Rabu, 09 Juni 2010

Mensur (Duel Anggar Antar Pelajar), Pertandingan Yang Banyak Dilakukan Oleh Tokoh Nazi Jerman Di Masa Mudanya!

Pertandingan mensur yang diadakan pada tahun 1888


Para pelajar organisasi kemahasiswaan Markomannia di Kaiserslautern setelah pertandingan mensur yang diadakan pada era 1920-an. Setelah pertandingan usai, tak ada lagi dendam walaupun darah mengucur deras dari salah seorang duelis. Perhatikanlah tangan mereka yang saling berangkulan bagai maho!


Foto tahun 1928/1929 dari seorang pelajar Jerman bernama Walter Luyken, dengan pedang mensur di genggamannya. Dia bersekolah di Universitas Bonn, dan merupakan seorang duelis mensur sama seperti kebanyakan pelajar Jerman lainnya. Luyken kemudian menjadi seorang usahawan real-estate yang sukses


Gauleiter Adolf Wagner dengan codet di pipi kirinya



Perwira Heer dengan luka codet di pipinya


Tak diragukan lagi, tokoh Nazi veteran mensur paling ngetop adalah si pelopor pasukan komando modern, Otto Skorzeny. Pada masa mudanya, dia merupakan salah satu pemain mensur paling terkenal di Universitas Wina tempat dia belajar. Dia pernah terlibat dalam 13 kali pertandingan mensur, dan Schmiß (arti harfiah: luka bacok) yang kemudian nempel abadi di wajahnya adalah hasil dari pertandingan ke-10 yang diikutinya


Jagoan Stuka Oberst Dr.jur. Ernst Kupfer (1907-1943) mempunyai gurat Schmiß di dagunya yang berasal dari masa saat dia belajar hukum di Universitas Heidelberg dan masuk Burschenschaft (kelompok persaudaraan mahasiswa) Allemannia zu Heidelberg. Dia kemudian menjadi Kommodore St.G.2 Immelmann dan menjadi pemegang pertama posisi sebagai Waffen General der Schlachtflieger sebelum kematiannya yang tragis di bulan November 1943 dalam sebuah kecelakaan pesawat



Generalmajor Karl Lorenz (24 Januari 1904 - 3 Oktober 1964) menjadi komandan Divisi Panzergrenadier "Großdeutschland" periode 1 September 1944 s/d 1 Februari 1945, menggantikan Hasso von Manteuffel dan digantikan Hellmuth Mäder. Dia adalah seorang peraih Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #395 yang didapatkannya tanggal 12 Februari 1944 sebagai Oberst dan Kommandeur Grenadier-Regiment "Großdeutschland". BTW, alat optik yang nongkrong di depan Lorenz namanya adalah 12x60 Richtungsweiser-Fernrohr, jaket yang dikenakannya berasal dari jenis Fellmantel, codet di pipinya adalah hasil Mensur di masa muda, dan kacamata hitam (!) di schirmmütze-nya adalah varian dari Cenkdem (gochenk adem)


Seorang prajurit SS dengan begitu banyak luka goresan Schmiß di wajahnya!


Persiapan pertandingan mensur yang diadakan di Warsawa, Polandia, tahun 2004



Oleh : Alif Rafik Khan

Sebentuk pertarungan satu-lawan-satu - anggar mensur - telah menyebar di Jerman selama berlangsungnya abad ke-16 di antara golongan anak mudanya, terutama di komunitas terpelajar. Kata "mensur" sendiri diambil dari bahasa Jerman, Mensurfechten, yang artinya: bermain anggar di tempat terbatas/ditentukan. Kedua orang duelis memakai pelindung mata yang berjala baja untuk mata melihat. Dada dan bahu dipakaikan pelindung berbahan karet dan syal tebal. Senjata yang digunakan adalah anggar model "schlagers" yang mempunyai ujung mengerucut tajam. Kedua pihak yang berseteru saling berhadapan dan bergantian menyerang, dengan sasaran utama satu-satunya bagian tubuh yang tak terlindungi: wajah lawannya. Ketika kelelahan melanda atau ketika musuh dalam keadaan lengah, maka saat itulah kesempatan utama untuk menebaskan anggar ke wajah, dan akan meninggalkan bekas luka goresan yang biasanya bertahan seumur hidup! Seperti orang bilang, sebuah codet akan menggambarkan karakter wajah dari orang yang mempunyainya. Hasil dari "pertempuran" semacam ini adalah tidak biasa bagi orang normal: Kedua pihak merasakan kepuasan, dimana sang pemenang puas karena menjadi kampiun, sedangkan yang kalah puas karena kini wajahnya telah "dihiasi" tanda lambang keberanian!

Mengejutkannya lagi, permainan anggar dengan tipe seperti di atas - yang tak dapat digolongkan sebagai duel ataupun olahraga, telah bertahan di kalangan terpelajar Jerman sampai detik ini! Anggar mensur modern (yang juga dikenal sebagai anggar akademis) tak dapat digolongkan sebagai olahraga karena disini tak ada yang namanya pemenang atau pecundang. Tapi belekok samidhiennya lagi, ia juga tak bisa disebut sebagai duel karena bukan merupakan penyelesaian akhir dari suatu masalah atau perselisihan. Yang jelas, kemungkinan untuk terluka sangat besar dalam mensur, meskipun dengan terlukanya lawan bukan berarti pertandingan berhenti begitu saja. Saat ini, baik pemerintah Jerman maupun pihak gereja tidak lagi mengadakan larangan terhadap mensur. Gereja telah mencabutnya dari sejak tahun 1988, sedangkan pemerintah telah membatalkan larangannya lebih lama lagi, dari sejak tahun 1953. Larangan itu sendiri telah ada dari sejak tahun 1933, tahun Hitler naik ke tampuk kekuasaan.

Peraturan baru bagi pertandingan mensur saat ini yaitu: "...Tujuan dari mensur adalah mendorong timbulnya keberanian dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sementara dengan kembalinya tradisi zaman pertengahan ini bukan berarti membangkitkan lagi kecenderungan reaksioner yang berbahaya, tapi hanya sekedar penghargaan kepada para leluhur". Bagaimana dengan teknis penanganan senjata dan peraturannya? Satu hal yang bisa ditarik dari "seni" bertanding mensur adalah bahwa sampai dengan abad ke-19, pertandingan ini dijalankan dengan mobil dan tidak diam di tempat. Jarak antara kedua duelis begitu terpisahkan sehingga mereka hanya bisa saling mengenai lawannya masing-masing dengan cara menusukkan anggarnya! Setiap dari mereka memiliki hak untuk membela diri bukan dengan senjata saja, tapi juga bisa dengan jalan menghindari senjata tersebut. Duel akan terus berlanjut sampai darah pertama pada akhirnya keluar. Pada tahun 1850 peraturan baru mensur diperkenalkan, dimana Jarak dipersempit dan permainan anggar tak lagi mobil melainkan statis. Dilarang untuk mundur atau menghindari serangan dengan menggunakan badan. Hanya anggar yang diperbolehkan untuk kegunaan menyerang dan bertahan. Seperti sebelumnya, pertandingan akan terus berlangsung sampai salah satu pihak terkena senjata dan mengeluarkan air mani eh darah. Disinilah kita bisa melihat karakteristik dari sebuah duel yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.

Senjata yang digunakan oleh kedua pihak dinamakan schlager, yang secara sederhana diartikan sebagai "saber/pedang". Tapi bila kita mengartikannya secara harfiah, maka ia bisa juga dinamakan sebagai "tongkat pemukul" (yang sinonim dengan kata Jerman untuk menyebut "raket tenis"). Terjemahan modern bahasa Jerman untuk kata "saber" sendiri adalah "sabel". Bisa dibilang, schlager adalah sebuah senjata kelas kakap, yang mempunyai berat tiga kali dari pedang anggar biasa yang digunakan dalam olahraga!

Pada tahun 1890-an, diperkirakan setiap tahunnya 8.000 orang pelajar Jerman saling bertanding mensur satu sama lain. Medannya adalah di universitas itu sendiri, sementara untuk tempat latihannya, para mahasiswa ini biasa menggunakan kamar khusus di mess mereka. Meskipun mereka memakai pakaian pelindung, tapi bagian wajah (kecuali mata) tetap dibiarkan terbuka guna memberikan "kesempatan" terciptanya codet, yang sama saja dengan mentahbiskan si pelajar sebagai manusia dengan "keberanian dan kepahlawanan luar biasa", juga kemampuan untuk "menahan rasa sakit, baik secara fisik maupun emosional"!

Bila ditantang, maka si pelajar diwajibkan untuk tidak mundur demi menjaga nama baik organisasi persaudaraan mahasiswa tempat dia bergabung (dinamakan dengan "Verbindungen", bisa juga "Burschenschaften" atau "Corps"). Selain itu, dia berhak untuk menantang balik siapapun yang telah melecehkan kehormatan organisasinya. Bila dia tak melakukannya, maka dia terancam untuk dikeluarkan dari organisasi tempat dia bernaung. Sanksi semacam ini juga diberlakukan kepada setiap "perlakuan tidak jantan selama berlangsungnya duel mensur".

Bagi seorang Jerman, "medali" kepahlawanan semacam itu biasanya terdapat di bagian kiri dari wajah, dimana serangan akan datang dari tangan kanan lawannya. Codet semacam ini sama statusnya dengan tato "resmi" yang saat ini diturunkan kepada generasi demi generasi dokter, juri, profesor dan pejabat Eropa, sebagai pertanda bahwa si pemilik telah masuk ke dalam jajaran komunitas elit tertentu. Motivasi lain untuk memiliki codet hasil duel semacam ini juga datang karena kepastian bahwa ia akan menjadi kejaran dari banyak gadis-gadis Jerman, sebab ia melambangkan kejantanan dan kelelakian. Bisa dibilang, jauh banget deh dengan di Indonesia yang faktor kejantanannya dilihat dari seberapa banyak ia mampu merokok (hasil dari korban iklan), padahal kita tahu sendiri bahwa semakin banyak ia merokok, semakin dekat ia pada akhir hidupnya!

Schmiß (codet hasil mensur) merupakan produk dari ego seorang lelaki, juga sama halnya dengan sebentuk perhiasan karena ia akan menjamin si pemakainya mengalami kehidupan yang bergairah di sepanjang sisa hidupnya!

Tentu saja, banyak juga para tokoh zaman Third Reich yang merupakan veteran mensur di masa mudanya, dan ini beberapa di antaranya yang terkenal:
Reichspost minister Franz Seldte
Hauptmann Kurt Schäfer
Dr. Jacob 'Jay' Katz
Gauleiter Paul Wegener
Gauleiter Adolf Wagner
General der Infanterie Hans Krebs (Corps "Suevia" zu Heidelberg im KSCV)
Oberst Johannes Steinhoff
Oberstleutnant Wilhelm Walther
SS-Obersturmbannführer Otto Skorzeny
SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Polizei Hermann Behrends
SS-Gruppenführer Heinz Reinefarth
General der Panzertruppe Dr. med. dent. Karl Mauss, Burschenschaft "Germania" Hamburg
Oberst Dr. iur. Ernst Kupfer, Burschenschaft "Alemannia" zu Heidelberg



Sumber :
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.markomannia-kl.de
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
www.wehrmacht-awards.com

------------------------------------------------------------------------------

 SS-Standartenführer Günther Anhalt (23 Januari 1906 – 27 April 1945) bergabung dengan Partai Nazi tanggal 1 Juli 1932 dan merupakan salah satu dari 240 prajurit pertama yang menjadi anggota SS-Stabswache Berlin (cikal bakal Leibstandarte SS Adolf Hitler) tahun 1933. Dalam Perang Dunia II Anhalt menjadi perwira di Divisi LSSAH sebelum ditransfer ke SS-Polizei-Division tanggal 22 November 1943 karena masalah kecanduan minum AO (Anggur Orangtua), meskipun notabene dia adalah seorang perwira tempur jempolan! Bersama unit barunya Anhalt terlibat dalam operasi anti-Partisan yang brutal dimana kedua belah pihak jarang memberi ampun pada tawanan yang tertangkap. Dalam situasi seperti inilah kualitas Anhalt makin menjadi-jadi. Berkali-kali dia menyelesaikan misi yang dibebankan kepadanya dengan brilian sehingga berkali-kali pula direkomendasikan untuk mendapatkan DKiG (Deutsches Kreuz in Gold) atau RK (Ritterkreuz), tapi baru pada rekomendasi yang kesekian medali tersebut berhasil didapat! Anhalt dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 12 Agustus 1944 sebagai Kommandeur SS-Polizei-Regiment 2 / 4.SS-Polizei-Panzergrenadier-Division / Kampfgruppe "Von Gottberg" / Heeresgruppe Mitte setelah operasi anti-partisan besar-besaran yang mendatangkan "hasil" sebagai berikut: 734 musuh yang terbunuh, 524 tawanan, dan 12 senapan mesin berat, 4 senapan anti-tank, 29 senapan mesin ringan, 221 karabiner, 12 pistol, 54 ranjau, lebih dari 1000kg bahan peledak, serta 1 transmitter jarak pendek Inggris yang berhasil dirampas. Dari pihaknya Anhalt hanya kehilangan 41 orang prajurit yang tewas dan 148 yang terluka! Dia ikut serta dalam Pertempuran Berlin dan gugur tanggal 27 April 1945. Jenazahnya dikebumikan di taman villa milik Reichsminister Joseph Goebbels yang saat itu dijadikan sebagai pos komando darurat! Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Julleuchter (16 Desember 1935); SS-Zivilabzeichen (31.272); Ehrenwinkel für Alte Kämpfer; Totenkopfring; Ehrendegen; Medaille zur Erinnerung an den 1. Oktober 1938 mit Spange Prager Burg; Eisernes Kreuz II.Klasse (16 Oktober 1939) dan I.Klasse (25 Juni 1940); Verwundetenabzeichen in Schwarz (8 Oktober 1939); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (7 September 1940); SS-Dienstauszeichnung 3. und 4. Stufe (31 Desember 1940); Tapferkeitsorden 4. Klasse 1. Grad (Bulgaria, 6 Juli 1942); Ordinul Steaua Romaniei Officer IV.Klasse (Rumania, 3 September 1942); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Bandenkampfabzeichen in Silber (1944); Deutsches Kreuz in Gold (16 Juni 1944); serta  Nahkampfspange in Bronze (31 Agustus 1944)


 Major der Reserve Dr.jur. Albert Bausch (2 Juli 1904 - 29 Agustus 1944) bergabung dengan 4.Batterie / Artillerie-Regiment 75 pada tanggal 21 Desember 1937. Pada bulan Desember 1940 dia berstatus sebagai Führerreserve (cadangan aktif) untuk belajar cara pengoperasian StuG (Sturmgeschütz). Pada awal kampanye Jerman di Rusia, dia merupakan anggota Sturmgeschütz-Abteilung 275. Setelah sempat dipindahkan ke Sturmgeschütz-Abteilung 226, Bausch lulus dari pendidikan komandan Sturmartillerie pada tanggal 1 Oktober 1943 dan langsung dipercaya sebagai Komandan Sturmgeschütz-Abteilung 286. Pada bulan Desember 1943 Bausch dengan sukses memimpin unitnya menghancurkan lebih dari 70 tank Rusia, ditambah dengan 21 senjata anti-tank serta beberapa bunker pertahanan musuh. Sampai saat itu Bausch pribadi tercatat telah menghancurkan 29 tank. Atas prestasinya tersebut dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 10 Februari 1944 sebagai Hauptmann der Reserve dan Kommandeur Sturmgeschütz-Abteilung 286 / LII.Armeekorps / 8.Armee / Heeresgruppe Süd. Sebagai tambahan, dia juga naik pangkat menjadi Major d.R. Beberapa bulan kemudian, sang komandan pemberani gugur dalam pertempuran di Piatra Neamt (Rumania). Bausch dinominasikan untuk mendapatkan Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes. Heerespersonalamt menerima proposal penganugerahannya pada tanggal 11 Oktober 1944. Sayangnya, proses lebih lanjut kasus ini tidak terdokumentasikan, meskipun bisa dipastikan bahwa dia telah tertolak. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (13 Juni 1940) und I.Klasse (6 Oktober 1942); Verwundetenabzeichen in Silber; Allgemeine-Sturmabzeichen; serta Deutsches Kreuz in Gold (4 Juli 1943)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar