Selasa, 29 Juni 2010

SS-Obergruppenführer Felix Steiner (1896-1966), Salah Satu Jenderal Waffen-SS Paling Inovatif!

Felix Steiner berfoto sebagai SS-Oberführer dengan medali Ritterkreuz


Felix Steiner berfoto sebagai SS-Obergruppenführer dengan medali Schwerter


Felix Steiner berfoto sebagai SS-Gruppenführer dengan medali Eichenlaub


Felix Steiner berfoto sebagai SS-Gruppenführer dengan medali Ritterkreuz


Oleh : Alif Rafik Khan

Felix Steiner adalah salah seorang yang disebut-sebut sebagai jenderal SS paling inovatif dan cerdik dalam Perang Dunia II. Karirnya meningkat pesat semenjak memimpin Resimen "Deutschland" dengan brilian, sehingga akhirnya ditunjuk langsung oleh Himmler untuk membentuk Divisi Panzer "Wiking".

Felix Martin Julius Steiner dilahirkan tanggal 23 Mei 1896 di Stallupönen, Prusia Timur.

Pada tahun 1914, dengan Jerman di ambang Perang Dunia I, Steiner bergabung dengan Korps Perwira Prusia sebagai kadet. Selama berlangsungnya perang tersebut, dia dianugerahi Iron Cross kelas pertama dan kedua, dan menyudahi peperangan dengan pangkat Oberleutnant.

Setelah perang, Steiner memimpin sebuah unit Freikorps di kota Memel yang terletak di Prusia Timur. Dia bergabung kembali dengan Angkatan Darat pada tahun 1922, dan pada tahun 1933 dia sudah berpangkat Major.

Setelah Nazi naik ke tampuk kekuasaan, Steiner masuk staff Reichswehr dan mulai mengerjakan pengembangan pelatihan teknik dan taktik baru untuk militer Jerman.

Di saat inilah dia begitu terpengaruh oleh doktrin-doktrin dari Schutzstaffel (SS) dan Sturmabteilung (SA). Dia begitu terpesona oleh teknik pelatihan SS-Verfügungstruppen (SS-VT, cikal-bakal Waffen-SS) yang mengedepankan hubungan informal dan saling percaya di antara para prajurit dan perwiranya, sesuatu yang jarang terjadi di tubuh Angkatan Bersenjata Jerman yang begitu kaku ala otokrasi Prusia kuno. Pada tahun 1935, akhirnya Steiner bergabung dengan SS dan langsung diserahi komando sebuah batalion di pasukan SS-VT. Hanya dalam jangka waktu satu tahun saja pangkatnya telah naik menjadi SS-Standartenführer (kolonel) dan juga memegang pimpinan Resimen SS-Deutschland!

Ketika Perang Dunia II pecah, Steiner mempunyai pangkat SS-Oberführer dan masih menjadi komandan SS-Deutschland. Dia memimpin pasukannya dalam invasi ke Polandia dan melalui Pertempuran Prancis dengan baik sekali, sehingga membuatnya dianugerahi Ritterkreuz tanggal 15 Agustus 1940.

Setelah kampanye perang pertama tersebut berakhir, Steiner dipilih oleh SS-Reichsführer Heinrich Himmler untuk mengawasi langsung pembentukan sebuah divisi baru Waffen-SS yang sebagian besar anggotanya akan dipilih dari para sukarelawan negara-negara Eropa Barat dan Utara. Divisi tersebut mendapat nama panggilan "Wiking", dan rajuritnya berasal dari keturunan Belanda, Walonie, dan Skandinavia yang termasuk pula Resimen Frikorps Danmark.

Dalam tubuh Divisi Wiking, Steiner menciptakan sebuah formasi pasukan yang cakap hasil bentukan dari berbagai bangsa yang berbeda karakteristik (sesuatu yang tidak mudah tentunya!). Dia telah memimpin mereka dengan sama cakapnya dalam begitu banyak pertempuran-pertempuran brutal di Front Timur, dari tahun 1941 sampai dengan pengangkatannya sebagai komandan dari III (Germanic) SS Panzer Corps.

Meskipun telah muncul beberapa peristiwa yang terdokumentasi oleh para sejarawan yang menggambarkan bahwa divisi ini telah terlibat dalam kejahatan perang dan pembantaian rakyat sipil tidak bersalah, tapi catatan pertempuran resmi dari Wiking sendiri tidak pernah menceritakan sedikitpun mengenai hal-hal yang dituduhkan tersebut. Steiner mempunyai pendapat pribadi tentang 'Commissar Order': "Tak ada satupun komandan unit yang berpikiran rasional dapat menjalankan perintah seperti itu!" Dia berkeyakinan bahwa hal tersebut bertentangan dengan perilaku serdadu ideal, akan berakibat pada runtuhnya disiplin militer, dan sama sekali tidak memberikan keuntungan bagi moral tentara dalam pertempuran. Bahkan jika hal tersebut mempunyai dasar yang kuat, Steiner merasa bahwa dia akan tetap memerintahkan pasukannya untuk mengabaikan sama sekali perintah tersebut!

Bagi anda yang masih bingung dengan apa itu Commissar Order atau Kommissarbefehl, ia adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Hitler langsung yang memerintahkan setiap pejabat partai komunis yang tertangkap di antara pasukan Soviet untuk segera dijatuhi hukuman mati. Peraturan ini dimulai dari sejak bermulanya Operasi Barbarossa (penyerbuan Jerman ke negeri Rusia) pada tanggal 22 Juni 1941.

Pada bulan Januari 1945, Steiner bersama dengan III (Germanic) SS Panzer Corps diungsikan dari kantong Kurland yang terkepung untuk membantu menghalau pasukan penyerbu di tanah air Jerman.

III (Germanic) SS Panzer Corps diperbantukan di bawah Grup Tentara Vistula dan di bawah SS Panzer Armee ke-11 yang baru dibentuk (meskipun pasukan ini hanya eksis di atas kertas saja!). Ketika pasukan Soviet telah mencapai wilayah Oder, SS Panzer Armee ke-11 menjadi tidak berfungsi sehingga III (Germanic) SS Panzer Corps dipindahkan ke 3. Panzer Armee Jerman sebagai pasukan cadangan selama berlangsungnya ofensif Soviet yang penghabisan di kota Berlin. Selama Pertempuran Halbe, yang merupakan pertempuran besar pertama dari ofensif tersebut, Generaloberst Gotthard Heinrici (komandan Grup Tentara Vistula) mentransfer sebagian besar dari divisi-divisi yang bernaung di bawah III SS Panzer Corps ke Tentara ke-9 Jerman di bawah pimpinan General der Infanterie Theodor Busse.

Steiner selalu menjadi salah satu komandan favorit Hitler, yang mengagumi tekadnya untuk "membereskan pekerjaan secepat dan sebaik mungkin", dan juga fakta penting bahwa dia telah menyerahkan kesetiaannya kepada Waffen-SS dan bukannya ke Korps Perwira Prusia seperti kebanyakan rekan sejawatnya. Joseph Goebbels tidak lupa memuji Steiner dalam tulisan yang dibuatnya pada tanggal 1 Maret 1945: "Dia begitu enerjik dan selalu mempunyai tujuan jelas dalam setiap tindakannya. Setiap tugas yang diembankan kepadanya selalu dikerjakan dengan penuh kesungguhan."

Pada tanggal 21 April 1945, Front Belorusia Soviet pimpinan Marsekal Zhukov telah berhasil menembus pertahanan Jerman di Seelow Heights. Melihat keadaan ini Hitler menjadi panik dan, tanpa melihat pada fakta yang ada di lapangan, dia memerintahkan unit-unit amburadul yang berada di bawah komando Detasemen Tentara Steiner (Armeeabteilung Steiner) untuk segera membendung gempuran tersebut. Kenyataannya, Detasemen Tentara Steiner lebih pantas disebut sebagai korps dibandingkan dengan sebuah grup Tentara.

Hitler memerintahkan Steiner untuk melakukan serangan balasan ke sisi utara dari ruang lowong pasukan Soviet yang terbuka setelah terobosan Front Belorusia ke-1. Serangan ini akan dikoordinasikan dengan serangan lain dari Tentara ke-9 di bawah Busse yang akan menyerbu dari selatan sehingga membentuk sebuah capit penjepit. Untuk membantu serangan ini, Steiner telah diserahi tambahan tiga buah divisi yang berasal dari Korps Tentara CI dari Tentara ke-9: Divisi Polizei SS ke-4, Divisi Jäger ke-5, dan Divisi Panzergrenadier ke-25. Ketiga divisi tersebut semuanya berada di sebelah utara dari Kanal Finow yang tepat di sebelah utara dari pasukan Zhukov. Korps Panzer LVI pimpinan Helmuth Weidling yang masih berada di timur Berlin (dengan sisi utaranya menyembul di bawah Werneuchen) juga akan ikut berpartisipasi dalam rencana serangan Steiner.

Tiga divisi dari Korps Tentara CI akan datang menyerbu dari arah selatan, dari Eberswalde di Kanal Finow melalui posisi Korps Panzer LVI. Ketiga divisi tersebut berada sekitar 24 kilometer (15 mil) di sebelah timur Berlin, dan diharapkan serangan terpadu tersebut akan membelah dua Front Belorusia ke-1 sehingga mudah untuk dihancurkan.

Steiner menghubungi Heinrici dan memberitahukannya bahwa rencana tersebut tak mungkin dapat diimplementasikan karena Divisi Jäger ke-5 dan Divisi Panzergrenadier ke-25 berada dalam posisi defensif sehingga tak dapat difungsikan untuk menyerang sebelum Divisi Angkatan Laut II datang untuk menggantikan posisi mereka. Hal ini membuat unit yang siap untuk dikerahkan hanyalah dua buah batalion dari Divisi Polizei SS ke-4, dan mereka pun tidak mempunyai alat tempur yang memadai!

Berdasarkan keterangan dari Steiner, Heinrici menghubungi lewat telepon General der Infanterie Hans Krebs, Kepala Staff dari Staff Jenderal Jerman di Komando Tinggi Angkatan Darat (Oberkommando des Heeres atau OKH) dan memberitahukannya bahwa rencana penyerangan tersebut tak dapat dilaksanakan. Heinrici meminta izin untuk berbicara langsung dengan Hitler, tapi kemudian diberitahu bahwa Hitler terlalu sibuk untuk menjawab teleponnya.

Tanggal 22 April 1945, dalam pertemuan yang digelar di sore hari beserta dengan staffnya, Hitler menjadi sadar bahwa Steiner tidak akan segera memulai serangan yang sangat diharapkannya. Di saat itulah dia benar-benar murka dan memuntahkan segala sumpah serapah bahwa Jerman telah kalah perang, dan para jenderal kepercayaannya lah yang menjadi penyebab utamanya! Dia mengumumkan akan tetap tinggal di Berlin sampai akhir, dan kemudian membunuh dirinya di tengah-tengah reruntuhan kota tersebut.

Pada hari yang sama, Generalleutnant Rudolf Holste diserahi beberapa pasukan Steiner yang masih tersisa sehingga dia dapat ikut berpartisipasi dalam sebuah rencana baru untuk membebaskan Berlin dari kepungan Sekutu. Holste akan menyerang dari arah utara sementara General der Panzertruppe Walther Wenck akan menyerang dari barat dan Theodor Busse dari selatan. Seperti diduga sebelumnya, serangan yang mengandalkan pasukan yang sudah cerai berai, lelah dan runtuh moralnya ini tidak mendatangkan hasil positif. Tanggal 27 April 1945, pasukan Soviet yang menyerbu ke arah selatan dan utara Berlin pada akhirnya bertemu di bagian barat dari kota tersebut. Dengan ini berakhirlah riwayat Berlin!

Setelah penyerahan Jerman, Steiner dipenjarakan sampai dengan tahun 1948. Dia menghadapi tuntutan Sekutu dalam Pengadilan Nürnberg, tapi semua tuduhan tersebut ternyata kemudian dibatalkan karena tidak terbukti, sehingga Steiner pada akhirnya dibebaskan. Dia membaktikan dekade terakhir dari kehidupannya dengan menulis sebuah memoar dan beberapa buku lain tentang perang.

Felix Steiner meninggal dunia pada tanggal 12 Mei 1966.

Promosi dan penghargaan:
* 1 Juni 1936: Masuk ke SS-Verfügungstruppe sebagai SS-Standartenführer
* Memulai Perang Dunia II sebagai SS-Oberführer
* 15 Agustus 1940: penganugerahan Ritterkreuz
* 9 November 1940: dipromosikan menjadi SS-Brigadeführer
* 1 Januari 1942: dipromosikan menjadi SS-Gruppenführer
* 22 April 1942: penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold
* 23 Desember 1942: penganugerahan Eichenlaub
* 1 Juli 1943: dipromosikan menjadi SS-Obergruppenführer
* 10 Agustus 1944 penganugerahan Schwerter
* Disebutkan dalam Wehrmachtbericht

Komando:
* 1 Juni 1936 - 1 Desember 1940: Komandan Resimen SS "Deutschland"
* 1 Desember 1940 - 1 Januari 1943: Panglima Divisi SS-Germania (mot),
* 31 Desember 1940: Divisi SS-Germania berganti nama menjadi Divisi SS-Wiking
* 9 November 1942: SS-Wiking dirubah menjadi Divisi Panzergrenadier .5 SS-Wiking
* 10 Mei 1943 - 9 November 1944: Komandan III (Germanic) SS Panzer Corps
* 26 November 1944 - 5 Maret 1945: Panglima XI. SS Panzer Armee
* Komandan III (Germanic) SS Panzer Corps di 3. Panzer Armee
* 21 April 1945: Komandan Detasemen Tentara Steiner


Sumber :
www.en.wikipedia.org
www.korps-steiner.de
www.ww2aircraft.net


Tidak ada komentar:

Posting Komentar