Senin, 23 Februari 2009

Generalleutnant Ernst-Günther Baade (1897-1945), Jenderal Penghancur Tank!


Ernst-Günther Baade sebagai Generalmajor dengan penghargaan Eichenlaub terpampang
di lehernya




Ernst-Günther Baade sebagai Generalleutnant dengan penghargaan Schwertern


Oleh : Alif Rafik Khan
Ernst-Günther Baade (20 Agustus 1897-8 Mei 1945) adalah jenderal Jerman jago strategi perang tank yang terkenal super berani dalam pertempuran, baik ketika di masa mudanya dalam Perang Dunia I (1914-1918) maupun setelah dia menjadi jenderalnya Hitler dalam Perang Dunia II (1939-1945). Keberaniannya itu pula yang membuat Baade terluka dalam kedua perang tersebut. Keberaniannya itu pula yang membuat Baade dianugerahi penghargaan Ritterkreuz mit Eichenlaub und Schwertern (Swords atau Pedang). Keberaniannya itu pula yang membuat Baade menjadi salah satu dari sangat sedikit jenderal pemegang Tank Destruction Badge, yang berarti bahwa Baade telah berhasil menghancurkan sebuah tank seorang diri! Dan keberaniannya itu pula yang membuatnya terluka parah, luka yang membawa pada kematiannya persis di hari terakhir Perang Dunia II!
Sudah, sudah, daripada berbusa terus, mari kita lihat biografi jenderal yang hampir tidak pernah tersenyum ini :
Baade mendaftarkan diri secara sukarela ke dinas militer tahun 1914 dalam usianya yang ke-17, dan dia lalu bergabung dengan Ulanenregiment ke-9 (kavaleri ringan). Disini Baade telah menunjukkan ciri khas yang akan mewarnai sebagian terbesar karir militernya, yaitu keberaniannya dalam pertempuran, dan segera reputasinya telah mencorong. Dia sangat menonjol dalam pertempuran-pertempuran berat melawan Rusia di Front Timur, sehingga terpilih untuk mengikuti pendidikan lanjutan calon perwira. Bulan Agustus 1916 Baade telah kembali ke medan tempur dengan pangkat barunya, Leutnant. Tahun 1918 dia dipindahkan ke Front Barat setelah Rusia mengundurkan diri dari perang. Disini Baade terluka dalam suatu serangan gas beracun Sekutu.
Tak banyak yang diketahui mengenai kisah hidup Ernst-Günther Baade setelah berakhirnya Perang Dunia Pertama dan sebelum Perang Dunia Kedua. Yang jelas, ketika perang telah pecah, Baade ditugaskan sebagai cadangan perwira aktif (Führer-Reserve) tanggal 6 Maret 1942. Kemudian dia ditransfer ke Divisi Panzer ke-15 di medan perang Afrika Utara yang panas, dan diserahi komando Resimen Rifle ke-115 tanggal 15 April 1942, yang pada saat itu beraksi di Libya dan Cyrenaica.
Oberst Baade memperlihatkan kembali prestasinya yang menonjol dalam hal kepemimpinan dan pengambilan keputusan tanggal 27 Mei 1942, dimana dia berhasil menghentikan serangan Sekutu yang tidak terduga ke bagian belakang Divisi Panzer ke-15. satu batalion dari resimennya berhasil menginfiltrasi sampai sejauh Bir Hacheim keesokan harinya, sekaligus mengalahkan pasukan Inggris yang menjadi lawan mereka setelah 24 jam bertempur tanpa henti. Sebagai ganjarannya, Oberst Baade dianugerahi Salib Baja (Knight’s Cross atau Ritterkreuz).
Kebiasaannya yang selalu mendampingi pasukannya secara langsung di front membuat dia terluka untuk kesekian kalinya tanggal 28 Juli 1942 di El-Alamein, ketika posisi pasukannya dihantam oleh serangan gencar artileri lawan. Lukanya begitu serius sehingga Baade dievakuasi ke Roma lalu ke Jerman dan menjalani perawatan disana selama beberapa waktu.
Setelah sembuh, Oberst Baade diserahi tugas memimpin pertahanan pasukan Axis di Selat Messina selama evakuasi tentara pasukan Jerman yang sukses dari pulau Sisilia ke Italia daratan pada awal bulan Agustus 1943.
Tak lama Baade naik pangkat menjadi Generalmajor, sekaligus jadi komandan Divisi Infanteri ke-90 dalam pertempuran yang heroik di Monte Cassino. Disini ia terkenal karena kebiasaannya yang eksentrik : staf berjumlah kecil dan kunjungan secara rutin ke front pertempuran, semuanya hanya menambah kecintaan pasukannya pada Baade. Mereka melihat bahwa jenderal satu ini tak hanya memberi perintah lalu ongkang-ongkang kaki di markas yang jauh dari pertempuran, tapi sekaligus memberi contoh langsung di lapangan. Bukti keberaniannya yang luar biasa, cukuplah kalau orang melihat bahwa di seragam bagian atas lengan kanannya terdapat penghargaan berupa gambar tank yang dikenal dengan nama Tank Destruction Badge, yang menunjukkan bahwa Baade pernah menghancurkan tank musuh seorang diri dengan senjata infanteri! Baade adalah sang Panzerknacker, penghancur tank...
Setelah gerak mundur pasukan Jerman ke Italia Utara, sebuah insiden terjadi : Baade menembak mati perwira SS rendahan yang mencoba untuk memberinya perintah hanya karena dia merasa dia adalah prajurit SS, prajurit partai Nazi yang berwenang untuk melakukan hal itu! Sadar akan konsekuensi dari tindakannya, untuk sementara Baade bersembunyi sampai berita insiden itu mereda.
Kembali ke medan tempur, Ernst-Günther Baade terluka di leher dan bagian bawah kakinya akibat proyektil fosfor tanggal 24 April 1945, ketika mobil Kübelwagen yang dinaikinya secara tiba-tiba mendapat serangan dari pesawat udara Inggris dekat Neverstaven di Holstein. Baade langsung dibawa ke rumah sakit di Bad Segeberg dan nyawanya dicoba untuk diselamatkan. Sayangnya, upaya tersebut berbuah kesia-siaan, dan sang jenderal panzerknacker meninggal akibat infeksi dari luka-luka yang dideritanya. Tanggalnya adalah 8 Mei 1945, hari terakhir Perang Dunia II di daratan Eropa... 

Banyak hal menarik yang bisa diceritakan dari orang satu ini (yang ternyata terbilang eksentrik!). Dalam buku "The Battle Of Sicily: How The Allies Lost Their Chance For Total Victory" karya Samuel Mitcham dikatakan bahwa Baade lebih senang membawa pedang sebagai senjata pertahanan diri dibandingkan dengan pistol seperti halnya perwira lain, dan juga dia pernah berangkat ke medan tempur dengan mengenakan kilt (rok khas Skotlandia)! Ini dilakukannya bukan karena dia ngefans sama orang Britania, justru sebaliknya. Baade bisa dibilang adalah anglofilia (benci dengan segala sesuatu yang berbau Inggris) dan melakukan itu semata-mata untuk mengolok-olok musuhnya!

Cerita lain berasal dari medan perang Afrika dimana ketika saat itu Baade telah menyelesaikan patroli pengintaiannya ke wilayah musuh. Dia kemudian dengan jahil menelepon ke markas besar Eighth Army Inggris (dengan bahasa Inggris yang fasih) untuk melaporkan bahwa dia akan kembali ke markasnya. Tidak hanya itu, dia juga pernah meminta musuh untuk menembakkan meriam-meriam artilerinya saat dia sedang berpatroli! Baade memang mempunyai kemampuan bahasa yang mumpuni dimana, selain Inggris, dia juga menguasai bahasa Prancis sama fasihnya.
 


------------------------------------------------------------------------------

 
 
Oberst Ernst-Günther Baade (Kommandeur Schützen-Regiment 115 / 15.Panzer-Division) berdiri di atas Panzerbefehlwagen III bersama dengan anakbuahnya di medan perang Afrika Utara tahun 1942. Dia mengenakan medali Deutsches Kreuz in Gold yang didapatkannya tanggal 2 November 1941, juga Allgemeines-Sturmabzeichen in Silber yang didapatkannya tanggal 20 Agustus 1940. Foto oleh Kriegsberichter Valtingojer


 Generalmajor Ernst-Günther Baade (Kommandeur 90. Panzergrenadier-Division) bersama dengan salah seorang perwiranya yang berpangkat Hauptmann sedang merundingkan strategi pertempuran di atas peta. Foto diambil di wilayah Rimini-Ancona (Italia) oleh Kriegsberichter Lüthge dalam periode antara tanggal 22 Februari 1944 (penganugerahan Eichenlaub buat Baade) sampai dengan 16 November 1944 (penganugerahan Schwerter). BTW, Hauptmann di sebelah kanan mengenakan lencana seperti INI di schirmmütze-nya, yang hanya khusus dikenakan oleh para anggota 90. Panzergrenadier-Division!
 

ect>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar