Kamis, 22 Januari 2015

Foto Manfred Meurer

Hauptmann Manfred Meurer (8 September 1919 - 22 Januari 1944) adalah seorang pilot pemburu malam Luftwaffe yang berhasil menjatuhkan 65 pesawat musuh (semuanya di malam hari) yang diraihnya dalam 130 misi tempur. Termasuk diantara korbannya adalah 40 buah pesawat pembom bermesin empat serta dua buah Mosquito. Dia mengklaim kemenangan udara pertamanya dalam MISI PERTAMANYA di malam tanggal 26-27 Maret 1942, tapi ditakdirkan harus mati muda ketika pesawat Heinkel He 219 A-0 (G9+BB) yang dipilotinya bertabrakan dengan sebuah Avro Lancaster RAF yang sedang menyerang Berlin di atas wilayah Magdeburg di malam tanggal 22-23 Januari 1944. Meurer dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 16 April 1943 sebagai Oberleutnant dan Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) / 1.Jagd-Division / XII.Fliegerkorps / Luftwaffen-Befehlshaber Mitte, serta Eichenlaub #264 tanggal 2 Agustus 1943 sebagai Hauptmann dan Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) / 1.Jagd-Division / XII.Fliegerkorps / Luftwaffen-Befehlshaber Mitte. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse (17 April 1942); Eisernes Kreuz I.Klasse (19 Desember 1942); Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (15 Maret 1943); Deutsches Kreuz in Gold (31 Maret 1943); serta Frontflugspange für Jäger in Gold (1943). Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI


General der Flieger Josef Kammhuber (Kommandierender General XII. Fliegerkorps) menyematkan medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #264 kepada pilot tempur malam Hauptmann Manfred Meurer (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1) di lapangan udara Venlo (Belanda). Meurer mendapatkan medali bergengsi tersebut pada tanggal 2 Agustus 1943 setelah berhasil menembak jatuh 50 pesawat musuh (yang terakhir diraihnya di malam tanggal 27-28 Juli 1943 saat dia mengancurkan sebuah pembom ringan Mosquito RAF)


 Tujuh orang pilot pemburu Luftwaffe berprestasi berfoto bersama tak lama setelah upacara penganugerahan medali Eichenlaub dan Schwerter yang diserahkan langsung oleh Adolf Hitler di Führerhauptquartier Wolffschanze tanggal 2 Agustus 1943. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Werner Schroer (Gruppenkommandeur II.Gruppe / Jagdgeschwader 27 "Afrika". Eichenlaub #268), Hauptmann Heinrich Ehrler (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 5 "Eismeer". Eichenlaub #265), Hauptmann Egmont Prinz zu Lippe Weissenfeld (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1. Eichenlaub #263), Major Helmut Lent (Gruppenkommandeur IV.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1. Schwerter #32), Hauptmann Manfred Meurer (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1. Eichenlaub #264), Oberleutnant Joachim Kirschner (Staffelkapitän 5.Staffel / II.Gruppe / Jagdgeschwader 3 "Udet". Eichenlaub #267), dan Oberleutnant Theodor Weissenberger (Staffelkapitän 7.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 5 "Eismeer". Eichenlaub #266). Sebenarnya ada satu lagi jagoan Luftwaffe yang mendapat medali (Kalpataru), tapi tidak nongol di foto ini. Namanya adalah Alif Rafik Khan!



 Hauptmann Manfred Meurer dalam sebuah postkarte (kartu pos) seri Hoffmann dengan nomor seri R 165 tak lama setelah dianugerahi Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #264 tanggal 2 Agustus 1943. Adalah sebuah kelaziman bagi para "pahlawan perang Jerman" (utamanya peraih medali Eichenlaub ke atas) untuk dibuatkan fotonya dan lalu disebarluaskan dalam bentuk kartu pos. Keuntungan dari hasil penjualannya biasanya dibagi tiga: untuk studio foto pembuat, untuk figur yang diabadikan dalam foto, dan untuk sumbangan usaha perang Jerman. Semuanya sama-sama diuntungkan!



Hauptmann Manfred Meurer dengan medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #264 yang didapatkannya tanggal 2 Agustus 1943 sebagai Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1. Meurer mendapatkan medali bergengsi tersebut pada tanggal 2 Agustus 1943 setelah berhasil menembak jatuh 50 pesawat musuh (yang terakhir diraihnya di malam tanggal 27-28 Juli 1943 saat dia mengancurkan sebuah pembom ringan Mosquito RAF). Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse (17 April 1942); Eisernes Kreuz I.Klasse (19 Desember 1942); Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (15 Maret 1943); Deutsches Kreuz in Gold (31 Maret 1943); serta Frontflugspange für Jäger in Gold (1943)


 Acara kunjungan Reichsmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe) ke markas Nachtjagdgeschwader 1 (NJG 1) di lapangan udara Venlo (Belanda) tanggal 24 Oktober 1943. Disini dia sedang berbicara dengan tiga orang perwira dari unit pemburu malam tersebut, termasuk diantaranya adalah Hauptmann Manfred Meurer (Gruppenkommandeur I./NJG 1) yang berdiri ketiga dari kanan. Orang yang  nyengir di tengah menghadap kamera adalah General der Flieger Josef Kammhuber (Kommandierender General der Nachtjagd), sementara Ritterkreuzträger yang tersenyum di belakang Göring adalah Generaloberst Bruno Loerzer (Chef des Luftwaffenpersonalamt und Chef der personellen Rüstung und der NS-Führung der Luftwaffe)




Hauptmann Manfred Meurer (kanan) bersama dengan Bordfunker (Operator Radio) kepercayaannya, Oberfeldwebel Gerhard Scheibe. Scheibe adalah Bordfunker pertama di seantero Luftwaffe yang dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 10 Desember 1943. Mereka berdua bekerja bersama dalam satu pesawat dan meninggal pun bersama pula ketika pesawat Heinkel He 219 A-0 "G9+BB" (Werknummer 190070) yang dipiloti oleh Meurer bertabrakan dengan sebuah Avro Lancaster RAF yang sedang menyerang Berlin di atas wilayah Magdeburg di malam tanggal 21-22 Januari 1944, dan jatuh 20km ke sebelah timur kota di Sachsen-Anhalt tersebut. Jenazah Meurer dan Scheibe kemudian dikebumikan di Pemakaman Ohlsdorfer di Hamburg


 Siegtasse (victory cups/cangkir kemenangan) milik Hauptmann Manfred Meurer. Adalah umum bagi para pilot Luftwaffe (terutama pilot pemburu atau Jagdflieger) untuk memesan sebuah cangkir khusus manakala mereka mencatatkan kemenangan resmi di udara. Cangkir semacam ini biasanya terbuat dari bahan alumunium, platina atau perak, serta memuat nama pilot beserta tanggal kemenangan dan korbannya. Tradisi seperti ini telah berlangsung dari masa Perang Dunia Pertama dengan contoh paling terkenal adalah jagoan udara Manfred Freiherr von Richthofen ("Red Baron") yang mempunyai 60 Siegtasse semacam ini yang terbuat dari bahan perak. Sang pilot legendaris berhenti meminta dibuatkan gelas kemenangan (meskipun jumlah kemenangannya masih terus berdatangan) setelah bahan perak pembuatnya menjadi makin langka seiring dengan kondisi peperangan yang memburuk, sementara Von Richthofen tidak sudi untuk menggantikannya dengan bahan lainnya!


Sumber :
Foto koleksi pribadi Sepp45
www.epier.com
www.forum.axishistory.com
www.gmic.co.uk
www.historicalwarmilitariaforum.com
www.noviomagus.nl
www.pantorijn.blogspot.com
www.rp-online.de
www.sites.google.com
www.tumblr.com
www.wehrmacht-awards.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar