Selasa, 23 Desember 2014

Foto Seragam di Luar Regulasi (Langka dan Tidak Biasa)

 Dalam bulan-bulan terakhir sebelum pecahnya Perang Dunia II, intrik dan adu strategi diantara para tokoh-tokoh utama Nazi seakan memuncak, bahkan meluas sampai kode pakaian sipil apa yang harus dipakai dalam pertemuan-pertemuan rahasia tertentu! Disini kita melihat para petinggi SS dalam pakaian sipil (langka!) sedang sibuk membaca sebuah dokumen di teras Berghof, Obersalzberg, Berchtesgaden (tempat peristirahatan Hitler), bulan Mei 1939. Foto ini diambil dari rangkaian video yang dibuat langsung oleh Eva Braun, sang kekasih Hitler. Dari kiri ke kanan: Reichsführer-SS Heinrich Himmler, SS-Gruppenführer Reinhard Heydrich (Chef der Sicherheitsdienst), SS-Gruppenführer Karl Wolff (Chefadjudant der Reichsführer-SS und Chef des Hauptamtes Persönlicher Stab Reichsführer-SS), serta SS-Hauptsturmführer Hans Hendrik Neumann (Adjutant Chef der Sicherheitsdienst)


Generalmajor Fritz Bayerlein (tengah) bersama dengan para perwira Afrikakorps. Saya cuma mengenali satu di antaranya, yaitu cowok berjanggut di sebelah kanan. Dia adalah Fritz Moosmüller yang merupakan Sonderführer di Propagandakompanie, meskipun kebanyakan waktunya digunakan sebagai penterjemah. Perhatikan betapa beraneka ragamnya seragam yang mereka kenakan (dari mulai hijau zaitun, kuning cerah, coklat tua dan abu-abu), sesuatu yang tidak akan anda ketahui bila foto ini dibuat dalam format hitam-putih! Bayerlein memakai seragam jenderal tapi dengan kancing putih standar (bukannya kuning seperti biasanya dikenakan orang berpangkat jenderal). Sekarang beralih ke Moosmüller, perhatikan bahwa tanda pangkat Sonderführer di kerahnya telah dicabut! Dua orang memakai celana dengan saku di betis: hasil rampasan dari Inggris mungkin, atau bikinan sendiri? satu lagi, veteran Perang Dunia I kedua dari kanan dengan bordiran pink panzer di topinya (yang mengindikasikan bahwa dia berasal dari unit panzer) tampaknya tidak ambil pusing untuk memakai logo tengkorak di kerahnya, seperti umumnya panzertruppen di Afrika


Foto ini diambil dari buku "Rommel's Tropical Army in Original Color" oleh Bernd Peitz. Sang pengarang memberi label pada seragam yang dipakai oleh prajurit Afrikakorps ini sebagai 'buatan sendiri', yang mungkin dibikin dengan menggunakan material jaket berbahan wol yang tersedia saat itu. Bisa dikatakan bahwa dia salah! Penjelasannya sendiri sebenarnya sederhana saja: Prajurit ini memakai seragam hasil rampasan dari Inggris (perhatikan kancingnya yang tersembunyi) yang mendapat tambahan lambang Elang di dada supaya terlihat lebih 'Jerman'. Selain itu, seragam ini mendapat tambahan juga lining kuning tropis di kerah (tanda panah), dan simbol militer Jerman standar (pangkat bahu dan chevron di lengan). Topi kainnya yang berwarna terang juga terlihat kontras dengan seragam coklat khas Inggris yang dikenakannya!

"Fröhliche Weihnachten", dari temanmu di Luftwaffe yang berada di medan perang Afrika Utara. Si prajurit berpangkat Obergefreiter yang memakai tropenhelm (pith helmet) ini tampak sedang merapikan pohon Natal hasil bikinan seadanya. Uniknya, kita bisa melihat bahwa dia memakai seragam dengan Adler Heer sementara di kerahnya memakai Kragenspiegel Luftwaffe! Hal ini biasa terjadi di medan perang Afrika dimana seringkali terjadi kelangkaan pakaian tropis Luftwaffe sehingga untuk mengatasinya (sekaligus sebagai tangkal-darurat) maka digunakanlah stok yang ada, termasuk yang punya Heer



SS-Standartenführer der Reserve Dipl.Ing. Otto Skorzeny (12 Juni 1908 - 5 Juli 1975) adalah perwira Waffen-SS dari Austria yang merupakan veteran pertempuran di Front Timur. Dia dipilih oleh Adolf Hitler untuk memimpin upaya pembebasan Benito Mussolini di Gran Sasso yang kemudian mengemuka ke seluruh dunia. Atas prestasinya tersebut dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 13 September 1943 sebagai SS-Hauptsturmführerr der Reserve dan Kommandeur Sonderverband z.b.V. Friedenthal. Skorzeny juga terkenal sebagai pimpinan Unternehmen Greif yang merupakan operasi penyusupan prajurit-prajurit Jerman yang fasih berbahasa Inggris ke garis belakang pasukan Amerika dalam Pertempuran Bulge. Menjelang berakhirnya perang dia diganjar dengan Eichenlaub #826 tanggal 9 April 1945 sebagai SS-Obersturmbannführer der Reserve dan Kommandeur SS-Jagdverbände und der Division Schwedt an der Oder. Setelah Perang Dunia II usai dia sempat kabur ke berbagai negara sebelum akhirnya menetap di Spanyol sampai dengan akhir hayatnya. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Deutsches Reichssportabzeichen; Medaille zur Erinnerung an den 13. März 1938; Medaille zur Erinnerung an den 1. Oktober 1938 mit spange Prager Burg; Nationalsozialistischer Deutscher Studentenbund Ehrenzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; Gemeinsames Flugzeugführer- und Beobachterabzeichen in Gold mit Brillanten; Dienstauszeichnung der NSDAP in Silber; Magyar Köztársasági Érdemrend (Hungaria); Verwundetenabzeichen in Silber; Allgemeines-Sturmabzeichen; Deutsches Kreuz in Gold (16 Januari 1945); serta Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS (5 Februari 1945). Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Kurt Alber pada tahun 1943 tak lama setelah kesuksesan operasi pembebasan Mussolini oleh Skorzeny dkk. Tampak sang perwira bercodet mengenakan perpaduan tropenuniform (seragam tropis) Luftwaffe dan stahlhelm SS!


 Tidak ada yang salah dengan foto ini bukan? Hanya memperlihatkan SS-Brigadeführer Paul Worm dalam seragam Generalmajor der Polizei. Tapi berbeda ketika diketahui bahwa dia dipromosikan ke pangkat tersebut tanggal 1 Mei 1944, ketika peraturan (dari sejak 1942) melarang penggunaan seragam jenderal Ordnungspolizei model lama yang dilengkapi dengan kerah "larisch stickerei" berwarna hijau, dan diganti dengan seragam SS lengkap dengan kepangkatan dalam versi berwarna hijau (contoh seragamnya bisa dilihat DISINI)



SS-Oberführer Herbert Otto Gille (Kommandeur SS-Artillerie Regiment 5 / SS-Division "Wiking") mengenakan kerah dengan kragenspiegel rune SS ganda. Kerah ganda semacam ini hanya seraca resmi diperkenankan selama beberapa waktu pada tahun 1940, meskipun beberapa foto yang hadir kemudian menunjukkan bahwa dia tetap digunakan secara terbatas. Contoh pemakaiannya, selain foto Gille di atas, bisa kita dapatkan dalam buku "German Cross in Gold Holders of the SS and Police" karya Mark C. Yerger (Fritz Klingenberg dari "Das Reich") dan "Uniforms of the S.S." karya Andrew Mollo (Dr. Hans Lardschneider dari "Nord"). Satu yang jelas, kragenspiegel ganda semacam ini terlihat digunakan juga oleh Divisi SS "Totenkopf" (tengkorak) dan "Prinz Eugen" (odalrune)



Oberstleutnant Adelbert Schulz (Kommandeur Panzer-Regiment 25 / 7.Panzer-Division) bersama dengan salah seorang perwira staffnya beberapa hari sebelum Unternehmen Zitadelle (yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Kursk), 21 Juni 1943. Di belakang mereka terparkir sebuah Panzerkampfwagen III. Perhatikan bahwa Schulz mengenakan jaket Zeltbahn kamuflase hasil modifikasi dengan pola SS-Platanenmuster yang biasanya dikenakan oleh personil Waffen-SS! Foto oleh Kriegsberichter Kipper dari PK (Propaganda-Kompanie) 637


 

Contoh-contoh pemakaian seragam hasil modifikasi lapangan yang menggunakan bahan kain kamuflase Heeres Splittertarnmuster (splinter-pattern) yang biasa dipakai sebagai Zeltbahn. Zeltbahn sendiri merupakan bahan kamuflase resmi angkatan darat Jerman sampai tahun 1942, ketika mereka menambahkan Tarnhemd (smock) dan Tarnhelmüberzug (helmet cover), yang keduanya dibuat dari bahan kain kepar ringan herringbone. Di lapangan sendiri bermunculan garmen dan penutup helm tidak resmi yang diproduksi dari hasil modifikasi cepat di lapangan atau pemesanan ke penjahit, dan kebanyakannya terbuat dari bahan zeltbahn. Yang termasuk ke dalam hal ini adalah seragam tugas, jaket penerjun payung, jaket lapangan, tas ransel dan jaket panzer



 Foto yang kemungkinan besar diambil di Eropa Daratan ini (perhatikan bentuk bangunan di latar belakang!) memperlihatkan seorang pelayan kulit hitam - yang bertugas di unit udara Jerman di Afrika Utara - mengenakan seragam hasil modifikasi dengan insignia Luftwaffe. Seragam ini bukanlah seragam resmi hasil keluaran Oberkommando der Luftwaffe (dan sebenarnya bisa dikatakan ilegal di dalam hukum perang) serta hanya digunakan untuk mempermudah identifikasi bahwa pemakainya bertugas sebagai pembantu di kamp militer Jerman. Sudah umum diketahui bahwa pasukan Afrikakorps banyak mengandalkan bantuan penduduk lokal untuk tugas-tugas tertentu seperti bersih-bersih, memasak dan kuli angkut. Pada kenyataannya, hal serupa tersebut dilakukan kemanapun Wehrmacht pergi dan apapun ras dari penduduk lokalnya! Yang paling terkenal dari hal ini adalah pelayan kulit hitam dari jagoan udara Luftwaffe Hans-Joachim Marseille, Mathew "Mathias" Letulu yang berasal dari Afrika Selatan. Dari buku "Ln - die Geschichte der Luftnachrichtentruppe. Bd. 2. Der Weltkrieg. Der Flugmelde- und Jägerleitdienst 1939 - 1945" karya Karl Otto Hoffmann: "Oberst Gustav Rödel dari JG 27 mengatakan pada penulis bahwa Staffel-nya mempunyai pos observasi untuk mewaspadai serangan udara musuh yang mungkin datang. Untuk membuat hidup di Afrika menjadi lebih 'mudah', pos-pos tersebut mempekerjakan beberapa 'bocah' (dia mendeskripsikan mereka sebagai 'negro Arab yang antusias'). Setelah para 'bocah' ini diberitahu oleh 'tuannya' tentang tugas mereka (yaitu sebagai Luftspäher dan Flugmelder, pengamat udara), mereka menjadi sangat bersemangat dan menjalani tugas mereka dengan sungguh-sungguh. Tak lama kemudian orang-orang Jerman mendapati kenyataan yang mengagumkan: para sukarelawan pengintai udara ini mempunyai penglihatan dan pendengaran yang jauh lebih tajam dari rekan-rekan bule mereka, serta dapat mengenali datangnya pesawat udara jauh lebih dulu dengan berteriak-teriak serta melambaikan tangan mereka ke arah datangnya musuh!" 


 Perwira dari Totenkopf ini menjalani pelatihan militer bersama dengan Heer di masa sebelum perang. Dia mengenakan seragam yang unik dimana terdapat dua Adler di dalamnya: Adler Wehrmacht (dada) dan SS (lengan)!


Foto ini diambil di Belanda bulan November 1944 dan memperlihatkan seorang perwira Heer mengenakan jaket kamuflase SS dari jenis M44 Erbsentarn (dot44). Uniknya, dia memindahkan Adler SS dari lengan ke bagian dada!


Prajurit Heer ini mengenakan SS-tarnwendejacke (splittertarn) yang biasa dikenakan oleh unit-unit Waffen-SS sebagai jaket utama saat musim dingin (winterbekleidung), terutama di Front Timur. Jaket semacam ini bisa dibolak-balik (reversible) dimana di bagian dalamnya berwarna putih salju


 Bila jaket seperti yang dipakai oleh Leutnant di atas muncul di pasaran saat ini, pastilah dia dikatakan sebagai barang palsu atau abal-abal! Bukti foto di atas menunjukkan bahwa seringkali prajurit/perwira Wehrmacht memodifikasi pakaiannya di lapangan untuk menyesuaikan dengan keterbatasan bahan dan pasokan dari tanah air, terutama di akhir-akhir Perang Dunia II


Perhatikan kerahnya yang "aneh", pita lengan dengan corak yang tidak biasa, juga tidak adanya lambang elang (Hoheitszeichen) di dada seragamnya. Terlalu sulit untuk mengatakan apakah di topinya terdapat pula Hoheitszeichen, meskipun rosette dan soutache-nya kelihatan dengan jelas. Kemungkinan aki-aki ini adalah anggota unit Volksdeutsche Landschutz atau Selbstschutz, dimana tab kosong gaya SS adalah salah satu cirinya




Kerah panzer di seragam tugas standar dengan empat kantung


Banyak hal "langka" yang bisa didapatkan dari foto ini: seragam Sturmartillerie dengan lambang Jäger di lengan dan Medali Parasut Heer di dada (salah satunya versi jahit), belum lagi celana Fallschirmhose yang dikenakan orang di kiri. Orang-orang ini berasal dari satuan Brandenburgers, dan biasanya mereka memang bebas mengenakan apa saja sesuai dengan tugas "penyelundupan" yang mereka emban!



Seragam Luftwaffe dengan kerah Heer



Anggota NSKK (Nationalsozialistisches Kraftfahrkorps) yang memakai ikat pinggang DJ (Deutsches Jungvolk)



Seragam panzer yang tidak biasa, karena biasanya hitam. Kemungkinan ini adalah seragam putih musim panas (lihat DISINI), meskipun "penampakannya" jarang terlihat!


Dua orang awak Stug. Perhatikan lambang rajawali di prajurit sebelah kiri. Terbalik brooo!



Tiga orang anggota Panzerjäger-Abteilung ini mengenakan seragam latihan (Drillichschutzanzug) tanpa simbol apap pun di kerah. Seragam ini biasanya dikenakan oleh prajurit yang baru masuk ke sebuah unit. Ketiadaan soutache (garis/lining) pada topi dan insignia di lengan mengindikasikan kalau foto ini diambil tahun 1942 ke atas. Perhatikan bahwa ketiganya juga tak mengenakan tanda pangkat di bahu!


Meskipun kelihatan aneh, sebenarnyalah si prajurit Fallschirmjäger ini mengenakan pakaian sipil dengan tambahan lambang elang Luftwaffe hasil modifikasi sendiri


Bingung kan orang ini berasal dari organisasi apa? Soalnya nggak ada tanda pangkat di kerah maupun bahu yang menjadi petunjuk "keberadaannya". Tapi dilihat dari armband yang dikenakannya (Straßenbau), kita bisa tahu bahwa dia adalah anggota RAD, tepatnya Straßenbau Trupp Nr.45 di 'Der Generalinspektor für das Deutsche Straßenwesen'




Foto di atas memperlihatkan seorang sukarelawan Belanda di Waffen-SS yang termuat dalam sebuah buku kecil tentang SD dan SIPO di Belanda. Sedikit informasi didapat menceritakan bahwa orang ini memulai karirnya di Waffen-SS tahun 1941 dan kemudian dipindahkan ke SD di Belanda setelah terluka dalam pertempuran. Dia juga ikut ambil bagian dalam Pertempuran Arnhem tahun 1944. Beberapa aspek dalam foto ini patut untuk dikedepankan: Dia memakai seragam kamuflase Knochensack yang biasa dipakai oleh Fallschirmjäger, dengan tali bahu dan kerah berlambang tengkorak Totenkopf (padahal jelas-jelas dia bukan anggota Totenkopf, apalagi anggota Fallschirmjäger)!


Anggota Divisi Lapangan Luftwaffe ini memakai baju yang dibuat sendiri di lapangan!




Dalam foto kepunyaan Bundesarchiv ini, sekelompok Fallschirmjäger sedang melakukan patroli di sebuah lembah di Italia. Prajurit yang paling dekat dengan kamera membawa serta Karabiner K-98 yang telah dilengkapi dengan bayonet. Yang menarik adalah, ini merupakan salah satu foto SANGAT langka yang memperlihatkan digunakannya seragam kamuflase dengan pola "palm" (kelapa sawit) alias palmentarn


Awak tank dari Divisi Panzergrenadier SS ke-16 "Reichsführer" ini memakai jaket kulit hitam yang biasa dipakai oleh kapten U-boat. Tak terbayangkan panasnya kalau dia memakai jaket tersebut di dalam tank yang sempit dan pengap, apalagi di front Italia tempat unitnya bertugas!


Ketika Austria bergabung dengan Jerman Raya (Anschluss) bulan Maret 1938, diperlukan proses untuk mengganti perlengkapan dan seragam militer negara tersebut menjadi perlengkapan dan seragam Wehrmacht. Foto ini diambil bulan Mei 1938, dan memperlihatkan dengan jelas "evolusi" masih berlangsung : seragamnya sih masih seragam Austria, tapi telah dilengkapi dengan lambang elang Jerman!




Prajurit Fallschirmjäger ini memakai ikat pinggang era Perang Dunia I! Mungkinkah peninggalan bapaknya yang veteran perang? Sepertinya ini adalah foto yang dibuat pasca perang. Perhatikan saja lambang elang Luftwaffe di dada yang tampaknya ditempelkan dengan tangan dan bukannya dijahit menggunakan mesin


Gerd Hein (peraih Ritterkreuz yang berasal dari Hitlerjugend) dengan balutan seragam kancing ganda yang langka. Kemungkinan dibuat pasca perang seperti foto di atas


Perhatikan kanvas proteksi langka yang digunakan prajurit Fallschirmjäger ini untuk membungkus senapan K98-nya!


Perhatikan kanvas pelindung yang digunakan untuk menutup senapan mesin MP38/40 yang digunakan Fallschirmjäger ini. Perhatikan pula posisi senjatanya yang tidak biasa (kayak lagi mangku bayi)!


Fallschirmjäger dengan seragam buatan Italia yang tiada duanya. Cuchoooo!!!




Sumber :
Buku "German Army Uniforms and Insignia 1933-1945" karya Brian L. Davis
Buku
"Rommel's Tropical Army in Original Color" karya Bernd Peitz
Foto koleksi pribadi Gordon Williamson
Foto koleksi pribadi Hundestaffel
Foto koleksi pribadi Joe Slavick
Foto koleksi pribadi Onkel Kurt
Foto koleksi pribadi William "Bill" Petz

www.angelfire.com
www.aufhimmelzuhause.com
www.fjr2.be
www.forum.axishistory.com
www.gmic.co.uk
www.gothicline.wordpress.com

www.militaryphotos.net
www.panzer-archiv.de
www.reibert.info
www.warrelics.eu
www.wehrmacht-awards.com

www.ww2photomuseum.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar