Sabtu, 07 November 2009

17 Usaha-Usaha Pembunuhan Terhadap Adolf Hitler (1939-1944)

Adolf Hitler sedang mengeluarkan kemampuan demagognya yang terkenal. Meskipun dianggap sebagai sebab utama bangkitnya ekonomi dan militer Jerman dari keterpurukan, tapi sikapnya yang kontroversial membuat banyak orang yang tidak suka terhadapnya, bahkan di dalam lingkungan dalam pemerintahan dan Angkatan Bersenjatanya. Beberapa dari mereka mengejawantahkan kebencian kepada Hitler melalui upaya pembunuhan terhadapnya. By the way, dua orang di belakang Hitler, menurut pendapat saya, adalah SS-Obergruppenführer Hans Heinrich Lammers dan SA-Obergruppenführer Wilhelm Brückner 



 Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) berpidato di hadapan para "Alte Kämpfer" (Pejuang Tua) dalam Peringatan Münich Putsch yang diselenggarakan di Bürgerbräukeller tanggal 8 November 1939. Tanpa disadari oleh semua pihak yang hadir, sebuah bom telah ditanam oleh Georg Elser di podium tempat Hitler berpidato. Banyak dari pentolan NSDAP-Reichsleitung ini dipastikan tewas atau terluka kalau saja Hitler tidak secara tiba-tiba menghentikan pidatonya lebih cepat dari biasanya dan kemudian meninggalkan lokasi acara! Untuk identifikasinya, dari kiri ke kanan: Alfred Rosenberg (kiri bawah memegang mulut), Joseph Goebbels, Wilhelm Grimm (memakai seragam Heer diatas Goebbels), Dr. Wilhelm Frick, Max Amann (paling bawah kelihatan kepalanya doang), Karl Fiehler, Prof. Dr.med.vet. Friedrich Weber, Adolf Hühnlein, Hermann Kriebel, Dr. Fritz Todt, Franz Ritter von Epp, Rudolf Hess, Julius Schaub, Adolf Wagner, Martin Bormann, Wilhelm von Grolmann, Wilhelm Brückner, Heinrich Himmler, Ulrich Graf, Christian Weber, Heinrich Hoffmann, Rudolf Schmundt, Karl Wolff, Hans Pfeiffer, dan Max Wünsche

Adolf Hitler dalam kunjungannya ke Markas Besar Generalfeldmarschall Erich von Manstein di Kaukasus, Maret 1943. Di sebelah kanan adalah Generalfeldmarschall dari Luftwaffe, Wolfram Freiherr von Richthofen. Kunjungan-kunjungan militer semacam ini seringkali dimanfaatkan oleh para pembenci Hitler sebagai kesempatan melakukan pembunuhan terhadapnya, dan Hitler telah cukup cerdik dengan meng-counternya dengan jalan membatalkan sebagian di antaranya, seringkali di menit-menit akhir!

Generalmajor Henning von Tresckow, salah satu pembenci Hitler yang paling terkenal selain Claus von Stauffenberg. Ketika merasa bahwa dirinya masuk dalam daftar tangkap SS setelah kegagalan Plot 20 Juli, Tresckow segera membunuh dirinya sendiri dengan jalan meledakkan granat yang dijejalkan dalam mulutnya!

Seorang prajurit memperlihatkan seragam dari salah satu jenderal Heer yang terkena efek dari ledakan bom yang meledak di markas besar Hitler Wolffschanze yang dilakukan oleh Stauffenberg. Begitu besarnya pengaruh upaya pembunuhan ini, sehingga setelahnya banyak kebijakan baru dikeluarkan oleh Hitler demi mencegah kejadian serupa terjadi, di antaranya makin besarnya pengaruh SS dalam kemiliteran Jerman, kewajiban salam Nazi bagi semua angkatan Wehrmacht, dan lain sebagainya

Sore setelah selamat dari upaya peledakan tanggal 20 Juli 1944, Adolf Hitler mengadakan siaran radio dari markas besarnya di Rastenburg. Siaran radio ini ternyata begitu besar dampaknya, sehingga banyak yang tadinya memihak komplotan Stauffenberg menjadi berbalik menentangnya


-->
Oleh : Alif Rafik Khan

Di bawah ini akan disajikan tidak kurang dari 17 kali usaha pembunuhan terhadap Adolf Hitler dalam rentang waktu 1939 sampai dengan 1945 (berdasarkan penelitian dari National Geographic sendiri, selama hidupnya Hitler telah berhasil selamat dari 42 kali usaha pembunuhan!). ke-17 usaha pembunuhan ini dibagi tidak berdasarkan kronologis peristiwa, urutan waktu atau grup pembunuh yang mana, melainkan LOKASI dari usaha pembunuhan tersebut. Mari kita lihat :

Münich
Johann Georg Elser (lahir tanggal 4 Januari 1903) pernah magang di tempat pembuatan lemari (Schreiner) dan dari sejak tahun 1929 sampai dengan 1932 bekerja di Swiss sebagai pedagang lemari. Dia kemudian balik kembali ke Jerman untuk membantu ayahnya yang mempunyai tempat penjualan kayu. Dia sangat menentang usaha Hitler yang ingin mempersatukan para buruh dalam satu organisasi. Kebenciannya semakin bertambah ketika melihat makin besarnya pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh partai Nazi terhadap kebebasan beragama. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk membunuh Hitler dengan menempatkan sebuah bom waktu di salah satu pilar di belakang podium dimana rencananya akan menjadi tempat pidato Hitler di Burgerbrau Beer Cellar di Münich. Bom itu telah di-set untuk meledak tepat pada pukul 21.20 hari Sabtu tanggal 8 November 1939. jam 20.10 Hitler memasuki Beer Hall tapi pada pukul 21.12 secara tiba-tiba dia mengakhiri pidatonya dan pergi ke stasiun kereta api untuk kembali ke Berlin. Delapan menit kemudian bom tersebut meledak, membunuh enam orang dan melukai 65 lainnya termasuk ayah dari Eva Braun. Tujuh dari yang terbunuh itu merupakan anggota Partai Nazi. Elser, yang dari tahun 1933 selalu menolak untuk melakukan hormat ala Nazi, kemudian berhasil ditangkap ketika sedang berusaha menerobos perbatasan Jerman dan Swiss di Konstanz. Sebenarnya Gestapo tidak menahannya karena telah mengetahui siapa yang menempatkan bom di Beer Hall, melainkan “sekedar” curiga melihat barang-barang yang dibawa dalam kopernya. setelah dipaksa untuk mengakui perbuatannya, Elser dibawa ke Kamp Konsentrasi Sachsenhausen, dan kemudian ke Kamp Konsentrasi Dachau. Tanggal 9 April 1945, dua minggu sebelum berakhirnya Perang Dunia II di Eropa, Johann Elser dieksekusi oleh regu tembak SS. Untuk menghormati apa yang telah dia lakukan, sebuah jalan di kota Bremen dinamai dengan namanya, Georg-Elser Weg. Sebagai info tambahan, bulan September 1979 gedung bersejarah Burgerbraukeller diruntuhkan dengan cara diledakkan, dan di bekas bangunannya kini berdiri dengan megah Münich City Hilton Hotel.

Berghof
Tanggal 11 Maret 1944 seorang Hauptmann dari unit Kavaleri bernama Eberhard von Breitenbuch menghadiri sebuah konferensi yang diadakan di villa Hitler yang biasa disebut sebagai Berghof dan berlokasi di Obersalzberg. Tersembunyi dalam seragamnya adalah sebuah pistol Browning kecil yang rencananya akan digunakan untuk membunuh Führer-nya, dan pada saat yang bersamaan siap menerima resiko bila karenanya dia harus terbunuh dalam usaha tersebut. Breitenbuch merasa bahwa saat itu kehancuran total Jerman sudah di ambang mata dan untuk mencegahnya maka tidak ada cara lain selain melenyapkan Hitler. Breitenbuch memasuki ruang konferensi di belakang Generalfeldmarschall Ernst Busch, yang tidak mengetahui apa-apa tentang usaha yang akan dilakukan oleh ajudannya. Tapi kemudian ketika mereka berdua memasuki pintu yang menuju ke ruang yang terdapat Hitler di dalamnya, seorang Sersan petugas jaga menghentikan Breitenbuch sembari berkata, “maaf, ajudan hanya sampai disini, perintah Führer.” Dan usaha pembunuhan ini pun gagal sudah!

Tanggal 11 Juli 1944 seorang perwira staff veteran perang di Afrika bernama Oberstleutnant Graf Claus Schenk von Stauffenberg telah meyakini bahwa hanya dia seorang yang dapat melenyapkan Hitler, dan karenanya mencoba untuk melakukan upaya pembunuhan dalam sebuah konferensi yang rencananya akan digelar di Berghof. Tersembunyi dalam tasnya adalah sebuah bom waktu. Sementara Stauffenberg berada di dalam, di luar depan gerbang telah menunggu konspirator lain dengan mobilnya bernama Hauptmann Friedrich Klausing. Setelah berada di dalam Berghof, Stauffenberg menelepon para koleganya di Berlin untuk memberitahu bahwa dalam pertemuan kali ini Hermann Göring dan Heinrich Himmler, dua orang kroni terdekat Hitler, tidak hadir. Para perencana di Berlin langsung mendesaknya untuk membatalkan upaya pembunuhan tersebut karena percuma saja Hitler mati sementara dua orang terdekatnya ini masih hidup. Stauffenberg kemudian kembali ke Berlin untuk merencanakan usaha pembunuhan selanjutnya.

Berlin
Dalam bulan Februari 1944, seorang Hauptmann muda dari infanteri bernama Axel von dem Bussche setuju untuk meledakkan dirinya dan Hitler ketika dia mengenalkan jaket musim dingin baru untuk Wehrmacht ke pemimpin Jerman tersebut. Takdir mengintervensi ketika sehari sebelum acara tersebut Inggris mengadakan serangan udara besar-besaran dan jaket yang telah ditanami bom tersebut ikut hancur. Tidak cukup, tak lama Bussche pun mendapat penugasan kembali ke garis depan. Beberapa minggu kemudian usaha percobaan model “jaket” dimulai lagi, dan kali ini yang menjadi sukarelawan untuk memperagakannya adalah Ewald Heinrich von Kleist, anak dari salah satu perencana upaya pembunuhan yang melibatkan pula Generalmajor Helmuth Stieff. Sekali lagi RAF inggris mengacaukan usaha yang telah dirancang dengan susah payah ini ketika serangan udara yang dilakukannya menghancurkan jaket kedua, hanya sesaat sebelum acara demonstrasi diadakan!

Tanggal 20 Maret 1943 seorang Oberst bernama Rudolf von Gertsdorff, yang merupakan kepala intelijen Generalfeldmarschall Hans-Günther von Kluge, berusaha untuk melakukan upaya pembunuhan terhadap Hitler di Zeughaus. Bom yang disembunyikannya rencananya akan diledakkan melalui detonator yang dipicu oleh cairan asam ketika dia berada dekat dengan Hitler di aula pameran. Ternyata kemudian peristiwa di Münich terjadi lagi, Hitler meninggalkan gedung sebelum cairan asam tersebut dapat bekerja, sehingga buru-buru Gertsdorff meminta izin untuk pergi ke toilet dimana dia kemudian menyiram detonator tersebut dengan air.

Di bulan Februari 1945, Menteri Alat-Alat Perang Jerman Albert Speer telah sampai pada kesimpulan bahwa Führer-nya telah melakukan pengkhianatan tingkat tinggi terhadap rakyat Jerman yang dipimpinnya. Speer memutuskan bahwa karenanya Hitler harus dilenyapkan dari muka bumi. Dalam salah satu acara jalan-jalan yang dilakukannya di taman kantor Kanselir Jerman, dia memperhatikan bahwa ada sebuah terowongan ventilasi yang berujung pada bunker Hitler. Sebuah gagasan timbul di kepalanya dan secara diam-diam dia meminta kepada kepala produksi persenjataannya, Dieter Stahl, untuk menyiapkan persediaan gas beracun baru yang sangat efektif, Tabun, yang nantinya akan dimasukkan ke dalam jalur ventilasi. Stahl, yang bersimpati kepada gagasan tersebut, mengungkapkan sebuah fakta bahwa Tabun hanya akan bekerja efektif sesaat setelah sebuah ledakan tercipta dan bukan sebuah senjata yang tepat untuk memenuhi tujuan yang dimaksud oleh Speer. Gas lain harus dicari, tapi kemudian seluruh gagasan itu hancur berantakan ketika penjaga SS bersenjata ditempatkan di sekitar ruang masuk bunker dan di atap. Sebuah cerobong juga telah dibangun di sekitar jalur ventilasi dengan ketinggian 10 kaki yang membuat ujung ventilasi tersebut di luar jangkauan. Pada pengadilan “penjahat perang” Nürnberg, Albert Speer dijatuhi hukuman penjara 20 tahun, dan hukuman itu dijalaninya sampai menit terakhir di Penjara Spandau, Berlin.

Rastenburg
Kini Claus von Stauffenberg berusaha untuk melakukan upaya pembunuhannya yang kedua, yang bertempat di markas besar Hitler di Prusia Timur yang lebih dikenal sebagai Wolffschanze (Sarang Serigala). Tanggal 15 Juli 1944 dia menghadiri sebuah konferensi yang dihadiri langsung oleh Sang Führer. Stauffenberg dibuat begitu kecewa ketika mengetahui bahwa Heinrich Himmler absen lagi. Akhirnya usaha percobaan ini pun gagal.

Bisa dibilang, rasa anti Stauffenberg terhadap Hitler sudah sampai ke ubun-ubun, dan perwira yang berusia 36 tahun ini tidak pernah berhenti mencoba untuk mewujudkan tujuannya : membunuh Hitler. Usaha ketiganya (sekaligus terakhir) dilakukan pada tanggal 20 Juli 1944. keputusan untuk kembali meledakkan Hitler pada tanggal tersebut telah dibuat empat hari sebelumnya dalam sebuah pertemuan yang diadakan di rumah Stauffenberg di Tristanstrasse No.8, Wansee. Ada atau tidak adanya Himmler, kali ini rencana harus tetap jalan terus, apapun hasil yang akan terjadi kemudian. Jam 12.00 Stauffenberg dan Generaloberst Friedrich Fromm melaporkan diri ke kantor Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel untuk mengadakan konferensi kecil sebelum masuk ke ruang pertemuan utama. Jam 12.37, Stauffenberg menempatkan koper yang telah berisi bom waktu di bawah meja penggelar peta, dan kemudian pergi meninggalkan ruangan dengan berpura-pura seakan-akan hendak melakukan sambungan telepon penting. Seorang Oberst bernama Heinz Brandt yang menggantikan tempatnya kemudian secara tidak sengaja melihat koper yang ditinggalkan oleh Stauffenberg. Dia lalu menggeser koper tersebut lebih jauh dari meja dengan kakinya. Ini adalah saat dimana takdir kembali berbicara. Meja kayu tebal yang terbuat dari pohon ek telah menyelamatkan Hitler dari daya penuh bom yang meledak tepat pada jam 12.42. pada saat ini Stauffenberg telah dalam perjalanan kembali ke Berlin. Jam 18.28 sebuah siaran radio dari Wolffschanze melaporkan bahwa Hitler telah selamat dari ledakan tersebut dan hanya mengalami luka ringan. Malamnya, jam 00.30, Stauffenberg bersama dengan konspirator lainnya yaitu Oberleutnant Werner von Haeften, General der Infanterie Friedrich Olbricht dan Oberst Albrecht Mertz von Quirnheim, ditangkap atas perintah Fromm si oportunis dan langsung dieksekusi oleh regu tembak di halaman dalam markas Bendlerstrasse. Tak lama setelah peristiwa ini, istri Stauffenberg beserta keempat anaknya ditangkap dan ditahan oleh Gestapo. Saat itu Nina von Stauffenberg sedang mengandung anaknya yang kelima, dan kemudian melahirkan dalam penjara. Nina pada akhirnya berhasil dibebaskan oleh Sekutu bersama dengan anak-anaknya, sedangkan salah seorang saudara Stauffenberg yang bernama Berthold, yang ikut dipenjara, tidak mengalami nasib seberuntung itu dan kemudian harus mengalami nasib dieksekusi pula seperti kakaknya. Antara tanggal 8 Agustus 1944 sampai dengan 9 April 1945, 90 orang yang dianggap terlibat dalam peristiwa 20 Juli telah dieksekusi di penjara Plötzensee.

Paris
Upaya lain untuk membunuh Hitler direncanakan akan terjadi tanggal 27 Juli 1940 di Paris, dimana Graf Fritz-Dietlof von der Schulenberg bermaksud untuk menembak Hitler dari podium penonton selama berlangsungnya parade militer untuk menghormati Hitler atas kemenangannya adalam Operasi Fall Gelb. Dahsyatnya, secara diam-diam Hitler mengunjungi Paris pagi-pagi tanggal 23 Juli dan mengunjungi bangunan-bangunan terkenal kota Paris, termasuk di antaranya Menara Eiffel dan kuburan Napoleon Bonaparte. Dia memulai tur wisatanya jam 06.00 dan berakhir tiga jam kemudian, untuk kemudian kembali lagi ke Berlin. Beberapa hari kemudian Schulenberg menerima berita bahwa harapannya membunuh Hitler dalam parade 27 Juli telah dibatalkan.

Ternyata usaha pembunuhan terhadap Hitler di Paris tidak hanya dilakukan oleh Schulenberg saja. Kali ini otaknya tak lain tak bukan adalah Generalfeldmarschall Erwin von Witzleben. Dalam bulan Mei 1941, dia berusaha untuk mengundang Hitler ke Paris untuk menghadiri parade militer yang sama. Kunjungan tersebut direncanakan tanggal 21 Mei, tapi kemudian dibatalkan pada menit-menit terakhir!

Garis Siegfried
Di tahun 1939 tak lama sebelum pecahnya Perang Dunia II, Generaloberst Kurt von Hammerstein-Equord berkali-kali mengajukan undangan kepada Hitler untuk mengadakan kunjungan ke benteng-benteng militer Jerman yang terdapat di Garis Siegfried dekat perbatasan dengan Belanda yang dikomandaninya. Disana rencananya Hitler akan mengalami “kecelakaan fatal” yang berakibat pada kematiannya. Hal ini telah direncanakan jauh-jauh hari oleh Hammerstein-Equord bersama kompatriotnya, Generaloberst Ludwig Beck (yang terlibat pula dalam Peristiwa 20 Juli 1944). Yang ada adalah, Hitler bukannya memenuhi undangan-undangan ini dan malahan mengkick balik Hammerstein-Equord dengan menempatkannya dalam daftar pensiun!

Poltava
Usaha pembunuhan lain terhadap Hitler telah direncanakan di Markas Besar Grup Tentara B di Walki dekat Poltava, Ukraina. Kali ini konspiratornya adalah General der Gebirgstruppe Karl Hubert Lanz, kepala staffnya Generalmajor Dr. Hans Speidel, dan Oberst Graf von Strachwitz yang merupakan perwira komandan resimen panzer Großdeutschland. Rencananya sendiri adalah menangkap Hitler dalam kunjungannya ke Grup Tentara B yang rencananya akan digelar di musim panas tahun 1943. Seperti yang telah terjadi dalam peristiwa-peristiwa sebelumnya, Hitler membatalkan rencana kunjungan tersebut di menit-menit terakhir dan memindahkan kunjungannya ke pasukannya yang sedang berjuang di Saporoshe lebih jauh ke Timur Rusia.

Smolensk
Tanggal 13 Maret 1943 tidak hanya satu, melainkan tiga, usaha pembunuhan terhadap Hitler telah direncanakan! Generalfeldmarschall Hans-Günther von Kluge, komandan Grup Tentara Tengah di Front Timur, akhirnya berhasil meyakinkan Hitler untuk mengadakan kunjungan ke markas besarnya di Smolensk. Ternyata beberapa staff Von Kluge telah berencana untuk melenyapkan nyawa Hitler dengan memanfaatkan momen kunjungan tersebut. Generalmajor Henning von Tresckow, yang sangat membenci Hitler dan Nazi, telah membuat 3 rencana pembunuhan yang dibuatnya bersama dengan Leutnant Fabian von Schlabrendorff, Oberst Rudolf von Gersdorff dan Hauptmann kavaleri Georg von Boeselager.

Rencana pertama : Hauptmann Von Boeselager dan kompinya akan bertindak sebagai penjaga bersenjata iring-iringan rombongan Hitler. Dalam perjalanan dari lapangan terbang, rencananya akan dilakukan serangan terhadap mobil yang membawa Hitler. rencana ini dibatalkan ketika ternyata Hitler datang bersama dengan pengawalan ketat dari 50 orang SS bersenjata lengkap.

Rencana kedua : usaha ini rencananya akan dilakukan pada saat acara makan siang di aula mess. Dengan mengikuti sinyal tertentu, Tresckow akan bangkit dari mejanya dan menembak Hitler pada saat Führer-nya sedang menikmati sayurannya. Tapi pemandangan aula yang dipenuhi oleh penjaga SS yang berada di dekat Hitler menimbulkan keraguan di hati Tresckow akan gagalnya rencana tersebut, sehingga sekali lagi rencana ini urung dilaksanakan.

Rencana ketiga : Ketika Hitler menaiki pesawat yang akan membawanya kembali ke Berlin, Tresckow menginstruksikan kepada Schlabrendorff untuk menyerahkan bingkisan kepada Oberst Heinz Brandt yang akan ikut bersama Hitler dalam pesawat. Bingkisan tersebut, yang berisi dua botol Brandy, disebutkan sebagai hadiah untuk Generalmajor Helmuth Stieff di Berlin. Tersembunyi pula di dalamnya sebuah bom waktu yang dipicu oleh cairan asam (sama seperti model Rudolf von Gertsdorff). Bom itu ternyata kemudian gagal meledak gara-gara dinginnya udara di ketinggian membuat cairan asam yang dipasang di detonator menjadi beku. Ketika berita tentang Hitler telah mendarat dengan selamat di Berlin sampai ke telinga para konspirator, mereka buru-buru mengutus Schlabrendorff kesana dengan menggunakan pesawat kurir biasa untuk menukar bingkisan yang dibawa oleh Brandt dengan dua botol asli Brandy.


Sumber :
www.ahoy.tk-jk.net
www.images.google.com
www.members.iinet.net.au

Tidak ada komentar:

Posting Komentar