Rabu, 30 April 2014

Foto Junkers Ju 88

 Salah satu dari awak Kampfgeschwader 51 yang paling sukses dan terkenal, berpose di depan pesawat Junkers Ju 88A-4 Werknummer 1046 "9K + KH" andalan mereka. Dari kiri ke kanan: Oberleutnant Matthias "teddy" Schwegler (Staffelkapitän 1./KG 51), Oberfeldwebel Hans-Georg Lubrich (Bordfunker 1./KG 51) dan Oberfeldwebel Hermann Görres (Bombenschütze 1./KG 51). Schwegler dan dua orang awaknya yang setia tersebut tetap terbang bersama sampai gugur tanggal 18 April 1945


 Oberleutnant Werner Baumbach (Staffelkapitän 5.Staffel / II.Gruppe / Kampfgeschwader 30 "KG 30) berdiri di depan pesawat pembom Junkers Ju 88 A-4. Sepanjang karirnya sebagai pilot Luftwaffe, Baumbach tercatat menerbangkan pesawat-pesawat ini: Junkers Ju 88 A-5 (Werknummer 0265) "4D + ?N" (rusak parah tanggal 24 Oktober 1940 saat mendarat darurat di Gilze-Rijen dengan awaknya terluka), Junkers Ju 88 A-4 "4D+DD" di Kampfgeschwader 30; serta Focke-Wulf Fw 200 dan Junkers Ju 188 di Kampfgeschwader 200



 Hauptmann Werner Baumbach (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Kampfgeschwader 30 "Adler") di dalam kokpit pesawat Junkers Ju 88 A-4 yang biasa dia pilot dalam misi-misi pengeboman di atas samudera. Di sebelah kanan adalah Beobachter (Observer) setianya, Oberfeldwebel Wilhelm Braun. Pada awalnya posisi Beobachter lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan sang pilot sendiri dan biasanya dipilih dari pilot berpengalaman di masa sebelum perang. Hal ini berubah ketika Pertempuran Britania pecah dan Luftwaffe kehilangan banyak penerbang berpengalaman. Akhirnya posisi Beobachter diisi oleh rekrutan muda sementara penerbang-penerbang yang mempunyai jam terbang cukup difungsikan sebagai pilot. Untuk mencegah lebih banyaknya korban di kalangan "experten", dari sejak Pertempuran Britania Luftwaffe bahkan mengeluarkan peraturan bahwa tidak boleh ada lebih dari satu perwira dalam satu pesawat pembom!


 Hauptmann Erich Baumgartl (24 Oktober 1918 - 12 Juli 1944) bergabung dengan Luftwaffe tanggal 1 November 1938. Dia ditempatkan di Kampfgeschwader 55 (KG 55) "Greif" tanggal 14 April 1941 saat berpangkat Leutnant. Sampai dengan bulan Oktober 1941 dia telah terlibat dalam 72 misi tempur di Front Timur menggunakan pesawat Heinkel He 111. Pada bulan April 1943 jumlah misinya telah menanjak jauh menjadi 262, yang sebagian besarnya berupa misi pengeboman terhadap target darat dan laut di wilayah pantai Laut Hitam. Baumgartl juga ikut berpartisipasi dalam misi di atas Stalingrad yang terkepung. Dia membuktikan diri sebagai pilot pembom yang luar biasa. Sebagai contoh adalah dalam satu misi dimana dia membombardir sebuah konvoy artileri bermotor Soviet yang memungkinkan pasukan darat Wehrmacht merebut dan mempertahankan sebuah bukit yang strategis. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 31 Juli 1943 sebagai Oberleutnant dan Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Kampfgeschwader 55 (KG 55) "Greif" / IV.Fliegerkorps / Luftflotte 4. Staffel-nya kemudian berganti nama menjadi 9./LG 1 dan Baumgartl tetap dipercaya memimpin unit tersebut. Pada tanggal 17 Februari 1944 dia didapuk menjadi Gruppenkommandeur I./KG 30 yang beroperasi di Front Barat dan menggunakan pesawat Junkers Ju 88 sebagai senjata utamanya. Di malam tanggal 11-12 Juli 1944, dalam misi pengeboman pantai Sekutu di Teluk Seine, Ju 88 S-3 "4D+AH" (Werknummer 330406) yang dipiloti oleh Baumgartl ditembak oleh pesawat pemburu malam Inggris di dekat Rouen dan jatuh di barat-laut Barentin dekat jalan ke Bouville. Hanya operator radio - yang tidak diketahui namanya - yang selamat setelah terjun menggunakan parasut, sementara sisa awaknya (pilot Hauptmann Erich Baumgartl, observer Feldwebel Fritz Pleger dan gunner Unteroffizier Karl Cyrus) tewas bersama dengan pesawat mereka yang hancur. Jenazah mereka kemudian dikebumikan di Deutscher Soldatenfriedhof Beauvais. Selama karirnya Baumgartl telah terlibat dalam 350 misi tempur dengan 334 diantaranya dilakukan di Front Timur. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (20 April 1942); Deutsches Kreuz in Gold (27 Juli 1942); serta Frontflugspange für Kampfflieger in Gold. Foto ini diambil pada musim gugur tahun 1943 dimana Baumgartl bersandar pada sebuah pesawat Junkers Ju 88 dari 9.Staffel / Lehrgeschwader 1 yang beberapa saat sebelumnya melakukan pendaratan darurat


Sumber :
Buku "Die Ritterkreuzträger der Kampfflieger (Knights Cross Holders of the Bombers)" karya Jochen Kaiser
Buku "Kampfgeschwader Edelweiss: The History of a German Bomber Unit 1939-1945" karya Wolfgang Dierich
www.luftfahrtverlag-start.de

Messerschmitt Bf 110, Pesawat Multi-Fungsi andalan Luftwaffe



Oleh : Waffen Armee

Messerschmitt Bf 110 - sering keliru disebut Me 110 - adalah pesawat tempur berat bermesin ganda (Zerstörer-Jerman untuk "Destroyer") dalam pelayanan Luftwaffe selama Perang Dunia II. Hermann Göring adalah pendukung dari Bf 110. Dipersenjatai dengan dua meriam 20 mm,empat senapan mesin kaliber 7,92 mm (0,312 in) MG 17,dan satu senapan mesin MG 15 kaliber 7,92 mm (0,312 in) atau dua pasang MG 81 Z untuk pertahanan. Pengembangan Me 210 ditingkatkan untuk menggantikan Bf 110. Messerschmitt Me 210 dimulai sebelum perang dimulai, tapi masalah yang tumbuh mengakibatkan Bf 110 tetap bertugas  sampai akhir perang di berbagai peran, bersama pengganti nya Me 210 dan Me 410 .

Bf 110 sukses dalam kampanye awal Polandia, Norwegia dan Pertempuran Perancis. Kekurangan Bf 110 tentang kelincahan di udara adalah kelemahan utama. Kelemahan ini terlihat selama Battle of Britain, ketika beberapa unit Bf 110 ditarik dari pertempuran setelah kerugian sangat besar dan ditugaskan sebagai pesawat tempur malam dan peran pesawat ini cocok. Bf 110 menikmati periode sukses mengikuti Battle of Britain sebagai pesawat tempur superioritas udara.

Desain dan Pengembangan
Sepanjang tahun 1930-an Angkatan Udara terlibat transisi besar dari biplane ke monoplane. Sebagian besar terkonsentrasi pada satu mesin pesawat tempur, tapi masalah jangkauan muncul. Reichsluftfahrtministerium (RLM), didorong oleh Hermann Göring, mengeluarkan permintaan untuk pesawat tempur serbaguna baru yang disebut Kampfzerstörer (penempur perusak) dengan jangkauan panjang dan rak bom. Permintaannya menyerukan pesawat bermesin ganda, tiga kursi, yang dipersenjatai dengan meriam serta rak bom. Dari tujuh perusahaan, hanya Bayerische Flugzeugwerke (Messerschmitt), Focke-Wulf dan Henschel yang menanggapi permintaan tersebut.

Messerschmitt mengalahkan Focke-Wulf, Henschel serta Arado, dan diberi dana untuk membangun beberapa prototipe pesawat. Desain Focke-Wulf, Focke-Wulf Fw 57, memiliki rentang sayap 25,6 m (84 kaki) dan didukung oleh dua mesin DB 600. Dipersenjatai dengan dua meriam MG FF 20 mm di hidung dan yang ketiga diposisikan dalam dorsal. Fw 57 V1 terbang pada tahun 1936 namun performa rendah mengakibatkan pesawat jatuh. Henschel Hs 124 adalah serupa dalam tata letak konstruksi untuk Fw 57, dilengkapi dengan dua mesin Jumo 210C untuk V1 tersebut. V2 menggunakan BMW 132 Dc dengan mesin radial menghasilkan 870 PS dibandingkan dengan 640 PS-nya Jumo. Persenjataan terdiri dari penembak senapan mesin MG 15 kaliber 7,92 mm (0,312 in) dan meriam tunggal MG FF 20 mm.

Messerschmitt menghilangkan kebutuhan beban bom internal dari direktif RLM untuk meningkatkan unsur persenjataan dari spesifikasi RLM. Bf 110 jauh lebih unggul daripada para pesaingnya dalam memberikan kecepatan, jangkauan dan daya tembak untuk memenuhi kebutuhan perannya. Pada akhir 1935 Bf 110 telah dibuat dengan logam semua, dengan sayap rendah monoplane semi-monocoque menampilkan kemudi kembar dan didukung oleh dua mesin DB 600A. Desainnya juga dilengkapi dengan sayap slot.

Selama Kampanye Balkan, Kampanye Afrika Utara dan di Front Timur, Bf 110 memberikan dukungan berharga untuk Angkatan Darat Jerman sebagai pesawat tempur-pembom yang ampuh (Jagdbomber atau Jabo). Kemudian dalam perang, Bf 110 berkembang menjadi penempur malam yang tangguh, menjadi pesawat malam memerangi musuh utama dari Luftwaffe. Sebagian besar aces malam tempur Jerman menerbangkan Bf 110 di beberapa titik selama karir tempur mereka, dan daftar bagian atas ace malam fighter sepanjang masa, Mayor Heinz-Wolfgang Schnaufer, terbang secara eksklusif dan mengklaim 121 kemenangan dalam 164 misi tempur.

Varian Awal
Dengan keberuntungan (dan tekanan oleh Ernst Udet), RLM mempertimbangkan kembali ide-ide dari Kampfzerstörer dan mulai berfokus pada Zerstörer. Karena perubahan ini, desain Bayerische Flugzeugwerke lebih baik menuruti permintaan RLM itu. Pada tanggal 12 Mei 1936 Rudolf Opitz terbang dengan Bf 110 dari Augsburg. Namun seperti banyak desain sebelum perang yang ditemukan, teknologi mesin yang dijanjikan itu tidak memenuhi  standar keandalan yang dapat diterima. Bahkan dengan mesin DB 600, RLM melihat Bf 110 tidak bermanuver seperti yang diinginkan, Bf 110B-1 cukup sedikit lebih cepat dari permintaan semula yang ditetapkan. Dengan demikian empat pra-produksi A-0 unit ditempatkan. Yang pertama disampaikan pada Januari 1937. Selama pengujian ini, baik Focke-Wulf Fw 187 dan Henschel Hs 124 ditolak dan Bf 110 diperintahkan ke produksi penuh.

Pengiriman awal dari Bf 110 menemui beberapa masalah dengan pengiriman motor  DB 600, yang memaksa Bayerische Flugzeugwerke untuk menginstal mesin Junkers Jumo 210B, yang meningkatkan tenaga Bf 110 dan mampu mencapai kecepatan tertinggi hanya 431 km/h(268 mph). Persenjataan dari A-0 juga terbatas, empat senapan mesin MG 17 kaliber 7,92 mm (0,312 in) pada bagian hidung.

Bahkan tanpa pengiriman mesin DB 600, Bayerische Flugzeugwerke mulai perakitan Bf 110 pada musim panas 1937. Mesin DB 600 terus memiliki masalah, Bayerische Flugzeugwerke terpaksa terus menggunakan motor Jumo 210G,yang memasok 515 kW (700 PS) masing-masing (versus 471 kW/640 PS disediakan oleh 210B). Tiga versi yang berbeda dari Bf 110B dibangun, B-1 yang menampilkan empat senapan mesin MG 17 kaliber 7,92 mm (0,312 in) dan dua meriam MG FF 20 mm.B-2 versi pengintai, yang memiliki kamera di tempat meriam; dan B-3 yang digunakan sebagai pelatih dengan meriam digantikan oleh peralatan radio ekstra. Hanya 45 Bf 110B dibangun sebelum lini produksi mesin Jumo 210G berakhir. Ciri utama dari 110 A dan B adalah "mulut" yang besar yang terletak di bawah mesin radiator.

Pada akhir 1938 mesin DB 601 B-1 tersedia. Dengan mesin baru tim desain menghapus radiator dibawah mesin dan menggantinya dengan radiator air/ glycol untuk  varian C dan seterusnya, menempatkan mereka di bawah sayap dan hanya ditempel dari setiap radiator, dan sebaliknya mirip dalam instalasi, serta tampilan dan fungsi untuk orang-orang yang pernah memakai Bf 109E. Dengan mesin DB 601, kecepatan maksimum Bf 110 meningkat menjadi 541 km/h (336 mph) dengan jangkauan sekitar 1.094 km (680 mil). Sebuah pendingin minyak kecil dan airscoop tetap berada di bawah masing-masing nacelle mesin untuk sisa Bf 110 yang menjalankan produksi.

Pertama kali disusun pada paruh kedua 1939,varian D Bf 110 ditargetkan untuk memiliki perbaikan dan dimaksudkan untuk meningkatkan jangkauan.Varian awal seri D, Bf 110D-1 ini dirancang untuk menghilangkan meriam kembar MG FF pada hidung untuk menambah efisiensi bahan bakar sebesar 1.050 liter (277 galon AS) tangki bahan bakar ventral terpisahkan dibangun di badan pesawat konformal, membentang dari setengah jalan kembali di bawah hidung ke bagian belakang kokpit kaca, dan diberi julukan Dackelbauch. Bf 110-D-1 ini juga dibentuk untuk menerima sepasang sirip yang dilengkapi 900 liter (238 galon AS) drop tank, satu di bawah setiap sayap, meningkatkan kapasitas bahan bakar total 4.120 liter (1.088 galon AS). Hambatan menambahkan substansial dari tangki pesawat ventral dalam produksi D-1, dengan penunjukan D-1/R1 diberikan airframes alternatif dan dipasang untuk memiliki rak ventral, membawa ketiga 900 L drop tank di bawah badan pesawat dan mempertahankan meriam kembar MG FF. Kemudian varian D-2/R2 dan D-3 mempertahankan drop tank bawah sayap 900 liter menggunakan persenjataan serbaguna dan rak mampu membawa baik drop tank atau membawa bom.

Varian Produksi
Produksi Bf 110 diletakkan pada prioritas yang rendah pada tahun 1941 dengan harapan penggantinya Me 210. Selama ini dua versi dari Bf 110 dikembangkan, E dan F. Model E ini dirancang sebagai pembom tempur (Zerstörer Jabo), mampu membawa empat bom 50 kg (110 lb) ETC-50 dibagian rak bawah sayap. Varian pertama E,Bf 110 E-1 pada awalnya didukung oleh mesin DB 601B tapi bergeser ke DB 601P karena sudah tersedia dalam kuantitas. Sebanyak 856 model Bf 110E dibangun antara Agustus 1940 dan Januari 1942. Model E juga telah ditingkatkan plat baja pelindung dan beberapa pesawat diupgrade untuk mendukung beban tambahan. Sebagian besar pilot Bf 110E menganggap pesawat lambat dan tidak responsif, beberapa pilot banyak mengkritik Bf 110E ini.

Bf 110F menampilkan mesin DB 601F baru yang menghasilkan 993 kW/1.350 PS (hampir dua kali lipat kekuatan mesin Jumo asli yang disediakan), yang memungkinkan untuk mengupgrade armor, memperkuat dan meningkatkan berat badan tanpa kehilangan kinerja. Tiga versi dari model F sudah ada. Pilot biasanya merasa Bf 110F bisa menjadi yang terbaik dari garis Bf 110, sepenuhnya dalam hal  aerobatic dan dalam beberapa hal halus seperti terbang dengan Bf 109 meskipun tidak secepat pesawat itu. Akhirnya 512 model Bf 110F diselesaikan antara Desember 1941 dan Desember 1942 ketika produksi memberi jalan untuk Bf 110G.

Meskipun Me 210 mulai beroperasi pada pertengahan 1941 dan kemudian ditarik untuk pengembangan lebih lanjut, Bf 110 tetap dalam pemakaian sampai akhir perang. Karena kegagalan Me 210, Bf 110G dirancang dilengkapi dengan mesin DB 605B yang menghasilkan 1.085 kW (1.475 PS) dan 997 kW (1.355 PS) diketinggian 5,8 km (19.000 ft). Bf 110G juga mengalami beberapa perubahan yang meningkatkan aerodinamis dari pesawat serta meningkatkan persenjataan hidung dan memindahkan akses kokpit. Tidak ada varian Bf 110 G-1,Bf 110 G-2 menjadi dasar Bf 110G dan dilengkapi dengan sejumlah besar konversi membuat subtipe varian produksi G yang paling serbaguna dari Bf 110. Enam pra-produksi seri pesawat G-0 dibangun pada Juni 1942 diikuti oleh 797 G-2, 172 G-3 dan G-4 sebanyak 2.293 yang dibangun antara Desember 1942 dan April 1945. Pilot melaporkan Bf 110G menjadi sebuah "mixed bag" di udara, sebagian karena semua perubahan antara G dan F.

Namun Bf 110G dianggap sebagai platform senjata yang unggul dengan sangat baik dalam visibilitas dan dipertimbangkan sampai munculnya Heinkel He 219, penempur  malam terbaik Luftwaffe.
 
Persenjataan
Kekuatan utama Bf 110 adalah kemampuannya untuk membawa persenjataaan luar biasa kuat udara-ke-udara. Varian awal memiliki empat senapan mesin MG 17 kaliber 7,92 mm (0,312 in) di hidung bagian atas dan dua meriam MG FF/M 20 mm yang dipasang di bagian bawah hidung. Kemudian varian selanjutnya menggantikan MG FF/M 20 mm dengan MG 151/20 yang lebih kuat dan banyak pesawat varian G, khususnya yang bertugas di peran bomber-destroyer, memiliki dua meriam 30 mm (1,18 di) MK 108 dipasang sebagai gantinya MG 17. Persenjataan defensif terdiri dari satu senapan mesin MG 15 kaliber 7,92 mm (0,312 in). Varian terakhir F dan prototipe G diupgrade ke senapan mesin MG 81 kaiber 7,92 mm (0,312 in) dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dan  varian G dilengkapi dengan laras ganda MG 81Z. Banyak penempur malam varian G yang dipasang dengan sistem senjata untuk mempu menembak ke atas pada sudut miring untuk menembak jatuh pembom sementara Bf 110 lewat di bawahnya dan juga sering dilengkapi dengan dua MG FF/M  20 mm, tapi di  lapangan MG 151/20 20 mm atau MK 108 meriam 30 mm (1,18 di) juga digunakan.Senjata tambahan biasanya dipasang ke belakang belakang kokpit.

Bf 110 G-2/R1 juga mampu membawa persenjataan seperti seri meriam Bordkanone 37 mm (1,46 in) BK 3,7 autofed, dipasang di ventral konformal pod senapan di bawah badan pesawat. Sebuah hit tunggal dari senjata ini biasanya cukup untuk menghancurkan bomber Sekutu. Varian tempur-pembom bisa membawa sampai 2.000 kg (£ 4410) bom, tergantung pada jenis.

Sisa Perang
Tiga Bf 110 utuh diketahui ada, meskipun salah satu dari mereka dibangun kembali dari bagian diselamatkan dari beberapa airframes yang berbeda. Sebuah Bf 110 G-4 tempur-malam yang telah menyerah kepada Sekutu Mei 1945 di lapangan terbang Grove Denmark ditampilkan di RAF Museum London di Hendon, London Utara, Inggris Raya. Lain yang dipamerkan di Deutsches Technikmuseum Berlin. Yang ketiga ditampilkan dalam museum pribadi barat laut dari Helsingoer, Denmark.

Sebuah replika jatuh Bf 110 pesawat dibangun sebagai prop untuk serial televisi Monarch of the Glen adalah dipamerkan di stasiun bawah Cairngorm Mountain Railway, Skotlandia.


Catatan
Pesawat Messerschmitt Bf 110 merupakan pesawat muti-fungsi. Pesawat ini juga dapat digunakan sebagai penempur malam, pembom-tempur, pesawat intai bersenjata atau pesawat tempur biasa karena desainnya yang mendukung untuk dikonversi.

Kekurangan pesawat ini yang paling mencolok adalah dalam hal manuver. Manuver pesawat ini lambat karena bobotnya yang lebih berat dari pesawat multi-fungsi lain. Kelemahan lain pesawat ini adalah letak kedua mesinnya yang terlalu terbuka. Cukup beberapa rentetan tembakan dari pesawat sekutu sudah dipastikan pesawat ini akan jatuh.

Selain banyak kekurangan di atas, Messerschmitt Bf 110 punya kelebihan yaitu persenjataannya. Rentetean tembakan kecil Messerschmitt Bf 110 sudah cukup  untuk menembak jatuh  pesawat musuh

Messerschmitt Bf 110 juga mendapat predikat sebagai pesawat penghancur tank yang sebanding pesawat Junkers Ju-87 Stuka. Dalam Front Afrika, seringkali pesawat Bf 110 dipasangi pod cannon kaliber 30 mm yang dapat menghancurkan tank-tank sekutu di Afrika.

Jika Jerman punya Messerschmitt Bf 110, Sekutu juga memiliki pesawat multi-fungsinya. RAF Inggris punya Havilland Mosquito. Sementara US Air Force punya P-38 Lightning. Ketiga pesawat ini adalah tipikal pesawat multi-fungsi modern.



Pabrik Mesin Perang Wehrmacht

 Sebuah Panzerkampfwagen VI Tiger (H) pra-produksi di pabrik Henschel. Kendaraan satu ini mendapat tambahan lapisan baja (yang tidak digunakan di tank hasil produksi standar), yang dipasang di bagian muka untuk melindungi plat depan serta gigi jentera penggerak kemudi. Dia masih harus mendapat tambahan pelindung roda rantai serta perlengkapan lainnya


Sumber :
Buku "Tiger" karya Thomas Anderson

Selasa, 29 April 2014

Prototipe dan Pengujian Mesin Perang Wehrmacht


 VK 45.01 (P) adalah salah satu dari hasil pengujian desain untuk tank berat Jerman. Satu tim dikepalai oleh Ferdinand Porsche, yang lebih memilih sistem penggerak bensin-elektrik yang rumit. Yang lainnya adalah VK 36.01 (H) yang dibuat oleh Henschel dan memilih untuk menggunakan mesin bensin dan girboks yang lebih sederhana. Kedua desain tersebut sama-sama dipasangi kubah berbentuk silinder yang membawa meriam 8.8cm KwK 36. Pada akhirnya yang dipilih untuk diproduksi massal adalah desain keluaran Henschel


 50 buah Panzerkampfwagen VI Tiger B pertama yang dibuat oleh Henschel dipasangi kubah hasil desain Porsche karena kubah tersebut sudah diproduksi duluan dan rencananya akan dipasang di VK 45.02 (P) yang kemudian tidak jadi diproduksi karena order pembeliannya dibatalkan oleh Wehrmacht. Tank kelas berat satu ini masih belum dilengkapi oleh peralatan dan tali tambang untuk keperluan perawatan. Selain itu, pelindung roda rantainya juga tidak dipasang dan lapisan bajanya tidak bersalut Zimmerit. Hal ini mengindikasikan bahwa Königstiger di atas masih dalam masa percobaan di Panzerversuchsstation (gelanggang pengujian tank) Henschel yang berlokasi di Haustenbeck

----------------------------------------------------------------------

 Para ilmuwan Nazi mengujicoba sistem aerodinamik dari sebuah pesawat Messerschmitt Bf 109 E-3 di tahun 1940. Ditenagai oleh mesin Rolls-Royce Kestrel V, pesawat hasil pengembangan kesekian dari Bf 109 ini mempunyai kecepatan maksimum 660km/jam. Panjangnya 8,65m dengan rentang sayap 9,87m. Senjata utamanya adalah dua buah kanon 20mm ditambah dengan dua senapan mesin sebagai pelengkap. Versi pertama pesawat rancangan Willy Messerschmitt ini telah teruji ketangguhannya dalam Perang Saudara Spanyol. Para pilotnya telah disumpah sebelum mereka meninggalkan Jerman bahwa mereka tidak akan membiarkan pesawat mereka sampai jatuh ke tangan musuh. Bila pesawatnya jatuh atau mendarat darurat di wilayah musuh, maka mereka harus membakarnya segera dengan menggunakan tangki khusus berisi materi yang mudah terbakar yang bisa disulut seketika dan memang disiapkan untuk tujuan semacam ini!


Sumber :
Buku "Tiger" karya Thomas Anderson 
www.rarehistoricalphotos.com

Album Foto Sturmgeschütz-Abteilung 259 / Sturmgeschütz-Brigade 259

PERAIH RITTERKREUZ

 Leutnant der Reserve Dietrich Ascher (23 April 1923 - 8 Oktober 2010) adalah anak seorang dokter di Graz/Gröbening (Austria). Setelah menyelesaikan sekolahnya, dia menjalani pelayanan wajib sebagai buruh dan bergabung dengan Gebirgsjäger-Regiment 138 bulan Agustus 1940. Pada tanggal 5 Februari 1941 Ascher mengajukan perpindahan unit ke Sturmartillerie dan kemudian menjalani pendidikan lanjutan di Artillerie-Lehr-Regiment (motorisiert). Unit tempur pertamanya adalah Sturmgeschütz-Abteilung 185 dan bersamanya Ascher ikut serta dalam pertempuran di Leningrad. Pada tahun selanjutnya (1942) pengalaman tempurnya bertambah di berbagai front: Volkhov, danau Ladoga, dan Welikije Luki. Setelah disekolahkan lagi di Artillerieschule dan Sturmgeschützschule, Ascher ditransfer ke Sturmgeschütz-Abteilung 259 dimana dia bertempur di Tiraspol, Bialystok, dan Ostpreußen. Di bulan Januari-Februari 1945 Sturmgeschütz-Abteilung 259 ikut membantu gerak mundur 21. Infanterie-Division di Gumbinnen, serangan Grenadier-Regiment 24 di Liebhausen (dimana musuh dipukul mundur sampai sejauh 20 km), dan misi-misi di utara Walschtals. Dalam semua operasi ini Ascher selalu menunjukkan kepahlawanannya sehingga dia direkomendasikan oleh 21. Infanterie-Division (dimana Sturmgeschütz-Abteilung 259 diperbantukan) untuk mendapat Ritterkreuz. Dalam proses penerimaannya Sturmgeschütz-Abteilung 259 di-upgrade menjadi Sturmgeschütz-Brigade 259 (14 Februari 1945). Akhirnya Ascher dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 28 Februari 1945 sebagai Leutnant der Reserve dan Zugführer di 2.Batterie / Sturmgeschütz-Brigade 259 / 21.Infanterie-Division / XX.Armeekorps / 4.Armee / Heeresgruppe Nord. Tak lama kemudian dia terluka sehingga harus ditarik ke Reich menggunakan kapal rumah sakit dari Prusia Timur yang terkepung, 18 Maret 1945. Ascher selamat sampai perang usai dan melanjutkan karir sebagai industrialis di sebuah perusahaan terkemuka Austria. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (17 Desember 1942) dan I.Klasse (7 Agustus 1944); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (8 September 1942); Infanterie-Sturmabzeichen (Desember 1942); Allgemeines-Sturmabzeichen in Silber (1942); serta Verwundetenabzeichen in Silber;


Sumber :
www.forum.axishistory.com
www.lexikon-der-wehrmacht.de

Album Foto Sturmgeschütz-Abteilung 237 / Sturmgeschütz-Brigade 237

PERAIH RITTERKREUZ

 Hauptmann Friedrich Arnold (10 Mei 1919 - 1 September 2006) bergabung dengan Artillerie-Regiment 41 di Ulm/Donau tanggal 4 November 1937. Setelah itu dia pindah ke Batterie " Kurze Bruno-Kanone " 690, schweren Artillerie-Abteilung (motorisiert) 100, dan Artillerie-Lehr-Regiment (motorisiert) 2. Di unit yang terakhir dia dilatih cara-cara menggunakan Sturmgeschütz, dan kemudian setelah lulus ditempatkan di Sturmgeschütz-Abteilung 200 tanggal 10 Maret 1941. Dengan unit ini Arnold memulai pengalaman tempur pertamanya dalam kampanye di Rusia. Pada tanggal 21 September 1943 dia pindah unit ke Sturmgeschütz-Abteilung 237. Kemampuan tempur Arnold terus terasah seiring dengan berjalannya peperangan, dan tercatat belasan T-34 dan KV-1 yang menjadi koleksi korban StuG-nya. Dia juga berkali-kali terluka sehingga diganjar dengan Verwundetenabzeichen in Gold (minimal 5 kali terluka). Setelah kill-nya mencapai angka 51 buah, Arnold dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 16 November 1943 sebagai Oberleutnant der Reserve dan Zugführer di 2.Batterie / Sturmgeschütz-Abteilung 237 / 2.Armee / Heeresgruppe Mitte. Di akhir perang dia menjadi komandan Sturmgeschützschule sekaligus Sturmgeschütz-Ersatz- und Ausbildungs-Abteilung 700, meskipun pada saat itu dia sedang menjalani perawatan atas lukanya yang kesekian di rumah sakit Sigmaringen! Setelah selama beberapa waktu menjadi tawanan Prancis, dia dibebaskan dan pulang ke Jerman. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (9 Juli 1941) dan I.Klasse (24 Agustus 1941); Allgemeines-Sturmabzeichen (1 Agustus 1941) dan II.Stufe (1 Juli 1943); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (28 Juli 1942); Verwundetenabzeichen in Schwarz (15 Agustus 1942), in Silber (16 Mei 1943) dan in Gold (19 September 1943); serta Deutsches Kreuz in Gold (9 Oktober 1942)



Sumber :
DVD "Die Ritterkreuzträger 1939 bis 1945 im Bild" dari Deutsches Wehrkundearchiv
www.die-sturmartillerie.com
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de

Senin, 28 April 2014

Album Foto 75. Infanterie-Division

Oberleutnant Eckhard Schneider (Führer 6.Kompanie/Füsilier-Regiment 202/75.Infanterie-Division) menerima Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes dari tangan Generalleutnant Helmuth Beukemann (komandan 75. Infanterie-Division) tanggal 24 Juli 1943. Kurang dari tiga bulan kemudian Schneider akan terbunuh dalam pertempuran di Raum Szumy, Ukraina (4 Oktober 1943)!

 ---------------------------------------------------------------------

KOMMANDEUR

Generalmajor Karl Arning (10 Februari 1892 - 17 November 1964) menjadi Fahnenjunker (Kadet) di 3. (Brandenb.) Infanterie-Regiment "Graf Tauentzien von Württemberg" Nr. 20 tanggal 16 September 1912. Dia ikut bertempur dalam Perang Dunia Pertama dan juga Perang Dunia Kedua. Tragisnya, baru dua hari Perang Dunia II pecah Arning sudah terluka parah sehingga menghabiskan waktu dua tahun di rumah sakit! Sekeluarnya dari perawatan, sang komandan ternyata tidak kehilangan keberaniannya sedikitpun sehingga dia kemudian dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold dan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes. Yang terakhir diraihnya tanggal 11 Oktober 1943 sebagai Oberst dan Kommandeur Grenadier-Regiment 24 / 21.Infanterie-Division / XXVI.Armeekorps/ 18.Armee/ Heeresgruppe Nord setelah dalam pertempuran di Dataran Tinggi Sinyavino resimen yang dipimpinnya menyerang balik XXX. Guard Corps Soviet yang sebelumnya mengusir mereka dari posisi pertahanan di Bukit 50,1. Pada awalnya anakbuahnya terlihat kurang antusias sehingga Arning sendiri yang harus maju paling depan menyerbu musuh! Pada tanggal 1 September 1944 dia menjadi komandan 75. Infanterie-Division (sampai 6 April 1945) sebelum mengakhiri perang sebagai Kampfkommandant Mährisch-Ostrau. Dia ditangkap oleh pasukan Soviet dan menghabiskan waktu sebagai tawanan selama 10 tahun (10 Mei 1945 - 8 Oktober 1955). Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Verwundetenabzeichen 1918; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (9 Maret 1935); Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV.Klasse (2 Oktober 1936) dan III.Klasse (16 Juni 1938); Verwundetenabzeichen 1939 in Silber (2 September 1939); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (27 September 1939) dan I.Klasse (22 Oktober 1939); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (30 Juli 1942); serta Deutsches Kreuz in Gold #367/5 (30 April 1943)


Sumber :
www.rommel-lebt.com

Album Foto 52. Infanterie-Division

KOMMANDEUR

Generaloberst Hans-Jürgen von Arnim (4 April 1889 - 1 September 1962) terkenal karena menjadi panglima pasukan Jerman di Afrika yang terakhir menyerah kepada Sekutu bersama dengan ratusan ribu anakbuahnya bulan Mei 1943 (skalanya lebih dahsyat dari Stalingrad!). Anak keluarga bangsawan terkemuka Jerman ini bergabung dengan Angkatan Darat Kekaisaran Jerman tahun 1907 dan bertempur di Perang Dunia Pertama, baik di Front Timur maupun Front Barat. Dia melanjutkan karir militernya di Reichwehr dan menjadi Generalmajor tahun 1938. Arnim menjadi komandan 52. Infanterie-Division (12 September 1939 - 5 Oktober 1940) dalam kampanye di Polandia dan Prancis, sementara dalam Unternehmen Barbarossa dia menjadi komandan 17. Panzer-Division (5 Oktober 1940 - 11 November 1941). Arnim ikut serta dalam penghancuran Benteng Brest-Litovsk, dan berlanjut ke Minsk. Tanggal 24 Juni 1941 Wehrmacht hampir kehilangan tiga jenderal terbaiknya (Heinz Guderian, Joachim lemelsen dan Hans-Jürgen von Arnim) ketika entah dari mana asalnya tiba-tiba dua tank T-26 Rusia menerobos masuk saat ketiganya sedang meninjau front di barat Slonim! Untungnya kedua tank "biang kerok" tersebut berhasil dihancurkan tak lama kemudian. Slonim sendiri berhasil direbut oleh pasukannya Arnim, berlanjut dengan Bialystok. Atas kepahlawanannya dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 4 September 1941 sebagai Generalleutnant dan Kommandeur 17.Panzer-Division / XXXXVII.Armeekorps / 2.Panzergruppe / Heeresgruppe Mitte, dan Arnim menerimanya saat sedang menjalani perawatan di rumah sakit setelah terluka dalam pertempuran di Stolpce. Setelah itu karirnya melesat sampai menjadi Generaloberst dan Oberbefehlshaber Heeresgruppe Afrika (9 Maret 1943 - 12 Mei 1943) menggantikan sang legenda Erwin Rommel yang ditahan oleh Hitler supaya tidak balik lagi ke Afrika. Karena situasi yang tidak memungkinkan lagi, dia menyerah pada pasukan Inggris di Tunisia tanggal 12 Mei 1943 dan menghabiskan sisa perang sebagai tawanan bersama dengan 24 jenderal Wehrmacht lainnya yang tertawan bersamanya! Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (16 September 1914) dan I.Klasse (2 November 1914); Ritterkreuz des königlichen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern (7 September 1918); Verwundetenabzeichen 1918 in Silber (1918); Hamburgisches Hanseatenkreuz; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (1934); Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV. bis I.Klasse (1936); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (8 Oktober 1939) dan I.Klasse (3 November 1939); Panzerkampfabzeichen in Silber; Verwundetenabzeichen in Schwarz (1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); serta Ärmelband “Afrika“ (1943). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht edisi 13 Mei 1943



Sumber :
www.geocities.com

Album Foto 293. Infanterie-Division

KOMMANDEUR

Generalleutnant Karl Arndt (10 Maret 1892 – 30 Desember 1981) mengikuti pelatihan militer di Front-schule di Wohlau dan Potsdam antara tahun 1908-1911 dan lulus dengan pangkat Gefreiter. Dalam Perang Dunia Pertama dia tergabung dengan Infanterie-regiment 46. Disini Arndt terluka berkali-kali sebelum akhirnya ditawan Inggris tahun 1918. Dia meneruskan karirnya di Reichswehr dan Wehrmacht meskipun sempat cuti selama beberapa lama setelah mengalami kecelakaan mobil. Pada saat Perang Dunia II pecah Arndt telah berpangkat Oberstleutnant dan komandan batalyon di Infanterie-Regiment 68. Dalam Pengepungan Kiev tahun 1941, Arndt menggagalkan usaha dua divisi Soviet yang berusaha menerobos kepungan memanfaatkan sebuah jembatan yang masih tersedia. Meskipun resimennya mendapat serangan gencar dari musuh Arndt tetap pantang mundur meninggalkan jembatan yang berharga tersebut. Dia bahkan sampai membawa artilerinya ke atap sebuah rumah dan menembaki musuh dari sana! Meskipun rumah tersebut kemudian hancur tapi usahanya berhasil, dan kedua divisi Soviet tersebut pada akhirnya terkepung dan menyerah. Atas prestasinya tersebut dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 23 Januari 1942 sebagai Oberst dan Kommandeur Infanterie-Regiment 511 / 293.Infanterie-Division / XXXV.Armee-Korps / 2.Armee / Heeresgruppe Mitte. Arndt menjadi komandan 293. Infanterie-Division (1 April 1943 - 20 November 1943), dilanjutkan dengan menjadi komandan 359. Infanterie-Division (20 November 1943 - 17 Januari 1945). Namanya disebutkan dalam berita Wehrmachtbericht edisi 22 januari 1945 sebagai berikut: "Im Raum von Krakau hat die brandenburgische 359. Infanterie-Division unter Führung von Generalleutnant Arndt durch hervorragende Standhaftigkeit und beispielhaften Angriffsschwung den Durchbruch weit überlegener feindlicher Kräfte nach Süden über die Weichsel vereitelt und dadurch den Aufbau einer geschlossenen Abwehrfront ermöglicht" (di wilayah Krakow, divisi infanteri ke-359 dari Brandenburg di bawah komando Letjen Arndt mempertunjukkan kegigihan yang mengagumkan dan serangan sesuai momentum yang patut dicontoh sehingga menggagalkan usaha terobosan pasukan musuh yang berkekuatan jauh lebih besar di selatan di seberang Vistula. Usahanya memungkinkan konstruksi front pertahanan yang tertutup). Usahanya tersebut membuahkan Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #719 bagi Arndt yang diserahkan tanggal 1 Februari 1945 sebagai Generalleutnant dan Kommandeur 359.Infanterie-Division / LIX.Armeekorps / 17.Armee / Heeresgruppe Mitte. Jabatan terahirnya adalah Kommandierender General XXXIX. Panzerkorps (25 April 1945) sebelum ditangkap oleh pasukan Amerika tanggal 8 Mei 1945 dan ditahan di bekas kamp konsentrasi Dachau sampai tanggal 5 Juli 1947. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (3 Oktober 1914) dan I.Klasse (26 Januari 1918); Verwundetenabzeichen 1918 in Silber (31 Juli 1918); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (31 Desember 1934); Schlesischer Adler-Orden I.Klasse; Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV. bis I. Klasse (2 Oktober 1936), 1939 Spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (27 Oktober 1939) dan I.Klasse (17 Juni 1940); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (19 Agustus 1942); serta Deutsches Kreuz in Gold #589/2 (2 Juli 1944)


Sumber :
Foto koleksi pribadi Gareth Collins
www.wehrmacht-awards.com

Minggu, 27 April 2014

Album Foto Allgemeine-SS

Para pentolan SS-WVHA (SS-Wirtschafts-Verwaltungshauptamt; Departemen Ekonomi dan Administrasi Utama SS) yang merupakan otak ekonomi dari SS. Dari kiri ke kanan: SS-Brigadeführer Richard Glücks (Inspektion der Konzentrationslager dem SS-Wirtschafts- und Verwaltungshauptamt als Amtsgruppe D, seorang peraih Deutsches Kreuz in Silber), SS-Brigadeführer August Frank (Stellvertreter des Amtsleiters Oswald Pohl und leiter WVHA Amtsgruppe A, peraih Deutsches Kreuz in Silber), SS-Obergruppenführer Oswald Pohl (Leiter des SS-Wirtschafts- und Verwaltungshauptamtes), SS-Brigadeführer Georg Lörner (Stellvertreter des Amtsleiters Oswald Pohl und leiter WVHA Amtsgruppe B, peraih Deutsches Kreuz in Silber), dan SS-Brigadeführer Dr. Hans Kammler (leiter WVHA AmtsgruppeC, peraih Ritterkreuz des Kriegsverdienstkreuz mit Schwertern dan Deutsches Kreuz in Gold)


Sumber :
Foto koleksi pribadi Phil Nix
www.forum.axishistory.com

Album Foto Pertempuran Britania (Battle of Britain)

Etampes-Mondésir, Prancis, bulan Juni 1940. Para pilot dari Kampfgeschwader 51 "Edelweiss" bersiap-siap untuk melaksanakan misi pengeboman ke Inggris. Rona ketegangan tampak kentara di wajah-wajah mereka. Dari kiri ke kanan: Major Johann Wilhelm Kind (Gruppenkommandeur III./KG 51), Oberfeldwebel Hans-Georg Lubrich (Bordfunker 1./KG 51), Oberfeldwebel Hermann Görres (Bombenschütze 1./KG 51), Oberleutnant Wilhelm Rath (Stab III./KG 51), Hauptmann Werner Brandt (Staffelkapitän 9./KG 51), dan Oberleutnant Matthias "teddy" Schwegler (Staffelkapitän 1./KG 51)


 Upacara pemakaman bagi para anggota Kampfgeschwader 51 "Edelweiss" yang gugur dalam Pertempuran Britania di Pemakaman Meux, Prancis, musim panas tahun 1940. Major Walter Marienfeld (Gruppenkommandeur III./KG 51) memberikan eulogi terakhir, sementara di belakangnya adalah Musikzug alias orkes dangdut pengiring yang dipinjam dari pasukan panzer


Sumber :
Buku "Kampfgeschwader Edelweiss: The History of a German Bomber Unit 1939-1945" karya Wolfgang Dierich

Album Foto Deutsches Reich / Kekaisaran Jerman (1871-1918)

Seorang prajurit dari Königlich Bayerisches 1. Infanterie-Regiment "König" mengenakan seragam militer khas Prusia yang mulai diperkenalkan tahun 1872. Perhatikan Raupenhelm atau helm "ulat" (caterpillar helmet) yang tersimpan di sebelah kiri. Helm semacam ini biasanya dikenakan oleh unit Dragoon (infanteri berkuda)


Prajurit dari Hessen ini mengenakan seragam biru Prusia dengan pita lengan merah khas Swedia yang menunjukkan bahwa dia berasal dari unit artileri atau zeni. Perhatikan warna kokade di bagian tengah topi yang terdiri dari merah dan putih yang merupakan warna resmi Hessen. Dia mengenakan ikat pinggang hitam dengan koppelschloss (kepala ikat pinggang) bermahkota


 Unit artileri Prusia berpose bersama dengan senjata andalan mereka. Perhatikan bentuk bundar di atas pickelhaube mereka!


 Anggota unit artileri yang mengenakan Pickelhaube berujung bola, dalam sebuah foto studio yang "unyu unyu". Perhatikan warna dasar hitam dengan garis merah di kerah dan manset-nya!


 Kompi senapan mesin Bavaria berpose dengan senjata andalan mereka: senapan mesin Maxim MG-08 di atas dudukan khusus yang dilengkapi dengan kondensor pendingin berbentuk bulat yang mengirimkan uap dingin ke senapan melalui selang di bagian depannya. Uap tersebut akan mendinginkan laras senapan yang biasanya menjadi begitu panas setelah begitu lama dipakai sehingga dibutuhkan beberapa menit untuk beristirahat sebelum dipakai kembali. Biasanya digunakan air sebagai pendingin utama, meskipun keadaan di medan tempur yang tidak menentu membuat kadangkala digunakan minuman keras atau bahkan air kencing untuk menggantikannya!


 Bavaria mengadopsi pickelhaube mulai dari tahun 1886, meskipun bentuknya sedikit berbeda dengan negara-negara bagian Jerman lainnya. Salah satu perbedaan yang menonjol adalah visor depan yang berbentuk segi empat, yang hampir sama tongkrongannya dengan yang dipakai oleh unit Dragoon (infanteri berkuda). Para prajurit ini berasal dari Bayerische Infanterie-regiment 2


 Musikzug (peleton musik) Prusia memimpin fahnenträger-abteilung (detasemen pembawa bendera) yang membawa panji-panji resimen mereka. Perhatikan penggunaan ringkragen (gorget) oleh para pembawa bendera


 Prajurit ini berasal dari Wach-Feld-Artillerie-Regiment 1 dan dia mengenakan seragam parade. Perhatikan manset mode Swedia dengan Kapellenlitzen ganda unit penjaga (Wach). Kapellenlitzen yang sama terdapat juga di kerah dan jubahnya


 Prajurit dari Gardes du Corps mengenakan seragam upacaranya. Tugas-tugas seremonial dari Gardes du Corps hanya terbatas pada para perwira, bintara, dan prajurit pilihan dari Leib-Kompanie serta korps terompet. Seragam khusus yang mentereng diperlukan untuk tugas-tugas semacam ini. Pelaut yang berpose di sampingnya berasal dari SMS Vineta, dan mengenakan seragam parade Angkatan Laut yang biasa disindir sebagai "baju monyet" oleh mereka yang memakainya!


Sumber :
Buku "Uniforms of the German Soldier; an Illustrated History from 1870 to the Present Day" karya Alejandro M. De Quesada

Foto Perang Prusia-Denmark (1 Februari 1864 - 30 Oktober 1864)


"Die Erstürmung des Königsberges bei Oberselk durch das k.u.k. 18. Jägerbataillon am 3. Februar 1864" (Penyerbuan Königsberg di Oberselk oleh Batalyon Infanteri Ringan ke-18 Austria tanggal 3 Februari 1864), sebuah lukisan yang dibuat tahun 1864 oleh pelukis Austria Siegmund L'Allemand (1840-1910). Dalam Pertempuran Königshügel di dekat Selk, pasukan Austria (yang membantu Prusia) berada di bawah komando Jenderal Lepolold Gondrecourt. Mereka berhasil memukul mundur pasukan Denmark sampai ke Dannevirke. Dalam pertempuran yang berlangsung di tengah suhu −10 °C ini (!) Brigade ke-6 Denmark memegang peranan penting


 
"Ottende brigades angreb ved Dybbøl 18. april 1864" (Serangan Brigade ke-8 di Dybbøl 18 April 1964), sebuah lukisan yang dibuat tahun 1894 oleh pelukis Denmark Vilhelm Jacob Rosenstand (1838–1915). Di pagi hari pukul 10:00 tanggal 18 April 1864, pasukan infanteri Prusia yang menginvasi Jutland melakukan serangan terhadap pertahanan Denmark setelah membombardir wilayah Dybbøl selama berbulan-bulan. Setelah garis pertahanan pertama berhasil diduduki, pasukan Denmark dari Brigade ke-8 melakukan serangan balik yang berujung dengan kegagalan: lebih dari setengah anggotanya menjadi korban! Pada pukul 13:30 Dybbøl secara resmi dikuasai oleh Prusia. Wilayah ini kemudian digunakan oleh Prusia sebagai titik loncat serangan ke sasaran berikutnya, Als, bulan Juni 1864


 "Kampene ved Dybbøl" (Pertempuran Dybbøl), sebuah lukisan yang dibuat tahun 1871 oleh pelukis Denmark Jørgen Valentin Sonne (1801-1890). Pertempuran di selatan Jutland yang menentukan ini dimenangkan oleh pihak Prusia. Pasukan bertahan Denmark berkekuatan 11.000 orang yang harus melawan 36.000 pasukan penyerbu Prusia. Denmark kehilangan 4.834 prajuritnya yang menjadi korban (dengan 700 di antaranya tewas, 554 terluka, dan 3.534 ditawan) sementara Prusia hanya kehilangan 1.201 orang

Sumber :
www.en.wikipedia.org

Jerman Sebelum Nazi

  1. Foto Prusia (1525-1870)
  2. Foto Deutsches Reich / Kekaisaran Jerman (1871-1918)
  3. Foto Kaiserliche Schutztruppen (Pasukan Kolonial Kekaisaran Jerman)
  4. Lukisan-lukisan karya Anton von Werner (1843-1915)
  5. Lukisan-lukisan karya Carl Röchling (1855-1920)
  6. Lukisan-lukisan karya Franz Xaver Winterhalter (1805-1873)
  7. Foto Perang Prusia-Denmark (1864)
  8. Foto Perang Prusia-Prancis (1870-1871)
  9. Foto Perang Dunia Pertama (1914-1918)
  10. Foto terbaik Manfred von Richthofen (1892-1918)
  11. Foto terbaik Kaiser Friedrich III (1831-1888)
  12. Foto terbaik Kaiser Wilhelm II (1859-1941)
  13. Flammenwerfer-Sturmpioniere, Unit Zeni Penyembur Api Jerman Dalam Perang Dunia I
  14. Sniper Jerman dalam Perang Dunia Pertama 

Album Foto Prusia (1525-1870)

Seorang prajurit Prusia dari salah satu unit Wachregiment (Resimen Penjaga). Di sampingnya tersimpan sebuah pickelhaube model 1860. Foto ini diambil tahun 1866, tahun dimana Prusia berperang dengan Austria (juga dikenal sebagai "Deutscher Krieg" alias Perang Jerman)


Sumber :
Buku "Uniforms of the German Soldier; an Illustrated History from 1870 to the Present Day" karya Alejandro M. De Quesada

Sabtu, 26 April 2014

Album Foto 170. Infanterie-Division

PERAIH RITTERKREUZ

Major der Reserve Hans-Werner Bartels (28 Januari 1910 - 2 Desember 1991) bergabung dengan Infanterie-Ersatz-Bataillon 154 tahun 1939. Pada tanggal 21 Februari 1940 dia dipindahkan ke Infanterie-Regiment 399 dimana dia tetap berada dalam unit ini sampai dengan perang berakhir. Pada pertempuran tanggal 21-22 November 1943 Bartels menunjukkan prestasi yang mengesankan ketika dia dan batalyonnya berhasil menahan terobosan pasukan Soviet di wilayah 9. Luftwaffen-Feld-Division sekaligus berhasil melakukan serangan balasan berkali-kali yang mampu memukul mundur musuh. Dalam pertempuran sengit di Kantong Oranienbum sekali lagi Bartels berdiri paling depan dalam memimpin anakbuahnya dimana dia berhasil mengalahkan dua resimen infanteri dan satu resimen lapis baja penyerang Soviet dengan bermodalkan satu batalyonnya belaka! Dalam pertempuran ini batalyon Bartels berhasil menghancurkan 11 tank, dan setelahnya dijuluki sebagai "Das Löwenbataillon" (Batalyon Singa) yang dengan amat jelas menunjukkan kualitas unit tersebut. Bartels yang terluka dalam pertempuran itu tak lama kemudian dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 26 Januari 1944 sebagai Hauptmann der Reserve dan Führer I.Bataillon / Grenadier-Regiment 399 / 170.Infanterie-Division / L.Armeekorps / 18.Armee / Heeresgruppe Nord. Pada Hari Paskah 1944 batalyonnya kembali beraksi brilian ketika membantu Divisi "Feldherrnhalle" dalam menjebak tiga divisi Soviet lalu menghancurkannya. Dalam pertempuran di dekat jembatan Narva ini tercatat musuh kehilangan 60 truk perangnya! Pada tanggal 12 Juli 1944 Bartels memimpin batalyonnya dalam usaha menerobos kepungan Soviet di Vilna. Dia mengambil alih komando resimennya setelah komandan resimen sebelumnya dianggap gagal dalam menjalankan tugasnya. Dalam usaha ini unitnya mampu menghancurkan senjata artileri serta anti pesawat udara musuh yang "menghalangi jalan", dan berhasil mencapai wilayah yang masih dikuasai oleh pasukan Jerman. Atas prestasinya tersebut dia direkomendasikan untuk menerima Eichenlaub sebagai tambahan untuk Ritterkreuz-nya, tapi dianggap belum cukup layak sehingga hanya mendapat Anerkennungsurkunde (Sertifikat Pengakuan Dari panglima AD) saja! Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (1 September 1941); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (25 November 1941); Eisernes Kreuz I.Klasse (3 Desember 1941); Rumänische Medaille für Mannhaftigkeit III.Klasse (1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (26 Juni 1942); Krimschild (15 Februari 1943); Deutsches Kreuz in Gold (27 Februari 1943); Rumänische Erinnerungsmedaille (20 Mei 1943); Nahkampfspange in Silber (17 September 1944); Anerkennungsurkunde des Oberbefehlshabers des Heeres (25 Oktober 1944); serta Verwundetenabzeichen in Gold (27 April 1945)


 Oberst Johannes Arndt (7 Oktober 1906 - 6 Juli 1944) bergabung dengan 4. (Preußen) Infanterie-Regiment tanggal 1 Maret 1924. Pada tahun 1935 dia dipindahkan ke Infanterie-Regiment 16 dan bersama unit ini ikut serta dalam kampanye di Polandia dan Prancis. Pada permulaan Unternehmen Barbarossa Arndt sudah menjadi komandan batalyon dan menunjukkan prestasi yang mengesankan dalam pertempuran di Sebastopol, Krim, sehingga batalyonnya disebutkan dalam Wehrmachtbericht edisi 15 Juni 1942. Pada tanggal 1 Agustus 1942 Arndt mengambil alih kepemimpinan di Infanterie-Ersatz-Regiment 22 dan pangkatnya dinaikkan menjadi Oberstleutnant. Dari sana dia ditunjuk lagi sebagai komandan Grenadier-Regiment 391yang sedang bertempur mati-matian melawan pasukan Rusia di sekitar Leningrad. Ketika musuh melancarkan ofensif besar-besaran tanggal 15 Januari 1944, resimen di bawah kepemimpinan Arndt berhasil mencegah musuh yang berusaha mengepung dua divisi Jerman (126. Infanterie-Division dan 9. Luftwaffen-Feld-Division). XXX. Guard Corps Soviet hanya mampu menerobos maju sejauh 2,2 km sebelum mentok ketika menghadapi perlawanan mati-matian dari resimen Arndt. Ketika pasukan cadangan Jerman didatangkan, akhirnya front Heeresgruppe Nord berhasil distabilkan kembali. Atas prestasinya tersebut Johannes Arndt dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 23 Februari 1944 sebagai Oberstleutnant dan Kommandeur Grenadier-Regiment 391 / 170.Infanterie-Division / LIV.Armeekorps / 18.Armee / Heeresgruppe Nord. Pada tanggal 20 April 1944 sang komandan resimen mendapatkan cuti dan baru kembali ke unitnya tanggal 13 Mei 1944. Hanya berselang dua bulan kemudian dia gugur dalam pertempuran di Molidesno. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Dienstauszeichnung III.Klasse dan IV. Klasse (2 Oktober 1936); Eisernes Kreuz II.Klasse (18 Mei 1940) dan I.Klasse (3 Agustus 1941); Verwundetenabzeichen in Schwarz; Infanterie-Sturmabzeichen; Anerkennungsurkunde des Oberbefehlshabers des Heeres (15 Juni 1942); Krimschild; serta Deutsches Kreuz in Gold (2 Februari 1942)



Sumber :
www.historic.de
www.ostvermisste-1944.de
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de

Album Foto 716. Infanterie-Division

 Foto ini diambil di belakang sebuah gereja di Colleville-sur-Mer (Normandia) tanggal 14 Juni 1944, tak lama setelah pendaratan amfibi Sekutu, dan memperlihatkan tiga warga sipil Prancis berbincang santai dengan kameraman Amerika dari 162nd atau 165th Signal Photo Company di dekat mayat tentara Jerman. Berdiri ketiga dari kiri adalah kapten medis dari ESB Omaha (kompi ke-5 atau ke-6) yang teridentifikasi dari helmnya dan pita lengan palang merah. Foto hasil karya fotografer terkenal Robert Capa ini pertama kali dipublikasikan oleh majalah LIFE edisi 3 Juli 1944 halaman 11, dan sensor masa itu telah membuat logo unit di helm dan lencana lengan di prajurit yang membelakangi kamera di kanan menjadi tidak terlihat dengan jelas (sebenarnya dia berasal dari 82nd Airborne Division / First U.S. Army). Saat pasukan Sekutu bergerak semakin dalam di Normandia, masyarakat Prancis, di bawah perintah langsung dari Jenderal Dwight D. Eisenhower, melakukan berbagai aksi sabotase dan hal apapun yang bisa mereka lakukan demi menghambat usaha pasukan Wehrmacht yang sedang bertempur di negerinya. Tentara Jerman dalam foto ini dibunuh oleh seorang warga Prancis yang sebelumnya telah dipaksa bekerja untuk Nazi dengan gaji 2$ perminggu. Si Landser kemungkinan besar berasal dari 3.Kompanie / I.Bataillon / Grenadier-regiment 726 / 716.Infanterie-Division yang memang pada saat itu ditempatkan di Colleville-sur-Mer


Sumber :
www.flickr.com

Dokumen Perintah Pembantaian Hutan Katyn



Oleh : Ahmad Juned Regar

Dokumen ini dirilis untuk pertama kalinya oleh Pemerintah Rusia pada tanggal 28 April 2010. Berdasarkan data dokumen tersebut yang bertanggal 5 Maret 1940 terdapat catatan dari kepala NKVD (Komite Rakyat Inter Sovyet) Lavrenty Beria yang menjabat sebagai kepala Polisi Rahasia Sovyet pada waktu itu telah memberikan ide/rekomendasi Kepada Stalin untuk mengeksekusi mati kaum nasionalis dan kontra-revolusioner dan siapapun yang menentang komunis di Polandia. Stalin pun menyetujuinya dan menandatanganinya bersama anggota-anggota lain dari Politbiro Sovyet.

Pembantaian Katyn sendiri adalah tragedi kelam yang dilakukan oleh Sovyet pada masa Perang Dunia II terhadap sekitar 22.000 rakyat Polandia yang terdiri dari tawanan perang,cendekiawan, dan warga sipil lainnya.Awal mula dari terbongkarnya kasus ini adalah setalah Nazi Jerman menginvasi Polandia dan menemukan banyak kuburan massal di hutan Katyn dan wilayah sekitarnya di perbatasan Polandia-Rusia pada bulan April 1943. Menilik dari mayoritas seragam mayat-mayatnya adalah seragam militer Polandia serta sipil dengan dugaan kuat telah dibantai oleh Sovyet.Pembantaian ini diperkirakan oleh Pihak Nazi Jerman dilakukan Sovyet pada tahun 1940 sebelum Jerman menginvasi Seluruh Polandia.

Moskow membantah keras tuduhan tersebut lalu memutarbalikkan fakta dan memfitnah bahwa Nazi Jerman lah yang bertanggung jawab atas pembantaian keji dan sadis ini.Hingga cerita pembantaian ini menjadi misteri tentang siapa pelakunya, bahkan pengadilan militer internasional akhirnya menutup kasus ini sementara karena kurangnya bukti-bukti tentang siapa pelaku sebenarnya (atau karena memang mereka takut pada pihak Uni Sovyet sebagai salah satu pemenang perang). Dan pada tanggal 13 April 1990 menjelang runtuhnya Uni Sovyet,Presiden Polandia Wojciech Jaruzelski melakukan kunjungan ke Moskow. Dalam pertemuan ini Presiden Uni Sovyet Mikhail Gorbachev akhirnya secara terbuka mengakui bahwa tragedi Pembantaian Katyn ini adalah tanggung jawab Uni Sovyet sebagai manifestasi ideologi Keliru dari Joseph Stalin.

Setelah sebagian dokumen Pembantaian Katyn ini dipublikasikan tidak membuat masyarakat Polandia puas karena Rusia masih menolak untuk mempublikasikan dokumen rahasia lain yang terkait dengan Katyn - termasuk nama-nama mereka yang menjadi eksekutor pada peristiwa tahun 1940 itu. Disamping itu Partai Komunis Rusia menolak keaslian dokumen tersebut, menyatakannya palsu dan tetap bersikeras bahwa Nazi lah yang menjadi aktor Pembantaian Katyn.


Sumber :

Jumat, 25 April 2014

Panzer-Feldhaubitze 18 auf Sfl. 39H(f)

 Iring-iringan kendaraan perang dari Panzerjäger-Abteilung 200 / 21. Panzer-Division bergerak menuju front di Caen (Normandia), bulan Juni 1944. Disini kita melihat sebuah senjata serang yang unik: Sasisnya adalah Hotchkiss H-39 buatan Prancis yang telah dimodifikasi untuk menciptakan sebuah penghancur tank yang menakjubkan. Sebuah meriam howitzer 10,5 cm (10,5 cm Feldhaubitze 18/40) menjadi senjata andalan utama sasis tersebut. Meriam ini mempunyai jangkauan sampai sejauh 12 km, kecepatan tembak 6-8 peluru per menit dan kecepatan peluru 540 m per detik! Platformnya telah mendapat perlindungan baja tambahan di bagian kokpit. Senjata serang satu ini mendapat nama resmi Panzer-Feldhaubitze 18 auf Sfl. 39H(f), dan 38 buah di antaranya dialokasikan untuk Panzerjäger-Abteilung 200 pimpinan Major Alfred Becker yang merupakan unit penghancur tank milik 21. Panzer-Division. BTW, Major Becker ini, selain sebagai seorang komandan unit setingkat batalyon, juga adalah insinyur jenius yang berada di balik pengalihfungsian mesin-mesin perang rampasan dari Sekutu menjadi mesin perang Jerman sekaligus meng-upgrade kemampuannya berkali-kali lipat! Atas jasa-jasanya dia dianugerahi Ritterkreuz des Kriegsverdienstkreuzes mit Schwertern tanggal 2 April 1945. Sekedar informasi, RK-KvK ini merupakan medali tertinggi yang bisa diberikan oleh Hitler pada orang-orang yang memberi kontribusi LUAR BIASA bagi usaha perang Jerman, di luar dari peran aktif di medan pertempuran


Sumber :
Buku "The Panzers and the Battle of Normandy" karya Georges Bernage