Senin, 05 Mei 2014

Foto Tokoh Third Reich Yang Menjadi Tawanan Perang

1941

Generalleutnant Johann von Ravenstein (kanan), Kommandeur 21.Panzer-Division, di hari penyerahan dirinya ke tangan pasukan Selandia Baru di Point 175, Afrika Utara, tanggal 29 November 1941. Dia tertangkap saat sedang melakukan inspeksi pengintaian ke posisi depan pasukannya dalam Pertempuran Sidi Rezegh (29 November - 1 Desember 1941). Uniknya, para penangkapnya kemudian berbalik menjadi pesakitan alias tawanan beberapa jam kemudian saat posisi mereka diserang oleh pasukan Jerman. Sayangnya, Ravenstein keburu "diungsikan" ke garis belakang sehingga tidak sempat dibebaskan

-------------------------------------------------------------------

1942

 Oberstleutnant der Reserve Wilhelm Bach (5 November 1892 – 22 Desember 1942) adalah salah satu karakter yang paling tidak biasa dalam tubuh Afrikakorps. Dia merupakan seorang mantan pastor Lutheran yang juga salah satu komandan batalyon terbaik yang dipunyai Erwin Rommel. Meskipun pangkatnya membuat ia selayaknya dihormati, tapi dia adalah salah satu komandan Jerman yang paling bersahabat, paling cu'ek dan paling santai yang berada di bawah komando si Serigala Rumah Makan Padang eh Padang Pasir Rommel! Ketika Erwin Rommel mencapai Afrika di bulan Februari 1941, dia diperkenalkan kepada para perwira yang menyambutnya. Dia tidak tersenyum atau mencoba bersikap bersahabat. Dia tahu tak ada waktu untuk beramah tamah dan ngadu huntu karena dia harus menguji mereka dalam pertempuran terlebih dahulu. Tapi ada satu orang perwira yang begitu dibenci Rommel pada awalnya: dia adalah Hauptmann Bach, seorang veteran pertempuran Prancis sama seperti Rommel dan peraih medali Eisernes Kreuz I klasse. Bach pernah terluka di lututnya sehingga kemana-mana dia selalu membawa tongkat. Rommel tidak menyukai kenyataan bahwa ada seorang komandan pasukan "tidak sehat" di bawah komandonya, apalagi setelah dia mengetahui bahwa Bach juga adalah seorang pendeta Lutheran. Seorang pendeta bertempur??? Tak pernah terbayangkan! Beberapa bulan kemudian, Rommel berbalik mencintai dan mengagumi Bach. "Si Pincang" ternyata adalah master dari meriam artileri 88mm, sehingga seakan-akan benda tersebut menyatu dalam dirinya. Berkali-kali dia memanfaatkan senjata yang sejatinya ditujukan untuk melawan pesawat udara itu untuk menghantam tank-tank Inggris yang mencoba mengancam posisi Jerman. Bahkan meskipun kapten Bach tidak pernah terlihat memakai seragamnya dengan benar (dan kadangkala tampak culun!), dia begitu dicintai para bawahannya. Wajar saja, karena Bach tidak pernah menjaga jarak sejengkalpun, dan dia menganggap para prajuritnya sebagai anak kandung yang diperlakukan dengan penuh kehangatan. Bach adalah salah satu figur yang paling mudah dikenali di seantero Afrikakorps... Rokok yang selalu menempel di mulutnya, kumis ala Hitler dan kacamata miopik, semuanya telah sama diketahui oleh para penembak artileri DAK. Major Bach pula lah yang berhasil menahan serbuan 20.000 pasukan Inggris dari 12th Corps di Halfaya Pass dengan hanya bermodalkan 4.000 orang saja! Dengan gagah berani dia mempertahankan Halfaya Pass (biasa dinamakan dengan "Hellfire Pass" oleh pihak Sekutu) sampai akhirnya pasokan suplainya terputus dan dia sama sekali terkepung tanggal 17 Januari 1942 sehingga kemudian terpaksa menyerah. Sebagai tawanan perang dia dikirimkan ke Kanada dimana dia meninggal karena kanker (saya tidak mendapat data kanker apa, tapi kemungkinan kanker paru-paru karena hobi merokoknya yang gila-gilaan!) akhir tahun itu juga, tepatnya tanggal 22 Desember 1942. Rasa cinta pasukannya ditunjukkan dengan adanya sebuah tanda peringatan dari kayu yang ditempatkan di sudut pemakaman dan terpisah dari kuburannya. Wilhelm Bach sendiri dikuburkan di Woodland Cemetery yang terletak di Kitchener, Ontario (Kanada). Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 9 Juli 1941 sebagai Hauptmann der Reserve dan Kommandeur I.Bataillon / Schützen-Regiment 104 / 5.leichte-Division / Deutsches Afrika-Korps (DAK). Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (7 Mei 1915) dan I.Klasse (31 Januari 1920); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (24 Oktober 1934); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (12 Juni 1940) dan I.Klasse (17 Juli 1940); Verwundetenabzeichen in Schwarz; serta Infanterie-Sturmabzeichen in Silber

-------------------------------------------------------------------

1943

Generalleutnant Heinrich-Anton Deboi (6 April 1893 - 20 Januari 1955) masuk ketentaraan sebagai Fähnrich di 2. Infanterie-Regiment "Kronprinz" tanggal 6 Juli 1912. Dia ikut berpartisipasi dalam Perang Dunia Pertama di Front Barat dan mendapatkan beberapa medali sebagai penghargaan atas kontribusinya. Di masa Reichswehr dia menjabat sebagai komandan kompi di Infanterie-Regiment 19, sementara ketika perang pecah kembali tahun 1939, Deboi sudah menjadi komandan resimen di 57. Infanterie-Division. Jabatan ini terus dipegangnya sampai tanggal 30 Januari 1942 ketika dia diangkat sebagai komandan sementara 44. Infanterie-Division. Pada tanggal 1 Mei 1942 Deboi ditunjuk sebagai komandan 295. Infanterie-Division, tapi hanya berselang sehari kemudian dia dibalikkan lagi sebagai komandan tetap 44. Infanterie-Division! Divisinya merupakan bagian dari 6. Armee dan karenanya ikut serta dalam Pertempuran Stalingrad. Di pertempuran yang super brutal ini divisinya hancur lebur (begitu juga sebagian besar divisi 6. Armee lainnya), tapi kepahlawanan Deboi membuatnya dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 10 September 1942 sebagai Generalmajor dan Kommandeur 44.Infanterie-Division / LI.Armeekorps / 6.Armee / Heeresgruppe B. Deboi dan banyak perwira tinggi Wehrmacht lainnya ditangkap oleh pasukan Soviet di neraka Stalingrad tanggal 28 Januari 1943. Dia meninggal dalam tahanan bulan Januari 1955 (versi lain 5 Juli 1955) di rumah sakit kamp #48 Černcy akibat dari Uremia. Jenazahnya kemudian dikuburkan di Ležnevo (Černcy). Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Bayerische Militär-Verdienst-Orden IV. Klasse mit Schwertern; 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse; Verwundetenabzeichen 1918 in Silber; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnungen 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille); serta Deutsches Kreuz in Gold (21 Februari 1942). BTW. foto ini diambil saat menyerahnya Deboi ke tangan Rusia tanggal 28 Januari 1943, tapi anehnya dia tidak mengenakan medali Ritterkreuz di lehernya!


 General der Panzertruppe Gustav von Vaerst (Oberbefehlshaber 5. Panzerarmee) menyerahkan diri bersama dengan pasukannya yang sudah babak belur ke tangan Lieutenant-General Omar N. Bradley (Panglima II Corps Amerika Serikat) di dekat Bizerta, Tunisia, tanggal 9 Mei 1943. Dia kemudian dikirimkan ke Trent Park Camp 11 Inggris dan menjalani masa penahanan disana dari tanggal 16 Mei 1943 s/d 1 Juni 1943, sebelum ditransfer ke berbagai kamp tawanan sampai tahun 1946/1947. Nomor registrasi tawanannya adalah 18808. Beberapa hari kemudian, tepatnya pada tanggal 12 Mei 1943, Generaloberst Hans-Jürgen von Arnim (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Afrika) ditemani oleh General der Panzertruppe Hans Cramer (Kommandierender General Deutsche Afrikakorps) giliran yang menyerahkan diri di Sainte-Marie du-Zit (Tunisia) ke Lieutenant-General Charles W. Allfrey (Komandan V Corps) dan Major-General Francis Tuker (Komandan 4th Indian Division). Keesokan paginya Maresciallo d'Italia Giovanni Messe menyerah bersama sisa-sisa Tentara Pertama Italia-nya ke tangan Major-General Sir Bernard Freyberg (Komandan 2nd New Zealand Division), sehingga dengannya mengakhiri keberadaan pihak Poros di Afrika Utara. Dalam foto ini Vaerst adalah bapak-bapak berkumis dengan Ritterkreuz di leher, sementara di sebelah kanannya (yang sedang menyeruput rokok cap "Kurang Garam") adalah Generalleutnant Karl Bülowius (General der Pioniere dieses Oberkommando Heeresgruppe Afrika und Kommandeur Division von Manteuffel)



 Generalleutnant Theodor Graf von Sponeck (kiri, Kommandeur 90. leichte Afrika-Division) diterima oleh Major-General Charles Keightley (tengah, Commander 6th Armoured Division) dan Lieutenant-General Bernard Freyberg (Commander X Corps) di Bou Ficha tanggal 13 Mei 1945 setelah Sponeck secara resmi menyerahkan diri pada Keightley sehari sebelumnya. Seorang penterjemah (kanan) menjadi penghubung pembicaraan di antara mereka


 General Bernard Montgomery (duduk di tengah, Commander Eighth Army Inggris) sedang merundingkan lokasi pengumpulan pasukan Poros yang menyerah bersama dengan dua orang mantan musuhnya: Maresciallo d'Italia Giovanni Messe (kiri, Comando della 1ª Armata) dan Generalmajor Kurt Freiherr von Liebenstein (kanan, Kommandeur 164. leichte Afrika-Division). Foto diambil oleh Sergeant Currey di markas Eighth Army tanggal 13 Mei 1943. Hanya tiga hari sebelumnya (10 Mei 1943) Liebenstein dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, dan setelah penyerahan dia mendapat nama sebagai "komandan dari unit tempur utama terakhir Jerman yang menyerahkan diri di Afrika Utara"!


 Generaloberst Hans-Jürgen von Arnim (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Afrika) turun dari tangga pesawat transport Sekutu setelah tiba di Aljir, Aljazair, pada tanggal 14 Mei 1943. Seiring dengan menciutnya kantong pertahanan Jerman di Afrika Utara, Erwin Rommel dan Albert Kesselring ditarik mundur sementara Arnim diserahi tanggungjawab untuk mengambil alih komando sisa-sisa pasukan Jerman yang masih tersisa di pantai sekitar Tunis. Ofensif Sekutu terakhir dimulai tanggal 19 April 1943, dan meskipun Arnim berusaha sekuat tenaga untuk manahannya, Tunis jatuh ke tangan musuh tanggal 7 Mei. Lima hari kemudian, tanggal 12 Mei, Arnim menyerah. Keesokan harinya pasukan Poros terakhir di Afrika menurunkan senjata mereka, dan dengan ini berakhirlah peran Afrikakorps yang terkenal. Setelah ditangkap, Arnim meminta untuk dipertemukan dengan Dwight D. Eisenhower, panglima pasukan Sekutu di Mediterania. Tapi permintaan ini tidak bisa dipenuhi karena Eisenhower telah bersumpah sebelumnya untuk tidak akan menemui satu perwira Jerman pun sampai dengan mereka menyerah seluruhnya! Arnim menghabiskan masa sisa perang sebagai tawanan perang Inggris dan kemudian ditahan bersama dengan 24 orang jenderal Jerman lainnya di Camp Clinton, Mississippi (Amerika Serikat). Dia baru dibebaskan tanggal 1 Juli 1947.


Generaloberst Hans-Jürgen von Arnim (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Afrika) dalam foto tertanggal 15 Mei 1943, tiga hari setelah dia tertangkap oleh Sekutu dan beberapa saat sebelum diterbangkan ke kamp tawanan di Inggris. Di belakangnya (sama-sama memakai Ritterkreuz) adalah General der Panzertruppe Hans Cramer (Kommandierender General der Deutsche Afrikakorps)



Generaloberst Hans-Jürgen von Arnim (Befehlshaber der Heeresgruppe "Afrika") sebagai tawanan perang Inggris bulan Mei 1943. Dia ditawan oleh pasukan India dari 4th Infantry Division Inggris tanggal 12 Mei 1943. Arnim menuntut untuk dipertemukan dengan jenderal Dwight D. Eisenhower yang sederajat dengannya, tapi sebelumnya Eisenhower telah bersumpah untuk tidak bertemu dengan perwira Jerman seorang pun sebelum berakhirnya perang sehingga permintaan tersebut tidak bisa dipenuhi! Arnim menghabiskan sisa perang sebagai tawanan di Camp Clinton, Mississippi, bersama dengan 24 orang jenderal Jerman lainnya, Dia baru dibebaskan tanggal 1 Juli 1947


Dalam foto bertanggal 16 Mei 1943 ini, dua orang jenderal Jerman menunggu untuk diberangkatkan ke Camp tawanan perang Trent Park setelah menyerah ke tangan Sekutu. Generaloberst Hans-Jürgen von Arnim (Befehlshaber der Heeresgruppe "Afrika") berdiri paling kiri, sementara General der Panzertruppe Hans Cramer (Befehlshaber und Kommandierender General des Deutschen Afrikakorps) kedua dari kanan. Yang nongkrong paling kanan adalah Oberleutnant Erdmann von Glasow (Perwira Suplai Afrikakorps). Yang munggungin di tengah? Itu mah tebak sendiri dah, soalnya gak keliatan mukanya!


Generalleutnant Friedrich "Fritz" von Broich (kiri) dan Generalleutnant (Luftwaffe) Gotthard Frantz saat menyerahkan diri ke tangan pasukan Inggris di Gombalia, Tunisia, tanggal 12 Mei 1943. Saat itu Broich menjabat sebagai komandan 10.Panzer-Division, sementara Frantz sebagai komandan 19.Flak-Division Afrika (motorisiert)


General der Panzertruppe Hans Cramer bersama dengan Major von Meyer setelah menyerah tanggal 12 Mei 1943 di Afrika Utara. Dari tanggal 16 Mei 1943 s/d Februari 1944 dia (bersama jenderal dan perwira tinggi Jerman lainnya) ditawan oleh Inggris di Trent Park. Karena menderita penyakit asma parah, dia dibebaskan bulan Mei 1944 dan kembali ke Jerman dalam program pertukaran tawanan perang. Dalam perjalanan repatriasinya, dia diperbolehkan melihat 21st Army Group Sekutu dalam persiapan invasi mereka ke Eropa Daratan. Ini sebenarnya hanya sebagian dari taktik Sekutu untuk membodohi pihak Jerman yang dinamakan sebagai Operation Fortitude, yang dilakukan sebelum D-Day. Setelah repatriasi, dia aktif kembali dalam kemiliteran dan ditunjuk sebagai panglima Panzergruppe West di Prancis. Tapi sebagai mantan tawanan perang dia menjadi pihak yang dicurigai setelah terjadinya peristiwa plot 20 Juli dan dari tanggal 26 Juli 1944 s/d 5 Agustus 1944 Cramer ditahan oleh Gestapo di Prinz-Albrecht-Strasse di Berlin. Tidak hanya itu, dia dipecat dari Wehrmacht tanggal 14 September 1944, dan dari tanggal 24 Desember 1944 sampai berakhirnya perang dia menjadi tahanan rumah. Dari bulan Mei 1945 s/d 15 Februari 1946 dia ditunjuk oleh Inggris sebagai komandan tertinggi pasukan Jerman yang ditawan di Holstein


 
Para perwira tinggi Wehrmacht dalam perjalanan menggunakan pesawat menuju kamp tawanan perang tak lama setelah menyerahnya pasukan Jerman di Afrika awal Mei 1943. Yang memakai kacamata hitam adalah Oberst Alfred Koester, sementara jenderal Luftwaffe di sebelahnya adalah Generalmajor Dipl.-Ing. Gerhard Bassenge. Keduanya adalah peraih Deutsches Kreuz in Gold; Koester tanggal 21 April 1943 sementara Bassenge 15 Juli 1942. Sedikit tambahan informasi yang menarik mengenai Koester bisa dibaca di bawah!



Oberst Alfred Koester mengenakan sendiri medali Ritterkreuz yang diraihnya pada tanggal 13 Mei 1943 sebagai Kommandeur Panzergrenadier-Regiment 200/90.Leichte Afrika-Division. Ironisnya, di tanggal ini pula dia menyerah ke tangan pasukan Amerika di Tunisia dan harus menghabiskan sisa numpang-nampang dengan medali barunya di sepanjang masa perang yang tersisa di kamp tawanan perang Camp Clinton! Dalam foto bawah terlihat dia sudah memakai seragam lengkap yang memperlihatkan medali Deutsches Kreuz in Gold yang didapatkannya tanggal 21 April 1943


Generalfeldmarschall Friedrich Paulus (memakai schirmmütze) di hari penyerahan dirinya tanggal 31 Januari 1943. Pria bercambang memakai ushanka adalah Generalleutnant Arthur Schmidt (Chef des Generalstabes 6.Armee), sementara yang memakai jaket bulu adalah ajudan Paulus, Oberst Wilhelm Adam. Mereka sedang berangkat untuk menemui Mikhail Shumilov, komandan 64th Army Soviet, di Beketovka. Foto oleh Georgi Lipskerov


Generalfeldmarschall Friedrich Paulus dan Generalleutnant Arthur Schmidt (Chef des Generalstabes 6.Armee) di hari penyerahan dirinya. Hubungan sang Marsekal dan kepala staff-nya begitu dekat. Sebelum Paulus diinterogasi oleh Soviet dia bertanya kepada Schmidt bagaimana dia harus bersikap. Schmidt menjawab, "Ingat bahwa kau adalah Marsekal AD Jerman". Disini, berdasarkan kesaksian interogator Soviet, Schmidt menggunakan kata "du" (kau) untuk memanggil Paulus dan bukannya "Herr Feldmarschall" seperti layaknya bawahan kepada atasan!


Generalfeldmarschall Friedrich Paulus dan Oberst Wilhelm Adam (Adjudant AOK 6.Armee). Sang ajudan meraih Ritterkreuz tanggal 17 Desember 1942. Seusai perang dia berkarir di Kasernierte Volkspolizei Jerman Timur dan pensiun dengan pangkat Generalmajor. Sebelumnya dia adalah Nasional-Sosialis tulen yang ikut serta dalam kudeta Hitler yang gagal di Münich tahun 1923


Generalfeldmarschall Friedrich Paulus bersiap untuk menjalani interogasi pertamanya sebagai tawanan perang Rusia tanggal 31 Januari 1943, di hari yang sama dengan penyerahan 6.Armee di kantong Stalingrad. Kita bisa melihat di foto ini, foto sebelum dan sesudahnya bagaimana depresi dan kesedihan luar biasa begitu tampak di wajahnya!



Para komandan korps Wehrmacht yang menyerah di Stalingrad tanggal. Baris depan dari kiri ke kanan: General der Infanterie Karl Strecker (Kommandierender General XI. Armeekorps), General der Artillerie Walther von Seydlitz-Kurzbach (Kommandierender General LI. Armeekorps), Generaloberst Walter Heitz (Kommandierender General VIII. Armeekorps), dan General der Artillerie Max Pfeffer (Kommandierender General IV. Armeekorps). Semuanya menyerah pada tanggal 31 Januari 1943 kecuali Strecker yang menyerah pada tanggal 2 Februari 1943


Para perwira tinggi Wehrmacht yang menyerah di Stalingrad tanggal 2 Februari 1943. Yang memakai ushanka putih (topi bulu khas Rusia) adalah Generalleutnant Arno von Lenski (Kommandeur 24. Panzer-Division), sementara di sebelah kanannya adalah Generalmajor Martin Lattmann (Kommandeur 389. Infanterie-Division). Komandan "asli" 389. Infanterie-Division sebenarnya adalah Generalmajor Erich Magnus (Kommandeur 389. Infanterie-Division), tapi karena dia menderita sakit maka dari sejak tanggal 19 Januari 1943 tampuk kepemimpinan dipegang untuk sementara oleh Lattmann walaupun, di dalam kertas, jabatan resmi Magnus masih sebagai komandan divisi infanteri tersebut



Para perwira Wehrmacht yang menyerah di Stalingrad tanggal 2 Februari 1943. Yang memakai monokel di tengah adalah Oberst Dr.-ing. Albrecht Czimatis yang merupakan Führer 305. Infanterie-Division setelah komandan aslinya, Oberst im Generalstab Bernhard Steinmetz, terluka dalam pertempuran tanggal 3 Januari 1943. Deutsches Kreuz in Gold yang tertempel di dadanya didapatkannya tanggal 2 Juli 1942 sebagai Kommandeur Artillerie-regiment 83 / 100.Jäger-Division. Disini kita juga bisa melihat Oberst im Generalstab Bernd Leonid von Pezold (memakai seragam hitam Panzertruppen) yang merupakan Ia Erster Generalstabsoffizier (Führung und Ausbildung) dari 14. Panzer-Division; serta Generalmajor Hans-Adolf von Arenstorff (memakai ushanka di belakang Czimatis) yang merupakan Kommandeur 60. Infanterie-Division (motorisiert)



 Para perwira tinggi Wehrmacht yang menyerah di Stalingrad. Dari kiri ke kanan: General der Infanterie Karl Strecker (Kommandierender General XI. Armeekorps), Generalleutnant Werner Sanne (Kommandeur 100. Jäger-Division), Generalmajor Erich Magnus (Kommandeur 389. Infanterie-Division), perwira Heer tak dikenal (membelakangi kamera), dan Generalleutnant Carl Rodenburg (Kommandeur 76. Infanterie-Division)



Generalfeldmarschall Friedrich Paulus bertemu dengan jenderal-jenderal Jerman lainnya yang ditawan di Stalingrad, 4 Februari 1943. 1.Generalleutnant Alexander Edler von Daniels (Kommandeur 376.Infanterie-Division). 2.Generalleutnant Hans-Heinrich Sixt von Armin (Kommandeur 113.Infanterie-Division). 3.Generaloberst Walter Heitz (Oberbefehlshaber 15.Armee). 4.Oberst Wilhelm Adam (Adjudant AOK 6.Armee). 5.Generalfeldmarschall Friedrich Paulus (Oberbefehlshaber 6.Armee)


Generalfeldmarschall Friedrich Paulus diwawancarai oleh wartawan Soviet setelah menyerah. Di sebelah kirinya adalah Generalleutnant Arthur Schmidt (Chef des Generalstabes 6.Armee). Schmidt lah yang secara de facto menjadi komandan 6.Armee di hari-hari terakhir pertempuran Stalingrad ketika Paulus menderita depresi berat akibat kepungan Rusia


Interogasi terhadap Generalfeldmarschall Friedrich Paulus yang dilaksanakan di Markas besar Front Don Tentara Merah. Dari kiri ke kanan: General-Polkovnik (Kolonel Jenderal) Konstantin Rokossovskiy; Marshal roda voisk (Marsekal Artileri) Konstantin Nikolay Voronov; penterjemah Kapten Nikolay Dyatlenko; dan Marsekal Paulus. Paulus sendiri menyerahkan diri pada pasukan 64th Army di bawah komando Mikhail Shumilov


Friedrich Paulus di markas besar Tentara Merah di Stalingrad sedang menunggu untuk diinterogasi tanggal 1 Maret 1943. Dia adalah Marsekal pertama Jerman yang menjadi tawanan perang, dan membuyarkan harapan Hitler bahwa dia akan bertempur sampai mati (atau mengambil hidupnya dalam kekalahan). Yang ada malahan, dia menjadi vokal terhadap Nazi selama dalam tahanan Soviet, dan kemudian menjadi saksi yang memberatkan terdakwa dalam persidangan Nürnberg periode 1945-1946!


Para perwira tinggi 6.Armee dalam tawanan Soviet, dari kiri ke kanan: Generalleutnant Arthur Schmidt (Chef des Generalstabes 6.Armee); Generalfeldmarschall Friedrich Paulus (Oberbefehlshaber 6.Armee); Oberst Wilhelm Adam (Adjudant AOK 6.Armee); dan General der Artillerie Walther von Seydlitz-Kurzbach (Kommandierender-General LI.Armee-Korps). Disini Paulus mengenakan kragenspiegel (tanda pangkat kerah) Generalfeldmarschall. Pada tanggal 25 Februari 1943 sang Marsekal meminta pihak berwenang Rusia di kamp Krasnogorsk untuk mengizinkan dirinya mengontak atase militer Jerman di Turki, Generalleutnant Hans Rohde. Dia kemudian meminta enam pasang insignia Generalfeldmarschall agar bisa mengenakannya di masa depan. Perlu diingat bahwa Paulus dipromosikan sebagai Marsekal di hari terakhir penyerahan dirinya di Stalingrad, jadi pada saat itu dia masih memakai insignia Generaloberst. Yang jelas, jahitan kragenspiegel-nya sendiri tampak tidak terlalu rapi!


Foto-foto Friedrich Paulus sebagai tahanan Soviet bersama dengan Generalleutnant Arthur Schmidt. Pada awalnya dia menolak tawaran kerjasama dari pihak musuh, namun kemudian setelah Plot 20 Juli 1944 Paulus menjadi pengkritik yang sangat vokal terhadap rezim Nazi Jerman. Dia lalu bergabung dengan Nationalkomitee Freies Deutschland (Komite Nasional untuk Jerman Merdeka) yang disponsori Rusia dan secara terang-terangan meminta negaranya untuk menyerah. Tidak heran dia lalu dianggap oleh Hitler sebagai pengkhianat dan keluarganya pun ditangkap


 Jenderal-jenderal Axis yang ditawan oleh Soviet di akhir Pertempuran Stalingrad tanggal 14 Februari 1943. Dari kiri ke kanan: General de Brigada Romulus Dimitriu (Komandan Divisi Infanteri Rumania ke-20), Generalmajor Alexander Edler von Daniels (Kommandeur 376. Infanterie-Division), Generalleutnant Helmuth Schlömer (Kommandierender General XIV. Panzerkorps), Generalmajor Moritz von Drebber (Kommandeur 297. Infanterie-Division), dan Generalstabsarzt Dr. Otto Renoldi (Armeearzt 6. Armee)


Para jenderal Wehrmacht di Stalingrad yang difoto di musim semi/panas 1943 saat telah menjadi tawanan Rusia: 1.Generalmajor Dr.rer.pol. Otto Korfes (Kommandeur 295.Infanterie-Division); 2.Generalleutnant Arno von Lenski (Kommandeur 24.Panzer-Division); 3.Oberst i.G. Wilhelm Adam (Adjudant AOK 6.Armee); 4.Generalfeldmarschall Friedrich Paulus (Oberbefehlshaber 6.Armee); 5.Generaloberst Walter Heitz (Oberbefehlshaber 15.Armee); 6.Generalstabsarzt Prof.Dr. Otto Renoldi (Armeearzt 6.Armee); 7.susah dilihat mukanya!; dan 8.Generalleutnant Carl Rodenburg (Kommandeur 76. Infanterie-Division)



Generalfeldmarschall Friedrich Paulus (23 September 1890 – 1 Februari 1957) mengawali karir militernya bulan Februari 1910 sebagai kadet perwira di Infanterie-Regiment 111 setelah sebelumnya mencoba masuk Kaiserliche Marine tapi gagal. Dia menghabiskan sebagian besar Perang Dunia Pertama sebagai perwira staff di berbagai posisi. Setelahnya Paulus menjadi salah satu dari hanya 4.000 perwira yang bergabung dengan Reichswehr. Disini pun dia tetap menjabat sebagai perwira staff, bahkan setelah menjadi jenderal dan ikut berpartisipasi dalam Perang Dunia II. Dia diangkat sebagai Oberbefehlshaber 6. Armee tanggal 1 Januari 1942 dan tak lama telah memimpin pasukannya menuju Stalingrad. Pada awalnya 6. Armee mengepung pasukan Soviet yang bertahan, tapi kemudian mereka balik dikepung oleh pasukan Soviet lain yang menyerbu dari luar. Meskipun kepungan musuh semakin menyempit dan para jenderalnya memohon untuk membebaskan diri, tapi paulus keukeuh tinggal di Stalingrad karena takut menyalahi perintah Hitler yang memerintahkannya untuk bertahan sembari menjanjikan bantuan dari darat dan udara. Pada akhirnya semuanya hanya janji belaka, dan pada tanggal 31 Januari dia dan sebagian besar dari 91.000 orang pasukannya menyerahkan diri ke tangan Rusia. Di hari yang sama Hitler memberinya pangkat Generalfeldmarschall sebagai isyarat kepada sang jenderal untuk bunuh diri karena tidak pernah ada dalam sejarahnya marsekal Jerman yang tertangkap hidup-hidup oleh musuh! Di dalam penjara Paulus malah menjadi tokoh vokal penentang Hitler dan bergabung dengan Nationalkomitee Freies Deutschland yang disponsori oleh Soviet, dan seusai perang dia tinggal di Jerman Timur sampai akhir hayatnya. Medali dan penghargaan yang diraihnya di antaranya adalah: 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (21 September 1939) dan I.Klasse (27 September 1939); serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (26 Agustus 1942) mit Eichenlaub #178 (15 Januari 1943). BTW, foto di atas diambil tanggal 31 Januari 1943 saat dia menyerahkan diri di Stalingrad

General der Artillerie Walter von Seydlitz-Kurzbach (22 Agustus 1888 – 28 April 1976) bertempur di dua front (Barat dan Timur) dalam Perang Dunia Pertama. Dia tetap menjadi perwira profesional selama masa Reichswehr. Dari tahun 1940-1942 Seydlitz-Kurzbach menjadi komandan 12. Infanterie-Division dan berperan besar dalam terobosan keluar Wehrmacht dari pengepungan Soviet di Demjansk. Dalam Pertempuran Stalingrad dia menjadi Kommandierender General LI. Armeekorps. Dia merupakan salah satu perwira tinggi Jerman yang ngotot untuk menerobos kepungan musuh meskipun secara terang-terangan melanggar perintah Hitler. Ketika Oberbefehlshaber 6. Armee Generalfeldmarschall Friedrich Paulus memecatnya, Seydlitz-Kurzbach melarikan diri bersama dengan beberapa orang perwira Jerman di tengah berondongan peluru dari pihaknya sendiri! Dia ditangkap Rusia, dan tak lama kemudian telah menjadi kolaboratornya yang paling setia dengan menjadi anggota Nationalkomitee Freies Deutschland, organisasi anti-Nazi yang anggota-anggotanya diambil dari tawanan Jerman di kamp Soviet. Akibatnya, Seydlitz-Kurzbach seakan menjadi Vlasov-nya Nazi, dan keberadaannya dimanfaatkan oleh propaganda Rusia semaksimal mungkin. Ironisnya, sesuai perang dia didakwa oleh tuan barunya Soviet atas tuduhan kejahatan perang terhadap tawanan Rusia sewaktu menjadi jenderal Wehrmacht! Medali dan penghargaan yang diraihnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (19 September 1914) dan I.Klasse (21 Oktober 1915); 1914 Verwundetenabzeichen in Silber; Ritterkreuz mit Schwertern des Königlichen Hausordens von Hohenzollern (16 Oktober 1918); Hamburgisches Hanseatenkreuz; Ehrenkreuz für Frontkämpfer; Wehrmacht-Dienstauszeichnung I.Klasse 25-jährige; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (17 Mei 1940) dan I.Klasse (22 Mei 1940); serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (15 Agustus 1940) mit Eichenlaub #54 (31 Desember 1941). Foto di atas diambil tak lama setelah Seydlitz-Kurzbach menyerahkan diri, dimana dia mengenakan topi bulu ushanka tebal khas Rusia, dan tak ada satu pun medali era Perang Dunia II yang dia kenakan!

-------------------------------------------------------------------

1944


Jenderal Prancis Jacques Leclerc (berdiri) bersama dengan musuhnya yang telah terkalahkan, General der Infanterie Dietrich von Choltitz (duduk menunduk), meninggalkan markas besar kepolisian Paris di tengah-tengah kerumunan warga sipil yang bersorak-sorai tak lama setelah penyerahan resmi tentara Jerman tanggal 25 Agustus jam 15:00. Di sore itu pula Choltitz dibawa keluar dari kota menuju kamp tawanan perang Sekutu

 
General der Flieger Friedrich Christiansen, mantan panglima Wehrmacht di Belanda, sedang digiring menuju ruangan sidang yang berlokasi di sebuah villa di Velperweg di Arnhem, 20 Juli 1948. Pada tanggal 12 Agustus tahun yang sama dia dijatuhi hukuman kurungan selama 12 tahun karena dianggap bersalah atas perintahnya membakar sebuah desa Belanda bernama Putten serta memerintahkan 660 penduduknya dideportasi ke kamp konsentrasi Neuengamme (hanya 120 orang yang berhasil kembali hidup-hidup). Christiansen kemudian dibebaskan tahun 1951 dan meninggal dunia tanggal 3 Desember 1972, 9 hari sebelum ulangtahunnya yang ke-91, di Aukrug. Perhatikan bahwa di foto paling bawah, dia dan kedua penjaganya berjalan melewati sebuah taman yang memasang plang bertuliskan "verboden wandeling"(dilarang berjalan)!

 Generalleutnant Kurt Dittmar setelah menyerahkan diri kepada 30th Infantry Division Amerika yang lebih dikenal sebagai "Old Hickory Division", 28 April 1945. Saat itu Dittmar menjabat sebagai komentator Rundfunk di OKH. Dalam foto ini (dan foto setelahnya), tak tampak medali Vapaudenristin Ritarikunta (Order of the Cross of Liberty) Finlandia di lehernya. Apakah dia melepaskannya, atau digaruk maling? Entahlah! BTW, Bocah yang duduk di sebelahnya adalah anaknya yang baru berusia 16 tahun


Generalleutnant Kurt Dittmar bersama dengan tentara Amerika yang menawannya. Tampak jelas bahwa ketegangan telah sirna dari wajahnya dan suasananya pun tidak terlalu kaku antara kedua pihak yang notabene bermusuhan ini. Dalam foto atas, anaknya masih ikut ngikut-ngikut bapaknya! Dittmar menghabiskan waktu sebagai tahanan Sekutu dari tanggal 25 April 1945 s/d 18 Mei 1948


 Oberst Andreas von Aulock (Festungskommandant St. Malo) duduk santai sambil menghisap sebatang rokok di atas mobil jip tak lama setelah dia dan pasukannya menyerahkan diri ke tangan pasukan Amerika di St. Malo, Brittany (Prancis), tanggal 17 Agustus 1944. Berhari-hari setelah kota St. Malo sendiri jatuh ke tangan Amerika, pasukan Jerman tetap bertempur dengan gigih di benteng tua kota tersebut dimana mereka berkubu sampai 18 meter di dalam tanah! Di siang tanggal 17 Agustus 1944, setelah bombardir gencar artileri disusul dengan hantaman napalm (bom bakar) yang tak kenal ampun, sang komandan fanatik von Aulock akhirnya mengirimkan bendera putih dan secara resmi menyerah bersama ke-400 orang tentaranya yang tersisa (dari jumlah awal 12.000 orang!) setelah tiga minggu bertempur, meskipun sebelumnya dia telah bersumpah akan bertahan sampai titik darah penghabisan! Uniknya, dalam foto di atas dia mengenakan jaket kamuflase Luftwaffen-Splittermuster 41 (Buntfarbenaufdruck) yang, sesuai namanya, biasa dikenakan oleh anggota Luftwaffe terutama Fallschirmjäger!


Generalleutnant Otto Elfeldt merupakan mantan perwira artileri dalam Perang Dunia I. Pada Perang Dunia II dia sempat memimpin 302.Infanterie-Division di Front Timur tapi kemudian dipindahtugaskan ke Front Barat untuk mengepalai LXXXIV Armeekorps dalam pertempuran di Normandia. Saat berusaha untuk lolos dari jepitan pasukan Sekutu di belakang celah Falaise (tepatnya di Hill 113, timur-laut Chambois, Prancis), dia dan staff-nya tertangkap oleh 10.PSK yang merupakan unit pengintai dari Divisi Lapis Baja Polandia pertama tanggal 20 Agustus 1944. Karena kurangnya penjaga dan lokasi penampungan, sang jenderal dan tawanan Jerman lainnya lalu diserahterimakan ke pasukan Amerika. Elfeldt lalu dimasukkan ke kamp tawanan Inggris dan baru dibebaskan tanggal 14 Januari 1948. Medali tertinggi yang diraih Elfeldt adalah Deutsches Kreuz in Gold yang didapatnya tanggal 17 November 1943 sebagai Generalleutnant dan komandan 302.Infanterie-Division



Generalmajor Botho Henning Elster menyerahkan diri bersama dengan 20.000 orang pasukannya ke tangan Major General Robert C. Macon dari 83rd Infantry Division Amerika tanggal 15 September 1944. Di foto ini tampak kedua jenderal yang berseteru saling memberi hormat


Generalmajor Botho Elster menyerahkan diri bersama dengan 20.000 orang pasukannya ke tangan Major General Robert C. Macon dari 83rd Infantry Division Amerika tanggal 15 September 1944. Lt. Col. Bertram Kalisch (kiri), Forest Milles, LI, NY, dan Lt. Col. J. K. French (kanan), Fairfax County, VA, sedang mendiskusikan syarat-syarat penyerahan bersama dengan Elster dan staffnya di sungai Loire. Meskipun jelas-jelas sang jenderal Jerman telah menyerahkan 20.000 orang pasukannya, tapi dia tampak ceria dan tanpa beban!


Generalmajor Botho Elster menyerahkan diri bersama dengan 20.000 orang pasukannya ke tangan Major General Robert C. Macon dari 83rd Infantry Division Amerika tanggal 15 September 1944.Disini dia sedang merundingkan syarat-syarat penyerahan bersama dengan staffnya dan Lt. Col. J. K. French, Fairfax County, VA (kedua dari kanan)


Generalmajor Botho Elster menyerahkan diri bersama dengan 20.000 orang pasukannya ke tangan Major General Robert C. Macon dari 83rd Infantry Division Amerika tanggal 15 September 1944. Dengan dikelilingi oleh staffnya, Elster memberikan pidato terakhir kepada 20.000 orang pasukannya yang masih tersisa di Romorantin dekat sungai Loire, Prancis. Dia memberitahukan bahwa pihak Jerman dan pihak Amerika telah mencapai persetujuan mengenai syarat-syarat penyerahan


Generalmajor Botho Elster menyerahkan diri bersama dengan 20.000 orang pasukannya ke tangan Major General Robert C. Macon dari 83rd Infantry Division Amerika tanggal 15 September 1944. Syarat dan kondisi penyerahan massal ini didiskusikan oleh Lt. Col. Jules K. French, perwira penghubung Amerika, dengan Elster dan anakbuahnya. Mereka akan segera berangkat ke Beaugency, Prancis, untuk menandatangani penyerahan resmi 20.000 orang pasukan


Dari kiri ke kanan: Generalmajor Hans von der Mosel (Chef des Stabes des Festungskommandanten Brest), Konteradmiral Otto Kähler (Seekommandant der Bretagne und Festungskommandant von Brest) dan Generalmajor Hans Kroh (Kommandeur 2. Fallschirmjäger-Division). Mereka adalah para dedengkot Benteng Brest yang menyerahkan diri bersama pasukannya di Distrik St. Pierre, Brest, tanggal 18 September 1944 ke tangan tentara Amerika pimpinan Lieutenant Colonel Anthony Miller, Jr. (Commander 2nd Battalion/115th Infantry Regiment/29th Infantry Division)


Hauptmann Albert Ernst dengan wajah lesu setelah penyerahan diri schwere Panzerjäger-Abteilung 512 di Iserlohn yang berada di Kantong Ruhr. Peristiwa ini telah menarik banyak pemerhati dari warga sekitar. Ernst adalah jagoan pemburu panzer dengan 55 kemenangan dan dijuluki "Harimau dari Vitebsk"

 Generalleutnant Otto Fretter-Pico (kedua dari kiri) menyerahkan diri ke tangan Pasukan Ekspedisi Brasil (Forca Expedicionaria Brasileira) di Fornovo di Taro, Parma, Italia, tanggal 28 April 1945. Pada saat itu dia menjadi komandan Kampfgruppe Fretter-Pico yang merupakan gabungan dari 148. Infanterie-Division (Jerman) serta RSI Bersaglieri Division (Italia)


Generalleutnant Otto Fretter-Pico (kanan) bersama dengan jenderal Olympo Falconiére da Cunha di Ponte Scodogna, Italia, tanggal 30 April 1945. Da Cunha adalah Kepala Inspektur Pasukan Ekspedisi Brasil (Forca Expedicionaria Brasileira) yang menerima penyerahan diri Fretter-Pico dan pasukannya



Melihat wajah SA-Oberführer yang menjadi tawanan di atas, mungkin mengingatkan anda pada seseorang? Yup! Dia adalah kakak dari Menteri Propaganda Nazi Joseph Goebbels. Namanya adalah Hans Johann Friedrich "Fritz" Goebbels (1895-1947). Banyak hal menarik yang bisa diambil dari foto "sederhana" ini. Yang pertama adalah pemakaian sabuk badan, yang kebanyakan sudah tidak umum digunakan pada pertengahan sampai akhir perang. Yang kedua adalah ekspresi Hans yang tampak "garang". Saya jadi ragu, sebenarnya siapa sih yang jadi tawanan disini? Hehehe... yang terakhir adalah sangat jarang kita melihat para pejabat tingkat tinggi Nazi atau Polizei yang tertangkap saat memakai pakaian partai mereka. Ini karena mereka sadar bahwa mereka-mereka inilah yang umumnya dijadikan target nomor satu untuk digaruk oleh Sekutu dan Rusia, makanya biasanya mereka berusaha sedapat mungkin melarikan diri atau, kalau tidak, menyerahkan diri dengan sebelumnya menanggalkan seragam Nazi mereka. Berbeda sangat dengan Hans Goebbels, yang dengan PD ditawan memakai seragam SA, lengkap dengan pita lengan swastikanya! Yang jadi pertanyaan adalah: Kemanakah semua medalinya? Apakah dicopot atau dirampas oleh penawannya?


Oberstleutnant im Generalstab Heinz-Günther Guderian (Ia Erster Generalstabsoffizier 116. Panzer-Division "Windhund"), anak dari jenderal panzer terkenal Generaloberst Heinz Guderian. Dia menyerahkan diri ke tangan 7th Armoured Division Amerika di Menden, selatan Hamm, bersama dengan pasukannya bulan Mei 1945. Seusai perang dia berkarir di Bundeswehr dan pensiun dengan pangkat Generalmajor a.D. Dia juga menerbitkan sebuah buku tentang mantan unitnya, 116.Panzer-Division, berjudul "Das letzte Kriegsjahr im Westen. Die Geschichte der 116. Panzer-Division -Windhund-Division- 1944 - 1945". Seragam hitam Panzertruppen yang terakhir dikenakannya kemudian disumbangkan ke Armeemuseum bavaria di Ingolstadt melalui Kameradschaft Panzer-Regiment 35


Polizeipräsident SS-Brigadeführer und Generalmajor der Polizei Hans Kehrl (Stab SS Oberabschnitt Nordsee) saat menyerahkan diri kepada pasukan Inggris di Hamburger Rathaus tanggal 3 Mei 1945. Ada dua orang jenderal SS yang bernama Hans Kehrl, dan dua-duanya sama-sama berpangkat Brigadeführer serta dianugerahi Ritterkreuz des Kriegsverdienstkreuz mit Schwertern! Bedanya, Kehrl di atas mempunyai nama tengah "Julius", sementara Kehrl satunya lagu mempunyai kumis ala Hitler di wajahnya


SS-Sturmbannführer Andreas Alexander Franz Baron von Koskull saat baru tiba di Bandara Schiphol, Amsterdam, belanda, tanggal 22 Februari 1966. Koskull (kelahiran tahun 1906) adalah kriminal perang Jerman asal Baltik. Dia bergabung dengan SS tahun 1940 dan dimasukkan ke unit Einsatzgruppen. Atas kapasitas inilah dia dinyatakan ikut terlibat dalam pembunuhan orang-orang Yahudi medio 1941-1942. Sebelum perintah penangkapan keluar, Koskull keburu kabur melarikan diri ke Amerika Selatan. Jejaknya berhasil terlacak, dan dia diringkus di Antilles Belanda. Setelah dipulangkan ke Eropa, dia diserahkan ke pemerintah Jerman Barat untuk diadili. Pada tahun 1968 Koskull dijatuhi hukuman penjara 1 tahun 7 bulan atas perbuatannya di masa perang, dan dia menjalani masa hukumannya di Penjara Rhine


Kurt Meyer bersama dengan Colonel J.R. Stewart dalam pengawalan provost di Kanada tahun 1946. Dia didakwa hukuman mati atas pengeksekusian 18 orang tawanan prajurit Kanada di Normandia. Hukumannya kemudian ditangguhkan dan dia dikirim ke penjara Dorchester, Inggris. Dia meminta - dan kemudian ditolak - untuk mendapat perlakuan khusus selama disana. Alasannya, seperti yang dikemukakan oleh sipir Goad kepadanya: "Tak ada hukuman yang cukup untuk pelanggaran-pelanggaran yang terjadi disini."


General der Fallschirmtruppe Hermann-Bernhard Ramcke bersama dengan anjing Setter Irlandianya setelah menyerahkan diri di Pointe des Capuçins yang terletak di semenanjung Crozon tanggal 19 September 1944. Di foto ini dia bertemu dengan dua orang seterunya: Major General Donald Stroh (kanan, komandan Divisi Infanteri ke-8 Amerika) dan Brigadier General Charles D.W. Canham (kedua dari kanan, asisten komandan Divisi Infanteri ke-8 Amerika). Ramcke kemudian diterbangkan ke Amerika Serikat sebagai tawanan perang dan kemudian ke Inggris dan Prancis. Disana dia berhasil meloloskan diri dari penjara tapi kemudian dipaksa oleh keadaan untuk menyerahkan diri kembali. Sebagai hukumannya dia diberi tambahan hukuman 5 tahun kurungan, yang kemudian dibatalkan oleh pengadilan Sekutu sendiri

 Generalmajor Robert Sattler menyerahkan diri kepada 9th Infantry Division Amerika Serikat di Cherbourg tanggal 27 Juni 1944. Dia adalah pemegang komando kedua pasukan Jerman di Cherbourg setelah Generalleutnant Karl-Wilhelm von Schlieben yang juga ikut menyerah. Sattler adalah peraih Deutsches Kreuz in Gold yang dia dapatkan tanggal 11 Januari 1942 sebagai Oberst dan komandan Infanterie-Regiment 176. Dia dinaikkan pangkat menjadi Generalmajor tanggal 1 Oktober 1943


Generalmajor Robert Sattler bersama dengan Major-general Manton S. Eddy dari US 9th Division setelah penyerahan Jerman di Cherbourg tanggal 27 Juni 1944. Kedua jenderal ini lalu menaiki mobil komando Dodge milik Manton. Untuk lebih jelasnya mengenai penyerahan pasukan Jerman di Cherbourg bisa dilihat di caption Karl-Wilhelm von Schlieben di bawah




Setelah menyerahkan diri kepada perwira dari Divisi Infanterie ke-9 Amerika Serikat, Generalleutnant Karl-Wilhelm von Schlieben (tengah), komandan pasukan Jerman di Cherbourg, dan Konteradmiral Walter Hennecke (kedua dari kanan, di belakang Schlieben), komandan Kriegsmarine di Normandia, mendapat kawalan saat berjalan menuju markas tentara Amerika tanggal 26 Juni 1944. Meskipun kemudian dituduh oleh Hitler sebagai seorang komandan yang lemah, Schlieben berhasil menahan pasukan Amerika cukup lama untuk memberi kesempatan kepada Hennecke dalam usahanya menghancurkan fasilitas-fasilitas penting di pelabuhan Cherbourg. Schlieben menyerahkan diri kepada Amerika demi menyelamatkan nyawa 300 orang prajurit Jerman yang terluka yang dirawat di tempat penampungan bawah tanah bersamanya, dan yang tercekik oleh asap artileri beracun dan menyesakkan. Untuk nama perwira Amerika yang bersama Schlieben sendiri saya kurang tahu, mungkin dia adalah Manton Sprague Eddy (pangkat terakhir Lieutenant General), komandan Divisi Infanterie ke-9


Foto ini diambil sebelumnya, saat Generalleutnant Karl-Wilhelm von Schlieben (mengenakan stahlhelm) beserta Konteradmiral Walter Hennecke (mengenakan jaket panjang) keluar dari bunker komando sambil membawa bendera putih tanda menyerah, tak lama setelah pasukan Amerika menduduki kota Cherbourg pukul 14:00 tanggal 26 Juni 1944. Yang menerima penyerahan mereka adalah Captain Preston O' Gordon yang merupakan komandan sebuah kompi dari 2nd Battalion/39th Infantry Regiment/9th Infantry Division


Major-General Joseph Lawton Hakes dari US VII Corps menerima penyerahan kota Cherbourg dari Generalleutnant Karl-Wilhelm von Schlieben dan Konteradmiral Walter Hennecke

 Generalleutnant Alfons Hitter (Kommandeur 206. Infanterie-Division) meminta izin untuk duduk dalam interogasi umum setelah berakhirnya Pertempuran Vitebsk (Belorussia) dalam rangkaian Operasi Bagration, 28 Juni 1944. Duduk dari kiri ke kanan: Letnan-Jenderal Vasily Emelianovich Makarov, Marsekal Aleksandr Mikhaylovich Vasilevsky dan Jenderal Ivan Danilovich Chernyakhovsky


Beberapa menit kemudian, General der Infanterie Friedrich Gollwitzer (Kommandierender General LIII. Armeekorps) menyusul datang dan duduk di sebelah Generalleutnant Alfons Hitter dalam interogasi yang sama yang dipimpin oleh Marsekal Soviet Aleksandr Vasilevsky


Pada tanggal 22 Juni 1944 (tepat 3 tahun setelah Operasi Barbarossa), pasukan Soviet melancarkan Operasi Bagration yang kolosal dan menghancurleburkan pertahanan Jerman di Rusia, terutama di sektor Heeresgruppe Mitte. Akibatnya, ribuan tentara Wehrmacht tertawan, termasuk di antaranya adalah puluhan jenderal! Foto ini memperlihatkan parade 23 orang tawanan jenderal dan 6 Oberst/Oberstleutnant Wehrmacht di sepanjang jalan utama Moskow pada tanggal 17 Juli 1944. Nama ke-23 orang jenderal Jerman yang tertawan:
1. Generalleutnant Rudolf Bamler (12. Infanterie-Division)
2. Generalleutnant Hermann Böhme (73. Infanterie-Division)
3. Generalmajor Alexander Conrady (36. Infanterie-Division)
4. Generalmajor Joachim Engel (45. Infanterie-Division)
5. Generalmajor Gottfried von Erdmannsdorff (Kommandant Festung Mogilev)
6. Generalmajor Gustav Gihr (707. Infanterie-Division)
7. General der Infanterie Friedrich Gollwitzer (LIII. Armeekorps)
8. Generalleutnant Adolf Hamann (Kommandant Festung Bobruisk)
9. Generalleutnant Walter Heyne (6. Infanterie-Division)
10. Generalleutnant Alfons Hitter (206. Infanterie-Division)
11. Generalleutnant Edmund Hoffmeister (XXXXI. Panzerkorps)
12. Generalmajor Günther Klammt (260. Infanterie-Division)
13. Generalleutnant Eberhard von Kurowski (110. Infanterie-Division)
14. Generalleutnant Kurt-Jürgen Freiherr von Lützow (XXXV. Armeekorps)
15. Generalmajor Herbert Michaelis (95. Infanterie-Division)
16. Generalleutnant Vincenz Müller (XII. Armeekorps)
17. Generalmajor Claus Mueller-Bülow (246. Infanterie-Division)
18. Generalleutnant Wilhelm Ochsner (31. Infanterie-Division)
19. Generalmajor Aurel Schmidt (Höherer Pionierführer 10/9. Armee)
20. Generalmajor Friedrich-Carl von Steinkeller (Panzergrenadier-Division "Feldherrnhalle”)
21. Generalleutnant Hans Traut (78. Sturm-Division)
22. Generalmajor Adolf Trowitz (57. Infanterie-Division)
23. General der Infanterie Paul Völckers (XXVII. Armeekorps)


Parade para jenderal dan perwira tinggi Wehrmacht yang ditawan Rusia di Moskow tanggal 17 Juli 1944 setelah Operasi Bagration. Foto ini memperlihatkan titik start parade yang berlokasi di jalan Begovaya, stasiun kereta api Belorusia, Moskow. Foto ini memperlihatkan, dari kiri ke kanan: Generalmajor Joachim Engel (45. Infanterie-Division); ? ; Generalleutnant Rudolf Bamler (12. Infanterie-Division); ? ; ? ; ? ; ? ; dan Gottfried von Erdmannsdorff (Kommandant Festung Mogilev)


Parade para jenderal dan perwira tinggi Wehrmacht yang ditawan Rusia di Moskow tanggal 17 Juli 1944 setelah Operasi Bagration. Foto ini memperlihatkan titik start parade yang berlokasi di jalan Begovaya, stasiun kereta api Belorusia, Moskow. Baris depan, dari kiri ke kanan: Generalleutnant Vincenz Müller (XII. Armeekorps); General der Infanterie Paul Völckers (XXVII. Armeekorps); General der Infanterie Friedrich Gollwitzer (LIII. Armeekorps); dan Generalleutnant Kurt-Jürgen Freiherr von Lützow (XXXV. Armeekorps). Di belakang Lützow berdiri Generalmajor Gustav Gihr (707. Infanterie-Division) di sebelah kiri dan Generalmajor Gottfried von Erdmannsdorff (Kommandant Festung Mogilev) yang tertutup oleh wajah Lützowdi kanan. Baris kedua paling kiri adalah Generalleutnant Rudolf Bamler (12. Infanterie-Division)


Baris pertama:
1a - General der Infanterie Friedrich Gollwitzer (LIII. Armeekorps)
1b - General der Infanterie Paul Völckers (XXVII. Armeekorps)
1c - Generalleutnant Vincenz Müller (XII. Armeekorps)
Baris kedua:
2a - Generalleutnant Kurt-Jürgen Freiherr von Lützow (XXXV. Armeekorps)
2b - Generalleutnant Alfons Hitter (206. Infanterie-Division)
2c - Generalleutnant Walter Heyne (6. Infanterie-Division)
2d - Generalleutnant Rudolf Bamler (12. Infanterie-Division)
Baris ketiga:
3a - Generalleutnant Hans Traut (78. Sturm-Division)
3b - Generalleutnant Hermann Böhme (73. Infanterie-Division)
3c - Generalleutnant Edmund Hoffmeister (XXXXI. Panzerkorps)
3d - Generalmajor Friedrich-Carl von Steinkeller (Panzergrenadier-Division "Feldherrnhalle”)
Baris keempat:
4a - Gottfried von Erdmannsdorff (Kommandant Festung Mogilev)
4b - Generalmajor Gustav Gihr (707. Infanterie-Division)
4c - Generalmajor Adolf Trowitz (57. Infanterie-Division)
4d - Generalleutnant Adolf Hamann (Kommandant Festung Bobruisk)
Baris kelima:
5a - Generalmajor Aurel Schmidt (Höherer Pionierführer 10/9. Armee)
5b - Generalmajor Herbert Michaelis (95. Infanterie-Division)
5c - Generalmajor Günther Klammt (260. Infanterie-Division)
5d - Generalmajor Joachim Engel (45. Infanterie-Division)
Baris keenam:
Empat orang Oberst dan Oberstleutnant


Parade para jenderal dan perwira tinggi Wehrmacht yang ditawan Rusia di Moskow tanggal 17 Juli 1944 setelah Operasi Bagration. Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Alfons Hitter (206. Infanterie-Division), General der Infanterie Friedrich Gollwitzer (LIII. Armeekorps), dan Generalleutnant Kurt-Jürgen Freiherr von Lützow (XXXV. Armeekorps)


Parade para jenderal dan perwira tinggi Wehrmacht yang ditawan Rusia di Moskow tanggal 17 Juli 1944 setelah Operasi Bagration. Dari kiri ke kanan: Generalmajor Joachim Engel (45. Infanterie-Division); Generalmajor Günther Klammt (260. Infanterie-Division); Generalmajor Gustav Gihr (berkumis, komandan 707. Infanterie-Division); Generalmajor Herbert Michaelis (95. Infanterie-Division); dan Gottfried von Erdmannsdorff (Kommandant Festung Mogilev)



Parade para jenderal dan perwira tinggi Wehrmacht yang ditawan Rusia di setelah Operasi Bagration dan dipaksa untuk berparade di jalanan Moskow tanggal 17 Juli 1944:
1:40 = General der Infanterie Friedrich Gollwitzer (Kommandierender General LIII. Armeekorps)
1:47 = Generalmajor Joachim Engel (Kommandeur 45. Infanterie-Division)
1:52 = Generalleutnant Vincenz Müller (Kommandierender General XII. Armeekorps)
2:04 = Generalmajor Adolf Hamann (Kommandant Festung Bobruisk)
2:16 = Generalmajor Gottfried von Erdmannsdorff (Kommandant Festung Mogilev)
2:24 = Generalmajor Günther Klammt (Kommandeur 260. Infanterie-Division)
2:30 = Generalleutnant Alfons Hitter (Kommandeur 206. Infanterie-Division) at right
2:52 = Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Alfons Hitter (206. Infanterie-Division), General der Infanterie Friedrich Gollwitzer (LIII. Armeekorps), dan Generalleutnant Kurt-Jürgen Freiherr von Lützow (XXXV. Armeekorps)


 Oberst Constantin Meyer (Festung Kommandant Metz di Lorraine) saat menyerahkan diri ke tangan US Third Army tanggal 20 November 1944. Dia memakai fernglas (teropong) dan Feld-Taschenlampe (lampu senter lapangan) di luar offiziermantel yang dipakainya. Sedikit tersembul di leher adalah Ritterkreuz yang didapatnya tanggal 8 Mei 1942 sebagai Oberstleutnant dan Führer Infanterie-Regiment 257. Ikut ditangkap bersamanya di hari itu, SS-Brigadeführer und Generalmajor der Polizei Anton Dunckern (Auffangstab Metz)

-------------------------------------------------------------------

1945


Generalfeldmarschall Ewald von Kleist menyerahkan diri pada pasukan Amerika dari 26th US Infantry Division / 3rd Army di Mitterfels bei Krenzkirchen tanggal 25 April 1945. Ikut ditangkap bersamanya Generalleutnant Josef Rußwurm (Inspekteur der Nachrichtentruppe im Oberkommando des Heeres). Mereka lalu dibawa menggunakan jip militer dan diterbangkan ke kamp tawanan Trent Park di Inggris. Sebelumnya pada tanggal 30 Maret 1944 Kleist telah diberhentikan oleh Hitler dari jabatannya sebagai Oberbefehlshaber Heeresgruppe A di Front Timur, dan kemudian dia menghabiskan sisa perang di rumahnya di Weidebrück


SS-Gruppenführer Max Simon, veteran Divisi Totenkopf dalam begitu banyak pertempuran di Front Barat dan Front Timur, adalah Kommandierender General XIII.SS-Armeekorps yang menyerah pada pasukan Amerika tanggal 1 Mei 1945. Disini dia sedang merundingkan penyerahan sisa-sisa anakbuahnya kepada Major General Maxwell D. Taylor, komandan 101st Airborne Division "The Screaming Eagles", sementara Lieutenant Colonel Patrick Cassidy dari 502nd Parachute Infantry Regiment (PIR) memperhatikan dari kejauhan. Perhatikan bahwa Max Simon mengenakan pita lengan putih tanda menyerah!


 SS-Standartenführer Karl-Heinz Bertling sedang diinterogasi oleh pihak Rusia setelah tertangkap. Dia tidak mengenakan kragenspiegel atau penanda pangkat apapun di kerahnya tapi, uniknya, tetap memakai segambreng medali yang telah diraihnya termasuk Danziger Kreuz, 1. Klasse di saku kirinya! Peraturan sebenarnya menggariskan untuk memakai medali ini di saku kanan, tapi tampaknya saku kanan Bertling telah "overdosis" medali sehingga dipindahkan ke kiri! Jabatan terakhirnya adalah sebagai Standortkommandant Kolberg, dan dia ditangkap tak lama setelah garnisun pertahanan di kota tersebut menyerah pada tanggal 18 Maret 1945


 Dari kiri ke kanan: Leutnant Dr. Hans Gerd von Rundstedt, Generalfeldmarschall Gerd von Rundstedt, dan Staff Sergeant Brisecha dari US Army. Foto diambil di Wiesbaden (Jerman) pada tahun 1945, tak lama setelah sang marsekal Jerman menyerahkan diri kepada pasukan Amerika dari 36th Infantry Division bersama dengan anaknya, Leutnant Hans von Rundstedt, pada tanggal 1 Mei 1945. Selama dua bulan dia ditahan di Jerman sebelum diterbangkan ke Inggris pada tanggal 10 Juli 1945



Para petinggi Wehrmacht setelah menyerahnya pasukan Jerman di Italia kepada Sekutu tanggal 2 Mei 1945. Dari kiri ke kanan: General der Panzertruppe Hans Röttiger (Chef des Generalstabes Heeresgruppe C); SS-Sturmbannführer Eugen Wenner (Adjudant Höchster SS und Polizeiführer Karl Wolff ); Gero von Schulze-Gaevernitz (Diplomat Jerman); Generaloberst Heinrich von Vietinghoff-Scheel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe C); SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Karl Wolff (Höchster SS und Polizeiführer "Italien"); dan SS-Standartenführer Dr. Eugen Dollmann (Verbindungsmann Höchster SS und Polizeiführer "Italien" beim Oberbefehlshaber Süd). Atas jasa-jasanya dalam merancang penyerahan ratusan ribu pasukan Jerman di Italia melalui negosiasi berliku di Ascona, Swiss, Von Schulze-Gaevernitz dianugerahi Presidential Medal of Freedom oleh pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1945


 Para petinggi Wehrmacht setelah menyerahnya pasukan Jerman di Italia kepada Sekutu tanggal 2 Mei 1945. Dari kiri ke kanan: SS-Sturmbannführer Eugen Wenner (Adjudant Höchster SS und Polizeiführer Karl Wolff ); Gero von Schulze-Gaevernitz (Diplomat Jerman); Generaloberst Heinrich von Vietinghoff-Scheel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe C); SS-Standartenführer Dr. Eugen Dollmann (Verbindungsmann Höchster SS und Polizeiführer "Italien" beim Oberbefehlshaber Süd); dan SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Karl Wolff (Höchster SS und Polizeiführer "Italien")


General der Artillerie Helmuth Weidling menyerahkan diri ke tangan pasukan Rusia tanggal 2 Mei 1945. Oleh pengadilan Soviet, dia kemudian dijatuhi hukuman 25 tahun penjara karena dianggap tidak menyerahkan diri lebih awal. Weidling kemudian meninggal dalam tahanan KGB di Vladimir tanggal 17 November 1955


Dari kiri ke kanan: General der Artillerie Helmuth Weidling (Kommandierender General LVI.Panzer-Korps & Kampfkommandant of Berlin), Generalleutnant z.V. Kurt Woytasch, Oberst Hans Refior (Chef des Stabes "sipil" Kampfkommandant of Berlin), dan Generalleutnant Walter Schmid-Dankward. Weidling mengenakan Erinnerungsabzeichen für Besatzungen der Heeres-Luftschiffe (Medali Peringatan Zeppelin Angkatan Darat) di dadanya, karena sewaktu muda dia pernah menjadi anggota Luftschiff-Bataillon 1. Woytasch sebenarnya sudah pensiun tapi kemudian diaktifkan kembali (General zur Verfügung) untuk mengabdi sebagai staff jenderal Weidling bersama Schmid-Dankward. Sekedar tambahan untuk yang terakhir: kentara sekali rona 'kekalahan' di wajah mereka. Mereka terlihat lelah, frustasi, marah akan kekalahan Jerman dan, tentu saja, kemungkinan akan menghabiskan sisa umurnya di gulag Siberia yang mengerikan!


Upacara penyerahan para perwira tinggi Jerman di reruntuhan kota Berlin tanggal 2 Mei 1945. Dari kiri ke kanan: Jenderal Wehrmacht yang tidak diketahui namanya; Generalarzt der Polizei Dr.med. Karl Emil Wrobel (Leitender Polizeiarzt Berlin); General der Artillerie Helmuth Weidling (Kommandierender General LVI.Panzer-Korps & Kampfkommandant of Berlin); Generalleutnant z.V. Kurt Woytasch (Staff Jenderal Weidling); dan Oberst Hans Refior (Chef des Stabes "sipil" Kampfkommandant of Berlin). Untuk identifikasi jenderal yang memakai ledermantel di kiri, dalam buku "Race for the Reichstag: The 1945 Battle for Berlin (Soviet (Russian) Military Experience)" karya Tony Le Tissier disebutkan sebagai Generalleutnant Walter Schmid-Dankward, tapi tentu saja ini adalah salah karena Schmid-Dankward yang "asli" (foto sebelumnya) jauh lebih kurus dari orang di atas. Kemungkinan besar dia adalah Generalleutnant Friedrich Bernhard (Kommandeur Korück 532) yang juga menyerah di Berlin bulan Mei 1945 dan kemudian dihukum mati oleh Soviet tanggal 30 Desember 1945


Generalarzt der Polizei Dr.med. Karl Emil Wrobel (Leitender Polizeiarzt Berlin) menyerah ke tangan Tentara Merah tanggal 2 Mei 1945 di Berlin. Foto pertama memperlihatkan SS-Brigadeführer und Generalmajor der Polizei Erik von Heimburg berdiri di depannya, serta SS-Standartenführer und Oberbereichsleiter Otto Born dengan kumis ala Hitler di sebelah kiri


 Delegasi Jerman tiba di Hotel de Wereld di Wageningen, Belanda, untuk mendiskusikan penyerahan tanpa syarat pasukan Jerman di Belanda, tanggal 5 Mei 1945. Yang memakai ledermantel (jaket kulit) dengan Ritterkreuz bertengger di leher adalah Generalleutnant Paul Reichelt (Chef des Generalstabes Oberbefehlshaber Niederlande 'Festung Holland'), sementara yang membawa gembolan di depannya kemungkinan adalah Oberst Paul Müncheberg, Perwira Operasi Oberbefehlshaber Niederlande 'Festung Holland'


 Generalleutnant Paul Reichelt (Chef des Generalstabes Oberbefehlshaber Niederlande 'Festung Holland') duduk bertopang dagu sambil mendengar penjelasan dari rekannya (kemungkinan Oberst Paul Müncheberg, Perwira Operasi Oberbefehlshaber Niederlande 'Festung Holland'), sementara di sebelah kanan duduk berhadapan Lieutenant-General Charles Foulkes (GOC 1st Canadian Corps). Mereka sedang mendiskusikan penyerahan tanpa syarat pasukan Jerman di Belanda. Pertemuan di atas diadakan pada sekitar pukul 11.00 siang di Hotel de Wereld di Wageningen, Belanda, tanggal 5 Mei 1945, dengan dihadiri oleh para wartawan perang Sekutu yang berjajar di belakang. Foto ini sendiri diambil oleh Alex Stirton dari Canadian Film & Photo Unit dan sekarang menjadi koleksi Library and Archives Canada dengan nomor a137730



Generalleutnant Paul Reichelt (kiri, Chef des Generalstabes Oberbefehlshaber Niederlande 'Festung Holland') mendengarkan penjelasan dari rekannya (kemungkinan Oberst Paul Müncheberg, Perwira Operasi Oberbefehlshaber Niederlande 'Festung Holland') dalam perundingan penyerahan tanpa syarat pasukan Jerman di Belanda yang diadakan pada sekitar pukul 11.00 siang di Hotel de Wereld di Wageningen, Belanda, tanggal 5 Mei 1945. Para perwira Sekutu di hadapan mereka, dari kiri ke kanan: Brigadier-General George Kitching, Lieutenant-General Charles Foulkes (GOC 1st Canadian Corps),  Captain George Molnar (penterjemah Kanada), dan Prins Bernhard (suami Putri Mahkota Belanda Juliana). Foto ini diambil oleh Alex Stirton dari Canadian Film & Photo Unit dan sekarang menjadi koleksi Library and Archives Canada dengan nomor a133321


Setelah perundingan pendahuluan bersama dengan Lieutenant-General Charles Foulkes (GOC 1st Canadian Corps), Generalleutnant Paul Reichelt (kiri, Chef des Generalstabes Oberbefehlshaber Niederlande 'Festung Holland') berangkat meninggalkan Hotel de Wereld di Wageningen (Belanda) atas suruhan Foulkes dengan menggunakan sebuah Kübelwagen demi memanggil panglimanya, Generaloberst Johannes Blaskowitz (Oberbefehlshaber Niederlande 'Festung Holland'), untuk datang kembali ke hotel pukul 16.00 sorenya. Reichelt (duduk di sebelah supir di kursi depan) juga membawa kertas pesan untuk disampaikan pada Blaskowitz. Foto ini diambil oleh Alex Stirton dari Canadian Film & Photo Unit dan sekarang menjadi koleksi Library and Archives Canada dengan nomor a134420


Lieutenant-General Charles Foulkes (kedua dari kiri), GOC 1st Canadian Corps, menerima penyerahan diri pasukan Jerman di Belanda dari Generaloberst Johannes Blaskowitz (kedua dari kanan). Lokasinya adalah di Hotel de Wereld, Wageningen, Belanda, tanggal 5 Mei 1945. Karena tak ditemukan mesin ketik, baik di hotel tersebut maupun di wilayah sekitarnya, Blaskowitz balik lagi keesokan harinya untuk menandatangani penrnyataan menyerah resmi! Sebagai fotografernya adalah Alexander Mackenzie Stirton, dan pertemuan ini dihadiri juga oleh Pangeran Bernhard dari Belanda. Blaskowitz saat itu menjadi Oberbefehlshaber 25.Armee (yang kemudian dinamai ulang sebagai Oberbefehlshaber Niederlande dan juga dikenal sebagai 'Festung Holland'). Mewakili pihak Jerman, dari kiri ke kanan: Generalleutnant Paul Reichelt (Chef des Generalstabes Oberbefehlshaber Niederlande 'Festung Holland'), Blaskowitz dan tidak diketahui (kemungkinan Oberst Paul Müncheberg, Perwira Operasi Oberbefehlshaber Niederlande 'Festung Holland'). Pihak Sekutu diwakili oleh Charles Foulkes, Pangeran Bernhard dari Belanda, Brig. William Gilbride, Capt. George Molnar dan Brig. George Kitching



Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Oberbefehlshaber Süd) berdiri di tengah diantara dua orang perwira tinggi Amerika dari 101st Airborne Division / 7th US army di Berchtesgaden, 10 Mei 1945. Di sebelah kiri adalah Brigadier General Gerald J. Higgins (Assistant Commander 101st Airborne Division) sementara di kanannya adalah Major General Maxwell D. Taylor (Commander 101st Airborne Division). Kesselring dan staff-nya menyerahkan diri pada pasukan Amerika pada tanggal 9 Mei 1945 di Saalfelden, dekat Salzburg (Austria). Dia diterima dengan ramah serta penuh kesopanan oleh jenderal Taylor, yang mengizinkannya untuk tetap menyimpan pistol serta tongkat Marsekalnya, dan bahkan memperbolehkan sang Marsekal untuk bepergian ke tempat yang dekat tanpa pengawalan!



Vizeadmiral Friedrich Hüffmeier dan Generalmajor Rudolf Wulf tak lama setelah kedatangan mereka di Plymouth, Inggris, sebagai tawanan perang tanggal 12 Mei 1945. Hüffmeier adalah komandan pasukan Jerman di Kepulauan Channel sekaligus komandan Festung Guernsey, sementara Wulf adalah komandan 319.Infanterie-Division yang ditempatkan di Kepulauan Channel


 SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Karl Wolff (Höhere SS und Polizeiführer Italien) bersama dengan tawanan Jerman lainnya di POW Camp tak lama setelah ditangkap oleh para prajurit dari 88th US Infantry Division di villa pribadinya di Bolzano, Italia, tanggal 13 Mei 1945. Dia kemudian dipenjarakan di Island Farm, Inggris. Nomor tawanannya adalah B33420



Seorang jenderal Jerman yang memakai regenumhang (jubah hujan) sedang diantar menuju kamp tawanan perang di akhir perang. Dalam buku "German Uniforms and Insignia, 1933-1945" karya Brian L. Davis, dia teridentifikasi sebagai Generalleutnant Eugen Oberhäußer (Höherer Nafü beim Oberbefehlshaber West). Sementara perwira Luftwaffe di sebelah kiri yang menutup mulut karena bacok (bau cokor) adalah Generalleutnant Heinz Scheurlen, mantan komandan pasukan Jerman di Macedonia. Mereka sedang melintasi stasiun kereta api Euston di London tanggal 17 Mei 1945


Albert Speer, Karl Dönitz dan Alfred Jodl tak lama setelah ditawan oleh pasukan Inggris tanggal 23 Mei 1945. Foto ini sungguh menarik karena memperlihatkan Jodl mengenakan medali Eichenlaub di lehernya, yang dianugerahkan oleh pemerintahan Flensburg (sebutan untuk pemerintahan yang dipimpin oleh Dönitz sepeninggal Führer) tanggal 6 Mei 1945, sekaligus berbarengan Ritterkreuz beserta Eichenlaubnya! Dalam buku “Die Ritterkreuzträger – Die Inhaber des Ritterkreuzes des Eisernen Kreuzes 1939 – 1945“ keluaran 2005 dari Veit Scherzer diklaim bahwa SEMUA medali Third Reich yang diberikan pasca meninggalnya Hitler adalah tidak sah, dan ini termasuk medalinya Jodl!

--------------------------------------------------------------------

SUASANA DI KAMP TAWANAN PERANG


Perwira tinggi Jerman yang menjadi tawanan Inggris berfoto bersama di Trent Park POW Camp bulan November 1943. Berdiri dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Ernst Wolters, Oberst Köhnke, Generalmajor Fritz Krause, Generalmajor (Luftwaffe) Georg Neuffer, dan Oberst Hans Reimann. Duduk: Generalleutnant Friedrich "Fritz" von Broich, Generalleutnant Theodor Graf von Sponeck, Generalmajor Kurt Freiherr von Liebenstein, dan Generalmajor (Luftwaffe) Gerhard Bassenge


 Perwira tinggi Jerman yang menjadi tawanan Inggris berfoto bersama di Trent Park POW Camp bulan November 1943. Duduk dari kiri ke kanan: Generalleutnant Johann von Ravenstein, General der Panzertruppe Ludwig Crüwell, Generaloberst Hans-Jürgen von Arnim, dan Konteradmiral Dr.jur. Paul Meixner



Tiga orang Generalmajor Jerman di Camp 198/Special Camp: XI, Bridgend, South Wales, tahun 1946. Dari kiri ke kanan: Werner Friebe, Gottfried Fröhlich dan Henning Schönfeld. Ketiganya sama-sama peraih Ritterkreuz!


Para jenderal tawanan Sekutu di Inggris, duduk dari kiri ke kanan: Generalmajor Kurt Lottner (perhatikan kaki kanannya yang diamputasi serta kruk!), Generalleutnant Kurt Weckmann, Generalleutnant Otto Elfeldt dan General der Infanterie Kurt von Tippelskirch. Berdiri dari kiri ke kanan: Generalleutnant Kurt Pflieger, tidak diketahui, Generalleutnant Wilhelm Richter, Generalleutnant Dr.Ing. Herbert Olbrich, General der Artillerie Curt Jahn, Generalleutnant Karl-Wilhelm von Schlieben (berjanggut), Generalleutnant Kurt Kruse dan Generalmajor Wilhelm Bleckwenn

 Para perwira tinggi Jerman berfoto saat menjadi tawanan Inggris di Trent Park Camp yang berlokasi di utara London, November 1944. Kamp ini menampung para prajurit Jerman dan Italia. Baris belakang, dari kiri ke kanan: Generalleutnant Otto Elfeldt, Generalleutnant Ferdinand Heim, dan Generalmajor Gerhard Bassenge. Baris depan, dari kiri ke kanan: Generalleutnant Fritz Broich, General der Panzertruppe Heinrich Eberbach, Generalmajor (Luftwaffe) Georg Neuffer, dan Oberst Hans Reimann


Jenderal Jerman di Trent Park Camp, bulan November 1944. Duduk dari kiri ke kanan: Generalleutnant (Luftwaffe) Rüdiger von Heyking, Generalleutnant Karl-Wilhelm von Schlieben, dan Generalleutnant Wilhelm Daser. Berdiri dari kiri ke kanan: General der Infanterie Dietrich von Choltitz, Oberst Gerhard Wilck, General der Fallschirmtruppe Hermann-Bernhard Ramcke, Generalmajor Knut Eberding, dan Oberst Eberhard Wildermuth


Para jenderal SS berfoto di kamp tawanan Island Farm Inggris. Duduk dari kiri ke kanan: SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Werner Ballauff; SS-Gruppenführer m.d.U.d Generalleutnant der Waffen-SS Leo von Jena (berjanggut dan memegang tongkat); dan SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Polizei Hermann Behrends. Berdiri dari kiri ke kanan: SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Karl-Maria Demelhuber; SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS und Polizei Werner Lorenz; SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Karl Wolff; dan SS Brigadeführer und Generalmajor der Polizei Willy Tensfeld


Para jenderal SS berfoto di kamp tawanan Island Farm Inggris. Duduk dari kiri ke kanan: SS Brigadeführer und Generalmajor der Polizei Willy Tensfeld; SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Karl Wolff; dan SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS und Polizei Werner Lorenz. Berdiri dari kiri ke kanan: Generalleutnant Hermann Hölter; SS-Gruppenführer m.d.U.d Generalleutnant der Waffen-SS Leo von Jena; SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Karl-Maria Demelhuber; Generalmajor Henning Schönfeld; dan SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Polizei Hermann Behrends


 Para perwira Wehrmacht dan Waffen-SS yang menjadi tawanan Inggris berpose bersama di depan kamera. Lokasinya adalah Camp 165 di desa Watten, Caithness (Skotlandia). Berdiri paling kiri adalah Gunter d'Alquen (mantan Komandan SS-Standarte Kurt Eggers), sementara di sebelah kanannya adalah Otto Baum (mantan Komandan 2. SS-Panzer-Division "Das Reich"). Berdiri kedua dari kanan adalah Dr. Alfred Schimmel (mantan perwira Gestapo di Norwegia); pria berkumis yang duduk kedua dari kanan adalah Walter Ewert (mantan SS-Oberführer)


Jenderal-jenderal Jerman dalam tahanan Soviet. Mereka tertangkap dalam Operasi Bagration yang digelar Tentara Merah bulan Juli 1944 dan kemudian tercatat sebagai pentolan Nationalkomitee Freies Deutschland (NKFD), organisasi anti-Nazi yang dibentuk oleh Soviet untuk para tawanan Jerman berpangkat tinggi
 
Berdiri Dari kiri ke kanan:
1. Generalleutnant Vincenz Müller (Kommandierender General XII. Armeekorps)
2. Generalleutnant Eberhard von Kurowski (Kommandeur 110. Infanterie-Division)
3. Generalmajor Alexander Conrady (Kommandeur 36. Infanterie-Division)
4. Generalmajor Gerhard Lindemann (Kommandeur 361. Infanterie-Division, badan tertutup)
5. Generalmajor Herbert Michaelis (Kommandeur 95. Infanterie-Division)
6. Generalmajor Friedrich-Carl von Steinkeller (Kommandeur Panzergrenadier-Division "Feldherrnhalle")
7. Generalmajor Gottfried von Erdmannsdorff (Kommandeur "Festung Mogilev")
8. General der Infanterie Friedrich Gollwitzer (Kommandierender General LIII. Armeekorps)
9. Generalmajor Claus Mueller-Bülow (Kommandeur 246. Infanterie-Division)
10. Generalmajor Adolf Trowitz (Kommandeur 57. Infanterie-Division)
11. Generalmajor Aurel Schmidt (Höherer Pionierführer 10/9. Armee)
Duduk dari kiri ke kanan:
12. Generalleutnant Hans Traut (Kommandeur 78. Sturm-Division)
13. Generalmajor Günther Klammt (Kommandeur 260. Infanterie-Division)
14. Generalleutnant Kurt-Jürgen Freiherr von Lützow (Kommandierender General XXXV. Armeekorps, cuman kelihatan punggungnya doang)
15. Generalleutnant Rudolf Bamler (Kommandeur 12. Infanterie-Division)
16. General der Infanterie Paul Völckers (Kommandierender General XXVII.Armeekorps)


 Tiga orang jenderal Wehrmacht yang difoto tak lama setelah ditangkap di Slovenia bulan Mei 1945. Seragam mereka telah mendapat sentuhan "Denazifikasi" sehingga beberapa insignianya dihilangkan (adler, auszeichnungen). Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Friedrich Stephan (Kommandeur 104. Jäger-Division), General der Infanterie Werner von Erdmannsdorff (Kommandierender General LXXXXI. Armeekorps), dan Generalmajor Heinz Kattner (Chef der Feldkommandantur 1034). Ketiga orang jenderal yang bertugas di daerah Balkan ini nantinya dieksekusi oleh Partisan Yugoslavia di Ljubljana/Laibach tanggal 5 Juni 1945



Sumber :
Buku "101st Airborne: The Screaming Eagles in World War II" karya Mark Bando
Buku "Channel Islands At War: A German Perspective" oleh George Forty
Buku "German Army Uniforms and Insignia 1933-1945" karya Brian L. Davis 
Buku "Hitler’s Greatest Defeat: The Collapse of Army Group Center, June 1944" karya Paul Adair
Buku "Panzerwrecks 3" karya Lee Archer dan William Auerbach

Buku "The Bloody Road to Tunis; Destruction of the Axis Forces in North Africa, November 1942-May 1943" karya David Rolf
Buku "Time-Life Books World War II: Liberation" oleh Martin Blumenson

Buku "Uniforms of the German Soldier; an Illustrated History from 1870 to the Present Day" karya Alejandro M. De Quesada
DVD "The Russian Front 1941-1945" oleh John Erickson
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi LIFE
Foto koleksi NARA Archives

Foto koleksi Nationaal Archief
Foto koleksi pribadi M. Moloney
 
Foto koleksi pribadi Sammy T.
Foto koleksi pribadi William "Bill" Petz
www.123people.de

www.aic.pt
www.ailsby-collection.blogspot.com
www.bbs.voc.com.cn

www.bildarchivaustria.at
www.canadianprovostcorps.ca
www.cmhg.gc.ca
www.collectionscanada.gc.ca
www.commons.wikimedia.org

www.deutsches-afrikakorps.blogspot.com
www.en.wikipedia.org
www.flickr.com

www.forum.axishistory.com
www.gahetna.nl
www.geheugenvannederland.nl

www.gettyimages.com
www.itsosgadda.it

www.iwm.org.uk
www.kreis-paderborn.org
www.life.com

www.mapleleafup.ca
www.specialcamp11.co.uk
www.stolly.org.uk
www.strijdbewijs.nl
www.victory.rusarchives.ru
www.wc57.com

www.wehrmacht-awards.com
www.weitze.net
www.worldwartwozone.com
www.ww2db.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar