa Jerman.

Namun pada tahun kejayaan tersebut terjadi pula sebuah peristiwa mencengangkan yang mengubah kehidupan rakyat Jerman. Orang Yahudi secara sistematis disingkirkan dari Jerman. Undang-undang Nuremberg Tahun 1935 melarang pernikahan orang Yahudi dengan warga Jerman lainnya dan menyatakan bahwa Yahudi bukanlah warga negara Jerman. Hitler dan Nazinya juga mengobarkan propaganda-propaganda yang menyatakan bahwa kekuasaan Yahudi di Jerman sudah terlalu besar dan memancing rakyat Jerman untuk melawannya; misalnya dengan mengatakan bahwa di antara 4.800 orang pengacara di Berlin, 3.600-nya adalah orang Yahudi. Propaganda tersebut berhasil mengubah pendapat masyarakat Jerman sehingga mereka tak berkeberatan jika orang Yahudi disingkirkan dari negara Jerman.

Di Austria sendiri, pasukan SS mulai menjalankan aksinya "membersihkan" orang Yahudi dari tanah yang sekarang merupakan bagian dari negara Jerman itu. Yahudi Austria juga dipaksa melakukan pekerjaan yang memang dirancang untuk mempermalukan mereka; misalnya menyikat jalanan sampai bersih. Selain pasukan SS, beberapa penduduk Austria pendukung Nazi juga ikut menghina orang Yahudi itu; mereka menendangi Yahudi yang sedang bekerja dan menertawakannya.

Tak tahan didiskriminasi dan diperlakukan secara kasar, ribuan orang Yahudi keluar dari Jerman sepanjang tahun 1930-an.


Kristallnacht (1938) 

Pada musim gugur tahun 1938, terjadi sebuah peristiwa mengejutkan: Ernst von Rath, seorang diplomat Jerman, tewas di Paris ditangan seorang pemuda Yahudi bernama Herschel Gryuzspan yang marah melihat perlakuan Nazi terhadap keluarganya.

Dalam acara peringatan Percobaan Revolusi Burgerbrau Keller (yang terjadi pada tahun 1923), Joseph Goebbels, menteri propaganda Nazi, meminta persetujuan dari Hitler untuk membebaskan Pasukan Badai (SA) untuk melakukan balas dendam atas peristiwa terbunuhnya Ernst kepada para Yahudi; dan Hitler setuju. Dan akhirnya, terjadilah peristiwa yang disebut dengan Kristalnacht; Malam Kristal. Dalam peristiwa itu, Pasukan Badai menghancurkan sekitar 8.000 rumah, toko, dan bangunan-bangunan lain milik orang Yahudi. Mereka juga membunuh dan memenjarakan sekurangnya 30.000 orang Yahudi; menghancurkan 1.668 sinagog dan membakar 267 di antaranya.[5] Banyak orang Jerman yang tidak setuju dengan peristiwa ini, salah satu di antaranya adalah Kolonel Claus von Stauffenberg, seorang perwira Nazi yang hampir membunuh Hitler di kemudian hari.[2] Meskipun begitu, popularitas Hitler tidak terganggu. Hitler tak pernah membicarakan peristiwa itu di depan publik sehingga kebanyakan rakyat Jerman percaya bahwa peristiwa itu terjadi bukan atas kehendak sang Fuehrer, melainkan karena kebrutalan Pasukan Badai itu sendiri.


"Pembersihan" anak-anak cacat

Pada akhir tahun 1938 atau awal tahun 1939, Philipp Bouhler, pemimpin Kantor Istana Kanselir Fuehrer, memberikan sebuah surat —yang ditulis oleh seorang ayah dari anak yang cacat mental— kepada Hitler. Surat itu berisi tentang permintaan ijin sang ayah untuk membunuh anaknya itu; Hitler setuju. Lebih jauh lagi, Hitler malah memerintahkan orang-orangnya untuk menghabisi semua anak cacat di seluruh Jerman. Philipp Bouhler sendiri kemudian diberi hak untuk membentuk kesatuan polisi rahasia untuk menyeleksi dan membunuh anak-anak cacat dalam hitungan hari setelah mereka lahir.

Polisi rahasia itu kemudian mencari anak-anak yang diduga cacat, kemudian menuliskan biodata dan ciri-ciri anak itu di selembar formulir. Formulir itu kemudian diserahkan kepada tiga orang dokter khusus yang akan menentukan apakah anak tersebut layak untuk hidup; jika tidak, mereka akan menandai formulir itu dengan tanda "X". Setelah itu, mereka akan ditugaskan untuk menjemput anak yang dianggap "tak layak hidup" untuk kemudian dikumpulkan dan dibunuh dengan menyuntikan luminal atau morfin dengan dosis yang mematikan ke dalam tubuh mereka.


Komposisi partai

Anggota umum

Anggota umum (Parteimitglieder) dalam partai Nazi sebagian besar terdiri dari penduduk urban kelas menengah ke bawah. 7% anggota adalah kelas atas, 7% petani, 35% buruh industri dan 51% sisanya adalah kelas mengengah. Sementara itu, kelompok profesi yang paling banyak bergabung dengan Nazi adalah dokter medis.

Ketika Nazi memulai kekuasaannya di Jerman pada tahun 1933, Nazi telah memiliki anggota dengan jumlah lebih dari 2 juta orang. Ketika berkuasa, mereka menarik lebih banyak anggota hingga mencapai 8.5 juta anggota di akhir kekuasaannya. Meskipun begitu, hanya sekitar 1 juta orang yang aktif berperan dalam partai; sisanya kebanyakan bergabung karena alasan karir.


Anggota militer

Anggota Nazi yang memiliki ambisi militer didorong untuk bergabung dengan Waffen SS atau Wehrmacht, terutama ketika Perang Dunia II berkobar. Awalnya, peraturan mengharuskan setiap anggota Nazi yang bergabung dengan Wehrmatch untuk melepaskan keanggotaannya dari partai. Meskipun begitu, keadaan Perang Dunia II memaksa sejumlah perwira Nazi seperti Reinhard Heydrich dan Fritz Todt dan beberapa anggota lainnya untuk bergabung dengan Wehrmacht tanpa melepaskan keanggotaan mereka.


Keanggotaan pelajar

Pada tahun 1926 Partai Nazi membentuk sebuah divisi yang keanggotannya terdiri dari pelajar-pelajar di Jerman yang dikenal dengan nama NS-Deutscher Studentenbund (NSDtB).


Grup Paramiliter

Sebagai tambahan, beberapa grup paramiliter eksis dan "mendukung" tujuan Nazi. Semua anggota dari grup-grup tersebut dibutuhkan untuk menjadi anggota reguler partai Nazi, dan nantinya bisa memasuki grup pilihan mereka masing-masing. Sistem raksasa/besar dari tanda kepangkatan paramiliter partai Nazi dikembangkan untuk setiap paramiliter yang berbeda-beda.

Grup paramiliter besar dari Partai Nazi sebagai berikut :

Schutzstaffel (SS): Pengawal pribadi Hitler 
Sturmabteilung (SA): Pasukan Badai 
Nationalsozialistisches Fliegerkorps (NSFK): National Socialist Flyers Corps 
Nationalsozialistisches Kraftfahrerkorps (NSKK): National Socialist Motor Corps 
Hitler-Jugend adalah sebuah grup paramiliter dibagi ke korps kepemimpinan dewasa dan keanggotaan umum terbuka untuk semua anak berumur 14 sampai 18 tahun


Simbol partai

Bendera Nazi: Partai NSDAP menggunakan swastika yang menghadap ke kanan sebagai simbol mereka. Warna merah dan hitam melambangkan Blut und Boden (darah dan tanah). Sebelumnya, warna hitam, putih, dan merah digunakan sebagai warna bendera Konfederasi Jerman Utara (yang didirikan oleh Otto von Bismark, yang diilhami dari warna hitam putih bendera Prusia). Pada tahun 1871, bendera Konfederasi Jerman Utara itu kemudian dijadikan sebagai Reichflagge (bendera Reich). Warna hitam, putih, dan merah juga pernah dijadikan sebagai lambang nasionalis, terutama pada masa Perang Dunia I dan pada masa Republik Weimar. 
Lagu: Horst Wessel Lied. 
Elang Jerman: Partai Nazi menggunakan bentuk Elang Jerman tradisional yang diubah sedemikian rupa; Berdiri di atas lambang swastika di dalam rangkaian daun ek. Ketika kepala elang tersebut menghadap ke pundak kirinya, lambang itu menyimbolkan Partai Nazi, dan disebut dengan Parteiadler. Sebaliknya, ketika menghadap ke pundak kanannya, elang itu menyimbolkan negara (Reich), dan disebut dengan Reichsadler. Setelah partai Nazi berkuasa di Jerman, mereka segera mengganti lambang Elang Jerman tradisional dengan Elang Jerman mereka di seluruh negara dan institusinya. 


Ucapan, motto, dan slogan

"Sieg Heil!" 
"Hidup kejayaan!" 

"Heil Hitler!" 
"Hidup Hitler!" 

"Arbeit macht frei" 
"Kerja menghasilkan kebebasan" 

"Ein Volk, ein Reich, ein Führer!" 
"Satu masyarakat, satu bangsa, satu pemimpin!" 

"Deutschland, erwache!" 
"Jerman, bangkitlah!" 

"Die Juden sind unser Unglück!" 
"Yahudi adalah sumber masalah kita!" 

"Lang lebe unser ruhmvoller Führer!" 
"Panjang umur pemimpin kami yang agung!" 

"Heute Deutschland, morgen die Welt!" 
"Jerman hari ini, dunia esok hari!" 

"Die Deutschen immer vor dem Ausländer und den Juden!" 
"Orang Jerman selalu di depan orang asing dan Yahudi!" 

"Sicher ist der Jude auch ein Mann, aber der Floh ist auch ein Tier.." 
"Sudah jelas kalau orang Yahudi adalah manusia, tetapi kutu juga seekor hewan ..." 

"Arbeit; Freiheit; Brot" 
"Kerja; Kebebasan; Roti"


Sumber :