Selasa, 04 Maret 2014

Album Foto Tokoh Third Reich Peraih Medali Penerbangan Jerman Dalam Perang Dunia Pertama

PREUßEN FLIEGER-ERINNERUNGSABZEICHEN


Generalmajor Albert Müller-Kahle adalah mantan penerbang dalam Perang Dunia Pertama yang dianugerahi Pour le Mérite tanggal 13 Oktober 1918 atas kesuksesannya mengarahkan tembakan artileri raksasa jarak jauh Jerman ke Paris dari udara sejauh 100km! Dalam Perang Dunia Kedua dia ditugaskan sebagai Komandan Luftwaffe di OKW. Sang peraih PlM ini secara tragis memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri pada tanggal 17 Oktober 1941 gara-gara berselisih paham dengan Generaloberst Heinz Guderian masalah kabel telepon! Dalam kapasitasnya sebagai Kommandeur der Luftwaffe Armee-Oberkommando 9, Albert Müller-Kahle bertanggungjawab terhadap pos-pos pengatur komunikasi Luftwaffe di front depan. Saat dia ingin menyambungkan jalur telepon ke salah satu pos pengontrolnya dalam Unternehmen Barbarossa, Müller-Kahle mendapati bahwa perintahnya tidak mendapat prioritas pertama dari otoritas AD sehingga dia mengajukan komplain ke Generaloberst Heinz Guderian (Oberbefehlshaber Panzergruppe 2), tapi yang ada malah kemudian terjadi perdebatan yang berujung dengan Guderian yang mengatakan padanya: "Kalau begitu, anda tetap mendapat prioritas ketiga!". Merasa malu dan gagal karena usahanya tidak tercapai, tak lama kemudian Müller-Kahle bunuh diri di lapangan udara Brieg. Perlu diketahui bahwa sebelumnya dia juga telah terkena depresi dan mengidap bipolar, jadi peristiwa tersebut seakan menjadi pemicu dari "ketidakberesan" dalam pikirannya. Dalam foto di atas Müller-Kahle masih berpangkat Oberstleutnant (1 Oktober 1936 - 1 Januari 1939), dan kedua orang di belakangnya memakai seragam partai model awal setingkat Kreisleiter. BTW, akhir yang menyedihkan bagi seorang pahlawan perang Jerman...


 Generaloberst Georg von Küchler (Oberbefehlshaber 18. Armee) bersama dengan Generalmajor Philipp Zoch (Höheren Kommandeur der Aufklärungsflieger). Zoch mengenakan medali Flugzeugbeobachterabzeichen (Observer's Badge/Medali Pengamat Udara) serta Preussen Fliegerabzeichen. Yang terakhir didapatkannya saat menjadi pilot Kekaisaran Jerman dalam Perang Dunia Pertama

-------------------------------------------------------------------------------

PREUßEN FLIEGER FLUGZEUGFÜHRERABZEICHEN 


 Generalleutnant Karl Angerstein (4 Desember 1890 – 20 September 1985) pertama kali masuk dinas militer tanggal 25 September 1911 sebagai Fahnenjunker di Infanterie-Regiment 87. Dia lalu menjalani pelatihan terbang dan kemudian ditempatkan sebagai pilot di 4. Flieger-Ersatz-Abteilung, Feld-Flieger-Abteilung dan 3. Bombergeschwader. Seusai perang dia melanjutkan karirnya sebagai pilot untuk polisi perbatasan, dilanjutkan dengan menjadi Gruppenkommandeur di Kampfgeschwader 157 saat Luftwaffe dibentuk tahun 1935. Dia lalu menjadi Geschwaderkommodore untuk Kampfgeschwader 28 (9 Januari 1940 - 16 Juli 1940) dan Kampfgeschwader 1 (17 Juli 1940 - 1 Maret 1942). Angerstein dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 2 November 1940 sebagai Oberst dan Geschwaderkommodore Kampfgeschwader 1 (KG 1) "Hindenburg" / I.Fliegerkorps / Luftflotte 3 sebagai penghargaan atas prestasi unitnya dalam Pertempuran Prancis dan Britania. Setelah malang melintas mengisi posisi yang berhubungan dengan dunia penerbangan, pada tanggal 25 Oktober 1944 dia ganti haluan dengan menjadi Hakim-Perwira di Reichskriegsgericht (Pengadilan Perang Reich). Angerstein ditawan oleh pasukan Amerika tanggal 8 Mei 1945 dan baru dibebaskan tanggal 30 Juni 1947. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Ritterkreuz des königlichen Preußischen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern (17 April 1918); 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Königlichen Preußischen Flugzeugführerabzeichen; Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Dienstauszeuchnung der Wehrmacht I.Klasse 25 jahre; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Luftwaffe Gemeinsames Flugzeugführer-und Beobachter-Abzeichen in Gold mit Brillanten; Frontflugspange für Kampfflieger in Gold; serta Deutsches Kreuz in Gold (16 Juli 1942). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht edisi 19 Agustus 1943 dan 9 Oktober 1943


 General der Flieger Kurt Student (Kommandierender General XI. Fliegerkorps) di atas pesawat transport Junkers Ju 52 "Tante" dalam perjalanan menuju Kreta selama berlangsungnya invasi udara Jerman atas pulau tersebut (20 Mei 1941 - 1 Juni 1941). Medali yang tampak dikenakannya dalam foto ini: Verwundetenabzeichen in Silber, Flugzeugführer-Abzeichen dan Königlichen Preußischen Flugzeugführerabzeichen. Verwundetenabzeichen in Silber yang dia kenakan adalah versi 1939 yang dia dapatkan setelah terluka parah di kepala oleh tembakan peluru tanggal 14 Mei 1940 saat sedang menegosiasikan penyerahan pasukan Belanda di Rotterdam, sementara yang in Schwarz-nya dia dapatkan dalam Perang Dunia Pertama, tepatnya tanggal 2 Mei 1917 setelah terluka dalam pertempuran udara sebagai komandan Jagdstaffel 9



Generaloberst Ernst Udet (26 April 1896 - 17 November 1941) adalah mantan jagoan udara Kekaisaran Jerman dalam Perang Dunia Pertama. Dia adalah salah satu pilot jagoan termuda kali itu dan juga pilot dengan pencapaian tertinggi yang berhasil selamat keluar dari perang (dengan 62 kemenangan udara terkonfirmasi, dia merupakan jagoan udara Jerman paling sukses no.2 dalam Perang Dunia Pertama setelah Manfred von Richthofen!). Dalam Perang Dunia II Udet dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 4 Juli 1940 sebagai General der Flieger dan Generalluftzeugmeister und Chef des Planungsamts der Luftwaffe / Reichsluftfahrtministerium. Kisah hidupnya berakhir tragis saat dia bunuh diri dengan pistol bulan November 1941 setelah mengalami depresi akibat menjadi kambing hitam kegagalan Luftwaffe dalam mengganti jumlah pesawat yang menjadi korban peperangan. Sebelum bunuh diri dia menulis di papan tulis diatas ranjang kematiannya: "Reichsmarschall, mengapa kau mengkhianatiku?". Dalam perjalanan menuju upacara pemakaman Udet, jagoan udara terbaik Luftwaffe saat itu, Oberst Werner Mölders, tewas setelah pesawatnya mengalami kecelakaan di Breslau. Udet dan Mölders kemudian dikuburkan berdampingan di Invalidenfriedhof Berlin. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (24 September 1915); 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse (20 Maret 1916); Königlich Preußisches Militär-Flugzeugführer-Abzeichen; Ehrenbecher für dem Sieger im Luftkampf (17 Agustus 1916); Königlich Württembergische Verdienstkreuz mit Schwertern (4 November 1916); Ritterkreuz des Königlichen Preußen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern (13 November 1917); Pour le mérite (9 April 1918); Lübeckisches Hanseatenkreuz (24 Agustus 1918); Hamburgisches Hanseatenkreuz (17 September 1918); Verwundetenabzeichen 1918 in Silber; Ehrenmedaille Deutscher Aero Club e.V. für besondere Verdienste; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV. Klasse; Gemeinsames Flugzeugführer- und Beobachterabzeichen in Gold mit Brillanten; 1939 Spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; serta Grossoffizierkreuz des Königlich Bulgarische Militär-Verdienstorden mit Schwertern

-------------------------------------------------------------------------------

 KÖNIGREICH BAYERN FLUGZEUGFÜHRERABZEICHEN



 Dari kiri ke kanan: Generalmajor Karl Koller (22 Februari 1898 - 22 Desember 1951) dan Generalmajor Hermann Plocher (5 Januari 1901 - 8 Desember 1980). Koller mengenakan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes dan Königreich Bayern Flugzeugführerabzeichen, sementara Plocher mengenakan Deutsches Kreuz in Gold dan Spanienkreuz in Gold mit Schwertern. Di luar dari itu, keduanya sama-sama mengenakan medali Hrvatska Zrakoplovna Oznaka (Croatian Pilot's Badge) di seragam mereka. Foto kemungkinan besar diambil antara tanggal 26 Agustus 1943 s/d 4 September 1943 saat serah terima jabatan Chef des Generalstabes Luftflotte 3 dari Koller ke Plocher

 

Sumber :
www.forum.axishistory.com 
www.historicalwarmilitariaforum.com
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
www.wehrmacht-awards.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar