Rabu, 13 Agustus 2014

Foto Focke-Wulf Fw 200

 Adolf Hitler saat baru tiba di lapangan udara Berlin-Tempelhof dengan latar belakang pesawat angkut pribadinya yang baru tanggal 6 Juli 1939. Di sebelah kiri (menghadap ke belakang) adalah pilot pribadinya (Flugkapitän) SS-Gruppenführer Hans Baur, sementara yang sedang ngobrol dengan Hitler memakai topi putih adalah ajudan dari Luftwaffe Hauptmann Nicolaus von Below. Selain itu, yang tersenyum di belakang Hitler dengan memakai seragam hitam Allgemeine-SS M32 adalah ajudannya yang lain, SS-Gruppenführer Julius Schaub. Perwira Luftwaffe yang memakai kacamata di belakang adalah Oberst Victor Carganico (Kommandant des Flughafens Berlin-Tempelhof), ayah dari Horst Carganico yang nantinya menjadi jagoan udara Luftwaffe ternama. Foto oleh Walter Frentz (fotografer pribadi Hitler). Pesawat yang digunakan Hitler untuk runtang-runtung dinamai "Grenzmark", sebuah pesawat dari jenis Focke-Wulf 200A-0 (S-8 ) "Condor", werknummer 3098 dengan nomor registrasi D-ACVH. Pesawat ini mulai digunakan untuk tugas-tugas kenegaraan dari tanggal 30 Juni 1939. Di musim gugur tahun yang sama, setelah perang pecah antara Jerman dan Inggris-Prancis, nomor registrasinya dirubah menjadi WL-ACVH selama beberapa minggu untuk kemudian diganti lagi menjadi AC+VH (Balkenkreuz ditambahkan di antara huruf). Pesawat ini ikut digunakan sebagai alat angkut pasukan dalam invasi Jerman ke Norwegia bulan April 1940 dengan menggunakan nomor registrasi NK+NM. Riwayatnya berakhir saat hancur dalam pendaratan darurat di Orel (Rusia) tanggal 23 Desember 1941


 Sebuah pesawat maritim jarak jauh Focke-Wulf Fw 200 "SG+KS" dari I.Gruppe / Kampfgeschwader 40 (KG 40) dengan anggunnya sedang terbang di udara dengan latar belakang langit biru dan awan putih. Foto oleh Walter Frentz di tahun 1941. Pesawat ini adalah ancaman utama jalur pelayaran Sekutu di samudera Atlantik, bersama dengan kawanan U-boat Dönitz. Sayangnya, di tahun-tahun pertama Perang Dunia II (1939-1941), perkembangan penerbangan laut kurang mendapat tempat dalam rencana strategis Luftwaffe sehingga peran penting pesawat semacam Fw 200 "Condor" kurang dimaksimalkan. Ketika di pertengahan perang perannya baru dilirik, semuanya sudah terlambat. Hal ini disebut-sebut sebagai salah satu kesalahan terbesar Luftwaffe dalam Perang Dunia II!



Sumber :
Buku "Hitler’s Personal Pilot: The Life and Times of Hans Baur" karya C.G. Sweeting
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar