Selasa, 26 Mei 2009

Sturmgeschütz, Lapis Baja Jerman Paling Banyak Diproduksi Selama Perang Dunia II

Inilah pemandangan di dalam Sturmgeschütz. Berminat menjadi kru nya?


Jagoan Sturmgeschütz terkemuka, Hugo Primozic. Dia sedang asyik menambahkan garis baru di laras meriam StuGnya, yang berarti korban terbaru berhasil dibukukannya!


Wallpaper Sturmgeschütz


Buku yang membahas tentang Sturmgeschütz III


Diagram Sturmgeschütz III Ausf. A


Seluruh versi Sturmgeschütz


Monumen Sturmgeschütz III


Self Propelled Assault Gun Sturmgeschütz 40 Ausf. G yang dikelilingi oleh puing-puing di dalam lobi hotel Continental (Cassino, Italia) yang diledakkan, tak lama setelah kota tersebut jatuh ke tangan Sekutu setelah melalui pertempuran yang sengit, 19 Mei 1944


Sturmgeschütz III Ausf. G dalam game Sudden Strike


StuG dari Sturmgeschütz Brigade 303


Lapis baja serbu (assault gun) Sturmgeschutz III merupakan ken-daraan lapis baja Jerman yang paling banyak di produksi selama Perang Dunia II. Sturmgeschutz III atau disingkat StuG III dibuat dengan rangka Panzer III. Awalnya StuG III dirancang sebagai lapis baja ringan untuk dukungan infantri, tetapi StuG III selanjutnya dimodifikasi dan digu-nakan sebagai senjata penghancur tank.

Ide awal pembuatan StuG III berasal dari proposal Oberst Erich von Mannstein yang diajukan kepada Jenderal Beck tahun 1935. Mannstein menginginkan sebuah model Artileri Serbu (Sturmartillerie) yangdapat digunakan sebagai unit pendukung bergerak terhadap divisi infantri.

Setahun kemudian Daimler Benz AG menerima perintah untuk membuat kendaraan infantri lapis baja yang dapat membawa meriam 75 mm. Me¬riam tersebut harus mempunyai batasan putaran sebesar 25 derajat dan dapat dipasang dalam kerangka tertutup untuk melindungi para awaknya. Tinggi kendaraan juga tidak lebih dari tinggi orang biasa.

Daimler BenzAG menggunakan rangka dan gigi kecepatan yang biasa digunakan oleh panzer menengah PzKpfw III. Setelah serangkaian uji coba maka StuG III diproduksi sebagai senjata pendukung anti-in-fantri musuh dengan dilengkapi meriam 75 mm yang berpeluru bahan peledak tinggi.

Produksi pertama menggunakan rangka PzKpfw III Ausf F pada tahun 1940 dengan ketebalan baja bervariasi antara 30 mm hingga 50 mm. Berat total kendaraan ini adalah 19,6 ton dengan 4 awak. StuG III menggunakan mesin Maybach HL120 TR12 silinder dengan 300 tenaga kuda. Kecepatan yang bisa didapat adalah 40 km/jam dengan daya jelajah maksimal di jalan raya sejauh 160 km. Persenjataan untuk seri A adalah meriam StuK 37 L/24 75 mm dengan kapasitas peluru 44 buah.

Sepanjang bulan Januari hingga Mei 1940 telah diproduksi 30 buah StuG III. Sebanyak 24 buah pertama melengkapi Sturmartillerie Batteries 640, 659, 660 dan 665 serta melihat aksi pertamanya dalam invasi menuju Prancis. Setiap baterai menurut skema organisasi memiliki 6 senjata serbu ini yang terbagi dalam tiga peleton. Enam sisanya ke-mudian diberikan kepada satuan Sturmartilierie divisi Leibstandarte Adolf Hitler.

Perlu dicatat bahwa senjata serbu seperti StuG secara teknis tidak dikategorikan sebagai panser melainkan sebagai artileri bergerak. Akan tetapi secara taktis fungsi StuG lama-kelamaan mirip dengan panser, terlebih biaya produksinya jauh lebih murah karena tidak butuhkan tingkap menara yang bisa berputar. StuG bukan saja bisa menjadi senjata meriam bergerak anti-infantri tetapi juga artileri bahkan anti-tank. Pihak lawan sendiri secara psikologis juga menganggap StuG sama dengan 'tank Jerman' lainnya.


Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar