Senin, 30 November 2009

Hauptmann Dr.jur. Hellmuth Schreiber Volkening (1911-1942), Penerima Ritterkreuz Kelahiran Indonesia!

Hellmuth Schreiber Volkening sebagai Oberleutnant





Sang penerima Ritterkreuz kelahiran Sumatera. BTW, foto ini aslinya sebelum dia menerima Ritterkreuz, dan dengan menggunakan teknik fotografi jadul (sebelum Photoshop ada), ditambahlah Ritterkreuz "jadi-jadian" di lehernya!





Hellmuth Schreiber Volkening bersama para Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz) dari Resimen Infanteri ke-16, yang merupakan bagian dari Divisi Infanteri Jerman ke-22. Ini adalah acara pemberian Ritterkreuz yang diserahkan langsung oleh Reichsmarschall Hermann Göring dan bertempat di Rotterdam, tanggal 29 Mei 1940. Dari kiri ke kanan : Oberleutnant Hermann-Albert Schrader (pangkat terakhir : Hauptmann), Oberstleutnant Dietrich von Choltitz (pangkat terakhir : General der Infanterie), Oberst Hans Kreysing (pangkat terakhir : General der Gebirgstruppe), Feldwebel August Grauting (pangkat terakhir : Oberleutnant), dan Oberleutnant Hellmuth Schreiber Volkening (pangkat terakhir : Hauptmann)





Oleh : Alif Rafik Khan



Ketika saya sedang asyik surfing di internet mencari artikel tentang hubungan antara Maria Ozawa dengan Adolf Hitler (wtf?), saya terkejut ketika mendapati bahwa dari 7.366 penerima Ritterkreuz (Knight’s Cross/Salib Ksatria), medali paling bergengsi yang dipunyai Jerman, setidaknya satu di antaranya berasal dari Indonesia, yaitu Hellmuth Schreiber Volkening! Ini dilihat dari tempat kelahirannya, dan bukan keturunannya. Dan untuk ini pun saya belum berani berkesimpulan bahwa dia satu-satunya yang berasal dari Indonesia, karena mungkin saja ada peraih Ritterkreuz lainnya, yang saya belum ketahui, yang mempunyai hubungan yang sama dengan tanah air tercinta!



Untuk biografinya sendiri, baru ini yang saya dapatkan. Silakan dicicipi!



Hellmuth Schreiber Volkening dilahirkan di pulau Sumatera tanggal 22 November 1911 sebagai anak dari dokter Jerman yang bertugas di Hindia Belanda. Saya belum mendapatkan keterangan lengkap tentang tempat persis lahirnya atau bagaimana kehidupan dia selama di Indonesia, yang jelas kemungkinan besar dia hanya sebentar saja disini, untuk kemudian pindah mengikuti orangtuanya yang meneruskan praktik dokter di Jerman.



Setelah menamatkan sekolahnya , Schreiber Volkening mempelajari hukum di Königsberg dan Münich, dilanjutkan dengan mengambil gelar doktoratnya, sehingga di depan namanya ada embel-embel Dr.jur.



Tahun 1932 dia memutuskan untuk mendaftar ke Angkatan Darat (Reichsheer) dan tahun 1934 telah menjadi kadet di Resimen Infanteri ke-16. tanggal 1 April 1936 dia telah dipromosikan menjadi Leutnant, dan memperdalam pengetahuannya akan bahasa Inggris dan Prancis. Promosi menjadi Oberleutnant terjadi di tahun 1939, dan ketika Perang Dunia II pecah, Schreiber Volkening terdaftar sebagai komandan kompi 9 di Resimen Infanteri ke-16 yang merupakan bagian dari Divisi Infanteri ke-22. Dalam penyerbuan Jerman ke Negara-Negara Bawah dan Prancis, dia memperlihatkan kapasitas terbaiknya sebagai seorang perwira, sehingga dianugerahi Ritterkreuz pada tanggal 29 Mei 1940.



Tahun 1941 Schreiber Volkening ditempatkan di Sekolah Militer Potsdam, dan tahun 1942 dia diangkat sebagai Hauptmann (Kapten). Sayangnya, tokoh kita kali ini tidak sempat mencicipi akhir dari peperangan, karena tanggal 9 Agustus 1942 dia telah gugur dalam pertempuran di Reschew, Russia, sebagai staff dari sebuah divisi lapis baja.



Untuk ini saya kutipkan berita dari “Oldenburger Nachrichten” no.224 terbitan 17 Agustus 1942 :



“Tanggal 9 Agustus telah gugur Dr. Hellmuth Schreiber Volkening, seorang Kapten dari sebuah divisi lapis baja, dalam pertempuran defensif yang berat di wilayah tengah dari Front Timur. Dengan kepergiannya, maka Gauhaupt dan kota perbatasan Oldenburg telah kehilangan salah satu putra terbaiknya sekaligus peraih Ritterkreuz, yang namanya berhubungan erat dengan pertempuran gilang gemilang dari resimen kita dalam merebut jembatan-jembatan di Rotterdam, sehingga dengannya pasukan Jerman dapat saling berhubungan di bulan Mei tahun 1940. Dalam pertempuran yang dahsyat ini, dia telah menggantikan para komandan sebelumnya yang telah gugur terlebih dahulu, yaitu Hauptmann Hermann Schrader dan Oberleutnant August Grauting, dan kemudian membawa pasukannya menyerbu jembatan-jembatan yang belum diduduki di Benteng Belanda. Jerih payahnya yang tak kenal lelah dalam bertempur habis-habisan siang dan malam telah membuatnya dianugerahi Ritterkreuz, yang diserahkan langsung dari tangan Reichsmarschall (Hermann Göring).”



“Beberapa bulan setelah penghargaan tersebut, dia ditugaskan ke Sekolah Pelatihan Komando di Potsdam, untuk menurunkan pengalaman bertempurnya yang berharga sebagai guru dan pelatih. Setelah mengikuti sekolah lanjutan di Akademi Militer dan dinaikkan pangkatnya menjadi Hauptmann, dia meminta untuk ditugaskan kembali di front depan pertempuran. Permintaannya dikabulkan, dan dia ditempatkan pertama-tama di artileri, lalu dipindahkan ke divisi panzer. Di saat yang ditakdirkan sebagai hari kematiannya, dia telah menjalani kewajibannya sebagai seorang komandan militer dengan sebaik-baiknya.”



“Kepergiannya ditangisi oleh para kameradnya yang berada di resimen yang sama, yang telah mengenalnya sebagai seorang prajurit yang berdedikasi, seorang teman yang setia, dan seorang pemberi nasihat yang berharga. Sebagai salah seorang penulis artikel rutin di koran resimen kita “Der Waffenträger”, dia telah banyak memberikan buah pikirannya untuk kemajuan resimen, dan tulisan-tulisannya yang tak terhitung tetap dapat kita pelajari sampai saat ini. Dia akan tetap hidup di hati kita sebagaimana dia di mata para prajurit yang telah bertugas di bawah kepemimpinannya. Hanya ada kata-kata sederhana bagi dia, dari keperwiraannya di hari-hari Rotterdam yang panas sampai saat kematiannya : seorang lelaki yang sederhana, rekan seperjuangan yang baik, dan prajurit pemberani. HE.”



Saya sertakan pula kata-kata aslinya yang berbahasa Jerman, kalau-kalau terjemahannya dirasa kurang tepat bagi yang mengerti :



“Am 9 August fiel bei den schweren Abwehrkämpfen im mittleren Abschnitt der Ostfront Dr. Hellmut Schreiber-Volkening, Hauptmann in einer Panzerdivision. Mit ihm verliert die Gauhaupt- und Garnisonstadt Oldenburg einen ihrer Ritterkreuzträger, deren Namen mit den ruhmvollen Kämpfen unseres Regiments um die Brücken von Rotterdam im Mai 1940 unlösbar verknüpft sind. Er folgte seinen Kameraden Oberleutnant August Grauting und Hauptmann Hermann Schrader in den Tod, die mit ihm jene Brücken zur Festung Holland stürmten, im härtesten Ringen durch Tage und Nächte hielten und mit ihm aus der Hand des Reichsmarschalls das Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes für diese entscheidende Waffentat empfingen.”



“Wenige Monate nach dieser Bewährung führte ihn ein Kommando zur Kriegsschule in Potsdam, wo er bis vor kurzem sein reiches militärisches Wissen als Lehrer und Ausbilder verwerten durfte. Ausersehen zum Besuch der Kriegsakademie und zum Hauptmann befördert, suchte er weitere Fronterfahrung – zunächst bei der Artillerie, später in einer Panzerdivision. Am Tage der Beendigung dieses Frontkommandos erfüllte sich sein soldatisches Schicksal.”



“Mit den Kameraden seines Regiments und allen, die ihn als Mensch und Soldaten kannten und schätzten, trauern auch wir um einen unserer treuesten Freunde und Berater. Als Mitarbeiter unserer Beilage „Der Waffenträger“ stellte er unserer Zeitung sein Wissen und seine glänzende Gabe zu schreiben in unzähligen Artikeln zur Verfügung. Er wird uns so unvergessen bleiben wie er in den Herzen seiner Soldaten, die mit ihm die heißen Tage von Rotterdam durchkämpften, weiterleben wird: Ein schlichter Mensch, ein guter Kamerad und ein tapferer Soldat.”





Sumber : www.historic.de





Tidak ada komentar:

Posting Komentar