Kamis, 01 Oktober 2009

Konspirasi Antara Nazi, Bankir, Yahudi, Perang Dunia II Dan Israel

Para tokoh utama Perjanjian Versailles tahun yang memporakporandakan ekonomi Jerman yang sedang berkumpul di tempat peristirahatan Woodrow Wilson di Paris, 28 Juni 1919. Duduk dari kiri ke kanan : Pemimpin Prancis Georges Clemenceau, Perdana Menteri Inggris David Lloyd George, Pemimpin Italia Vittorio Orlando, dan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson. Kalau yang di belakang sih itu keroco-keroconya!


Baron Lionel Walter Rothschild, konglomerat Yahudi awal abad ke-20 yang merupakan Zionis sejati dan orang di balik "Deklarasi Balfour" yang memberi kesempatan kepada para Yahudi untuk bermukim di tanah Palestina


Oleh : Sturmmann Heddy Arya Wirasmara

Ribet kan judul artikelnya?

Mengutip kata-kata pak Delly Soewandi, sejarawan mumpuni yang saya kagumi, “All war is based on Deception, and mostly.. it's all business.”. Saya tulis rangkuman ini buat temen2 pecinta Third Reich sebagai persepsi (sudut pandang lain) terhadap semua yang kita tahu tentang Perang Dunia 2, Hitler dan Yahudi dari ensiklopedi2, dokumenter2 dan film2 yang semuanya dibuat oleh media mainstream yang sepenuhnya dikontrol oleh Amerika dan Inggris.*

*bagi yang cinta Fuhrer & ideologi Nazi.. Bisa jadi fakta2 berikut ini akan agak sulit ditelan.

Renungan: “Apa yang terjadi bila nenek moyang kita adalah orang terkaya tujuh turunan seantero jagat nusantara?”. Jawabannya: Kita akan memiliki kekuatan finansial yang menakutkan sehingga mampu mengendalikan secara bayangan kemana arah dan tujuan Republik Indonesia ini.

Begitu pula dengan peradaban manusia secara keseluruhan. Dari awal terciptanya sistem finansial yang menjadi poros penggerak dunia.. para bankir kaya selalu memiliki peran yang besar dalam menentukan arah dan tujuan tak hanya dalam perekonomian negara, tapi juga politik, bahkan perang. Campur tangan para elite inilah yang selalu hadir merubah wajah dunia sampai seperti sekarang ini.

Di Prancis: Banque de Franc & de Rothschild Freres (bank milik Rothschild) memberikan sindikasi pinjaman lunak terbesar untuk Prancis setelah kekalahan Napoleon di Prussia.

Di Amerika: Chase Manhattan Bank, Standard Oil (milik Rockafeller) bersama J.P Morgan mendanai revolusi Bolschevik Lenin, membantu komunisme berkuasa. Nantinya juga mendanai kampanye FD. Roosevelt sehingga bisa duduk menjadi presiden, untuk memastikan keikutsertaan Amerika di Perang Dunia 2.

Di Inggris: The Times, Bank of England, Barclays & Shell (milik Rothschild) keluarga bankir terkaya di Inggris membantu W. Churchill menjadi PM, yang nantinya memprovokasi Hitler untuk membuka front barat di Perang Dunia 2.

Versailes Treaty yang sangat merugikan Jerman, draftnya dikonsep oleh partner bisnis Rothschild & JP. Morgan, yakni jebolan Kuhn, Loeb & Co. yang nantinya membawa Jerman ke resesi ekonomi yang parah. Lucunya, adalah JP. Morgan juga yang pertama kali muncul sebagai dewa penyelamat ekonomi Jerman dengan Dawes Plan! (semacam program rekonstruksi ekonomi seperti IMF untuk Indonesia) yang membuka aliran investasi asing terbesar dalam sejarah masuk ke Jerman, dan membantu Hitler menjadikan Jerman sebagai negara adidaya dengan militer yang menakutkan.

Beberapa bankir yang diketahui mendanai Third Reich, yakni: Rockafeller (Chase Bank & Standard Oil), Henry Ford (Ford Motor Co.), & JP. Morgan (General Electric).

1. IG Farben, supplier terbesar industri perang Jerman (bahan kimia, plastik, karet sintetis, amunisi, dll. mendapat suntikan dana dari Chase Bank, Standard Oil & Ford Motor Co.

2. Fritz Thyssen & Krupp, produsen baja strategis terbesar Jerman mendapat suntikan dana dari Union Banking Corp, Ford Motor Co. & General Electric.

3. OPEL yang merupakan produsen 60% kampfwagen untuk Wehrmacht (panzer & beberapa kendaraan motorized division) merupakan anak prusahaan dari Ford Motor Co.

4. Hampir seluruh alat komunikasi pada mesin perang Jerman disuplai oleh ITT & General Electric.

5. DAPAG (Deutsche-Amerikanische Petrolieum AG) supplier minyak terbesar Jerman yang merupakan industri perang paling strategis, merupakan anak perusahaan Standard Oil.

Bahkan bahan campuran logam untuk armor piercing bullet (peluru tajam penembus armor tank) yang bernama Tungsten, didapat Jerman dari Swedia (satu2nya negara penghasil Tungsten di Eropa Barat) melalui bantuan Lord Charles Bedstone dari Inggris, yang membuat perjanjian dengan Goerring dengan syarat Jerman harus membuka front timur dan menjatuhkan komunisme.

Pada tahun 1933, kesepakatan Haavara (yang dalam bahasa ibrani berarti ‘Relokasi’) dibuat di Berlin antara Reichs Economic Ministry dan Judische Vereinigung fur Deutschland (JVfd) / Komite Yahudi Jerman atas nama Jewish Agency di Tel Aviv (organisasi embrio pemerintahan Israel di palestina). Awalnya untuk impor produk2 Jerman ke Tel Aviv yang menjadi sumber devisa bagi Jerman.

Reichs Economic Ministry pimpinan Hjalmar Schact ini bahkan membantu pembentukan International Trade & Investment Agency (INTRIA) semacam perusahaan PMA yang secara langsung membantu emigrasi yahudi Jerman ke Palestina ditukar dengan investasi. (tercatat sebesar US$ 900.000 investasi masuk ke Jerman melalui INTRIA).

Kemudian pada September 1935, lahir Nuremberg Laws yang ditulis salah satunya oleh hakim agung Dr. Stuckart, yang melarang pernikahan asimilasi antara ras yahudi dan Jerman.

Sebagai reaksi Nuremberg Laws, JVfd mengeluarkan memorandum (semacam fatwa bagi umat yahudi) agar yahudi Jerman menghormati kepentingan rasial rakyat Jerman, dan menekankan bahwa pemisahan ras sepenuhnya adalah demi kebaikan ras yahudi di masa depan. Memorandum tersebut juga berisikan pengakuan bhw bangsa Jerman dan Yahudi sama2 ingin mempertahankan kemurnian ras masing2, termasuk menolak asimilasi (kawin campur). Petikan memorandum ini bahkan sempat dimuat di tabloid Nazi, Der Angriff edisi Desember 1935.

Namun program relokasi yahudi Jerman ke Palestina ini baru benar2 terealisasi berkat jasa perwira SD (Sicherheitdienst / Gestapo) Adolf Eichmann yg mengkoordinir pendeportasian besar2an yahudi Jerman ke Palestina melalui jalan laut yg terus berlangsung sampai tahun 1944.

Kapal-kapal tersebut berangkat dari Hamburg dengan tujuan Haifa di Palestina. Kloter pertama berangkat tahun 1935. kapal-kapal ini bertuliskan ibrani & memasang bendera Nazi sebagai identitas. Tercatat 10.000 yahudi Jerman diemigrasikan dengan cara ini sampai tahun 1939. Sampai tahun 1941, iring-iringan kapal pengangkut emigran yahudi ini masih dikawal oleh minimal sebuah kapal perang Jerman.

Reichs Economic Ministry mencatat pemasukan investasi sebesar 140 juta Reichsmarks melalui program Haavara sebagai imbalan emigrasi 70.000 orang yahudi Jerman ke Palestina sepanjang tahun 1933 s/d 1944.

Sejak pemberlakuan ghetto di Polandia tahun 1939, sampai dengan konfrensi Wannsee yang dipimpin Heydrich tahun 1942, Obersturmbannfuhrer Eichmann punya tugas sampingan, yakni mengevakuasi seluruh yahudi eropa barat ke ghetto2 dan kamp2 konsentrasi yang merupakan kamp pelatihan bagi calon pemukim di Palestina.

Ironisnya, asal muasal fiksi holocaust 6 juta yahudi tewas ini malah berasal dari gagasan seorang oknum SD (Gestapo), yakni seorang ghetto bernama Kurt Gerstein yang mengarang & menyebarkan cerita tentang kamar gas & oven crematorium di kamp2 konsentrasi untuk menakut2i yahudi agar rela mengeluarkan jutaan Reichsmark untuk direlokasi ke Palestina.

Tahun 1944, Reichsfuhrer Himmler malah sempat menugaskan Hakim SS Dr. Konrad Morgen untuk menindak tegas komandan2 kamp konsentrasi yang melakukan pelanggaran HAM. Beberapa DanKamp ditangkap, termasuk salah satunya Amon Goeth (yang di film Schindler’s List digantung sekutu) padahal sebenarnya hanya ditangkap dan dihukum oleh komisi indisipliner yg dipimpin Dr. Morgen ini.

Penggunaan alasan bahwa yahudi Jerman adalah penyebab kekalahan Jerman pada Perang Dunia 1 sebagai materi kampanye Nazi (Hitler yakin bahwa Waldemar von oppenheim, bankir yahudi Jerman pemilik Bank Sal Oppenheim von Cologne, dan bankir2 yahudi Jerman lainnya pemilik Deutsche Bank, Schroder Bank, Dresdner Bank, Commerz Bank, melobby presiden Hindenburg untuk menyerah kalah), sehingga Jerman menderita kerugian yg luar biasa dari perjanjian Versailes dan jatuh ke resesi ekonomi berat, begitu juga dengan kerusuhan Kristallnacht (perusakan toko, pembakaran sinagog & pembunuhan yahudi), semuanya tak lain adalah merupakan propaganda Nazi untuk mengusir para yahudi jerman yg enggan direlokasi.

Berdasarkan laporan resmi dari IRC (Intl. Red Cross) tahun 1979, total populasi yahudi Jerman pada tahun 1933 di wilayah Jerman adalah 500.000 orang, dan jumlah penghuni kamp konsentrasi yg tewas dari wilayah Jerman (Dachau, dll) s/d Polandia (Auschwitz-Birkenau, Sobibor, Treblinka, dll) adalah total 271.304 orang. Entah darimana muncul angka 6 juta? Namun Laporan Red Cross ini langsung dicap anti semit oleh ADL (Anti Defamation League), sebuah komite dunia yang dibuat khusus utk mendukung cerita Holocaust.

Sebelum tahun 1988, ada plakat di Auschwitz yg bertuliskan “4 juta orang mati disini oleh Nazi murderers”. Namun setelah sejarawan polandia Leuchter melakukan riset yg hasilnya ternyata jumlah korban tewas di Auschwitz tidak mencapai angka 1% dari jumlah 4 juta, pada tahun 1990, presiden Polandia Lech Walesa memerintahkan untuk merubah angka di plakat menjadi hanya 1,5 juta orang.

CATATAN & KESIMPULAN

Nazi TIDAK pernah melakukan penjagalan yahudi. Semuanya adalah rekayasa yang diciptakan untuk mencari simpati dunia dalam rangka pembentukan negara Israel di Palestina (Camp David ’48). Semua yg kita lihat di wikipedia, yang kita saksikan di BBC, apalagi di film2, terutama tentang upaya Nazi untuk melakukan pemusnahan masal etnis yahudi, adalah merupakan fiksi belaka.

Ada pakta internasional yang disebut Global Anti-Semitism Review Act (yang sekarang diakui sebagai standar dunia tak ubah layaknya ISO), salah satu butirnya berbunyi: “…mengurangi jumlah korban holocaust yg sebesar 6 juta jiwa, adalah tindakan anti-semit.”

Dan inilah teman2.. yang disebut dengan New World Order (Tatanan Dunia Baru). Dan para bankir kaya itu adalah The Founding Fathers of New World Order.


Sumber :
www.facebook.com
www.images.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar