Kamis, 08 Oktober 2009

SS-Untersturmführer der Reserve Gerardus Mooyman (1923-1987), Non-Jerman Pertama Peraih Ritterkreuz!

SS-Brigadeführer Fritz von Scholz, komandan 11.SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Division Nordland, menganugerahkan Ritterkreuz kepada SS-Sturmmann Gerardus Mooyman tanggal 20 Februari 1943



Gerardus Mooyman tak lama setelah menerima medali Ritterkreuz. Foto ini diambil tahun 1943 di Den Haag dan sekarang menjadi koleksi Dhr. Hoek


Gerardus Mooyman melayani wawancara


Dari kiri ke kanan: Hanns Albin Rauter, Gerardus Mooyman, dan Arthur Seyß-Inquart


Gerardus Mooyman sebagai "Gadis Sampul" majalah Hamburger Illustrierte

 
SS-Rottenführer Gerardus Mooyman dan medali Ritterkreuz-nya


Gerardus Mooyman difoto di musim dingin. Ritterkreuz yang terpasang di lehernya adalah hasil edit yang ditambahkan ke foto

Miniatur Gerardus Mooyman lengkap dengan medali (dan saljunya!)

-->
Oleh : Alif Rafik Khan

Gerardus Mooyman dilahirkan di Apeldoorn, Belanda, tanggal 23 September 1923, dan dibesarkan di keluarga yang memuja segala sesuatu berbau Jerman. Ayahnya adalah pedagang kecil yang roda perekonomiannya tergerus sebagai imbas dari Malaise yang melanda dunia di akhir 1920-an dan awal 1930-an. Sikap pro-Jerman membawa ayahnya untuk bergabung dengan NSB pimpinan Anton Mussert dengan harapan akan memberikan masa depan yang lebih baik. Mooyman menghabiskan masa remajanya dengan mendengar ayahnya bercerita dengan semangat, membangga-banggakan kemampuan Hitler dan Nazi Jerman. Apalagi setelah pasukan Hitler mengobrak-abrik Eropa Barat, ayahnya yang notabene merupakan warganegara Belanda, negara yang kini berada dibawah kolonialisasi Jerman, malah makin tambah bersimpati pada Hitler!

Ayahnya sendiri menginginkan Mooyman untuk meneruskan usaha keluarga, tapi Mooyman lebih memilih karir militer. Tahun 1941 dia mendaftarkan diri secara sukarela ke Brigade Sukarelawan Panzergrenadier SS ke-4 yang anggotanya adalah orang-orang Belanda. Tak lama setelah lulus dari pelatihan, Mooyman langsung dilempar ke front Timur sebagai komandan sebuah unit anti-tank. Dalam Pertempuran Danau Ladoga yang berdarah-darah dia berhasil menghancurkan tidak kurang dari 13 buah tank Rusia, dan atas aksinya yang brilian ini, Mooyman langsun diganjar dengan Ritterkreuz, dan tercatat dalam buku PSPB (WTF?) sebagai sukarelawan non-Jerman pertama yang dianugerahi penghargaan seprestisius itu! Di akhir maa tugasnya di garis depan, Mooyman berhasil menghancurkan 10 tank tambahan sehingga total skornya adalah 23.

Sebagai prajurit non-Jerman pertama yang mendapat Ritterkreuz, maka mesin propaganda Nazi sudah pasti tidak melewatkan berita ini, dan segera namanya menjadi terkenal ke seantero Eropa dan biografi serta kisah bagaimana dia meraih penghargaan tersebut dimuat di koran-koran dan majalah. Tak hanya itu, panglima SS secara pribadi memberi selamat kepadanya, dan Mooyman harus pula menghadiri selusin acara pesta, resepsi, parade dan malam dana. Pokoknya, dia kini telah menjadi semacam role model bagi para pemuda Belanda lainnya!

Mau tahu kisah bagaimana dia mendapatkan Ritterkreuznya? Ini dia kutipan dari sebuah surat kabar masa itu :

“Pada tanggal 13 Februari 1943, seorang pemuda keturunan Belanda berumur 20 tahun secara sendirian berhasil menghancurkan 13 buah tank Soviet dengan bermodalkan senjata anti-tank hasil rampasan dari Prancis, PaK 97/38, dalam suatu serangan gencar musuh di wilayah danau Ilmen. Gerardus Leonardus Mooyman, sukarelawan dari Waffen-SS Freiwilligen-Legion Niederland, menjadi prajurit non-Jerman pertama yang dianugerahi Ritterkreuz. Tapi berdasarkan keterangan jujur dari mulutnya sendiri, dia bukanlah seorang prajurit yang ‘agresif’ dan lebih memilih untuk berlindung di bunker ketika tentara Rusia menyerang. Atasannya yang perwira Jerman asli dengan marah menyeretnya untuk keluar menghadapi musuh dengan menjewer kupingnya, dan Mooyman yang merasa terhina, melampiaskan kemarahannya dengan menembak habis-habisan konvoy tank Soviet yang bernasib sial bergerak ke arahnya!”

Tapi seberapa benarkah artikel ini? Karena ada pula versi lainnya :

“Tanggal 30 Januari 1943 seorang prajurit Belanda yang masih ABG, SS-Sturmmann Gerardus Mooyman (19) dipromosikan menjadi komandan sebuah unit anti-tank. Pasukan Merah menyebu dengan mengandalkan kekuatan jumlah tentaranya yang segambreng di dekat Mga dan berhasil membunuh selusin kru anti-tank SS. Otomatis Legionnya membutuhkan tambahan anti-tank baru, dan Mooyman tidak ragu-ragu untuk membuktikan bahwa dia adalah seorang komandan yang berbakat dengan senjata anti-tank 75mm-nya. Dalam serangan Rusia yang berkelanjutan tersebut Mooyman berhasil menghancurkan beberapa tank musuh yang mendekat. Tak lama dia melihat tank lainnya berusaha untuk menerobos garis pertahanan yang dijaga oleh sukarelawan SS dari Belanda dan Norwegia, dan dengan mental baja dia merangkak mendekati tank sialan tersebut dan menghancurkannya dengan menggunakan bom bakar.

Keesokan paginya pasukan lapis baja Soviet masih belum kapok dan berusaha menembus garis pertahanan Legion Belanda dan Norwegia. Tapi kini mereka harus menghadapi Mooyman dan pasukannya yang sudah bermental baja. Di akhir hari itu, ketika pasukan musuh akhirnya memutuskan untuk menggagalkan serangannya dan balik langkah dari medan pertempuran, 22 cincin kemenangan di cat di barel senjata anti-tank Mooyman untuk prestasinya dalam dua hari itu. Dia dan anak buahnya telah berhasil membantai 13 buah tank musuh hanya dalam satu hari!
Ketika tiba waktunya rotasi kru anti-tank, Mooyman melapor kepada atasannya dan diberitahu bahwa penganugerahan medali Ritterkreuz telah menantinya. Tanggal 20 Februari 1943 secara resmi diadakan upacara penganugerahan medali untuk Mooyman."

Di akhir Perang Dunia II pangkat Mooyman naik menjadi SS-Untersturmführer. Ketika perang berakhir, dia bersama rekan seperjuangannya meyerahkan diri pada pasukan Amerika Serikat dan dijebloskan ke kamp tawanan, tapi berhasil melarikan diri di musim panas tahun 1945. Dia kemudian memutuskan untuk bekerja di sebuah pertambangan di wilayah Duisburg, Jerman. Bulan Maret 1946 Mooyman ditangkap kembali ketika sedang berkunjung ke tanah kelahirannya di Belanda. Saat itu dia terkena homesick dan berniat untuk mengunjungi keluarga dan pacarnya, tapi kemudian berhasil dikenali oleh petugas polisi, yang merupakan salah satu efek ‘negatif’ dari begitu terkenalnya pemuda ini ketika zaman perang, dimana wajahnya bertebaran di banyak koran lokal Belanda! Tapi kemudian bulan Februari 1947 dia berhasil melarikan diri untuk kedua kalinya dan kembali ke Jerman. Rupanya nasib masih belum berpihak pada tokoh kita ini, dan di bulan Agustus tahun yang sama Mooyman harus mendekam di penjara untuk yang ketiga kalinya, kali ini di POW Camp Millingen. Setelah peradilannya di bulan Oktober, Mooyman dipindahkan ke kamp khusus untuk tahanan politik. Dia harus menghabiskan dua tahun disana, dan baru pada akhir Agustus pada Mooyman bisa merasakan udara segar dunia luar.

Dia memutuskan untuk pindah mencari hidup baru di Hoogkerk dimana dia menjadi pemilik pabrik gantungan kertas sekaligus sekretaris sebuah klub sepakbola lokal. Mooyman juga kemudian menikah dan mempunyai satu anak perempuan.

Gerardus Mooyman meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil yang terjadi tanggal 21 Juni 1987 di dekat Anloo, provinsi Drenthe.

Penghargaan yang diraih Mooyman :
- Eiserne Kreuz 2 klasse (Iron Cross kelas kedua)
- Eiserne Kreuz 1 klasse (Iron Cross kelas pertama)
- Ritterkreuz (Knight's Cross)
- Black Wound Badge
- Infantry Assault Badge in Bronze
- Eastern Front Medal

Catatan : Tahukah anda, bahwa Mooyman memberikan Ritterkreuznya yang tak ternilai pada seorang kolektor! Ritterkreuznya yang asli sebenarnya dirampas oleh seorang tentara Amerika Serikat tanggal 4 Mei 1945, seperti yang diceritakannya pada reporter dalam sebuah wawancara tahun 1967. dia kemudian membeli tiruannya sebagai pengganti di Jerman tahun 1950-an, dan itu lah yang diberikannya pada sahabat seperjuangannya yang juga adalah seorang kolektor medali penghargaan. Orang ini telah meninggal beberapa tahun ke belakang, dan anaknya berhasil menjual medali bersejarah peninggalan bapaknya kepada salah seorang kolektor terkenal Belanda yang tinggal di wilayah Rotterdam.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar