Minggu, 20 Juli 2014

Foto Berwarna Kematian di Medan Perang

Foto ini memperlihatkan aspek brutal dari peperangan di Front Timur dimana kedua belah pihak (Jerman dan Soviet) memperlihatkan kekejaman yang mengerikan terhadap lawan mereka. Mayat Tentara Merah ini dibiarkan tergeletak di jalanan berlumpur Rusia tahun 1942 dan dengan sengaja dilindas oleh kendaraan-kendaraan Wehrmacht yang melintas sehingga gepeng amblas ke dalam tanah!


Jenazah dua orang penjaga SS yang dipenuhi peluru yang terbunuh di kamp konsentrasi Ohrdruf (Thuringia) tak lama setelah dibebaskan bulan April 1945. Mereka tampaknya dieksekusi dari jarak dekat menggunakan senapan mesin ringan semacam Thompson. Foto oleh Lieutenant Colonel Parke O. Yingst


 Seorang prajurit Afrikakorps dengan tropenhelm berdiri di depan makam temannya. Salah satu dari begitu banyak tempat peristirahatan terakhir tentara Jerman yang bertempur di gurun pasir Afrika Utara, beribu kilometer jauhnya dari tempat asal mereka


 Makam prajurit Fallschirmjäger, lengkap dengan batu nisan dari bahan marmer dan FJ-Helm. Dari bentuknya yang ditata dengan indah, kemungkinan besar dia bukanlah merupakan makam prajurit Fallschirmjäger biasa, atau bisa juga merupakan monumen untuk mengenang Fallschirmjäger yang gugur di medan pertempuran


 Adalah sebuah tradisi untuk memasangkan penanda khusus di tempat gugurnya seorang pahlawan, termasuk pilot berpengalaman atau yang berprestasi. Penanda ini kadang berupa baling-baling atau spinnernya. Foto ini memperlihatkan kuburan dari Hauptmann Erwin Aichele yang merupakan anggota Stab I./JG 51. Dia terbunuh tanggal 29 Juli 1940 selama berlangsungnya operasi di atas Selat Inggris. Pesawat Messerschmitt Bf 109 E-4 yang dipiloti Aichele mengalami kerusakan dalam pertempuran dan dia dipaksa untuk mendarat darurat di pantai wilayah Calais. Pesawatnya kemudian terbalik dan dia terbunuh. Dalam usia 39 tahun, Aichele tercatat sebagai salah satu pilot pemburu tertua yang dimiliki Jerman!


 Foto ini dimuat pertama kali di majalah SIGNAL dengan teks: "Jerman mengingat pahlawan mereka yang telah gugur, Front Timur 11 November 1942". Dari bentuk nisannya kita tahu bahwa ini adalah makam prajurit Waffen-SS dan bukan Wehrmacht. Yang terakhir selalu menggunakan simbol salib sementara SS lebih memilih lambang rune Tyr atau Teiwatz sebagai penghargaan terhadap pejuang pemberani dan Thor (dewa bangsa Nordik). Prajurit Rusia biasanya lebih menghargai makam prajurit Wehrmacht dan membiarkannya seperti apa adanya, tapi berbeda bila mereka menemukan makam anggota Waffen-SS, maka yang terjadi adalah penghancuran sehingga tak meninggalkan bekas!


 Pemakaman para prajurit Afrikakorps Jerman (Deutscher Soldatenfriedhof) di "Weißen" (Rumah Putih) dekat Tobruk, Libya, Juni 1941. Setelah pengepungan yang memakan waktu berbulan-bulan, bisa dipastikan bahwa jumlah makam yang berada di tempat tersebut akan semakin bertambah! Foto oleh Fritz Sturm


Sumber :
Foto koleksi pribadi Akira Takiguchi 
Majalah "Luftwaffe im Focus" Spezial No.1 tahun 2003
www.commons.wikimedia.org
www.forum.axishistory.com 
www.forum.codoh.com
www.thirdreichcolorpictures.blogspot.com 
www.wehrmacht-awards.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar